belum adanya lembaga yang secara khusus menangani pengelolaan perbatasan kedua negara.
c. Bapak Duarte Nunes Komisi B Parlemen Nasional Timor Leste yang Menangani
Urusan Keamanan dan Kerja sama: Kemiskinan masyarakat di wilayah perbatasan menjadi sebagian bukti
ketidak-seriusan pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan di wilayah perbatasan pada saat negara kita termasuk wilayah Negara
Republik Indonesia. Terisolirnya masyarakat daerah perbatasan membuat mereka bagaikan anak tiri yang tidak mendapat perhatian pemerintah. Jika
ditelaah lebih lanjut kemiskinan yang terjadi pada masyarakat perbatasan disebabkan oleh akumulasi berbagai hal, seperti rendahnya mutu
sumberdaya manusia, minimnya infrastruktur pendukung, rendahnya produktifitas masyarakat dan belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya
alam di kawasan perbatasan.
DIMENSI PENYUSUNAN AGENDA KEBIJAKAN 1.
Berdasarkan beberapa isu permasalahan yang muncul di wilayah perbatasan, apakah perlu dilanjutkan pembahasannya di tingkat pemerintah pusat?
a. Bapak Pedro Laranjeira Direktur Teknik untuk Direksi Perbatasan pada
Kementerian Luar Negeri RDTL: Perbatasan diibaratkan sebagai agen dari kedaulatan dan keamanan
nasional, dan sebuah rekaman fisik dari relasi negara dengan negara tetanga sejak dahulu kala dan hingga saat ini.
b. Bapak Fidelis Magalhaes Staf Ahli Presiden Timor Leste yang membawahi
bidang kerja sama dan Bilateral: Ya tentu saja, masalah-masalah tersebut harus dibicarakan di tingkat pusat.
Masalah-masalah yang muncul di wilayah perbatasan harus segera dicarikan solusinya. Karena hal ini berkaitan dengan negara tetangga kita, maka jelas
pembahasannya harus dilakukan di pusat.
c. Bapak Duarte Nunes Komisi B Parlemen Nasional Timor Leste yang Menangani
Urusan Keamanan dan Kerjasama: Hal itu sangat penting dilakukan karena pada saatnya nanti kita juga
melaksanakan pembahasan masalah ini dengan pihak Indonesia.
2. Bagaimanakah proses yang dilakukan pihak-pihak terkait dalam merumuskan
agenda setting terhadap isu-isu tentang permasalahan di wilayah perbatasan Timor Leste dan Indonesia ini?
a. Bpk. Pedro Laranjeira Direktur teknik untuk Direksi Perbatasan pada Kementerian
Luar Negeri RDTL: Pihak Kementerian Luar Negeri Timor Leste secara aktif terus melakukan
pendekatan kepada Pemerintah Indonesia untuk secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini.
b. Bpk. Fidelis Magalhaes Staf Ahli Presiden Timor Leste yang membawahi bidang
kerja sama dan Bilateral:
Tentunya pemerintah kita perlu mengadakan kerjasama bilateral dengan pihak Indonesia, yang pada tanggal 8 Oktober 2002 lalu terbentuk JMC
Joint Ministerial Commision antara pemerintah Timor Leste dan pemerintah Indonesia yang salah satu agendanya adalah menyelesaikan permasalahan
sekitar wilayah perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia.
c. Bapak Duarte Nunes Komisi B Parlemen Nasional Timor Leste yang Menangani
Urusan Keamanan dan Kerjasama: Setelah melakukan negosiasi yang cukup panjang antara pemerintah Timor
Leste dan Indonesia, maka terbentuklah Joint Ministerial Commision antara kedua negara. Dalam forum inilah dibahas agenda-agenda yang akan
menjadi topik pembahasan dalam forum ini, terutama yang berkaitan dengan permasalahan perbatasan yang dihadapi oleh kedua negara.
3. Permasalahan-permasalahan apakah yang berhasil dirumuskan dalam proses
agenda setting terhadap isu di wilayah perbatasan Timor Leste dan Indonesia? a.
Bpk. Pedro Laranjeira Direktur teknik untuk Direksi Perbatasan pada Kementerian Luar Negeri RDTL:
Pertama mengenai penetapan batas darat kedua negara yang selama ini belum mendapatkan titik temu di antara kedua negara. Kedua, masalah
dampak ketidakjelasan batas-batas kedua negara, seperti tindak kriminal yang dilakukan pelintas batas. Ketiga, kedua negara sepakat untuk
menghindari sengketa berkaitan dengan penentuan batas negara.
b. Bpk. Fidelis Magalhaes Staf Ahli Presiden Timor Leste yang membawahi bidang
kerja sama dan Bilateral: Secara umum agenda yang akan menjadi topik perundingan adalah masalah
penetapan batas negara dan usaha bersama untuk mengelola wilayah perbatasan secara bersama-sama.
c. Bapak Duarte Nunes Komisi B Parlemen Nasional Timor Leste yang Menangani
Urusan Keamanan dan Kerjasama: Adanya keinginan dari kedua negara untuk mengelola wilayah perbatasan
kedua negara, mengingat masyarakat di wilayah perbatasan Timor leste dan Indonesia memiliki kesamaan budaya dan masih kuatnya ikatan
kekeluargaan walaupun telah dibatasi oleh kedaulatan negara yang berbeda.
DIMENSI PEMILIHAN ALTERNATIF KEBIJAKAN 1.
Seperti diketahui forum Working Group on Border Issues antara Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah Indonesia secara terus menerus melakukan perundingan.
Apa sajakah yang dihasilkan dalam perundingan tersebut? a.
Bpk. Pedro Laranjeira Direktur teknik untuk Direksi Perbatasan pada Kementerian Luar Negeri RDTL:
Ada 3 tiga opsi yang dihasilkan dalam perundingan pada forum Working Group on Border Issues antara Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah
Indonesia ini. Pertama, pengelolaan bersama berupa kebijakan pembangunan bersama terutama pengaturan kelembagaan dan kewenangan
pengelolaan bersama. Kedua, upaya penegakan hukum bersama di wilayah perbatasan. Ketiga, memperkuat kerjasama keamanan di wilayah
perbatasan.
b. Bpk. Fidelis Magalhaes Staf Ahli Presiden Timor Leste yang membawahi bidang
kerja sama dan Bilateral: Kalau tidak salah ada tiga persoalan yang dihasilkan dalam forum ini, yaitu
kelembagaan dan pengelolaan bersama di wilayah perbatasan, kerjasama di bidang hukum dan kerjasama keamanan.
c. Bapak Duarte Nunes Komisi B Parlemen Nasional Timor Leste yang Menangani
Urusan Keamanan dan Kerjasama: Ada 3 tiga bentuk kerjasama yang akan dibahas lebih lanjut pada saat itu
yaitu menciptakan kebijakan bersama mengenai masalah pengelolaan wilayah perbatasan kedua negara. Kemudian kerjasama di bidang
penegakan hukum secara bersama-sama bagi pelintas batas ilegal. Terakhir kebijakan kerjasama keamanan di wilayah perbatasan.
2. Apa yang menjadi landasan bahwa kedua negara sepakat memilih alternative