rancangan peraturan tersebut dinyatakan tidak lolos evaluasi maka Pemda bersama DPRD harus melakukan penyempurnaan.
2.3.2 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pendapatan Daerah Berdasarkan undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 yang direvisi
menjadi undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sumber-sumber
penerimaan daerah terdiri atas : a. Pendapatan Asli daerah
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD terdiri atas; Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan
Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya Lain-lain PAD yang sah
b. Dana Perimbangan Dana perimbangan terdiri atas; Bagian daerah dari
penerimaan pajak penghasilan perseorangan, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan
Bangunan BPHTB, dan penerimaan dari sumber daya alam SDA; Dana Alokasi Umum DAU; dan Dana Alokasi Khusus
DAK c. Pinjaman Daerah
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1999, yang telah direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004 membolehkan pemerintah
daerah untuk melakukan pinjaman yang bersumber dari dalam negeri atau bersumber dari luar negeri dengan persetujuan
pemerintah pusat untuk membiayai sebagian anggrannya. Pinjaman dalam negeri dapat bersumber dari pemerintah pusat
danatau lembaga komersial, atau melalui penerbitan obligasi daerah.
Pinjaman luar negeri dimungkinkan dilakukan daerah, namun mekanismenya harus melalui pemerintah pusat. Ketentuan
mengenai pinjaman daerah selanjutnya diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman daerah.
d. Lain-lain Penerimaan yang Sah Lain-lain penerimaan daerah yang sah mencakup hibah
barang atau uang dan atau jasa, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi Adisasmita, 2011 4:9
2. Belanja Daerah Pemerintah daerah menetapkan target pencapaian kinerja setiap
belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan. Tujuannya untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Belanja daerah dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. a. Belanja tidak langsung
Merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program. Kelompok belanja tidak
langsung ini terdiri atas ; Belanja Pegawai, Belanja Bunga, subsidi, Hibah dan Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil Pajak,
Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tak Terduga. b. Belanja langsung
Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung
dari suatu
kegiatan terdiri
atas ;
Belanja Pegawai
HonorariumUpah, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal 3. Pembiayaan Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 pasal 1 ayat 54, Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan bersumber dari : a. Penerimaan pembiayaan mencakup ; Sisa lebih perhitungan
anggaran tahun anggaran sebelumnya, Pencairan dana cadangan, Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, Penerimaan
pinjaman daerah, Penerimaan kembali pemberian pinjaman dan Penerimaan piutang daerah
b. Pengeluaran pembiayaan mencakup; Pembentukan dana cadangan, Penyertaan modal investasi pemerintah daerah,
Pembayaran pokok utang dan Pemberian pinjaman daerah.
2.3.3 Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Berbasis Kinerja