Overall Equipment Effectiveness Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

2. TPM ditetapkan sebagai sistem preventive maintenance untuk memperpanjang umur seluruh peralatan. 3. TPM dilaksanakan oleh berbagai departemen teknik, produksi, pemeliharaan 4. TPM melibatkan setiap karyawan, dari manajemen puncak kepada pekerjaoperator di lantai produksi. 5. TPM didasarkan pada pengembangan dari sistem maintenance berdasarkan preventive ma intena nce melalui manajemen motivasi: autonomous small group a ctivities .

3.3. Overall Equipment Effectiveness

OEE Overa ll Equipment Effectiveness OEE adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan tingkat efektivitas peralatan. Dengan metode ini TPM berusaha untuk memaksimalkan output dengan mempertahankan kondisi operasi yang ideal dan peralatanmesin berjalan dengan efektif. Sebuah peralatan yang mengalami breakdown, penurunan kecepatan, atau kurang presisi dan menghasilkan produk cacat maka peralatanmesin tidak beroperasi secara efektif. Untuk mencapai Overall Equipment effectiveness, TPM bekerja untuk menghilangkan six big losses enam kerugian besar yang merupakan hambatan berat. Secara garis prosedur perhitungan Overall Equipment Effectiveness ditunjukkan pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Equipmen t Six Big Losses Loa ding Time Operating Time Downtime Losses Net Operating Time Speed Losses Equipment and process failure Set-up and adjusment Idling and minor stoppages Reduce speed Valuable operating time Defect loss Defect in process Reduce yield Calculation of Overall Equipment Effectiveness Availability = loading time-downtime x 100 Loading time Performance Efficiency = Theoritical cycle time x process amount x 100 Operating time Rate of Quality Product = Process amount – defect amount x 100 Process amount OEE = Availability x Performance Efficiency x Rate of Quality Product Gambar 3.1. Tahap Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE Sumber: Nakajima,S.1998

3.3.1. Availability

Availability adalah pengukuran downtime losses meliputi setiap kejadian yang dapat memberhentikan produksi yang direncanakan untuk waktu yang cukup panjang Vorne, 2002. Menurut Nakajima 1998 availability merupakan rasio operation time terhadap waktu loading time-nya sehingga untuk menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari: a. Operation time b. Loading time c. Downtime Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut: Availability = Availability = ……………………… Pers 1 Universitas Sumatera Utara Loa ding time adalah waktu yang tersedia availability per hari atau per bulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan planned downtime. Loa ding time = Tota l a va ila bility – planned downtime Pla nned downtime adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan scheduled maintenance atau kegiatan manajemen lainnya. Opera tion time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin non-operation time, dengan kata lain operation time adalah waktu operasi tersedia availability time setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total availability time yang direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesinperalatan equipment failure mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan.

3.3.2. Performance Efficiency

Performa nce efficiency adalah pengukuran speed loss yang meliputi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan proses operasi kurang dari kecepatan maksimum yang mungkin ketika dijalankan Vorne, 2002. Menurut Na kajima 1998 performance efficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed ra te dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi operation time. Universitas Sumatera Utara Opera tion speed ra te merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya theoreticalideal cycle time dengan kecepatan aktual mesin actual cycle time. Opera tion speed ra te= Net Opera tion ra te = Net opera tion ra te merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses process amount dikali actual cyle time dengan operation time. Net opera tion time berguna untuk menghitung rugi yang diakibatkan oleh minor stoppa ge dan menurunnya kecepatan produksi reduced speed. Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency: 1. Ideal cycle waktu siklus ideal 2. Processed amount Jumlah produk yang diproses 3. Operation time waktu operasi mesin Performance efficiency dapat dihitung dengan: Performa nce efficiency = net operating x operating speed rate Performa nce efficiency = Performa nce efficiency ………………. pers 2

3.3.3. Rate of Quality Product

Ra te of Qua lity Product adalah pengukuran quality loss yang memperhitungkan produk yang tidak memenuhi standar kualitas, termasuk setiap Universitas Sumatera Utara item yang memerlukan pengerjaan ulang Vorne, 2002. Menurut Na kajima 1998 rate of quality product merupakan rasio jumlah produk yang baik terhadap total produk yang diproses. Rate of quality product memperhatikan dua faktor berikut: a. Processed amount jumlah yang diproduksi b. Defect amount jumlah produk yang cacat Ra te of Qua lity Product da pa t dihitung dengan: Rate of Quality Product 100 .… pers 3 overa ll equipment effectiveness dapat dihitung dengan: pers 4 Kondisi ideal nilai Overall Equipment Effectiveness OEE adalah a. Availability ≥ 90 b. Performance Efficiency ≥ 95 c. Rate of quality Product ≥ 99 Sehingga, nilai overall equipment effectiveness yaitu: 0.90 x 0.95 x 0.99 x 100 = 85

3.4. Six Big Losses