2. TPM ditetapkan sebagai sistem preventive maintenance untuk memperpanjang umur seluruh peralatan.
3. TPM dilaksanakan oleh berbagai departemen teknik, produksi, pemeliharaan 4. TPM melibatkan setiap karyawan, dari manajemen puncak kepada
pekerjaoperator di lantai produksi. 5. TPM didasarkan pada pengembangan dari sistem maintenance berdasarkan
preventive ma intena nce melalui manajemen motivasi: autonomous small group
a ctivities .
3.3. Overall Equipment Effectiveness
OEE
Overa ll Equipment Effectiveness
OEE adalah perhitungan yang
digunakan untuk menentukan tingkat efektivitas peralatan. Dengan metode ini TPM berusaha untuk memaksimalkan output dengan mempertahankan kondisi
operasi yang ideal dan peralatanmesin berjalan dengan efektif. Sebuah peralatan yang mengalami breakdown, penurunan kecepatan, atau kurang presisi dan
menghasilkan produk cacat maka peralatanmesin tidak beroperasi secara efektif.
Untuk mencapai Overall Equipment effectiveness, TPM bekerja untuk menghilangkan six big losses enam kerugian besar yang merupakan hambatan
berat. Secara garis prosedur perhitungan Overall Equipment Effectiveness
ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Equipmen t
Six Big Losses Loa ding Time
Operating Time
Downtime Losses
Net Operating
Time Speed
Losses Equipment and
process failure Set-up and
adjusment Idling and minor
stoppages Reduce speed
Valuable operating
time Defect loss
Defect in process Reduce yield
Calculation of Overall Equipment Effectiveness
Availability = loading time-downtime x 100 Loading time
Performance Efficiency = Theoritical cycle time x process amount x 100 Operating time
Rate of Quality Product = Process amount – defect amount x 100
Process amount OEE = Availability x Performance Efficiency x Rate of Quality Product
Gambar 3.1. Tahap Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE
Sumber: Nakajima,S.1998
3.3.1. Availability
Availability adalah pengukuran downtime losses meliputi setiap kejadian yang dapat memberhentikan produksi yang direncanakan untuk waktu yang cukup panjang
Vorne, 2002. Menurut Nakajima 1998 availability merupakan rasio operation time terhadap waktu loading time-nya sehingga untuk menghitung availability mesin
dibutuhkan nilai dari: a.
Operation time b.
Loading time c.
Downtime Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Availability = Availability =
……………………… Pers 1
Universitas Sumatera Utara
Loa ding time adalah waktu yang tersedia availability per hari atau per
bulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan planned downtime. Loa ding time = Tota l a va ila bility
– planned downtime Pla nned downtime
adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan scheduled maintenance atau kegiatan manajemen lainnya.
Opera tion time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu
downtime mesin non-operation time, dengan kata lain operation time adalah
waktu operasi tersedia availability time setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total availability time yang direncanakan. Downtime mesin adalah waktu
proses yang seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesinperalatan equipment failure mengakibatkan tidak ada output yang
dihasilkan.
3.3.2. Performance Efficiency
Performa nce efficiency adalah pengukuran speed loss yang meliputi
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan proses operasi kurang dari kecepatan maksimum yang mungkin ketika dijalankan Vorne, 2002. Menurut Na kajima
1998 performance efficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed ra te
dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan
proses produksi operation time.
Universitas Sumatera Utara
Opera tion speed ra te merupakan perbandingan antara kecepatan ideal
mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya theoreticalideal cycle time dengan kecepatan aktual mesin actual cycle time.
Opera tion speed ra te= Net Opera tion ra te
= Net opera tion ra te
merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses process amount dikali actual cyle time dengan operation time. Net
opera tion time berguna untuk menghitung rugi yang diakibatkan oleh minor
stoppa ge dan menurunnya kecepatan produksi reduced speed.
Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency: 1.
Ideal cycle waktu siklus ideal 2.
Processed amount Jumlah produk yang diproses 3.
Operation time waktu operasi mesin Performance efficiency dapat dihitung dengan:
Performa nce efficiency = net operating x operating speed rate
Performa nce efficiency =
Performa nce efficiency ……………….
pers 2
3.3.3. Rate of Quality Product
Ra te of Qua lity Product adalah pengukuran quality loss yang
memperhitungkan produk yang tidak memenuhi standar kualitas, termasuk setiap
Universitas Sumatera Utara
item yang memerlukan pengerjaan ulang Vorne, 2002. Menurut Na kajima 1998 rate of quality product merupakan rasio jumlah produk yang baik terhadap
total produk yang diproses. Rate of quality product memperhatikan dua faktor berikut:
a. Processed amount jumlah yang diproduksi
b. Defect amount jumlah produk yang cacat
Ra te of Qua lity Product da pa t dihitung dengan: Rate of Quality Product
100 .… pers 3
overa ll equipment effectiveness dapat dihitung dengan:
pers 4
Kondisi ideal nilai Overall Equipment Effectiveness OEE adalah a.
Availability ≥ 90
b. Performance Efficiency
≥ 95 c.
Rate of quality Product ≥ 99
Sehingga, nilai overall equipment effectiveness yaitu: 0.90 x 0.95 x 0.99 x 100 = 85
3.4. Six Big Losses