penelitian Pandian et al 2004 dikatakan bahwa populasi Northwest India berpengetahuan yang kurang tentang stroke. Menurut penelitian Hickey et al
2009 di Northen Ireland yang menunjukkan bahwa 50 responden yang dapat mengenal faktor resiko dan gejala klinis stroke, maka penelitian ini juga dikatakan
bahwa populasi Northen Ireland berpengetahuan yang kurang tentang stroke. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin dengan tabel 5.5., tingkat
pengetahuan laki-laki dan perempuan tidak juah berbeda karena sebenarnnya saat ini perempuan juga memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian Haghighi 2009, di mana tersirat bahwa pengetahuan responden berdasarkan
jenis kelamin tentang stroke tidak ada hubungan atau tidak ada signifikan. Tingkat pengetahuan yang baik pada responden mungkin dipengaruhi latar
belakang responden yang banyak menerima informasi-informasi dari media massa, petugas kesehatan, orang tua dan dokter keluarga tentang penyebab stroke, faktor
resiko, maupun gejala klinis yang khas pada stroke serta pernah menyertai program-program promosi kesehatan dan seminar tentang stroke sehingga
memiliki pemahaman yang baik untuk menjawab kuesioner penelitian dengan benar.
5.2.2. Sikap Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2008 tentang Stroke
Berdasarkan tabel 5.6. terlihat bahwa pertanyaan sikap paling banyak
dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 6 yaitu setujukah stroke dapat
menyebabkan orang mati. Hal ini menurut peneliti, banyak responden menjawab benar mungkin karena responden mengetahui bahwa stroke yang menyebabkan
mati sudah terjadi biasa. Pertanyaan sikap paling banyak dijawab salah adalah nomor 2 yaitu setujukah stroke terjadi dengan cepat tanpa peringatan. Hal ini
menurut peneliti karena pelbagai gejala klinis stroke yang tergantung di mana tempat otak terjadi obstruksi dan responden tidak menganggap gejala klinis ini
adalah salah satu gejala awal stroke atau mengganggap gejala ini adalah penyakit lain sehingga mengobati sendiri, maka mereka mengganggap stroke akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
tanpa peringatan. Sedangkan, pertanyaan sikap paling banyak dijawab tidak tahu adalah nomor 3 yaitu setujukah konsumsi banyak garam meningkatkan resiko
terjadi stroke. Hal ini menurut peneliti, responden tidak tahu salah satu faktor
resiko yang menyebabkan stroke adalah konsumsi banyak garam dan tidak ada petugas kesehatan atau informasi yang tentang gizi makanan diberikan kepada
masyarakat umum.
Berdasarkan tabel 5.7. diketahui bahwa sikap responden memiliki persentase paling tinggi termasuk dalam kategori sikap baik. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil yang didapatkan oleh Morgana 2004 yakni sebanyak 96 responden dari populasi North Staffordshire bersikap baik dengan hendak
mengobati awal jika ada resiko terjadi stroke dan 78 responden ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang stroke, maka hasil penelitian
Morgana 2004 dikatakan bahwa populasi North Staffordshire bersikap baik. Hasil penelitian ini juga ada berbeda dengan penelitian Haghighi 2009
yang menunjukkan 78.7 responden dari populasi Iran bersikap tentang stroke adalah kategori sedang. Di samping itu, menurut penelitian Pandian et al 2004 di
Northwest India yang menunjukkan bahwa 8.7 responden akan membawa pasien mengobati stroke dengan neurologist, 14.8 responden akan membawa
pasien mengobati dengan dokter umum dan 56.1 responden tidak tahu bagaimana menanganannya jika terjadi stroke dan 10.7 responden akan
mengobati stroke dengan pengobatan tradisional, maka penelitian Pandian et al 2004 dikatakan bahwa populasi Northwest India bersikap yang kurang tentang
stroke. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin dengan tabel 5.8., sikap laki-laki
dan perempuan tidak juah berbeda karena sebenarnya saat ini perempuan juga memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian Haghighi 2009, di mana tersirat bahwa sikap responden berdasarkan jenis kelamin tentang stroke tidak ada
hubungan atau tidak ada signifikan. Banyak responden yang bersikap baik dalam penelitian ini mungkin
dipengaruhi oleh latar belakang dan pengetahuan responden yang baik dengan
Universitas Sumatera Utara
mengetahui informasi-informasi tentang stroke dari internet atau media massa karena aspek kognitif yang diwujudkan melalui pengaruh pemikiran dan
keyakinan seseorang memerlukan landasan pengetahuan yang relevan menanggapi objek sikap tetapi dibandingkan responden yang bersikap baik
sebanyak 70.7 lebih tinggi daripada pengetahuan responden dalam kategori baik sebesar 58.7. Hal ini menurut peneliti, sikap responden yang baik ini bukan
hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan hidup, budaya dan lingkungan sekitar sehingga bersikap baik dengan
menjauhi faktor resiko yang menyebabkan stroke dan mementingkan kesehatan.
5.2.3. Tindakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2008 tentang Stroke