ILLEGI RIAS MONICA D1809030

(1)

i

DESAIN INTERIOR RUANGAN

UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS) SEMARANG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md)

dalam Bidang Ilmu Perpustakaan

Disusun oleh : ILLEGI RIAS MONICA

D1809030

PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

ii

PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul :

DESAIN INTERIOR RUANGAN UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS)

SEMARANG

Pada hari :

Tanggal :

Karya : ILLEGI RIAS MONICA

D1809030

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, Juni 2012

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Drs. Sutarno, S.Sos


(3)

iii

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari :

Tanggal :

NAMA PENGUJI TANDA TANGAN

Penguji I : Drs. Is Hadri Utomo, M.Si NIP 195909071987021001 Penguji II : Drs. Sutarno, S.Sos

NIP 196003051987021001

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uiversitas Sebelas Maret

Surakarta Dekan

Prof. Pawito, Ph.D. NIP.195408051985031002


(4)

iv

MOTTO

Saya hidup memperjelas apa yang diragukan oleh orang lain. (penulis)


(5)

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu, terimakasih atas doa dan kasihsayang yang tak pernah berakhir.

Adikku tersayang yang selalu memberi dukungan.

Sahabat-sahabatku yang setia dalam suka dan duka.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga

penul DESAIN INTERIOR

RUANGAN UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) di bidang Ilmu Perpustakaan.

Penyelesaian Tugas Akhir ini dapat terlaksana dari mulai perencanaan sampai selesai, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Drs.Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs.Haryanto, M.Lib., selaku Ketua Program Studi DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Solichul Huda, S.Kom., M.Kom., selaku Kepala UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Magang. 4. Bapak Daryono, S.Sos, selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak Sutarno, S.Sos., selaku Pembimbing yang telah memberikan arahan serta bimbingan selama penulisan Tugas Akhir ini.


(7)

vii

6. Segenap Staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang yang telah membantu selama Kuliah Kerja Magang.

7. Sahabat-sahabatku, Yuliana Pujia Astuti, Enita Rihadini S., Januar Devi Santiningrum, Fitri

yang selalu bersama dalam suka dan duka.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mohon maaf. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar dapat menjadi koreksi dan pembelajaran bagi penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, Juni 2012


(8)

viii

ABSTRAK

Illegi Rias Monica. D1809030. Desain Interior Ruang Perpustakaan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui desain interior ruangan dan untuk mengetahui penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Metode yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah metode observasi, dimana dilakukan pengamatan secara langsung terhadap ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Dari pengamatan didapatkan bahwa ruang koleksi umum, ruang baca, ruang referensi, ruang tandon, ruang referensi, ruang majalah, ruang sirkulasi, ruang pengolahan, gudang, ruang almari loker, ruang Kepala Perpustakaan dan staf berada dalam satu ruangan, pemisah antara ruang satu dengan ruang lain menggunakan perabot. Sistem tata ruang menggunakan sistem tata baur. Pewarnaan dinding menggunakan warna biru dan kuning, disesuaikan dengan logo warna universitas. Pencahayaan alami menggunakan 18 jendela kaca dan untuk pencahayaan buatan dengan memasang 38 lampu. Sirkulasi udara alami menggunakan 18 jendela dan untuk sirkulasi udara buatan menggunakan AC (Air Conditioning) sebanyak 6 buah dan 3 buah kipas angin. Perpustakaan berupaya mengurangi suara yang timbul dari dalam dengan menyediakan mebeler yang sebagian besar terbuat dari kayu.

Ruang koleksi umum, majalah, CD, dan jurnal berada dalam satu ruangan dan berada di bagian selatan. Ruang koleksi tandon letaknya disebelah timur ruang pengolahan dan gudang. Almari loker dan koleksi umum saling membelakangi terletak di sebelah barat ruang koleksi umum. Ruang OPAC terletak di sebelah utara ruang koleksi umum. Ruang referensi terletak disebelah barat ruang koleksi tendon dan ruang staf perpustakaan yang menyatu juga dengan meja sirkulasi. Ruang pengolahan terletak disebelah timur disekat oleh rak tandon sebelah timur, dan letaknya sejajar dengan gudang. Ruang Kepala Perpustakaan terletak di sebelah timur ruang staf perpustakaan. Penyekat antara kedua ruangan ini hanya meja.

Kata kunci : Perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi, desain interior.


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pedoman Luas Ruangan . .

Tabel 2.2

Tabel 3.1 Jumlah Staf di UOT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang ditinjau dari Bidang Tugas dan

Table 3.2 Jumlah koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang

Table 3.3 Daftar Inventaris UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro (UDINUS) Semarang ...

18 19

34

36


(10)

x

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Mikro UPT Perpustakaan Universitas

Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang ....

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Makro Universitas Dian Nuswantoro

(UDINUS) Semarang ...

31


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Foto

Lampiran Denah Ruang UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantor (UDINUS) Semarang

Lampiran Catatan Kerja Harian Mahasiswa

Lampiran Form Penilaian Magang

Lampiran Penilaian Kuliah Kerja Magang

Lampiran Surat Tugas


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul ... Halaman persetujuan ... Halaman pengesahan ... Motto... Halaman persembahan... Kata pengantar... Abstrak... Daftar tabel... Daftar bagan... Daftar lampiran... Daftar isi ...

1.1Latar Belakang Masalah... 1.2 Rum

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.4 Tujuan ...

1.5 Metode Pengumpulan Data ... 1.6 Sistematika Penulisan ... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 i ii iii iv v vi viii ix x xi xii 1 1 4 4 5 5 6 8 8


(13)

xiii

2.1.1 Perpustakaan... 2.1.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi... 2.1.3 Desain Interior

2.2Landasan Teori 2.2.1 Perpustakaan

2.2.1.1Pengertian Perpustakaan 2.2.1.2Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.2.2 Desain Interior

2.2.2.1Pengertian Desain Interior 2.2.2.2Desain Interior Perpustakaan

BAB III. GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

3.1Sejarah Perkembangan Perpustakaan

3.2Bentuk Badan Usaha... 3.3Visi dan Misi... 3.4Struktur Organisasi... 3.5Sumber Daya Manusia... 3.6Keanggotaan

3.7Koleksi 3.8Sumber Dana

3.9Sarana dan Prasarana 3.10Bidang Kegiatan

8 8 9 10 10 10 11 12 12 12 29 29 30 30 31 33 34 36 37 37 39


(14)

xiv BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Disain Interior Ruang UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

4.2 Penempatan Ruang pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ... BAB V. KESIMPULAN...

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

47

47

51 56 56 59


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi, informasi dapat di akses dengan mudah tanpa batas ruang danwaktu. Kini setiap orang dapat mengakses informasi yang diingkan dengan mudah tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesatnya.

Informasi yang telah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Informasi dibutuhkan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menyelesaikan pekerjaan, pengambilan keputusan, memperlancar kegiatan bisnis atau hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahu. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut, maka dibangunkanlah perpustakaan yang berperan sebagai penyedia informasi.

Ada beberapa jenis perpustakaan di Indonesia. Salah satu jenis perpustakaan yang dapat melayani kebutuhan informasi berbagai kelompok pengguna adalah perpustakaan Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di sebuah perguruan tinggi, menjadi pusat untuk mencari informasi oleh semua sivitas akademika perguruan tinggi dan juga dapat dimanfaatkan untuk sarana belajar, membaca, sea r ching internet bahkan untuk sekedar refreshing. Perpustakaan


(16)

perguruan tinggi melayani semua sivitas akademika mulai dari dosen, mahasiswa, karyawan, mahasiswa luar, masyarakat umum.

Kehadiran pemustaka menjadi salah satu kunci keberhasilan layanan perpustakaan. Kehadiran pemustaka dapat menjadi tolok ukur pemanfaatan perpustakaan. Apabila perpustakaan semakin sering dikunjungi oleh mahasiswa atau dosen, kemungkinan perpustakaan itu dimanfaatkan juga semakin besar. Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan sebuah layanan perpustakaan tersebut adalah desain interior perpustakaan.

Desain interior merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan. Desain ruang yang baik membuat para pengunjung merasa nyaman berada di perpustakaan yang diharapkan dapat meningkatkan minat pengguna untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan perpustakaan. Oleh karena itu, desain interior perpustakaan perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik oleh badan pengelola perpustakaan agar dapat menunjang keberhasilan layanan perpustakaan.

Dalam upaya mendukung dan mewujudkan visi dan misi, perpustakaan perguruan tinggi perlu ditunjang dengan fasilitas gedung yang representatif, untuk membangun dan mengembangkan gedung dan ruang layanan perpustakaan yang benar-benar mampu menunjang pencapaian tujuan dan program-program perpustakaan tersebut. Ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor yang turut memperlancar pelaksanaan


(17)

tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Tanpa ada ruangan, perpustakaan tidak akan dapat menjalankan pelaksanaan tugas pengelolaannya dengan baik.

Selanjutnya disebutkan pula, uang perpustakaan akan nyaman bagi pemakai apabila ditata dengan memperhatikan fungsi keindahan, dan keharmonisan. Penataan yang baik akan memberikan kepuasan fisik dan psikis bagi penghuninya (Lasa, 2005:149).

Ruang layanan perpustakaan harus didukung dengan desain interior yang baik dan menarik, seperti: ruangan, warna, sistem pencahayaan, sistem sirkulasi udara, sistem penataan suara atau akustik. Selain itu dalam perencanaan desain interior tidak dapat terlepas dari peran pengguna perpustakaan, karena penggunalah yang merasakan dan menilai apakah kualitas desain interior ruang layanan perpustakaan itu bagus atau jelek.

Berdasarkan pengamatan penulis tentang desain interior UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro, menyatakan bahwa penataan tiap bagian-bagian layanan belum memperhatikan efisiensi dan efektivitas pengguna perpustakaan, semua bagian layanan perpustakaan berada dalam satu ruangan. Penempatan rak belum urut sehingga sering menyulitkan dalam temu kembali koleksi bahan pustaka. Rak koleksi umum, rak koleksi tandon, rak koleksi referensi, rak koleksi majalah, rak koleksi berupa CD, semua dicampur dalam satu ruangan tersebut karena keterbatasan ruangan. Penempatan rak loker dan bagian pengambilan kunci loker belum efisien. Pewarnaan ruangan menggunakan warna biru dan kuning untuk dinding,


(18)

warna putih untuk pewarnaan pada lantai dan dan langit-langit, warna coklat untuk rak koleksi bahan pustaka. Pencahayaan menggunakan cahaya alami dan cahaya buatan. Sirkulasi udara menggunakan sirkulasi udara dari jendela, kipas angin dan AC (Air Conditioning). Desain interior dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro masih perlu perbaikan untuk memberikan kenyamanan dan layanan terbaik perpustakaan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk topik desain

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana desain interior ruangan yang diterapkan pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ?

1.2.2 Bagaimana penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ?

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengumpulan data dilaksanakan bersamaan dengan Kuliah Kerja Magang pada :

Waktu : Tanggal 13 Februari s/d 3 April 2012

Hari : Senin s/d Jumat


(19)

Tempat : Gedung UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Jln. Nakula I No.5-11 Semarang, 50131

1.4 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1.4.1 Untuk mengetahui desain interior ruangan yang diterapkan pada UPT

Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

1.4.2 Untuk mengetahui penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Tugas Akhir, pengumpulkan data menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1.5.1 Metode Observasi

Metode observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Cholid dan Abu,1999:70). Dalam metode ini, dilakukan pengamatan secara langsung ruangan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang.

1.5.2 Metode Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Cholid dan Abu,1999:83). Dalam metode ini dilakukan


(20)

dialog ke petugas perpustakaan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang.

1.5.3 Kajian Dokumen

Kajian dokumen merupakan sarana mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya (Sarwono,2006:225).Dalam hal ini mencari data-data yang berkaitan dalam penulisan Tugas Akhir.

1.5.4 Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang digunakan sebagai acuan dan rujukan dalam pengolahan data dan menafsirkannya harus dilakukan dengan tolak ukur berupa teori-teori yang diterima kebenarannya di dalam berbagai (Nawawi, 1994:23).

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang tentang penulisan Tugas Akhir, tujuan penulisan Tugas Akhir, waktu dan pelaksanaan Kuliah Kerja Magang, metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir, rumusan masalah, dan sistematika penulisan.


(21)

Dalam bab kedua tentang tinjauan pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar di dalam melihat perpustakaan meliputi : desain interior, unsur-unsur desain, ruang, pencahayaan, warna, dan sirkulasi udara di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

BAB III GAMBARAN UMUM INSTITUSI

Menguraikan mengenai gambaran umum UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

Dalam bab ini menguraikan tentang deskripsi obyek yang diteliti di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

BAB V PENUTUP

Bab ini disajikan beberapa simpulan dari hasil penelitian dan saran untuk UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang dalam rangka meningkatkan kualitas ruang perpustakaan bagi pengguna terutama mahasiswa.


(22)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perpustakaan

Buku merupakan salah satu sumber informasi yang masih diminati oleh masyarakat ataupun pelajar, walaupun sekarang sudah banyak kemudahan dalam mencari informasi di internet. Perpustakaan sebagai salah satu tempat penyedia sumber informasi dalam dunia pendidikan belum mendapatkan perhatian penuh dari pemeritah maupun pelajar. Hal ini didukung dengan artikel yang diunggah oleh Ajick

(http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=newsw&option=detail&nid =17: diakses 30 Mei 2012,07:33) mengatakan bahwa :

Pandangan pemerintah yang dibacakan Mendiknas

menyatakan selama ini perpustakaan belum dijadikan rujukan sumber informasi. Karena itu, pemerintah menyambut baik disahkannya undang-undang ini. Perpustakaan adalah sarana belajar sepanjang hayat, ujar Mendiknas saat membacakan pendangan pemerintah. Undang-undang ini juga sangat sesuai dengan tujuan nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.1.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Di perguruan tinggi mahsiswa sering berkunjung ke perpustakaan untuk membaca, mengerjakan tugas, ataupun hanya


(23)

refreshing dari pihak menyediakan perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar baik bagi mahsiswa maupun dosen. Karena pentingnya fungsi perpustakaan itu sendiri, maka diperlukan pustakawan yang handal dan perpustakaan yang selalu upda te dan lengkap terhadap bahan pustaka agar kebutuhan pengguna perpustakaan dapat terpenuhi sehingga pengguna puas terhadap layanan maupun informasi yang didapat dari perpustakaan. Hal senada juga dikatakan oleh Pertiwi (2011:50) bahwa :

Perpustakaan adalah pusat informasi dan dokumentasi ilmiah di Perguruan Tinggi. Ketersediaan bahan pustaka merupakan sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Di lingkungan universitas terdapat perpustakaan pusat dan beberapa perpustakaan fakultas dan jurusan sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Fasilitas tersebut disediakan bagi civitas akademika yang membutuhkan demi menunjang kelangsungan belajar. Menginat pentingnya fungsi perpustakaan tersebut, hal ini tak bisa lepas dari peran pustakawan dalam mengatur, mengelola dan memberikan pelayanan optimal bagi pengguna jasa perpustakaan terutama mahasiswa.

2.1.3 Desain Interior

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap beberapa penelitian yang sejenis, penulis menemukan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wati Ellyana (2008) yaitu : engaruh desain interior terhadap kepuasan pengguna pada perpustakaan Universitas

bertujuan untuk mengetahui signifikasi pengaruh elemen-elemen desain interior yang meliputi ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara dan


(24)

tata suara terhadap kepuasan pengguna, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang mengkaji hubungan variabel desain interior sebagai variabel bebas dan variable kepuasan pengguna sebagai variabel terikat. Subyek dari penelitian ini adalah pengguna perpustakaan Universitas Kristen PETRA Surabaya. Masing-masing variabel desain interior terhadap kepuasan pengguna hanya terbukti pada elemen ruang, pencahayaan dan sirkulasi udara, sedangkan elemen warna dan tata suara terbukti tidak signifikan. Hipotesis kedua menyatakan elemen sirkulasi udara sebagai variabel dominan pada desain interior yang mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan. Hasil dari uji hipotesis berdasarkan uji simultan menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara desain interior yang meliputi ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara dan tata suara terhadap kepuasan pengguna perpustakaan terbukti.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perpustakaan

2.2.1.1 Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat

penyimpanan buku atau gudang buku, padahal perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting bagi pendidikan. Menurut Lasa (2005:147) :


(25)

Ditinjau dari segi bangunan perpustakaan merupakan suatu organisasi yang memiliki sub-sub sistem yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, oleh karena itu, dalam perencanaan gedung dan ruang perpustakaan memiliki fungsi tiap ruang, unsur-unsur keharmonisan dan keindahan, baik dari segi interior mupun eksterior. Ruang yang tertata baik akan memberikan kepuasan kepada

pemakainya (pegawai perpustakaan dan pengguna

pepustakaan).

2.2.1.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Di dalam perguruan tinggi harus ada sebuah perpustakaan untuk mendukung program pendidikan. Perpustakaan dan unit kerja lainnya bertugas membantu perguruan tingginya dalam melaksanakan program Tri Dharma perguruan tinggi masing-masing. Hal ini senada dengan pernyataan Saleh (2010:1.17) yang mengatakan bahwa :

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruang tinggi, universitas, sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi.

Hal tersebut didukung pernyataan Soeatminah (1992:40) bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah unsur penunjang yang merupakan perangkat kelengkapan dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


(26)

2.2.2 Desain Interior

2.2.2.1Pengertian Desain Interior

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:257), esain adalah kerangka bentuk, rancangan, motif, pola, corak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga disebutkan arti kata nterior yaitu bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. Jadi desain interior dapat diartikan sebagai perencanaan dan penataan suatu gedung atau ruang.

Menurut Ching (1996:46), desain interior adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan. Di samping itu Karlen (2007:1) mengatakan bahwa :

Proses mendesain sebuah ruang dimulai ketika seseorang, atau sekelompok orang, memutuskan untuk mengubah fungsi sebuah bangunan, atau sebagian dari bangunan tersebut, mulai dari ruang hunian atau ruang kerja yang kecil hingga kompleks bisnis dan fasilitas-fasilitas institusi yang luas dan rumit.

2.2.2.2 Desain Interior Perpustakaan

Gedung perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan faktor-faktor fungsional dari kegiatan perpustakaan. Menurut Suwarno (2009:100), agar dapat menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang


(27)

optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Aspek fungsional

Penataan ruang harus memperhatikan fungsi dari kedua ruang agar tercipta suasana saling bekerja sama. Hal ini juga didukung oleh Suwarno (2009:100) bahwa :

Artinya penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas maupun bagi pemustaka. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus pergerakan pemustaka dapat mengalir dengan lancar.

2. Aspek psikologis pemustaka

Penataan ruang juga harus memperhatikan psikologis pemustaka untuk memberikan rasa nyaman. Kenyamanan dapat tercipta dari keharmonisan dan keserasian penataan ruang perpustakaan. Hal senada dikatakan oleh Suwarno (2009:100) bahwa :

Penataan ruang perpustakaan dapat mempengaruhi aspek psikologis pemustaka. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pemustaka dapat nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan warna dinding juga dapat

mempengaruhi rasa senang. Karena perpustakaan

memerlukan suasana yang tenang, maka pilihan warna dasar ruangan hendaknya tidak terlalu tajam dan mencolok.


(28)

Warna netral sangat menunjang suasana tenang di perpustakaan.

3. Aspek estetika

Suasana yang indah akan membuat pemustaka betah di perpustakaan. Maka dari itu, penataan ruang dan perabot, pemilihan warna dapat menunjang keindahan perpustakaan. Suwarno (2009:100) juga mendukung hal tersebut, dikatakan bahwa, keindahan penataan ruangan salah satunya dapat melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih dan tenang dapat mempengaruhi kenyamanan pemustaka untuk berlama-lama berada di perpustakaan.

4. Aspek keamanan bahan pustaka

Kerusakan bahan pustaka dapat terjadi karena pancaran sinar matahari secara terus menerus dan penataan ruang yang tidak memperhatikan aspek keamanan bahan pustaka, akan memudahkan dalam pencurian dan pengrusakan oleh pemustaka. Hal ini juga dikatakan oleh Suwarno (2009:100) bahwa :

Keamanan bahan pustaka dapat dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua faktor kerusakan akibat manusia. Penataan ruangan harus memperhatikan kedua faktor tersebut. Masuknya sinar matahari dengan panas yang cukup tinggi secara langsung ke ruangan baik untuk dihindari, apalagi langsung mengenai koleksi. Hal ini perlu didesain sesuai tingkat kebutuhan tersebut. Begitu pula ruangan perpustakaan perlu didesain untuk hal pengawasan yang dapat mengantisipasi kerusakan karena faktor manusia.


(29)

Menurut Ching (1996:160) elemen-elemen desain interior terdiri dari lima elemen, yaitu: ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara, sistem tata suara atau akustik. Elemen-elemen tersebut membutuhkan pengembangan dengan cara memanipulasi elemen-elemen tersebut menjadi pola spasial, visual dan sensori sehingga memperindah suatu ruang dan membuatnya cocok untuk dihuni. Hal yang sama juga diungkapkan Lasa (2005:161) bahwa, dalam mencapai kondisi lingkungan yang nyaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti temperatur dan sirkulasi udara, warna, pencahayaan,

Elemen-elemen desain interior tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ruang

Menurut Ching (1996: ruang adalah bahan

terpenting dimata seorang perancang dan unsur utama dalam desain interior. Dalam melakukan penataan ruang, pihak perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Kebutuhan Ruang

Gedung dan ruangan di perpustakaan sepenuhnya digunakan untuk aktivitas perpustakaan, maka dari itu


(30)

pembangunan perpustakaan. Depdikbud dalam Lasa (2005:157) menyatakan bahwa :

Pada dasarnya kebutuhan ruang perpustakaan dialokasikan untuk koleksi, pemakai, staf dan keperluan lain. Alokasi kebutuhan ruang perlu mempertimbangkan system pinjam yang akan dianut oleh suatu perpustakaan, dengan system pinjam terbuka (open a ccess) atau sistem tertutup (closed a ccess). Apabila perpustakaan itu menganut sistem pinjam terbuka, maka alokasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20% untuk staf, dan yang 10% untuk keperluan lain.

b. Perabot

Perabot yang dimaksud adalah sejumlah alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan perpustakaan yang tidak habis pakai, seperti kursi, meja, rak, lemari, bangku dan lainnya. Perabot perpustakaan tidak perlu yang mewah tapi harus mempertimbangkan kesederhanaan, keluwesan, fungsional, faktor ergonomi dan faktor estetika. Perabot harus dirancang agar sesuai dengan ukuran pemakai, memperhatikan jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas pemakai dan sifat aktivitas yang dijalani.

Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan ruang perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan

mempertimbangkan berbagai aspeknya. Untuk dapat


(31)

perpustakaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Menurut Lasa (2005:150-160) dalam penataan ruang baca, ruang koleksi dan ruang sirkulasi dapat dipilih dari sistem tata sekat, tata parak dan tata baur.

1) Sistem tata sekat

Dalam sistem ini pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca di

tempat itu. istem tata sekat merupakan

cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung.

2) Sistem tata parak

Dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan dibaca di ruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka. sistem tata parak merupakan suatu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca.

3) Sistem tata baur

Sistem tata baur lebih banyak digunakan perpustakaan, karena sistem ini dirasa lebih efisien, rak koleksi dicampur


(32)

sistem tata baur merupakan suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri. Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem pinjam terbuka.

Menurut Soedibyo (1987:148-149) luas ruangan perpustakaan dapat ditentukan dari rasio jumlah mahasiswa, pernyataan tersebut dikemukakan sebagai berikut :

Persyaratan minimal untuk sarana ruangan atau gedung perpustakaan di Indonesia telah pernah ditetapkan dengan surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 162 tahun 1967 yaitu 1 m2 per-mahasiswa (khususnya perguruan tinggi pembina). Akan tetapi mengingat dan kemampuan perguruan tinggi pada masa sekarang ini, pedoman ini berpendapat agar pernyataan itu dijadikan pedoman untuk dicapai secara bertahap. Alternatif yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

Table 2.1

Pedoman Luas Ruangan

No Populasi

Luas ruangan

/orang

Pembagian ruangan

1. 1 s/d

1000 orang 0,5 m

2

Koleksi 25% Pembaca 50% Ruang kerja 50% Koleksi 25%

2. 1001 s/d

5000 orang 0,75 m

2 Pembaca 50% Ruang kerja 25% Koleksi 25% 3. 5001 orang

ke atas 1 m

2 Pembaca 50%

Ruang kerja 50% Sumber : Soedibyo (1987:149)


(33)

Untuk semua ruangan perlu dipertimbangkan : 1. Jumlah staf pengajar

2. Program pendidikan 3. Program riset

4. Kemampuan melaksanakan program-program lain 5. Besarnya koleksi direncanakan

Rasio 0,50 m2 : 0,75 m2 : 1 m2 tersebut diatas berdasarkan kepada pertimbangan bahwa perguruan tinggi yang populasi mahasiswanya besar biasanya memiliki jenis atau variasi program yang lebih banyak dan jenjang program yang lebih lengkap, sehingga alokasi ruangan perpustakaan rasionya lebih besar pula.

2. Warna

Warna dapat menimbulkan kesan tertentu, bahkan mempengaruhi mood atau perasaan manusia. Beberapa warna ada yang dapat membangkitkan semangat, ada pula yang warna yang menenangkan emosi.

Table 2.2

Warna dan Kesan yang Ditimbulkan

Warna Kesan

Merah Membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif, optimis dan semangat

Merah jambu

Hangat, emosional, lembut dan menenangkan

Orange

Sosialisasi, penuh harapan, percaya diri, dapat

membangkitkan semangat, vitalitas dan

kreativitas, menimbulkan perasaan senang, gembira, optimis dan penuh energi

Kuning

Cerah, membangkitkan energi, mood, semangat dan vitalitas, komunikatif, mendorong ekspresi diri, member inspirasi, dan memudahkan berpikir secara logis serta merangsang kemampuan intelektual

Hijau

Menyegarkan, membangkitkan energi, memberi

efek menenangkan, menyejukkan,

menyeimbangkan emosi, meredakan stres,


(34)

Warna Kesan

Biru

Keharmonisan dan memberi kesan lapang. menimbulkan perasaan tenang, dingin, sejuk, tenteram, hening, damai serta perlindungan

Ungu

Kesan sensual, feminim, antik, anggun, dan hangat, memancarkan kekuatan intuisi, fantasi, imajinasi, kreatif, sensitif, memberikan inspirasi dan obsesif

Cokelat Hangat, membumi, stabil, menghadirkan

kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan Putih

Kemurnian dan kepolosan, perlindungan,

ketenteraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi

Hitam Percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, megah, dramatis dan misterius

Abu-abu

kesan serius namun menenteramkan dan

menimbulkan rasa damai, independen dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas

Sumber : Ra hmi dala m Suherma n (2009:57-59)

Warna juga mempengaruhi orang yang bekerja dan membaca di perpustakaan. Warna ternyata juga akan memperbesar konsentrasi dan mempengaruhi jiwa seseorang. Oleh karena itu, dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu memperhatikan penggunaan warna yang tepat. Warna dapat mempengaruhi psikologis pengunjung sehingga merasa nyaman dan betah berada di perpustakaan serta selalu ingin datang. Menurut Lasa (2005:164), warna yang kondusif untuk ruang perpustakaan antara lain warna merah, kuning dan hijau. Dalam pemilihan warna untuk ruangan perlu memperhatikan faktor penerangan. Warna mempunyai faktor pemantulan tertentu. Warna dinding sebelah bawah


(35)

misalnya, harus lebih gelap dari warna dinding sebelah atas (Lasa,2005:166). Warna untuk perabot perpustakaan dipilih yang cerah dan sederhana seperti warna kayu. Kiranya tidak perlu mebeler perpustakaan dicat warna-warni kecuali untuk

anak- (Lasa,2005:135).

3. Pencahayaan

Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang interior. Tanpa cahaya tidak akan ada bentuk, warna atau tekstur, tidak juga menampakkan ruang interior itu sendiri.

Oleh karena itu fungsi pertama desain pencahayaan adalah menyinari bangun dan ruang suatu lingkungan interior dan memungkinkan pemakainya melakukan

aktivitas dan menjalankan tugasnya dengan

kecepatan, akurasi dan kenyamanan yang tepat (Ching,1996:126).

Pilihan jenis penyinaran apa yang digunakan dan bagaimana sumber cahaya tersebut diatur harus didasarkan tidak hanya pada kebutuhan penglihatan saja, tetapi juga pada sifat ruang yang diterangi dan aktivitas pemakainya.

Menurut Lasa (2005:170-171) pada dasarnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan ada dua macam, yaitu:

a.Cahaya alami

Cahaya alami adalah cahaya yang dipancarkan oleh matahari, dalam ruangan perpustakaan cahaya alami dibutuhkan sebagai alat penerangan, akan tetapi penerangan


(36)

dengan cahaya alami ini harus diperhatikan karena kalau terlalu banyak cahaya matahari yang masuk bisa menyilaukan mata pengguna, tidak hanya itu panas matahari juga bisa merusak bahan pustaka dan perabot perpustakaan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Lasa (2005:170) yang menyatakan bahwa :

Cahaya alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Oleh karena itu, cahaya matahari harus dibatasi dan diusahakan tidak masuk ruangan secara langsung. Cahaya matahari yang masuk hendaknya dibatasi pada sudut kurang dari 45 derajat, yaitu pada pagi hari pada pukul 07.00-09.00, sedangkan untuk sore hari pada sudut 180 derajat yaitu sekitar pukul 16.00. Sedapat mungkin cahaya matahari antara pukul 09.00-14.00 tidak masuk ruang perpustakaan sebab cahaya pada jam tersebut mengandung radiasi panas yang dapat menyebabkan manusia akan merasa gerah dan cepat lelah, serta dapat memperpendek daya pakai bahan pustaka. b.Cahaya buatan

Pencahayaan buatan diperlukan karena manusia tidak dapat sepenuhnya bergantung dari ketersediaan cahaya alami, misalnya pada malam hari atau di ruang yang tidak terjangkau cahaya alami. Menurut Lasa (2005:171) mengatakan bahwa :

Cahaya buatan adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat oleh manusia yang berupa lampu TL maupun lampu pijar. Lampu TL lebih sedikit mengandung radiasi panas dibandingkan lampu pijar.


(37)

Kegiatan yang dilakukan di perpustakaan tidak dapat lepas dari cahaya, maka sistem pencahayaan di perpustakaan harus cukup. Pencahayaan yang cukup merupakan syarat mutlak untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan.

Menurut Lasa (2005:172) beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya pencahayaan yang cukup adalah sebagai berikut :

a. Mampu meningkatkan produktivitas kerja b. Dapat dicapai kualitas pekerjaan

c. Dapat mengurangi ketegangan atau dan kelelahan jiwa

d. Dapat menimbulkan semangat kerja

e. Dapat meningkatkan prestise suatu lembaga

Menurut Woodson dalam Lasa (2005:173-174), pencahayaan berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi 4 cara penerangan, yaitu:

a.Cahaya langsung

Cahaya langsung merupakan cahaya yang secara langsung dipancarkan ke ruang perpustakaan dan hampir seluruh cahayanya dipancarkan ke ruangan tersebut. Hal ini didukung oleh

dipancarkan langsung dari sumbernya, berkisar antara 90%-100% cahaya output yang langsung jatuh di daerah kerja/meja baca.


(38)

b.Cahaya tidak langsung

Cahaya tidak langsung didapat dari penyebaran cahaya matahari yang dipantulkan oleh langit-langit ruangan. Hal ini senada dengan pernyataan Lasa (2005:173) bahwa :

Cahaya ini berasal dari suatu sumber yang dipantulkan ke langit-langit ruangan sehingga

menerangi ruangan. Pantulan itu kemudian

dipantulkan lagi ke dinding ruangan, dan barulah cahaya itu menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

c.Pencahayaan diffusi

Pencahyaan diffusi lebih baik dari pencahayaan tidak langsung, karena cahaya didapat dari cahaya yang terpencar ke seluruh ruangan sehingga tidak terlalu menyilaukan mata atau kelelahan mata. Hal ini didukung dengan pernyataan Lasa (2005:174) bahwa :

Pencahayaan diffusi merupakan sistem

pencahayaan yang menghasilkan cahaya yang

terpencar ke semua arah. Pencahayaan ini lebih baik daripada pencahayaan tidak langsung. Hal ini dikarenakan sumber cahaya itu sebagian besar berasal dari pantulan langit-langit ruangan. Dengan demikian, bayang-bayang yang ditimbulkannya dan sifat cahaya tidak begitu tajam sehingga tidak akan mempercepat kelelahan mata.

d. Pencahayaan campuran

Pencahayaan campuran merupakan gabungan dari semua jenis pencahayaan diatas, pencahayaan campuran


(39)

ini bisa dimodifika si sendiri sesuai kebutuhan ruangan terhadap cahaya. Hal ini senada dengan Lasa (2005:17)

men merupakan

gabungan dari cahaya langsung, cahaya tidak langsung dan penerangan diffusi untuk memenuhi penerangan yang

Menurut Poole (1981:29) dalam buku Dasar Perencanaan Gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia,

kekuatan 500 lux dan tidak boleh menimbulkan silau, baik yang langsung dari sumbernya, maupun sebagai pantulan dari

4. Sirkulasi Udara

Suatu ruangan akan terasa nyaman apabila udara di dalam ruangan itu mengandung oksigen (O2) yang cukup. Untuk itu perlu dibangun sistem sirkulasi udara yang baik karena hal ini berkaitan erat dengan pemeliharaan bahan pustaka, kesehatan petugas perpustakaan dan pemustaka. Akan tetapi perpustakaan juga sebaiknya tidak terlalu terbuka karena debu dapat masuk ke dalam ruangan.

Bangunan perpustakaan dapat menerapkan sistem ventilasi alami dan ventilasi buatan. Ruangan yang memanfaatkan ventilasi alami perlu mempertimbangkan


(40)

kondisi angin lokal dimana perpustakaan tersebut berada. Arah angin, kecepatan angin, area yang terbuka dan jenis tumbuhan di sekeliling bangunan dan tinggi bangunan akan mempengaruhi ventilasi di dalam bangunan.

Ventilasi alami ini berupa jendela, lubang angin, pintu, dan sebagainya. Ventilasi ini pemanfaatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, dan digunakan bila kondisi udara diluar ruangan lebih sejuk dari pada di dalam, lebih cukup bersih, kecepatan cukup memadai. Selain itu kondisi bangunan masih memungkinkan untuk dibuatkan ventilasi alamiah (Ishar HK,1992:19).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi alami adalah sebagai berikut:

a.Menempatkan lubang ventilasi jendela/lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan;

b.Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin lokal;

c.Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang, yaitu

sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang

(Depdikbud,1994:120).

Selanjutnya ruang yang memanfaatkan ventilasi buatan dapat menggunakan AC (Air Conditioning) dan kipas angin untuk menjaga kestabilan temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan. Hal ini senada dengan Ishar (1992:19), ventilasi buatan itu terdiri atas exhause sistem dan air Conditioning sistem.

a. Exhause sistem adalah cara mengerakkan udara tanpa mengurangi kelembaban. Peralatan lazim digunakan


(41)

adalah kipas angin system ini dimanfaatkan bila mana ventilasi alamiah kurang memenuhi syarat. b. Air coitioning sistem adalah proses pengkondisian

udara dengan mendinginkan udara pada kelembaban tertentu melalui proses mekanik. Sistem ini digunakan bila suhu dalam ruangan meningkat.

Menurut Lasa (2005:168) untuk menjaga kenyamanan ruangan, diperlukan pemasangan alat pengatur suhu, misalnya:

a. Memasang AC (Air Conditioning) untuk mengatur udara di dalamruangan;

b. Mengusahakan agar peredaran udara dalam ruangan itu cukup baik, misalnya dengan memasang lubang-lubang angin dan membuka jendela pada saat kegiatan di perpustakaan sedang berlangsung;

c. Memasang kipas angin untuk mempercepat pertukaran udara dalam ruangan. Kecepatan pertukaran ini mempengaruhi kenyamanan udara. Adapun kecepatan udara yang ideal adalah berkisar antara 0,5-1 m/detik.

Adapun tingkat pengkondisian ruang yang baik

berdasarkan Buku Petunjuk mengenai Perpustakaan

Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:

a. Temperatur 22o-24oC untuk ruang koleksi buku, ruang baca, dan ruang kerja

b.Temperatur 20o C untuk ruang komputer

c.Kelembaban antara 40-50% (Depdikbud,1994:121).

5. Sistem Tata Suara/ Akustik

Menurut Ching (1996:308), suara adalah bentuk energi kinetik yang disebabkan oleh vibrasi. Dalam desain


(42)

interior, suara di dalam ruang perlu dikendalikan. Pengendalian ini dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas suara yang dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan suara-suara yang dapat mengganggu aktivitas. Hal ini dilakukan agar memperoleh kenyamanan dalam suatu ruangan.

Suara dapat timbul baik dari dalam ruangan maupun dari luar ruangan. Lasa (2005:164) mengatakan bahwa :

Suara dari dalam dapat dikurangi atau diredam, antara lain dengan pembuatan mebeler, dinding, dan plafon yang terbuat dari kayu dan sejenisnya, serta lantainya diberi karpet. Bahan-bahan tersebut mampu menyerap suara dan tidak memantulkan suara.

Adapun suara yang datang dari luar ruangan agak sulit untuk diredam. Menurut Ching (1996:309) suara dari luar ruangan dapat dikendalikan dengan tiga cara, yaitu :

Pertama, dikendalikan dengan mengisolasi suara tersebut pada sumbernya. Kedua, dengan mengatur denah bangunan sedemikian rupa sehingga daerah yang menimbulkan suara bising diletakkan sejauh mungkin dari daerah yang tenang. Ketiga, dengan menghilangkan kemungkinan jalur rambatan suara ke dalam ruang.


(43)

29

BAB III

GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

3.1 Sejarah Perkembangan UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro sudah ada bersamaan dengan berdirinya AMIK (Akademi Manajemen Informasi dan Komputer) Dian Nuswantoro Semarang pada tanggal 28 Oktober 1989. Perpustakaan ini terletak di Jalan Nakula no. 5-11 Semarang tepanta di Gedung A lantai 2 dengan luas ruang 342 m2 koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ini saat pertama kali berdiri hanya sekitar 500 buku, meliputi buku berbahasa Indonesia maupun bahasa asing.

Pada tahun akademik 2001/2002 UPT Perpustakaan menyatu dengan kampus Universitas Dian Nuswantoro. Dian Nuswantoro sebelum menjadi universitas juga pernah mengalami perubahan nama dari AMIK menjadi STIMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) berdasarkan SK No. 10/D/O/1994 dan terakhir bernama Universitas Dian Nuswantoro berdasarkan SK N0. 168/D/O/2001.

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro diselenggarakan dalam rangka membantu dan memenuhi kebutuhan para dosen akan bahan


(44)

ajar. Selain itu juga membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, baik teori maupun praktikum.

3.2 Bentuk Badan Usaha Perpustakaan Pusat Universitas Dian Nuswantoro

Status perpustakaan pusat Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT). UPT Perpustakaan ini menjadi bagian integral kampus Universitas Dian Nuswantoro dan bersama unit lainnya turut mendukung sivitas akademika Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3.3 Visi Misi

3.3.1 Visi

Visi dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro tidak lepas dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

3.3.2 Misi

Misi perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut:

1. Menjalankan dan memanfaatkan kebisaaan membaca bagi

pengguna

2. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas imajinasi pribadi

3. Mengusahakan layanan informasi sesuai kebutuhan pemakainya 4. Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi untuk


(45)

commit to user

5. Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas.

3.4 Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi perpustakaan adalah himpunan orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Perpusatakan Perguruan Tinggi Mempunyai dua bentuk struktur organisasi yaitu makro dan mikro. Struktur organisasi makro adalah struktur organisasi yang menggambarkan kedudukan perpustakaan dalam organisasi Perguruan Tinggi secara keseluruhan. Bentuk mikro adalah struktur organisasi yang menggambarkan unit-unit kerja yanga ada di perpustakaan. 1. Struktur Organisasi Mikro UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro

Struktur organisasi mikro UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1

Struktur Organisasi Mikro

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Kepala

Solichul Huda, S.Kom, M.Kom

Administrasi Keuangan Maria Ana, S.Kom

Pengembangan Koleksi Aprilianti Nastiti A., S.Hum


(46)

Sumber : UP T P erpusta ka a n Univer sita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng ta hun 2012

2. Struktur Organisasi Makro UPT Prpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Struktur organisasi makro UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :

Bagan 3.2

Struktur Organisasi Makro Universitas Dian Nuswantoro Semarang

WR Kep Kabag BIMA BIKU BAU BIAK

: Wakil Rektor UPT : Kepala

: Kepala Bagian : Biro Kemahasiswaan : Biro Administrasi Keuangan : Biro Administrasi Umum : Biro Administrasi Akademik

PERPUS LAB POLI Fasilkom FE FBS F.Kes : Perpustakaan : Laboratorium : Poliklinik

: Fakultas Ilmu Komputer : Fakultas Ekonomi

: Fakultas Bahasa dan Sastra : Fakultas Kesehatan BP-PT

BPH-BPPT

DEWAN PENYANTUN

SENAT UNIVERSITAS

BADAN EKSEKUTIF REKTOR

WR I WR II WR III

Kep. BIMA Kep. BIKU Kep. BAU Kep. BIAK Kep. UPT. K&K Kep. UPT. PERC. Kep. UPT. PERP Kep. UPT. LAB. Kep. UPT. POLI. Direktur PPS Sek. Direktur Dekan Fasilkom

Sek. Dekan Sek. Dekan Dekan FE

Kabag. TU PPS Kabag. TU. Fasilkom Kabag. TU FE Dekan FBS Sek. Dekan Dekan F.Kes Sek. Dekan Dekan FT Sek. Dekan Kabag. TU FBS Kabag. TU F.Kes Kabag. TU FT


(47)

K & K PERC

: Kualitas dan Kuantitas : Percetakan

FT UPT

: Fakultas Teknik : Unit Pelaksana Teknis Sumber : UP T P erpusta ka a n Univer sita s Dia n Nuswantor o (UDINUS) Sema ra ng ta hun 2012

Struktur organisasi UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) selengkapnya sebagai berikut :

1. Kepala Perpustakaan : Solichul Huda, S.Kom, M.Kom.

2. Pengendalian Mutu : Solichul Huda, S.Kom, M.Kom.

3. Administrasi Keuangan : Maria Ana Tutik Lestari, S.Kom. 4. Pengembangan Koleksi : Aprilianti Nastiti A, S.Hum.

5. Pengolahan Koleksi : Galuh Paramita S, S.Hum.

6. Pelayanan Pengguna

7. Pemeliharaan Fisik : Sukarno, A.Md.

3.5 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia sangat penting bagi setiap organisasi ataupun lembaga, keberadaannya dirasa penting karena tanpa sumber daya manusia tersebut kegiatan atau aktivitas organisasi atau lembaga tidak akan berjalan dengan baik. Sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas merupakan unsur pendukung dalam mendukung kelancaran kegiatan atau aktivitas organisasi atau lembaga. Perpustakaan sebagai salah satu lembaga dari universitas juga harus mempunyai sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas agar dapat bekerja secara profesional di bidang perpustakaan


(48)

untuk melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi secara optimal.

Jumlah staf yang ada di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro ada 6 orang. Tidak semua staf perpustakaan lulusan dari bidang perpustakaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan jumlah staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

Table 3.1

Jumlah Staf di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang

Ditinjau dari Bidang Tugas dan Pendidikannya

No Bidang Tugas

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Diploma S1 S2

1 Pustakawan - 3 3

2 Non Pustakawan 1 1 1 3

Jumlah 1 4 1 6

Sumber : Da ta UP T P erpustaka a n Univer sita s D ia n Nuswa ntoro (UDINUS) Semar a ng tahun 2012

3.6 Keangotaan

Untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang harus mendaftar dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Keanggotaan

Mahasiswa, dosen, karyawan, dan pengguna diluar Universitas Dian Nuswantoro dapat menjadi anggota dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.


(49)

2. Syarat menjadi anggota (untuk mahasiswa)

Cara untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro bagi mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :

a. Mendaftar dibagian layanan sirkulasi b. Menunjukkan kartu mahasiswa

c. Mengisi formulir pendaftaran kartu perpustakaan

d. Dikenakan biaya Rp. 3.000,- untuk administrasi pendaftaran 3. Syarat menjadi anggota (untuk dosen/karyawan)

Cara untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang bagi dosen atau karyawan Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :

a. Mendaftar dibagian sirkulasi b. Menunjukkan kartu pegawai

c. Dicatat dalam sistem komputerisasi atau automasi 4. Pengguna luar universitas

Koleksi bahan pustaka UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dari luar sivitas akademika atau masyarakat umum dengan menjadi anggota dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

Cara untuk mendapatkan kartu anggota sementara bagi pengunjung dari luarnsivitas akademika UPT Perpustakaan Dan Nuswantor (UDINUS) Semarang adalah sebagai berikut :


(50)

b. Mengisi formulir pendafataran kartu anggota sementara

c. Kartu sementara UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang hanya dapat untuk dua kali kunjungan.

d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 5.000,-

3.7 Koleksi

Jumlah koleksi di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang terus mengalami perkembangan jumlah koleksi setiap tahunnya. Penambahan koleksi dilakukan terus menerus dan konsisten guna memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.

Table 3.2

Jumlah koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang

No Koleksi Jumlah

1 Buku 8861 eksemplar

2 Jurnal 508 eksemplar

3 Skripsi 767 eksemplar

4 CD 425 eksemplar

5 Jumlah 10561 eksemplar

Sumber : UP T P erpusta ka a n Univer sita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng ta hun 2012

Pengadaan koleksi pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang dilakukan secara rutin 2 bulan sekali dengan mengevaluasi usulan-usulan koleksi dari dosen, mahasiswa maupun karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran dana. Ada beberapa penerbit yang mengajukan daftar buku terbaru ke bagian


(51)

pengembangan koleksi perpustakaan, apabila ada buku yang dibutuhkan untuk dibeli maka bagian pengembangan koleksi akan menindaklanjutinya dengan mengajukan usulan ke kepala perpustakaan, jika usulan tersebut disetujui maka akan dilakukan pembelian buku. Selain itu, pembelian buku akan dilakukan apabila ada usulan dari dosen, mahasiswa maupun karyawan yang mengusulkan buku ke perpustakaan. Selain pembelian, penambahan jumlah koleksi juga berasal dari hadiah maupun sumbangan. Semua pembelian buku, hadiah maupun sumbangan akan dikirim ke unti pengolahan koleksi untuk diolah.

3.8 Sumber Dana

Sumber dana yang diperoleh UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang adalah :

1. Dana Mandiri dari Universitas 2. Sumbangan wisuda dari mahasiswa

3.9 Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kelancaran aktivitas layanan perpustakaan dibutuhkan saran dan prasarana, untuk itu UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang menyediakan beberapa inventaris sebagai sarana dan prasarana sebagai pendukung aktivitas layananan perpustakaan.

Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang menyediakan beberapa sarana dan prasaranan pendukung aktivitas


(52)

layanan perpustakaan terdiri dari rak buku, meja dan kursi baca, 38omputer informasi, computer server, 38omputer, hotspot, AC (Air Conditioning), lemari loker, pesawat telepon, printer, televise, kipas angin, sca nner, jam dinding.

Tabel 3.3

Daftar inventaris UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang

No Nama Barang Jumlah

1. Rak koleksi umum 30 buah

2. Rak koleksi majalah 1 buah

3. Rak koleksi jurnal 2 buah

4. Rak koleksi CD 1 buah

5. Rak koleksi tandon 17 buah

6. Rak koleksi PHKI 8 buah

7. Rak koleksi skripsi 14 buah

8. Rak koleksi koran 1 buah

9. Komputer OPAC 1 buah

10. Komputer sirkulasi 1 buah

11. Komputer server 1 buah

12. Komputer pengolahan 1 buah

13. Komputer input data 1 buah

14. Komputer Sea rching 1 buah

15. Tv 2 buah

16. Printer 3 buah

17. Scanner 1 buah

18. Pesawat telepon 1 buah

19. Hotspot 1 buah

20. Tabung pemadam 1 buah

21. Troly kayu 1 buah

22. AC 6 buah

23. Meja baca 31 buah


(53)

25. Barcode reader 1buah

26. Kipas angin 3 buah

27. Jam dinding 2 buah

Sumber : Da ta UPT P erpusta kaa n Universita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng tahun 2012

3.10 Bidang Kegiatan UPT Perpustakaan Pusat Universitas Dian

Nuswantoro

Kegiatan di UPT Perpustakaan Pusat Universitas Dian Nuswantoro meliputi :

1. Pengendalian mutu

Kepala bagian pengendalian mutu di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang merangkap sebagai Kepala Perpustakaan. Bagian pengendalian mutu di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang mempunyai deskripsi kerja atau tugas sebagai berikut :

a. Mengatur koordinasi semua fungsi dalam melayani pengguna perpustakaan.

b. Mengontrol laporan-laporan administrasi. c. Mengoreksi laporan-laporan pencapaian mutu. d. Mengkoordinasi pencapaian mutu.

2. Administrasi Keuangan

Dalam bagian administrasi keuangan di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang mempunyai deskripsi kerja atau tugas sebagai berikut :


(54)

a. Mencatat hasil transaksi keuangan.

b. Membuat laporan-laporan transaksi keuangan

c. Mengkoordinasikan dengan Biro Keuangan untuk semua transaksi keuangan.

d. Melaporkan transaksi keuangan ke Biro Keuangan. 3. Pengadaan atau Pengembangan Koleksi

Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro dilakukan dengan cara pemebelian, memfotokopi, dan juga diperoleh dari sumbangan.

a. Pembelian

Pembelian bahan pustaka berdasarkan daftar usul dan permintaan pengguna perpustakaan yaitu dosen, mahasiswa maupun karyawan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.

Sebelum melakukan pembelian perpustakaan masih

mempertimbangkan daftar usulan dan permintaan tersebut apakah sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dan anggaran atau tidak. Apabila daftar usulan dan permintaan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan anggaran, selanjutnya akan diajukan ke Kepala perpustakaan untuk mendapatkan persetujuan pembelian bahan pustaka. Jika sudah disetujui selanjunya akan dilakukan pembelian bahan pustaka. Pembelian buku dilakukan langsung ke penerbit atau toko buku.


(55)

Bahan pustaka yang merupakan sumbangan yaitu berasal dari sumbangan dosen, mahasiswa juga alumni Universitas Dian Nuswantoro maupun dari instansi lain. Bahan pustaka yang disumbangkan berupa buku, kaset, CD dalam bahasa Indonesia maupun asing.

c. Fotokopi

Fotokopi dilakukan apabila bahan pustaka sangat dibutuhkan atau buku dengan harga mahal dan belum ada di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.

Koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang saat ini adalah buku, CD, skripsi, jurnal, terbitan berkala. Terbitan berkala yang dilanggan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang adalah kompas, suara merdeka, jawa pos, tempo, warta ekonomi, gatra, chip, swa, manajemen, info computer, manajemen dan usahawan Indonesia.

Tugas bagian pengembangan koleksi :

a. Mengedarkan form isian permintaan buku dan jurnal ke fakultas dan meja layanan perpustakaan.

b. Menyeleksi judul buku yang diminta disesuaikan dengan koleksi buku.

c. Mengklasifikasikan penerbit dalam dan luar negeri. d. Mengajukan judul buku yang akan dibeli.


(56)

e. Berkoordinasi dengan bir o keuangan untuk pembelian buku. f. Mengadakan stock opna me buku.

g. Menginformasikan ke bagian pemeliharaan sarana fisik tentang buku koleksi yang rusak.

Koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :

a. Buku b. CD

c. Skripsi dan TA

d. Koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi, direktori, dll e. Jurnal dan majalah ilmiah

f. Majalah populer g. Surat Kabar 4. Pengolahan Koleksi

Pengolahan bahan pustaka dilakukan setiap ada bahan pustaka baru dan diolah mulai dari awal samapi bahan pustaka tersebut siap untuk dilayankan pada pengguna. Kegiatan pengolahan bahan pustaka yang ada di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro yaitu : a. Klasifikasi

b. Pengecapan c. Entry data d. Labeling e. Barcode


(57)

f. Shelving g. Penyampulan h. Inventarisasi

Deskripsi kerja atau tugas bagian pengolahan koleksi : a. Menyeleksi kualitas koleksi bahan pustaka terbaru.

b. Member identitas ke buku, jurnal, dan bahan pustaka lain yang baru diadakan.

c. Member label dan mendata ke system informasi. d. Mengalokasikan koleksi siap pakai terbaru ke rak buku.

e. Menampilkan buku, jurnal dan bahan pustaka terbaru lainnya di media penampilan.

5. Layanan

Layanan perpustakaan merupakan kegiatan pemeberian bantuan kepada pemakai dalam pemanfaatan atau penggunaan bahan pustaka di perpustakaan. Sistem layanan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro adalah sistem layanan terbuka, dimana pemakai diberi kebebasan untuk mencari dan memilih sendiri bahan pustaka yang telah ditata di rak. Layanan yang diberikan oleh UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro yaitu :

a. Layanan sirkulasi

b. Layanan pembuatan kartu anggota perpustakaan c. Layanan kartu bebas perpustakaan


(58)

e. Layanan tandon

f. Layanan OPAC (Online Public Access Ca talouge) g. Layanan referensi

h. Layanan fotokopi i. Layanan informasi

Deskripsi kerja atau tugas bagian layanan pengguna : a. Mengaktifkan semua computer layanan

b. Melakukan backup setiap hari

c. Mendata kunjungan pengguna perpustakaan d. Membuat laporan kunjungan perpustakaan

e. Mengakomodasi permintaan pengguna akan kebutuhan bahan pustaka baru dan meninformasikan ke bagian pengembangan koleksi

f. Menginformasikan ke bagian pemeliharaan sarana fisik tentang buku koleksi yang rusak

Jam layanan di UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :

a. Senin - Jumat : 08.00 - 16.00 WIB

b. Sabtu : 09.00 14.00 WIB

c. Istirahat : 11.30 12.30 WIB

6. Pemeliharaan Sarana Fisik Koleksi

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro juga melakukan kegiatan pemeliharaan bahan pustaka. Pemeliharaan bahan


(59)

pustaka dilakukan dengan cara memberi sampul plastik pada bahan pustaka yang berupa buku, jurnal dan majalah ilmiah.

Berikut deskripsi kerja atau tugas bagian pemeliharaan sarana fisik :

a. Mengontrol secar rutin sarana fisik di perpustakaan

b. Mengontrol kondisi fisik bahan pustaka secar periodic untuk menciptakan kepuasan pengguna

c. Melakukan tindakan pencegahan dari kerusakan sarana fisik d. Berkoordinasi dengan biro umum untuk pemeliharaan sarana fisik

perpustakaan

3.11 Tata Tertib

Adapun tata tertib dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang adalah sebagai berikut :

1. Setiap pengunjung perpustakaan waijib menunjukkan kartu anggota perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro

2. Pengunjung yang tidak memiliki kartu anggota perpustakaan dapat mendapatkan ijin khusus untuk dapat menggunakan fasilitas perpustakaan

3. Setiap pengunjung wajib mengisi buku tamu atau buku pengunjung 4. Pengunjung berpakaian rapi, sopan, dan tidak bersandal jepit

5. Tidak diperkenankan merokok, makan dan minum di ruangan perpustakaan


(60)

6. Tas, jaket, dan topi disimpan di loker yang tersedia

7. Wajib menjaga ketenangan, kebersihan, dan kenyamanan lingkungan 8. Petugas berhak menegur dan memberikan sangsi pengusiran kepada


(61)

47

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desain Interior Ruang UPT Perpustakaan Dian

Nuswantoro (UDINUS) Semarang

4.1.1 Ruang

Ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang hanya terdiri dari satu ruangan saja, akan tetapi memiliki beberapa bagian ruang yaitu: bagian ruang koleksi umum, bagian ruang baca, bagian ruang referensi, bagian ruang koleksi tandon, bagian ruang referensi, bagaian ruang majalah, bagian ruang sirkulasi, bagian ruang pengolahan koleksi, gudang, bagian ruang loker, bagian ruang Kepala Perpustakaan dan staf. Semua bagian ruang tersebut berada dalam satu ruangan. Ruang koleksi umum menjadi satu dengan rak koleksi majalah, rak koleksi jurnal, rak koleksi CD, koran, dan berada di sebelah selatan. Rak loker dan rak koleksi umum saling membelakangi tetapi tetap berada di sebelah selatan. Ruang referensi berada di sebelah barat berhadapan dengan ruang staf pegawai perpustakaan, sedangkan bagian tengah ke timur digunakan untuk ruang baca yang dikelilingi dengan rak koleksi tandon. Untuk ruang pengolahan berada diujung sebelah timur bersebelahan tempat dengan gudang buku. Toilet berada diluar ruang perpustakaan berada di sebelah utara ruang perpustakaan.


(62)

Sistem tata ruang perpustakaan menggunakan sistem tata baur, yaitu suatu penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca, agar pembaca mudah mengambil dan mengembalikan sendiri koleksi yang dibutuhkan (Lasa,2005:160).

4.1.2 Pewarnaan

Dinding ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantor Semarang memiliki dua komposisi warna yaitu biru dan kuning. Pemilihan warna biru dan kuning disesuaikan dengan logo warna Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Untuk pewarnaan dinding dibagi menjadi dua bagian, bagian bawah diwarnai biru dan bagian atas diwarna kuning. Untuk perabot perpustakaan seperti meja, kursi, rak koleksi, rak penitipan barang diberi warna cokelat. Sementara warna putih digunakan untuk langit-langit dan untuk lantai perpustakaan.

4.1.3 Pencahayaan

Untuk pencahayaan ruang layanan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang digunakan dua sistem pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami menggunakan jendela kaca yang ditempatkan pada dinding luar ruang perpustakaan. Secara umum, ruang perpustakaan memiliki 18 jendela kaca yang terdapat di dinding gedung UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang, yang setiap jendela memiliki 2 bagian jendela yang terdiri dari jendela atas dan jendela bawah. Jendela atas terdiri dari


(63)

2 jendela yang masing-masing jendela berukuran tinggi 1 m dan lebar 0,5 m. Sedangkan untuk jendela bawah terdiri dari 3 jendela yang masing-masing berukuran tinggi 1 m dan lebar 0,6 m. Kaca yang digunakan untuk setiap jendela adalah sama yaitu kaca bening. Pada ruang koleksi tandon dan ruang baca, terdapat 6 jendela yang ditempatkan pada dinding sebelah utara dan 2 jendela ditempatkan pada dinding sebelah selatan. Di ruang ini terdapat 8 jendela, semua jendela dapat digunakan sebagai pencahayaan alami dan dapat digunakan juga sebagai ventilasi udara. Ruang referensi memiliki 2 jendela yang terdapat pada dinding sebelah utara dan selatan. Semua jendela dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahayaan alami. Di ruang koleksi umum yang bersatu dengan koleksi majalah, koleksi jurnal, koleksi CD, koran, terdapat 2 jendela yang terdapat pada dinding sebelah timur dan barat. Jendela di ruangan ini dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahayaan alami. Di ruang referensi terdapat 2 jendela yang terdapat pada dinding sebelah utara dan selatan. Jendela ini dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahyaan alami. Di gudang dan ruang pengolahan yang letaknya sejajar terdapat 2 jendela berada di dinding sebelah utara dan selatan. Jendela di ruangan tersebut dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahyaan alami.

Adapun pencahayaan buatan dilakukan dengan memasang 38 lampu. Di ruang koleksi umum, majalah, jurnal, CD, koran, terdapat 9 lampu. Di ruang referensi terdapat 3 lampu sebagai pencahayaan


(64)

buatan. Dan 24 lampu terdapat di ruang baca, ruang koleksi tandon, gudang dan ruang pengolahan. Semua lampu tersebut digunakan untuk mendukung pencahyaan di masing-masing ruangan.

4.1.4 Sirkulasi udara

Sistem sirkulasi udara yang dipakai UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang adalah sistem sirkulasi udara alami dan buatan. Sirkulasi udara alami menggunakan 18 jendela untuk seluruh ruangan yang terdiri dari 6 jendela terdapat di ruang koleksi umum, majalah, jurnal, CD, koran yang terdapat di sisi dinding sebelah timur dan barat. Di ruang referensi terdapat 2 jendela berada di sisi dinding sebelah utara dan selatan. Di ruang koleksi tandon dan ruang baca terdapat 8 jendela berada di sisi dinding sebelah utara dan selatan. Sementara untuk gudang dan ruang pengolahan terdapat 2 jendela berada di sisi dinding sebelah utara dan selatan. Masing-masing jendela memiliki 2 bagian yaitu bagian jendela atas dan jendela bawah. Untuk jendela atas memilki 2 jendela masing-masing jendela berukuran tinggi 1 m dan lebar 0,5 m, dan untuk jendela atas memiliki 3 jendela masing-masing berukuran tinggi 1 m dan lebar 0,6 m.

Adapun untuk sirkulasi udara buatan, perpustakaan menggunakan AC (Air Conditioning) sebanyak 6 buah. Di ruang koleksi umum, majalah, jurnal, CD, Koran terdapat 2 buah AC (Air Conditioning) berada di sisi dinding sebelah barat. Di ruang referensi terdapat 1 buah AC (Air Conditioning) berada di sisi dinding sebelah


(65)

selatan. Di ruang koleksi umum dan ruang baca terdapat 3 buah AC (Air Conditioning) berada di sisi dinding sebelah utara. Dan untuk ruang pengolahan dan gudang terdapat 1 buah AC (Air Conditioning) berada di sisi dinding sebelah utara. Ada juga 3 buah kipas angin untuk sirkulasi udara buata, terletak didekat meja baca.

4.1.5 Tata akustik

Pengelola perpustakaan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang berupaya mengurangi suara yang timbul dari dalam dengan menyediakan mebeler yang sebagian besar terbuat dari kayu.

4.2 Penempatan Ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan

Universitas Dian Nuswantoro ( UDINUS) Semarang

Ruangan merupakan salah satu elemen dari desain interior, sehingga dalam merancang suatu ruang seorang perancang desain interior harus memperhitungkan aktivitas pemakai, kebutuhan ruangan, jumlah orang, perabotan atau peralatan yang digunakan dalam ruangan. Selain itu penempatan pintu masuk dan penempatan perabotan juga perlu dipertimbangkan.

4.2.1 Ruang Koleksi

Ruang koleksi merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan koleksi perpustakaan. Ruang koleksi sekaligus menjadi inti dari perpustakaan. Beberapa ruang koleksi di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang adalah sebagai berikut :


(66)

1. Ruang koleksi umum, majalah, CD, dan jurnal

Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, ruang koleksi umum, ruang koleksi majalah, ruang koleksi CD, ruang koleksi majalah dijadikan satu ruangan. Koleksi umum merupakan ruang dimana terdapat rak-rak buku yang boleh dipinjam. Untuk koleksi majalah dan jurnal merupakan bahan pustaka yang berupa terbitan berkala yaitu jurnal dan majalah. Dan untuk koleksi CD adalah koleksi berupa kepingan CD. Ruang koleksi tersebut terdapat disebelah selatan dengan luas 99 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 9 m. Didalamnya terdapat 34 rak buku yang disusun berjajar 5 baris, setiap baris kurang lebih terdiri dari 5 sampai 6 rak buku yang saling membelakangi. Rak yang digunakan di ruang koleksi umum adalah rak 1 muka, oleh karena itu terdapat penempatan rak yang saling membelakangi agar pengguna perpustakaan mudah dalam mengambil buku. Untuk sebelah barat dari ruang koleksi ini ditempatkan rak dengan menghadap ke timur, dan untuk sebelah barat rak buku membelakangi lemari loker. Rak buku yang berada di tengah dibuat saling membelakangi, sehingga rak terlihat seperti rak muka dua

2. Ruang koleksi tandon

Koleksi tandon di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang merupakan koleksi perpustakaan berupa


(67)

buku yang tidak boleh dipinjam dan dibawa keluar. Akan tetapi, boleh difotokopi dengan meninggalkan identitas diri. Ruang koleksi tandon di UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang terdapat 17 rak mengelilingi ruang baca, luas dari ruang koleksi tandon sendiri adalah 189 m2 dengan panjang 21 m dan lebar 9 m. Letaknya di sebelah timur ruang pengolahan dan gudang, di sebelah barat berbatasan dengan ruang referensi. Rak tandon sebelah timur menjadi penyekat antara ruang koleksi tandon dan ruang pengolahan dan gudang. Untuk sebelah barat tidak ada penyekat antara ruang referensi dan ruang koleksi tandon.

4.2.2 Ruang loker

Ruangan loker berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang- barang pengguna perpustakaan, seperti : tas, jaket, topi, dan lain-lain. Ruangan ini menyatu dengan ruang koleksi umum, hanya saling membelakangi saja. Terletak di sebelah barat ruang koleksi umum. Luasnya 27 m2 dengan panjang 9 m dan lebar 3 m. Ruangan ini berada dekat dengan pintu masuk, ini dimaksudkan agar pengguna perpustakaan begitu masuk perpustakaan dapat langsung meletakkan barang-barang yang tidak boleh dibawa ke ruang koleksi bisa dititipkan ke almari loker dengan terlebih dahulu meminta kunci loker ke penjaga loker yang berada tepat di depan ruang loker.


(68)

4.2.3 Ruang OPAC

Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang mempunyai 1 buah komputer khusus OPAC, ruangan ini terletak di sebelah utara ruang koleksi umum dan dekat dengan pintu masuk, penempatan ruang OPAC seperti ini dimaksudkan agar pengguna perpustakaan langsung bisa akses, dengan adanya 0PAC pengguna tertolong di dalam mencari koleksi yang mereka butuhkan.

4.2.4 Ruang referensi

Ruang referensi UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang terdiri dari koleksi karya tulis ilmiah. Ruang ini terletak di sebelah barat ruang koleksi tandon dan ruang staf perpustakaan yang menyatu juga dengan meja sirkulasi. Koleksi referensi tidak dapat dipinjam atau dibawa pulang, hanya dapat dibaca di perpustakaan saja.

4.2.5 Ruang pengolahan

Ruang ini digunakan untuk mengolah bahan pustaka yang baru masuk ke perpustakaan. Sebelum bahan pustaka siap dilayankan ke rak buku akan dilakukan pengolahan buku, seperti : pemberian cap perpustakaan, pemberian no inventaris perpustakaan, pemberian no buku, pemberian barcode, penyampulan buku, dan memasukkan data buku ke sistem OPAC. Ruang pengolahan terletak di sebelah timur, luasnya 27 m2 dengan panjang 9 m dan lebar 3 m. Ruang ini disekat oleh rak tandon sebelah timur, dan letaknya sejajar dengan gudang.


(69)

4.2.6 Ruang Kepala Perpustakaan

Ruang Kepala UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro Semarang terletak di sebelah timur ruang staf perpustakaan. Penyekat antara kedua ruangan ini hanya meja. 4.2.7 Ruang staf perpustakaan.

Ruang staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang terletak di bagian tengah ruangan. Sebelah utara bebatasan dengan ruang koleksi tandon, sebelah selatan berbatsan dengan ruang koleksi umum, sebelah barat berbatasan dengan ruang referensi dan untuk sebelah timur berbatasan dengan ruang Kepala Perpustakaan. Di ruangan ini juga terdapat meja sirkulasi untuk layanan sirkulasi, dan meja jaga loker untuk pengambilan kunci loker.


(70)

56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Desain interior UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro analisis dari elemen-elemen desain interior adalah sebagai berikut : 1. UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

menggunakan sistem tata baur. Ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang hanya terdiri dari satu ruangan, akan tetapi memiliki beberapa bagian ruang yaitu: bagian ruang koleksi umum, bagian ruang baca, bagian ruang referensi, bagian ruang koleksi tandon, bagian ruang referensi, bagaian ruang majalah, bagian ruang sirkulasi, bagian ruang pengolahan koleksi, gudang, bagian ruang loker, bagian ruang Kepala Perpustakaan dan staf.

2. Pewarnaan ruang UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang menggunakan warna biru dan kuning mengikuti warna logo universitas, untuk warna langi-langit dan lantai menggunakan warna putih, dan untuk warna perabot menggunaka warna cokelat. 3. Pencahayaan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang menggunakan cahaya alami dan cahaya buatan. Untuk pencahaya alami UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro


(1)

4.2.6 Ruang Kepala Perpustakaan

Ruang Kepala UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro Semarang terletak di sebelah timur ruang staf perpustakaan. Penyekat antara kedua ruangan ini hanya meja. 4.2.7 Ruang staf perpustakaan.

Ruang staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang terletak di bagian tengah ruangan. Sebelah utara bebatasan dengan ruang koleksi tandon, sebelah selatan berbatsan dengan ruang koleksi umum, sebelah barat berbatasan dengan ruang referensi dan untuk sebelah timur berbatasan dengan ruang Kepala Perpustakaan. Di ruangan ini juga terdapat meja sirkulasi untuk layanan sirkulasi, dan meja jaga loker untuk pengambilan kunci loker.


(2)

56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Desain interior UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro analisis dari elemen-elemen desain interior adalah sebagai berikut :

1. UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

menggunakan sistem tata baur. Ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang hanya terdiri dari satu ruangan, akan tetapi memiliki beberapa bagian ruang yaitu: bagian ruang koleksi umum, bagian ruang baca, bagian ruang referensi, bagian ruang koleksi tandon, bagian ruang referensi, bagaian ruang majalah, bagian ruang sirkulasi, bagian ruang pengolahan koleksi, gudang, bagian ruang loker, bagian ruang Kepala Perpustakaan dan staf.

2. Pewarnaan ruang UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang menggunakan warna biru dan kuning mengikuti warna logo universitas, untuk warna langi-langit dan lantai menggunakan warna putih, dan untuk warna perabot menggunaka warna cokelat. 3. Pencahayaan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang menggunakan cahaya alami dan cahaya buatan. Untuk pencahaya alami UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro


(3)

Semarang memasang 18 jendela yang keseluruhan jendela itu dipasang di semua sisi dinding setiap bagian ruangan. Dan untuk

pencahyaan buatan UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro Semarang memasang 38 lampu dipasang disemua sisi langit-langit ruangan.

4. Sirkulasi udara UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang menggunakan sistem sirkulasi udara alami dan sirkulasi udara buatan. Adapun untuk sirkulasi udara alami menggunakan 18 jendela, untuk sirkulasi udara buatan menggunakan 3 kipas angin dan memsang 6 buah AC (Air Conditioning).

5. Untuk mengurangi suara yang timbul dari dalam dengan

menyediakan mebeler yang sebagian besar terbuat dari kayu. 5.1.2 Penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan

Universitas Dian Nuswantoro Semarang adalah sebagai berikut : 1. Beberapa ruang koleksi di UPT Perpustakaan Universitas Dian

Nuswantoro Semarang adalah sebagai berikut :

a. Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, ruang koleksi umum, ruang koleksi majalah, ruang koleksi CD, ruang koleksi majalah dijadikan satu ruangan. Ruang koleksi tersebut terdapat di sebelah selatan dengan luas 99 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 9 m. Di dalamnya terdapat 34 rak buku yang disusun berjajar 5 baris, setiap baris kurang lebih terdiri dari 5 sampai 6 rak buku yang saling membelakangi.


(4)

b. Ruang koleksi tandon di UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang terdapat 17 rak mengelilingi ruang baca, luas dari ruang koleksi tandon sendiri adalah 189 m2 dengan panjang 21 m dan lebar 9 m. Letaknya di sebelah timur ruang pengolahan dan gudang, di sebelah barat berbatasan dengan ruang referensi. 2. Ruang loker menyatu dengan ruang koleksi umum, hanya saling membelakangi saja. Terletak di sebelah barat ruang koleksi umum. Luasnya 27 m2 dengan panjang 9 m dan lebar 3 m., berada dekat dengan pintu masuk, ini dimaksudkan agar pengguna perpustakaan begitu masuk perpustakaan dapat langsung meletakkan barang-barang yang tidak boleh dibawa ke ruang koleksi bisa dititipkan ke almari loker dengan terlebih dahulu meminta kunci loker ke penjaga loker yang berada tepat di depan ruang loker.

3. Ruang OPAC terletak di sebelah utara ruang koleksi umum dan dekat dengan pintu masuk.

4. Ruang referensi terletak di sebelah barat ruang koleksi tandon dan ruang staf perpustakaan yang menyatu dengan meja sirkulasi. 5. Ruang pengolahan terletak disebelah timur, luasnya 27 m2 dengan

panjang 9 m dan lebar 3 m. Ruang ini disekat oleh rak tandon sebelah timur, dan letaknya sejajar dengan gudang.

6. Ruang Kepala Perpustakaan di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang terletak di sebelah timur ruang staf perpustakaan. Penyekat antara kedua ruangan ini hanya meja.


(5)

7. Ruang staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang terletak di bagian tengah ruangan. Sebelah utara bebatasan dengan ruang koleksi tandon, sebelah selatan berbatsan dengan ruang koleksi umum, sebelah barat berbatasan dengan ruang referensi dan untuk sebelah timur berbatasan dengan ruang Kepala Perpustakaan.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk ruang koleksi, hendaknya jarak penempatan rak agak diperlebar agar kesan sempit tidak nampak.

5.2.2 Almari loker hendaknya diletakkan tepat di depan meja loker dan menghadap ke utara agar tidak membelakangi ruang koleksi umum, sehingga cahaya dari jendela ke ruang koleksi umum seluruhnya dapat masuk ke ruang koleksi umum.


(6)