B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang dilakukan dengan wawancara kepada responden untuk mendapatkan data antropometri berupa berat badan dan tinggi badan
n=74, kontrol=37; kasus=37. Sebagian besar responden infertilitas kelompok kasus mengalami obesitas sebanyak 26 orang 61,9 dibandingkan dengan responden yang
tidak infertilitas kelompok kontrol.Dengan uji chi-square menggunakan table 2x2, dengan hasil tidak ada nilai cell yang 5, maka nilai p value dilihat berdasarkan continuity
correction dengan hasil p=0,035. Dengan demikian nilai p value 0,035 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 sehingga Ho ditolak maka Ha diterima, berarti ada hubungan obesitas
dengan infertilitas pada ibu pasangan usia subur di desa Wonosari Tanjung Morawa tahun 2014.
1. Interprestasi dan diskusi hasil Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Misnadiarly 2007, bahwa obesitas
dapat menyebabkan inertilitas karena wanita usia reproduksi dengan IMT indeks massa tubuh lebih dari 25 dapat mengakibatkan Polycystic Ovari PCO. Pada wanita dengan
PCO tidak didapatkan satu pun kantung telur yang memiliki besar yang optimal. Akibatnya, telur yang ada di dalamnya tidak pernah matang dan gangguan hormon yang
terjadi menyebabkan pula sel telur tidak dapat pecah. Obesitas berkaitan dengan tiga kerusakan yang dapat mempengaruhi ovulasi, peningkatan aromatisasi androgen menjadi
estrogen di perifer, penurunan kadar seks SHBG, jadi secara signifikan infertilitas dapat disebabkan oleh obesitas karena anovulasi, yang merupakan efek utama yang bertanggung
jawab terhadap kegagalan memperoleh kehamilan. Menurut Muhammad 2011, ada banyak penyebab terjadinya infertilitas, baik dari
luar maupun dalam tubuh. Anovulasi merupakan peneyebab infertilitas sekitas 30 dari wanita, faktor Rahim atau tuba bertanggung jawab atas keinfertilitasan wanita sebanyak
Universitas Sumatera Utara
20, faktor pria kira-kira 40, faktor kelainan anatomi kira-kira 5, dan faktor serviks atau faktor imunologi merupukan sisa dari kasus tanpa kelainan yang spesifik unexplained
infertility.Penyebab meningkatnya resiko infertilitas pada perempuan meliputi umur 30 tahun, stress, kurang gizi, terlalu gemuk dan terlalu kurus, senang merokok, senang
mengkonsumsi alkohol, sedang terjangkit penyakit menular seksual, serta gangguan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan hormon. Kusmiran 2011 juga berpendapat
sama bahwa faktor yang dapat mempengaruhi infertilitas wanita adalah umur, merokok, alkohol, stress, diet yang buruk, aktifitas berat seperti atlet, kelebihan atau kekurangan
berat badan, infeksi menular seksual IMS, serta masalah kesehatan yang menyebabkan perubahan hormon seperti sindrom ovarium polikistik dan insufisiensi ovarium primer.
Menurut hasil penelitian Maharani, Wrsangka 2002, Vol 21.No 3 tentang sindrom ovarium polikistik, permasalahan dan penanganannya, bahwa faktor obesitas menjadi
penyebab infertilitas karena memicu kegagalan ovulasi. Keadaan ini berkaitan dengan hiperinsulinemia, yaitu terdapat resisten insulin karena sel-sel jaringan perifer khususnya
otot dan jaringan lemak tidak dapat menggunakan insulin sehingga banyak dijumpai pada sirkulasi darah. Makin tinggi kadar insulin seorang wanita, makin jarang wanita tersebut
mengalami menstruasi. Penyebab yang kedua adalah kadar LH Testosteron menekan sekresi SHBG oleh hati, sehingga kadar testosterone dan estradiol bebas meningkat.
Kenaikan kadar estradiol memberi umpan balik positif terhadap LH sehingga kadar LH semakin meningkat sedangkan kadar FSH tetap rendah. Hal ini menyebabkan pertumbuhan
folikel terhambat tidak pernah matang. Menurut hasil penelitian Djuwantono dan Ritonga 2010, pemeriksaan dasar
infertilitas wanita ialah pemeriksaan fisik dengan perhitungan indeks massa tubuh melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan, karena pada umumnya wanita dengan tampilan
obesitas mengalami kelainan berupa resistensi insulin yang berhubungan dengan diagnosis
Universitas Sumatera Utara
sindrom ovarium polikistik. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan obesitas dengan infertilitas.
2. Keterbatasan penelitian Pada saat proposal, peneliti menyebutkan jumlah responden yang infertilitas
sebanyak 41 orang, namun setelah dilakukan penelitian hanya berjumlah 37 orang. Hal ini disebabkan karena, tiga responden yang lain sudah pindah tempat tinggal ke luar kota, dan
satu orang tidak bersedia menjadi responden. Penelitian ini juga belum dapat menggambarkan secara langsung hubungan obesitas dengan infertilitas pada ibu pasangan
usia subur. 3. Implikasi untuk asuhan keebidananpendidikan kebidanan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa ada hubungan obesitas dengan infertilitas pada ibu pasangan usia subur. Hal ini menunjukkan bahwa di pedesaan tenaga kesehatan
dan kader kesehatan belum optimal dalam melakukan peromosi kesehatan tentang bahaya pola hidup obesitas terhadap organ reproduksi yang dapat menyebabkan infertilitas
dengan gejala awal gangguan menstruasi pada ibu pasangan usia subur sindrom polikistik ovarium.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN