Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat 1)

(1)

FANY PRATIWI KEMALA (211O8O84)

Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi

Akuntansi, dan Implikasinya terhadap Kualitas Informasi

(Survey pada KPP

di Kanwil Jawa Barat 1)

The Influence of Organizational Structure

to Accounting Information System

and their Implication to Information Quality


(2)

VARIABEL

FENOMENA

Struktur Organisasi (X)

Adanya perubahan struktur organisasi

berdasarkan fungsi, diharapkan dengan

adanya perubahan ini dapat membuat

pekerjaan lebih ramping dan meningkatkan

efektifitas KPP (Djazoeli Sadhani, 2005)

Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Aplikasi software sampai saat ini belum

terintegrasi hal ini menyebabkan adanya

perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak

dengan Ditjen Perbendaharaan Negara

(Melkias Markus Mekeng, 2010)

Kualitas Informasi (Z)

Lebih

dari

20

laporan

keuangan

kementerian dan lembaga negara belum

mendapatkan penilaian wajar dari Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya,

relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan

keuangan pemerintahpun dinilai masih

jauh dari memuaskan. (Boediono, 2011).


(3)

Paradigma Penelitian

STRUKTUR

ORGANISASI

SISTEM

INFORMASI

AKUNTANSI

KUALITAS

INFORMASI

Mahdi Salehi, 2011

1. Ivana

Mamic,2006

2. Wongsim & Jing gao , 2011


(4)

MAPPING

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR

& FREKUENSI

KET ALASAN

Struktur

organisasi

(X)

Spesialisasi Tugas sudah

didelegasikan

sesuai dengan jabatan dan wewenangnya 75,36% 1:F: 0 2:F: 5 3:F: 12 4:F: 30 5:F: 9

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

spesialisasi adalah sebesar 75,36% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 24,64%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas spesialisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:5 & 3:F:12) masih ada responden yang beranggapan bahwa pendelagasian tugas masih tidak sesuai dengan jabatan atau wewenangnya.

Departeme

ntalisasi untuk masing-masing tugas

pekerjaan

diberikan sudah sesuai dengan keahlian masing-masing individu 73,57% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 19 4:F: 27 5:F: 7

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

departementalisasi adalah sebesar 73,57% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,43%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas departementalisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa pemeberian tugas tidak sesuai dengan keahlian masing- masing individu.

Rantai

komando Di tindakan setiap bawahan di

dalam

pekerjaan atasan turut bertanggung jawab 80% 1:F: 0 2:F: 1 3:F: 10 4:F: 33 5:F: 12

Baik Secara keseluruhan persentase indikator rantai

komando adalah sebesar 80% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 20%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas rantai komando dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:1 & 3:F:10) masih ada responden yang beranggapan bahwa atasan sangat jarang turut bertanggung jawab atas setiap tindakan bawahan di dalam pekerjaan.


(5)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI

KET ALASAN

Struktur organisasi (X)

Rentang

kendali Untuk pendistribusia n tugas dari atasan kepada bawahan

memperhatika

n beban kerja bawahan 76,86% 1:F: 0 2:F: 2 3:F: 16 4:F: 28 5:F: 10

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

rentang kendali adalah sebesar 76,86% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 23,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas rentang kendali dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:2 & 3:F:16) masih ada responden yang beranggapan bahwa pendistribusian tugas dari atasan kepada bawahan sangat jarang memperhatikan beban kerja bawahan.

Sentralisas

i &

Desentralis asi

Untuk

pendistribusian

tugas dari atasan kepada bawahan memperhatika n beban kerja bawahan 62,86% 1:F: 2 2:F: 9 3:F: 27 4:F: 15 5:F: 3 Cukup Baik

Secara keseluruhan persentase indikator sentralisasi & desentralisasi adalah sebesar 62,86% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 37,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sentralisasi dan desentralisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. . Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:9 & 3:F:27) masih ada responden yang beranggapan bahwa pengambilan keputusan sangat jarang diserahkan kepada bawahan.

Formalisasi Atasan

dalam

memberi arahan kepada bawahan

dalam situasi

formal 70,0% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 24 4:F: 27 5:F: 2

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

formalisasi adalah sebesar 70%

termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 30%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk

meningkatkan kualitas formalisasi dalam

struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:24) masih ada responden yang beranggapan bahwa

sangat jarang atasan memberi arahan


(6)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI

KET ALASAN

Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Hardware Spek hardware yang digunakan dalam implementa si sistem informasi pada kantor bapak/ibu sudah sesuai dengan kebutuhan user 67,14% 1:F: 0 2:F: 9 3:F: 23 4:F: 19 5:F: 5 Cukup Baik

Secara keseluruhan persentase indikator hardware adalah sebesar 67,14% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) karena masih terdapat gap 32,86%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas hardware dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:9 & 3:F:23) masih ada responden yang

beranggapan bahwa spek hardware

yang digunakan dalam implementasi sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan user.

Sampai dengan saat ini software MPN belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan

pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen

Perbendaharaan

Negara(Melkias

Markus Mekeng, 2010).

MPN sebagai bagian dari SIDJP , namun sistem pencatatan data realisasi penerimaan pajak sampai saat

ini belum

terintegrasi.

Software Aplikasi (MPN) saling berhubunga n antara satu seksi dengan seksi lain 65,36% 1:F: 0 2:F: 15 3:F: 18 4:F: 16 5:F: 7 Cukup Baik

Secara keseluruhan persentase indikator software adalah sebesar 65,36% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 34,64%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas software dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:15 & 3:F:18) masih

ada responden yang beranggapan

bahwa hubungan aplikasi (MPN) antara satu seksi dengan seksi lain tidak harmonis.


(7)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI

KET ALASAN

Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Brainware Pegawai sebagai

operator yang bertanggung jawab menjalankann ya sudah sesuai dengan keahliannya 76,43% 1:F: 1 2:F: 2 3:F: 18 4:F: 20 5:F: 15

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

brainware adalah sebesar 76,43% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 23,57%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas brainware dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (1:F:1, 2:F:2 & 3:F:18) masih ada responden yang beranggapan bahwa pegawai sebagai operator yang bertanggung jawab menjalankan suatu sistem tidak sesuai dengan keahliannya.

Prosedur Dapatkah suatu prosedur penginputan data melewati suatu prosedur lainnya yang telah ditentukan dalam SOP 73,21% 1:F: 0 2:F: 7 3:F: 19 4:F: 16 5:F: 14

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

prosedur adalah sebesar 73,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,79%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas prosedur dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:7 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa suatu prosedur penginputan data melewati suatu prosedur lainnya yang telah ditentukan dalam SOP sangat jarang dilaksanakan.

Database Output data

dalam MPN

dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan 78,57% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 13 4:F: 25 5:F: 15

Baik Secara keseluruhan persentase indikator

database adalah sebesar 78,57% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 21,43%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas database dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:13) masih ada responden yang beranggapan bahwa output data dalam MPN sangat jarang dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan.


(8)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL

SKOR &

FREKUENSI

KET ALASAN

Sistem Informasi Akuntansi

(Y)

ketika beban kerja tinggi maka tingkat

koneksi MPN

lamban atau

“hang”

(Novianto, 2012).

Migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod

ke SIDJP ternyata

terdapat kelemahan ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi

lamban atau bahkan

'hang’

Teknologi Jaringan Komunikasi

Tingkat koneksi yang gagal dalam

aplikasi MPN 56,07% 1:F: 2 2:F: 14 3:F: 33 4:F: 7 5:F: 0 Cukup Baik

Secara keseluruhan persentase indikator teknologi jaringan komunikasi adalah sebesar 56,07%

termasuk dalam kategori cukup baik.

Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 43,93%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan

kualitas teknologi jaringan

komunikasi dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (1:F:2, 2:F:14 &

3:F:33) masih ada responden yang

beranggapan bahwa tingkat koneksi dalam aplikasi MPN selalu gagal. Sistem

Pengolah an Transaksi

Prosedur

aplikasi MPN

sesuai dengan aktivitas sistem pengolahan transaksi 73,21% 1:F: 0 2:F: 6 3:F: 19 4:F: 19 5:F: 12

Baik Secara keseluruhan persentase

indikator sistem pengolahan transaksi

adalah sebesar 73,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,79%. Gap ini

merupakan hal yang patut

diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistem pengolahan transaksi dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa

Barat 1. Bila dilihat dari nilai

frekuensi (2:F:6 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa prosedur aplikasi MPN tidak sesuai dengan aktivitas sistem pengolahan


(9)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI

KET ALASAN

Kualitas

Informasi

(Z)

BPK menemukan

kerugian negara

di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu

hingga Rp 96

triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan

tidak dapat

diyakini kebenarannya. (Hendaru Purnomo, 2010)

Hasil pemeriksaan

BPK atas

penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan

2009, ditemukan

potensi kerugian negara di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar

Satu hingga Rp 96

triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan

tidak dapat diyakini

kebenarannya.

Akurat Tingkat

keakuratan informasi yang dihasilkan MPN 67,86% 1:F: 0 2:F: 18 3:F: 12 4:F: 12 5:F: 14 Cukup baik

Secara keseluruhan persentase indikator

akurat adalah sebesar 67,86% termasuk

dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 32,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan

untuk meningkatkan keakuratan dalam

kualitas informasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:18 & 3:F:12) masih ada responden yang beranggapan bahwa

tingkat keakuratan informasi yang

dihasilkan MPN masih rendah.

MPN merupakan modal yang dapat memantau

informasi

menjadi lebih tepat waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan (Sri Mulyani, 2010).

MPN merupakan modal yang dapat memantau informasi

menjadi lebih tepat

waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan .

Tepat waktu Suatu input-an data dari suatu seksi

dapat

terbaca pada saat itu juga ketika sitem tersebut dibuka oleh user lainnya 68,21% 1:F: 0 2:F: 8 3:F: 23 4:F: 19 5:F: 6

Baik Secara keseluruhan persentase indikator tepat waktu adalah sebesar 68,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi

masih dibawah ideal (skor 100%) dan

ditemukan gap 31,79%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan ketepatan waktu dalam kualitas informasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:8 & 3:F:23) masih ada responden yang beranggapan bahwa suatu input-an data dari suatu seksi sangat jarang terbaca pada saat itu juga ketika sitem tersebut dibuka oleh user lainnya.


(10)

VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI

KET ALASAN

Kualitas Informasi (Z)

Lebih dari 20 laporan keuangan kementrian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari BPK. Artunya relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun masih dinilai jauh dari memuaskan (Boediono, 2011)

Lebih dari 20 laporan keuangan kementrian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari BPK. Artunya relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun masih dinilai jauh dari memuaskan (Boediono, 2011) Relevan Semua informasi yang dihasilkan aplikasi MPN sudah sesuai dengan kebutuhan user 66,07% 1:F: 0 2:F: 12 3:F: 20 4:F: 19 5:F: 5 Cukup baik

Secara keseluruhan persentase indikator relevan adalah sebesar 66,07% termasuk dalam kategori cukup baik.

Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%)

dan ditemukan gap 33,93%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan relevansi dalam kualitas informasi pada KPP yang ada

di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat

dari nilai frekuensi (2:F:12 & 3:F:20) masih ada responden yang beranggapan bahwa informasi yang dihasilkan aplikasi MPN tidak sesuai dengan

kebutuhan user. Lengkap Semua informasi yang terinput dalam aplikasi

MPN dapat dibuka sampai detil lampirannya 71,43% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 25 4:F: 21 5:F: 7

Baik Secara keseluruhan persentase indikator lengkap adalah sebesar 71,43% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 28,57%. Gap ini

merupakan hal yang patut diperhatikan

untuk meningkatkan kelengkapan dalam kualitas informasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:25)

masih ada responden yang beranggapan

bahwa informasi yang terinput dalam aplikasi MPN sangat jarang dapat dibuka sampai detil lampirannya.


(11)

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal

%Skor

Aktual Kriteria

1 Spesialisasi 211 280 75,36 Baik

2 Departementalisasi 206 280 73,57 Baik

3 Rantai Komando 224 280 80,00 Baik

4 Rentang Kendali 214 280 76,43 Baik

5 Sentralisasi & Desentralisasi 176 280 62,86 Cukup Baik

6 Formalisasi 196 280 70,00 Baik

Total 1227 1680 73,04 Baik

No Indikator Skor

Aktual

Skor Ideal

% Skor

Aktual Kriteria

1 Hardware 188 280 67,14 Cukup Baik

2 Software 183 280 65,36 Cukup Baik

3 Brainware 214 280 76,43 Baik

4 Prosedur 205 280 73,21 Baik

5 Database 220 280 78,57 Baik

6 Teknologi jaringan komunikasi 157 280 56,07 Cukup Baik

7 Sistem pengolahan transaksi 205 280 73,21 Baik

Total 1372 1960 70,00 Baik

Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi Akuntansi

Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Struktur Organisasi


(12)

KESIMPULAN ANALISI DESKRIPTIF

Akumulasi tanggapan responden mengenai struktur organisasi

sebesar 73,04% menunjukkan bahwa KPP Pratama di Kanwil Jawa

Barat 1 pada umumnya telah memiliki struktur organisasi yang baik.

akumulasi tanggapan responden mengenai penerapan SIA sebesar

70% dan kualitas informasi sebesar 68,39% juga termasuk dalam

kategori baik, meskipun penerapan SIA dalam rangka menghasilkan

informasi pada KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat 1 masih terdapat

permasalahan.

No Indikator Skor Aktual Skor

Ideal

% Skor

Aktual Kriteria

1 Akurat 190 280 67,86 Cukup Tinggi

2 Tepat waktu 191 280 68,21 Tinggi

3 Relevan 185 280 66,07 Cukup Tinggi

4 Lengkap 200 280 71,43 Tinggi

Total 766 1120 68,39 Tinggi


(13)

Analisis Verfikatif

Correlations

1.000 .726 .823

.726 1.000 .672

.823 .672 1.000

. .009 .002

.009 . .017

.002 .017 .

10 10 10

10 10 10

10 10 10

Z X Y Z X Y Z X Y Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Z X Y

Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut

dapat dilihat bahwa keterkaitan atau

hubungan

antara

struktur

organisasi

dengan penerapan SIA sebesar 0,672 dan

masuk dalam kategori erat. Arah hubungan

positif antara struktur organisasi dengan

penerapan

SIA

menunjukkan

bahwa

struktur organisasi yang baik cenderung

diikuti dengan penerapan SIA yang baik.

Kemudian

hubungan

antara

struktur

organisasi dengan kualitas informasi sebesar

0,726 juga termasuk dalam kategori erat,

sementara hubungan antara penerapan SIA

dengan kualitas informasi sebesar 0,823

termasuk dalam kategori sangat erat dengan

arah positif.


(14)

Pengujian Sub Struktur I

Nilai

koefisien

determinasi

dinterpretasikan

sebagai

besar

pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen. Jadi dari hasil

penelitian ini diketahui bahwa struktur

organisasi

memberikan

pengaruh

sebesar

45,2%

terhadap

sistem

informasi

akuntansi

pada

Kantor

Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat

I. Sementara sisanya sebesar 54,8%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

diluar struktur organisasi antara lain,

user

participation, user involvement, user

representation,

participative

policies,

political

conflict,

and

change

management

(Butler

&

Fitzgerald:1995). Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu bahwa Sistem

Informasi Akuntansi mempengaruhi

suatu

organisasi,

salah

satunya

dipengaruhi oleh struktur organisasi

(Mahdi Salehi, 2011).

X

Y

P

yx

=0,672

e

1

=

0,548

Model Summary

.672a .452 .383 .1998177

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X


(15)

Pengujian Sub Struktur II

Melalui nilai koefisien determinasi (R Square)

dapat diketahui bahwa secara bersama-sama

variabel

struktur

organisasi

dan

sistem

informasi akuntansi memberikan kontribusi

(pengaruh) sebesar 73,2% terhadap kualitas

informasi pada Kantor Pelayanan Pajak di

Kanwil Jawa Barat I. Dapat disimpulkan bahwa

Sistem Informasi Akuntansi dalam struktur

organisasi merupakan alat bagi manajer untuk

mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan,

anggaran, dan perencanaan jasa informasi

dalam

organisasi

(George

Bodnar

diterjemahkan oleh Julianto, 2006). Sisanya

sebesar 26,8% merupakan pengaruh faktor lain

diluar kedua variabel yang sedang diteliti

seperti

data

quality

(Xu

&

Lu:2003),

organization size

(Xu,

et al:2005),

middle

manager, environmental, and organizational

culture (Salehi & Abdipour:2011).

X

Y

Z

PZX=0,314

PYX=0,672 PZY=0,612

e

0,268

Coefficientsa

-.334 .647 -.515 .622

.278 .234 .314 1.189 .273

.698 .301 .612 2.317 .054

(Constant) X

Y Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Z a.


(16)

Analisi Verifikatif

Melalui nilai koefisien determinasi (R Square)

dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel

struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi

memberikan kontribusi (pengaruh)

sebesar

73,2%

terhadap kualitas informasi pada Kantor Pelayanan

Pajak di Kanwil Jawa Barat I.

Model Summary

.856a .732 .655 .1703652 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Y, X a.


(17)

Besar pengaruh masing-masing variabel struktur organisasi dan penerapan

SIA terhadap Kualitas Informasi:

1. Pengaruh Struktur Organisasi secara parsial terhadap Kualitas Informasi

Pengaruh Langsung

= (0,314) x (0,314)

= 0,099 (9,9%)

Pengaruh Tidak Langsung = (0,314) x (0,672) x (0,612)

= 0,129 (12,9%)

Total Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Informasi = 0,228 (22,8%)

2. Pengaruh Penerapan SIA secara parsial terhadap Kualitas Informasi:

Pengaruh Langsung

= (0,612) x (0,612)

= 0,375 (37,5%)

Pengaruh Tidak Langsung = (0,612) x (0,672) x (0,314)

= 0,129 (12,9%)

Total Pengaruh Penerapan SIA Terhadap Kualitas Informasi

= 0,504 (50,4%)

3. Pengaruh Struktur Organisasi dan SIA secara simultan terhadap Kualitas

Informasi :


(18)

RUMUSAN MASALAH KESIMPULAN SARAN

Bagaimana Pengaruh Struktur

Organisasi terhadap Sistem

Informasi Akuntansi pada KPP di

Kanwil Jawa Barat 1.

Struktur organisasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi. Fenomena yang terjadi pada sistem informasi akuntansi yaitu aplikasi software

MPN belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara serta jaringan teknologi komunikasi atau network pada aplikasi MPN masih sering gagal, terjadi karena kapasitas jaringan atau server yang tersedia belum optimal, dan kualitas struktur organisasi belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi dipengaruhi cukup tinggi oleh struktur organisasi.

Bahwa gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan pada struktur organisasi terutama yang berkaitan dengan sentralisasi dan desentralisasi yang kategorinya cukup baik, artinya masih jauh dari nilai ideal. Untuk itu perlu dibuat suatu kebijakan bilamana atasan tidak berada ditempat, maka atasan bisa melimpahkan wewenangnya kepada bawahan supaya ketika terjadi keadaan yang mendesak pengambilan keputusan tetap bisa dilakukan.

Bagaimana Sistem Informasi

Akuntansi terhadap Kualitas

Informasi pada KPP di Kanwil Jawa

Barat 1.

Kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I dikategorikan baik. Namun terkadang masih kurang akurat sehingga relevansi informasi yang dihasilkan menjadi berkurang dan penyajian informasi terkadang menjadi tidak tepat waktu. Sebagai akibatnya penilaian BPK terhadap pengelolaan keuangan pemerintahpun belum mendapatkan penilaian wajar.

Gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa informasi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui perbaikan pada sistem informasi akuntansi, terutama yang berkaitan dengan aplikasi software dan teknologi jaringan komunikasi. Sebaiknya diadakan pembaharuan sistem informasi akuntansi, misalnya memperbaiki sistem atau jaringan komunikasi dengan menggarti server lama dengan server baru yang kapasitasnya lebih besar.

Seberapa Besar Pengaruh Struktur

Organisasi terhadap Sistem

Informasi Akuntansi dan

Implikasinya pada Kualitas

Informasi pada KPP di Kanwil Jawa

Barat 1 secara parsial dan simultan

Struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas informasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi akan menghasilkan informasi yang berkualitas dan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Artinya, kualitas informasi merupakan suatu keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi

Pada dasarnya kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I terutama dalam hal Modul Penerimaan Negara bisa dibilang sudah baik atau berkualitas. Namun informasi yang dihasilkan terkadang masih kurang tepat waktu. Jadi sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak mulai memperbaiki sistem atau jaringan komunikasinya agar informasi dapat diakses dengan cepat dan tidak menghambat proses pengambilan keputusan.


(19)

(20)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI

TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

DAN IMPLIKASINYA PADA KUALITAS INFORMASI

(Survey Pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1)

The Influence of Organizational Sructure

To AccountingInformation System

and Their ImplicationTo Information Quality

(Survey On Small Taxpayers Office West Java Region 1 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Fany Pratiwi Kemala

21108084

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(21)

(22)

v ABSTRAK

Keberadaan suatu SIA dalam suatu organisasi dapat menghasilkan informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi para penggunanya dalam proses pengambilan keputusan, maka untuk menyediakan informasi keuangan yang paling relevan pembuatan desain SIA harus memahami struktur organisasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit observasi dalam penelitian ini adalah sepuluh Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1 dengan unit analisis pegawai pada seksi Pengolahan Data dan Informasi yang berjumlah 56 orang. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi Pearson Product Moment, analisis jalur, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18 untuk Microsoft Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan KPP di Kanwil Jawa Barat 1 memiliki struktur organisasi yang baik. Sistem informasi akuntansi sudah diterapkan dengan baik dan informasi yang dihasilkan juga sudah berkualitas. Struktur organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Kemudian secara bersama-sama struktur organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.

Kata Kunci : Struktur Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi, dan Kualitas Informasi


(23)

iv

ABSTRACT

The existence of an SIA in an organization can produce a quality and useful information to users in the decision making process, then to provide the most relevant financial information of design SIA must understand the organizational structure. The purpose of this study is to determine the effect of the organizational structure of the application of accounting information systems and their implications on the quality of information.

The method that been used in this research are descriptive and verifycative methods. The unit of observation five Small Taxpayer Office Jawa Barat 1 Region with the unit of analysis were employees in Data and Information Processing section totaled 56 peoples. Statistical test used was the calculation of Pearson Product Moment correlation, path analysis, the coefficient of determination and hypothesis test using SPSS 18 application assistance for Microsoft Windows.

The result showed that in overall Small Taxpayer Office Jawa Barat 1 Region has a good organizational structure. Accounting information system are implemented as well and the resulting information has also been qualified. Organizational structure has tight relationship and influence positively for the accounting information system implementation. Then simultaneously the organizational structure and accounting information system implementation influence positively for the information quality.

.

Keywords : Organizational Structure, Accounting Information System, and Information Quality


(24)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Usulan penelitian ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).

Dimana judul yang diambil yaitu: “PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI

TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN IMPLIKASINYA PADA KUALITAS INFORMASI (Survey Pada KPP Wilayah Jawa Barat I)”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun usulan penelitian ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan usulan penelitian ini, akhirnya dengan doa, semangat ikhtiar penulis mampu melewatinya.

Dalam kesempatan ini penulis megucapkan banyak terimakasih terutama kepada Amih dan Apih yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik secara moril maupun materil serta kasih sayang yang tiada henti kepada penulis


(25)

vii

sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini hingga selesai. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Hj. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia dan penguji.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ely Suhayati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali.

5. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, Selaku Dosen Pembimbing. 6. Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si, Selaku Dosen Penguji 1. 7. Inta Budi Setyanusa, SE.,M.Ak, Selaku Dosen Penguji 2.

8. Dosen serta seluruh staf dan karyawan Universitas Komputer Indonesia. 9. Kedua Orangtuaku, terima kasih sudah mendukung, dalam bentuk materil

maupun doa.

10. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas semangat dan dukungannya. 11. Osa Muhammad yang selalu memberikan semangat, dorongan, serta

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12. Teman-teman: Tresna, Yuke, Renti yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

13. Teman-teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.


(26)

viii

14. Teman-teman di AK 2 yang selama ini telah berjuang bersama-sama dengan penulis melewati suka dan duka.

15. Teman-teman akuntansi perpajakan, kalian sungguh tidak terlupakan.

16. Seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dankritik demi kemajuan serta penambahan wawasan penulis di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnyadan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Fany Pratiwi Kemala 21108084


(27)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i SURAT PERNYATAAN ... ii MOTTO ... iii ABSTRACT ... iv ABSTRAK ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR TABEL ... xvii DAFTAR LAMPIRAN ... xxi BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10 1.2.1Identifikasi Masalah ... 10 1.2.2Rumusan Masalah ... 11 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11 1.3.1Maksud Penelitian ... 11 1.3.2 Tujuan Penelitian... 11 1.4Kegunaan Penelitian... 12 1.4.1Kegunaan Praktis... 12 1.4.2Kegunaan Akademis ... 12 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13 1.5.2 Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 15 2.1.1 Struktur Organisasi ... 15


(28)

x

2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi ... 15 2.1.1.2 Dimensi atau Indikator ... 17 2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 19 2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 19 2.1.2.2 Dimensi atau Indikator... 21 2.1.3 Kualitas Informasi ... 30 2.1.3.1 Pengertian Informasi ... 30 2.1.3.2 Pengertian Kualitas Informasi ... 31 2.1.3.3 Dimensi atau Indikator... 31 2.1.4 Keterkaitan Variabel Penelitian ... 32

2.1.4.1 Hubungan Struktur Organisasi Dengan Sistem

Informasi Akuntansi... 32 2.1.4.2 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi Dengan

Kualitas Informasi ... 33 2.1.4.3 Hubungan Struktur Organisasi Dengan Kualitas

Informasi ... 34 2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem

Informasi Akuntansi ... 34 2.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas

Informasi ... 35 2.2.3 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kualitas Informasi

... 37 2.3 Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 40 3.2 Metode Penelitian ... 41 3.2.1 Desain Penelitian ... 42 3.2.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 47 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 52


(29)

xi

3.2.3.1 Sumber Data ... 52 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 52 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54 3.2.4.1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur ... 56 3.2.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 58 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 60 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 60 3.2.5.2 Analisis Data Verifikatif ... 63 3.2.5.3 Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 71 4.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1 ... 71 4.1.2 Struktur Organisasi KPP di Kanwil Jawa Barat 1 . 75 4.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa

Barat 1 ... 77 4.1.4 Aktivitas KPP di Kanwil Jawa Barat 1 ... 79 4.2 Karakteristik Responden ... 80 4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 84 4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Struktur Organisasi .... 85 4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Sistem Informasi Akuntansi ... 92 4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Informasi ... 101 4.4 Hasil Analisis denganmetode Verifikatif ... 106

4.4.1 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem

Informasi Akuntansi dan Implikasinya Terhadap Kualitas Informasi ... 106 4.4.2 Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Pertama ... 112 4.4.3 Pengujian Jalur pada Sub Struktur Kedua ... 116


(30)

xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 126 5.2 Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129 KUESIONER ... 133 LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 137


(31)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya Mardi (2011), dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan – keputusan yang sekarang atau yang akan datang. Informasi dikatakan berkualitas menurut Mc. Leod (2007) apabila memiliki ciri-ciri yaitu seperti akurat, relevan, tepat waktu, dan lengkap. Sedangkan menurut Kieso (2007) kualitas informasi terdiri dari relevansi dan realibilitas yang merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.

Kualitas Informasi menjadi salah satu perhatian khusus bagi Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dapat memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara on-line melalui sistem Modul Penerimaan Negara,

dimana masih ada kelemahan dalam sistem tersebut (Darmin Nasution, 2007). Masalah kualitas informasi juga ditujukkan dengan pernyataan Boediono bahwa lebih dari 20 laporan keuangan kementerian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya, relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun dinilai masih jauh dari memuaskan (Boediono, 2011). Selain itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan hasil pemeriksaan BPK atas penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan 2009, ditemukan kerugian negara di Kantor


(32)

2

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu hingga Rp 96 triliun, dan KPP yang bersangkutan belum melakukan tindak lanjut secara optimal atas potensi penerimaan pajak tersebut. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan tidak dapat diyakini kebenarannya. BPK menilai potensi kerugian negara tersebut sebagai akibat dari kelemahan sistem pengendalian internal pada kegiatan operasional di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Satu pada tahun anggaran 2008 dan 2009 (Herdaru Purnomo, 2010).

Untuk mencapai informasi yang berkualitas dan mencerminkan keadaan sebenarnya atau akurat (Mc Leod, 2007), yang harus dilakukan antara lain peyempurnaan metode pencatatan dan sistem akuntansi dalam rangka pelaporan keuangan negara, perbaikan proses penyusunan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN), penyempurnaan sistem dan aplikasi administrasi penerimaan negara, penertiban rekening pada Kementerian negara/Lembaga dan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) yang meliputi inventarisasi, penilaian kembali dan sertifikasi, melakukan penertiban pengelompokan jenis belanja dalam penganggaran dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang akuntansi dan pelaporan keuangan di seluruh K/L dan pemerintah daerah (Agus Martowardojo, 2011).

Informasi akuntansi yang berkualitas dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang mengoptimalkan operasi sistem akuntansinya, karena Sistem informasi akuntansi yang berkualitas akan dijadikan manajer untuk pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Dan juga sistem


(33)

3

informasi akuntansi yang berkualitas akan menghasilkan manajemen bisnis yang berkualitas (Ivana Mamic, 2006).

Kualitas informasi memiliki peran penting dalam proses pengadopsian sistem informasi akuntansi, bukti ini menunjukkan bahwa suatu organisasi harus memperoleh pengetahuan tentang ukuran kualitas informasi yang tepat. Agar sistem pengadopsian ini meningkatkan kinerja dan membuat keuntungan bagi suatu organisasi (Wongsim & Jing Gao, 2011).

Keberhasilan studi SIA telah menjadi salah satu yang sulit dipahami untuk didefinisikan. Taksonomi ini berpendapat enam dimensi utama atau kategori keberhasilan SIA, kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan, kepuasan pengguna, dampak individu dan dampak organisasi (Delone, 1992).

Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan (Azhar Susanto, 2009).

Fungsi dari sistem informasi adalah untuk menyajikan informasi sebagai pendukung pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian, dan perbaikan selanjutnya; untuk menyajikan informasi sebagai pendukung kegiatan operasional sehari – hari; untuk menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan atau struktur manajemen (Mardi, 2011).

Sistem informasi akuntansi yang dapat diandalkan adalah sistem yang mempunyai pengendalian memadai sehingga informasi yang dihasilkan oleh


(34)

4

sistem tersebut dapat diandalkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini pengendalian merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari sistem informasi akuntansi yang ada (Romney et al, 2003).

Komponen sistem informasi merupakan bagian atau partial sistem informasi yang membentuk sistem informasi (Mardi, 2011), terdiri dari hardware, software, brainware, prosedur, database, teknologi jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2009).

Saat ini yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berkaitan dengan tiga komponen SIA, yaitu: software (perangkat lunak), brainware (sumber daya

manusia), dan network (jaringan telekomunikasi). Sebagai salah satu instrumen

penting dalam menghimpun penerimaan negara melalui pembayaran pajak, DJP memiliki sebuah software yakni sistem aplikasi Modul Penerimaan Negara

(MPN) yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2007 (Heryanto Sijabat, 2011). Namun pada kenyataannya sampai dengan saat ini software tersebut belum

sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara (Melkias Markus Mekeng, 2010). Tidak terintegrasinya software tersebut juga menjadi

salah satu temuan BPK dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pada tahun 2010 dikarenakan pencatatan penerimaan menurut kas negara dan DJP menunjukkan jumlah yang berbeda (Taufiequrachman Ruki, 2011).

Program aplikasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIDJP merupakan aplikasi Sistem Informasi yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat.


(35)

5

Tujuan utama dibentuknya sistem informasi DJP dapat menghasilkan profile wajib pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib pajak. Diharapkan penerapan teknologi informasi di Direktorat Jenderal Pajak dapat menghasilkan output dan outcome yang lebih

baik dan berkualitas (Mirwan Amin, 2011).

Kelemahan SIDJP yaitu ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau bahkan 'hang'. Padahal SIDJP baru diterapkan dibeberapa

KPP, apalagi jika seluruh KPP dan unit vertikal lainnya menerapkan. Salah satu penyebabnya adalah SIDJP tersentralisasi di Kantor Pusat DJP. Terdapat masalah migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod ke SIDJP. Data pada SIDJP tidak dapat diakses oleh sistem baru. Sistem informasi SIDJP hanya dapat mengelola data atas data yang telah di – entry pada SIDJP, tidak dapat melakukan data minning pada database sistem lama. Akibatnya terjadi nya kegagalan migrasi data (Dimas Besmaputra,2009).

Demikian pula yang diungkapkan oleh Kasi Waskon (Novianto, 2012) bahwa fenomena khusus yang terjadi di KPP Pratama Bandung Cicadas dalam penerapan SIDJP (aplikasi MPN) adalah masih dirasakan lambat dalam pengguna SIDJP saat ini karena kapasitas jaringan atau server yang tersedia belum optimal, jadi aksesnya menjadi lambat. SIDJP digunakan di pulau Jawa atau kota-kota besar lainnya sedangkan yang lainnya masih memakai SIPMod bisa dibilang bahwa SIDJP kurang terintegrasi di seluruh Indonesia. Karena SIDJP mengandalkan jaringan, maka server itu sangat penting bagi SIDJP yang


(36)

6

merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia. Akibatnya KPP dapat mengalami hambatan dalam migrasi data dan kesulitan mengakses informasi yang sifatnya penting dan mendesak atau timelines (Novianto, 2012).

MPN sebagai bagian dari SIDJP merupakan modal yang dapat memantau informasi menjadi lebih akurat dan tepat waktu, membantu wajib pajak untuk menyetorkan pembayaran pajak maupun nonpajak selama 24 jam, membayar pajak dengan berbagai fasilitas seperti e-banking 24 jam. (Sri Mulyani, 2006). Namun BPK menemukan adanya perbedaan realisasi penerimaan perpajakan dan kelemahan pencatatan penerimaan perpajakan dalam aplikasi modul penerimaan negara. Sehingga sampai saat ini aplikasi MPN masih belum terintegrasi (Achmad Aris, 2010).

Aplikasi yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak yaitu aplikasi MPN memliki keterkaitan dengan sistem pengolahan transaksi, keduanya saling berintegrasi. Pengolahan transaksi pada MPN berupa rangkaian proses yang dimulai dari pengumpulan, pengiriman dan pemasukan data untuk disimpan atau diproses sehingga menghasilkan output berupa informasi yang berguna bagi pemakai. (Azhar Susanto, 2007)

Kelemahan Modul Penerimaan Negara hanya sebagian kecil dari buruknya seluruh sistem yang ada. Hingga kini, direktorat Pajak masih menjalankan dua sistem, yakni sistem informasi pajak yang dimodifikasi (SIP-Mod) dan sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIP-Mod adalah sistem lama yang membuka seluruh akses datanya ke kantor di daerah. Sistem ini membuka celah bagi seorang pegawai pajak untuk membuka file wajib pajak. Sebaliknya, SIDJP


(37)

7

menyatukan seluruh data dalam database tunggal. Lewat sistem ini, seluruh data dan pencatatan pajak terekam dengan sistem terkunci. Siapa pun yang masuk, apalagi mengubah, akan terekam jejaknya. Tetapi tidak gampang mengubah SIP Mod menjadi SIDJP. Sampai kini, sebagian besar kantor pelayanan pajak masih menggunakan SIP-Mod. Selain problem teknologi, dia mengungkapkan, jajaran petinggi Direktorat Jenderal Pajak tak satu suara dalam urusan ini. Satu mempertahankan sistem lama, satu lagi berniat memodernisasi (Sri Mulyani, 2010).

Demikian pula menurut Sigit Pramudito bahwa sistem informasi penerimaan negara (MPN) memang banyak masalah, baik di sisi internal maupun eksternalnya. Dari sisi internal misalnya, tidak semua pihak yang terkait dengan MPN ini mempunyai kapasitas yang sama. Sementara itu dari sisi eksternal, sebagian besar bank persepsi-yaitu bank yang menerima setoran pembayaran pajak-belum memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam kerja sama antara Depkeu dan bank. Ada yang mengklaim semua kantor cabang sudah online, tapi nyatanya tidak. Tapi yang paling parah, kemampuan TI mereka tidak seandal yang kita bayangkan. Problem-problem semacam itulah yang membuat sistem MPN bermasalah, akibatnya kualitas dari ouput MPN bisa saja tidak akurat (Sigit Pramudito, 2008).

Dengan Sistem Informasi Akuntansi yang berkualitas, maka kualitas informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi keberhasilan suatu struktur organisasi. Artinya, kualitas informasi merupakan suatu keunggulan kompetitif


(38)

8

bagi suatu organisasi. (Hongjiang Xu, 2009). Sistem Informasi Akuntansi dipengaruhi organisasi, salah satunya struktur organisasi (Mahdi Salehi, 2011).

Sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur organisasi, yang menyediakan sumber daya fisik, dan komponen-komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan menciptakan kepuasan terhadap kebutuhan informasi untuk berbagai macam penggunanya (Wilkinson,2000).

Perubahan struktur organisasi dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya untuk melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis. Lebih jauh lagi, struktur organisasi harus juga diberi fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis dan teknologi (Siti Kurnia Rahayu, 2010).

Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak. Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak optimal. Sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungan dan dunia usaha yang selalu berubah, Ditjen Pajak merasa perlu untuk menyesuaikan dan menyempurnakan struktur organisasinya dengan melakukan perubahan struktur organisasi secara bertahap. Perubahan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak berbasis administrasi modern yang didasarkan pada fungsi, membuat struktur


(39)

9

organisasi menjadi lebih ramping, sehingga dapat meningkatkan efektifitas KantorPelayanan Pajak (Djazoeli Sadhani, 2005).

Reformasi administrasi terkait dalam organisasi dan teknologi informasi., dalam bidang organisasi, kini telah dilakukan perubahan struktur organisasi dari berdasarkan per jenis pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi dengan menggabungkan ketiga kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi KPP Pratama (Nur Ilavi Hudijani, 2007).

Dalam struktur yang modern ini terdapat perbedaan yang cukup radikal dan signifikan yakni yang dulunya struktur organisasi KPP Pra Modern berdasarkan jenis pajak diubah menjadi berdasarkan fungsi guna debirokratisasi pelayanan seperti Seksi Pelayanan dan Seksi Pemeriksaan dibentuk secara terpisah. Pelayanan perpajakanpun sudah mulai satu atap karena semua jenis pelayanan perpajakan baik jenis pajak PPh, PPN, PBB, dan BPHTB dilakukan di KPP Pratama sedangkan untuk KPP WP Besar dan KPP Madya hanya jenis pajak PPh dan PPN, sehingga menyebabkan adanya peleburan KP.PBB ke KPP Pratama (Rusdiyani, 2009).

Sistem pajak seperti ini masih banyak kendala dalam penerapannya, baik kendala yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak maupun yang dihadapi wajib pajak. Kendala yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah teknis dalam sistem online masih sering terjadi bertumpuknya data yang akhirnya sistem online tersebut mengalami hambatan yang mengakibatkan proses pembayaran menjadi terhambat. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh wajib pajak adalah masih banyak wajib pajak yang belum memahami benar sistem MP3 dan belum


(40)

10

diharuskannya wajib pajak untuk melakukan pembayaran secara online (Kusrini, 2009).

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, penulis mengidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut:

1. MPN sebagai bagian dari SIDJP , namun sistem pencatatan data realisasi penerimaan pajak sampai saat ini belum terintegrasi.

2. Migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod ke SIDJP ternyata terdapat kelemahan ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau bahkan 'hang’.

3. Hasil pemeriksaan BPK atas penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan 2009, ditemukan potensi kerugian negara di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu hingga Rp 96 triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan tidak dapat diyakini kebenarannya.

4. MPN merupakan modal yang dapat memantau informasi menjadi lebih tepat waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan.

5. Lebih dari 20 laporan keuangan kementerian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya, relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun masih dinilai masih jauh dari memuaskan.


(41)

11

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

2. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

3. Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan Implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1 secara parsial dan simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini semata-mata adalah

untuk maksud rencana penyusunan skripsi. Adapun pengumpulan data dan informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah Struktur Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi dan Kualitas Informasi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Struktur Organisasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.


(42)

12

3. Untuk mengetahui Kualitas Informasi yang dihasilkan KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

4. Untuk mengetahui Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung mengenai Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

2. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dari sisi akademisi mengenai Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem


(43)

13

Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1. yaitu :

Tabel 1.1 Lokasi Penelitian

No Nama KPP Alamat

1. KPP Pratama Bandung Karees Jl. Ibrahim Adjie No. 372

2. KPP Pratama Bandung Cicadas Jl. Soekarno Hatta N0.781

3. KPP Pratama Bandung Tegalega Jl. Soekarno Hatta No. 216

4. KPP Pratama Bandung Cibeunying Jl. Purnawarman No. 19-21

5. KPP Pratama Bandung Bojonegara Jl. Ir. Sutami No. 1

6. KPP Pratama Bandung Cimahi Jl. Amir Mahmud No.574

7. KPP Pratama Bandung Soreang Jl. Raya Cimareme No. 205

8. KPP Pratama Bandung Sumedang Jl. Ibrahim Adjie No.372

9. KPP Pratama Bandung Majalaya Jl. Peta No.7 Lingkar Selatan


(44)

14

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret 2012 sampai dengan Juli 2012.

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Maret

2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012

I

Tahap Persiapan :

1.Membuat outline dan proposal UP 2.Bimbingan dengan dosen pembimbing 3.Mengambil formulir penyusunan UP 4.Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan :

1.Mengajukan outline dan proposal Up

2.Meminta surat pengantar ke Kanwil DJP Jabar I

3.Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak 4.Penyusunan skripsi

III

Tahap Pelaporan :

1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi

3.Penyempurnaan laporan skripsi 4.Penggandaan skripsi


(45)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Struktur Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi

Menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P (2010:25) tentang pengertian Oranisasi adalah:

“Organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan

untik mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertical, maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang mengikat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu – individu berusaha, dikoordinasi”

Pengertian Organisasi menurut Benhard dalam Malayu S.P (2010:26) adalah sebagai berikut :

”Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih”.

Pengertian Struktur Organisasi menurut Stephen Robbins (2008 : 214) adalah :

“Struktur organisasi adalah menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal”.


(46)

16

Pengertian Struktur Organisasi menurut Gibson, Ivancevich, & Donnely (2006:394) adalah sebagai berikut :

“Organizational Structure in an abstract concept. No one has ever actually seen one. What we see is the evidence of structure. Then From

that evidence we inter the presence of structure”.

Pengertian Struktur Organisasi menurut Benhard dalam Malayu S.P Hasibuan (2010:26) adalah sebagai berikut :

“Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”.

Sedangkan Pengertian Struktur Organisasi menurut James A. Hall (2007:22) adalah :

“The structure of an organization reflects the distribution of responsibility, authority, and accountability throughout the organization. Firms achieve their overall objectives by establishing measurable financial goals for their operational units. Understanding the distribution pattern of responsibility, authority, and accountability is essential for assessing the information needs of users ”.

Berdasarkan teori – teori yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pengertian tentang Struktur Organisasi menurut Stephen Robbins (2008).


(47)

17

2.1.1.2 Dimensi atau Indikator

Adapun indikator mengenai Struktur Oraganisasi menurut Stephen Robbins (2008: 215-224) adalah sebagai berikut :

1. Spesialisasi:

Spesialisai kerja maksudnya sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah – pecah menjadi pekerjaan yang terpisah. Hakikatnya, bahwa bukan keseluruhan pekerjaan dilakukan oleh satu individu, seluruh pekerjaan itu dipecah – pecah menajdi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh individu yang berlainan. Jadi, individu – individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu, bukan mengerjakan seluruh kegiatan.

2. Departementalisasi:

Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dokoordinasikan. Keunggulan utama dari tipe pengelompokkan yang sama itu adalah tercapainya efisiensi dengan mengumpulkan spesialisasi yang sama. Departementalisasi fungsional mengusahakan tercapainya skala ekonomi dengan menempatkan orang dengan keterampilan dan orientasi yang sama menempatkan ke dalam unit – unit bersama.

3. Rantai Komando :

Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas


(48)

18

siapa yang melapor ke siapa. Ada dua konsep komplementer rantai komando, yaitu sebagai berikut:

a. Wewenang, yaitu : hak – hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi. b. Kesatuan komando, yaitu : bawahan harusnya mempunyai satu atasan

yang kepadanya ia bertanggung jawab langsung. 4. Rentang Kendali:

Rentang kendali adalah banyaknya bawahan yang dapat diatur secara efektif dan efisiensi. Rentang kendali sangat menentukan banyaknya tingkat dan manajer yang harus dimiliki oleh organisai.

5. Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi. Hal ini mencakup hal – hal yang melekat dalam organisasi seseorang. Organisasi tersentralisasi jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah. Namun jika banyak dari personil tingkat bawah memberikan masukan atau sebenarnya diberi keleluasaan untuk mengambil keputusan maka ada desentralisasi.

6. Formalisasi:

Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan. Pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan. Dimana terdapat formalisasi yang tinggi, di situ terdapat


(49)

19

uraian jabatan yang tersurat, banyak aturan organisasi, dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Dimana formalisasi itu rendah, perilaku kerja relatif tidak terprogram dan para pegawai mempunyai banyak kebebasan untuk menjalankan keleluasaan dalam kerja.

Berdasarkan indikator – indikator yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator mengenai Struktur Organisasi menurut Stephen Robbins.

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian sistem menurut Azhar Susanto (2009:18) adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah kumpulan/group dari subsistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non-phisik yang saling berhubungan satu sama lain

dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Pengertian Sistem menurut James A. Hall (2007:6) adalah sebagai berikut :

System is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose”.


(1)

Mahdi Salehi, 2011 Ivana Mamic,

2006, & Wongsim

Jing gao 2011

Hongjiang Xu, 2009

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah X berpengaruh terhadap Y dan implikasinya terhadap Z. Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ke tiga dalam penelitian. Setelah peneliti mengemukakan Landasan Teori dan Kerangka Berfikir. Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta –fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas maka penulis menarik hipotesis penelitian bahwa Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh terhadap Kualitas Informasi di KPP di Kanwil Jawa Barat 1 secara parsial dan simultan.

Struktur Organisai

Sistem Informasi Akuntansi

Kualitas Informasi


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agus D.W. Martowardojo. (2010). reformasi birokrasi harus dilanjutkan. Diakses pada 21 maret 2011 dari World Wide Web : http://www.pajak.go.id

Achmad Aris, (2010). Sistem Pencatatan Pajak Dikritik. Diakses 10 Juni 2010 dari World Wide Web: http://www.bataviase.co.id

Andreas I. Nicolaou. (2000). A Contingency Model of Perceived Effectiveness in Accounting Information Systems: Organizational Coordination and Control Effects. International Journal of Accounting Information Systems Vol. 1(2), 91-10.

Azhar Susanto.(2004). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya Azhar, Susanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur –

Resiko - Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.

Azhar, Susanto. (2010). Teknologi Informasi untuk Bisnis & Akuntansi Bandung: Lingga Jaya.

Barry E. Cushing, (1982). Sistem Informasi Akuntansi & Organisasi Perusahaan. Bandung: Lingga Jaya

Boediono. (2011) dalam Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah di kantor Kementerian Keuangan. Diakses pada 19 September, 2011.

Bodnar, George H dan William S. Hoopwood (amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England.

Cooper, D. R, & Schindler, P. S. 2006. Business Research Methods.(9th ed.). International edition. Mc Graw Hill.

Darmin, Nasution. (2007). Artikel Pajak. Diakses Rabu 11 April 2007 dari World Wide Web : http://www.pajakonline.com

DeLone, W. H., & McLean, E. R. (1992). Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable. Information System Research The


(3)

Dimas Besmaputra. (2009). Perkembangan SIDJP. Diakses 29 Mei 2009 dari World Wide Web : http://www. scribd.com

Djazoeli Sadhani. (2005). Menuju Good Governance Melalui Modernisasi

Perpajakan. Diakses 23 Mei 2005 dari World Wide Web :

http://www.pajakonline.com

Donald, E Kieso,et all. (2007), Akuntansi Intermediate. Gelora Aksara Pratama, hlm: 37

Elaine G. maudlin and Linda V. Ruchala.(1999). Towards a Meta – Theory of Accounting Information Systems. Accounting Organizations and Society 24 (1999) 317 – 318

Gibson, J. L., Ivanicevic, J. M., Donelly, J. H., & Konopaske, Robert. (2006). Organizations Behevior, Structure, Processes (13th ed). New York:

McGraw-Hill.

Hall, James A. (2007). Accounting Information System. Jakarta: Salemba 4, hlm. 6 Herdaru Purnomo. (2010). BPK Temukan Kerugian Negara dari Pajak Rp 96 Triliun. Diakses pada 21 maret 2011 dari World Wide Web : http://finance.detik.com

Heryanto, Sijabat. (2011). Modernisasi Sistem Penerimaan Negara. Diakses pada 10 Oktober, 2011 dari World Wide Web: http://www.kppntual.net.

Hongjiang Xu. (2009). Data Quality Issues for Accouting Information Sytems Implementation : System, Stakeholders, and Organizational Factors. Journal of Technology Research

Ivana Mamic Sacer, Katarina Zager, Boris Tusek. (2006). Accounting Information System’s Quality as The Ground for Quality Business Reporting. IADIS International Conference e-Commerce 2006

Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2). Yogyakarta: Andi. Malayu S.P Hasibuan. (2010). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2010). Intermediate Accounting:

IFRS Edition Volume 1. USA: John Wiley & Sons.

Krismiaji. (2002). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN


(4)

Kusrini, & Ahmad, K. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi.

Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Ghalia Indonesia,

Melkias, Markus. M. (2010). Sistem Pencatatan Pajak Dikritik. Diakses pada 8 September 2011 dari World Wide Web : http://www.bataviase.co.id

Mirwan Amin. (2011). Artikel pajak. dari World Wide Web : http://www.pajakonline.com

Mc. Leod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems (10th ed).

New Jersey: Pearson Education.

Nur Ilavi Hudijani, (2007). Memacu Penerimaan Lewat Modernisasi Perpajakan. Diakses pada 25 Oktober 2007 dari World Wide Web : suaramerdeka.com Robert A. Leitch & K. Roscoe Davis. Dalam Mardi. (2011). Sistem Informasi

Akuntansi. Ghalia Indonesia, hlm 14

Robbins, P. Stephen &Judge, A. Timothy. (2008). Organizational Behavior. Jakarta:Salemba 4

Romney, Marshall B and Steinbart, Paul John (2003), Accounting Information Systems, Ninth Edition, Prentice Hall,hal. 195

Romney, Marshal B & Paul John Steinbart. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Rusdiyani, (2009). Modernisasi Perpajakan. Diakses pada 16 Juni 2009 dari World Wide Web : wordpress.com

Salehi, M., & Abdipour, A. (2011). A Study of Barriers of Implementation of Accounting Information System: Case of Listed Companies in Tehran Stock Exchange. Journal of Economics and Behavioral Studies, 2(2), 76-85.

Salehi, M., Rostami, V., & Mogadam, A. (2010). Usefulness of Accounting Information System in Emerging Economy: Empirical Evidence of Iran. International Journal of Economics and Finance, 2(2).

Sigit Pramudito, 2008. Shortfall pajak 2007 Rp14 triliun; Tambal sulam perbaikan sistem MPN. Diakses pada 21 Januari, 2008 dari World Wide Web:


(5)

Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu Sri Mulyani. (2006). Depkeu akan perbaiki sistem pelaporan keuangan negara.

Diakses pada 31 Oktober, 2006 dari World Wide Web: Bisnis Indonesia Sri Mulyani, (2010). Modul Cacat Kantor Pajak. Diakses pada 17 Mei 2010 dari

World Wide Web : tempo.online.com

Sri Mulyani, (2007). Aplikasi MPN Prima beroperasi secara oenuh. Diakses pada 2 Januari 2007 dari World Wide Web : mpnprima.perbendaharaan.go.id Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Taufiqurachman, Ruki. (2011). Sistem Pajak Masih Lemah. Diakses pada 20 September 2011 dari World Wide Web: http://www.bisniskeuangan.kompas.com

Umi, Narimawati., Sri, Dewi. Anggadini., Linna, Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Wilkinson, Joseph W. Cerullo, Michael J. Raval, Vasant. Wong-on-wing, Bernard. (2000). “Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications, 4thedition”. John Wiley and Sons. The U.S.A.

William H. Delone, Ephraim R. McLean. (2005). Information Systems Success: TheQuest for the Dependent Variable. Information System Research The Instituteof Mangement Science, hlm.15)

Wongsim, M., & Gao, J. (2011). Exploring Information Quality in Accounting Information System Adoption. IBIMA Publishing, 2011(2011), 1-12.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI :

Nama Lengkap : Fany Pratiwi Kemala Tempat tanggal lahir : Bandung, 17 Oktober 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tamansari Bawah No. 100 Bandung

DATA PENDIDIKAN : PENDIDIKAN FORMAL :

SD MATHLA’UL KHOERYAH : 1996-2002

SMP NEGERI 7 Bandung : 2002-2005 SMA LABSCHOOL UPI : 2005-2008

PENDIDIKAN NON FORMAL : Pelatihan Pajak Terapan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Pengguna Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (Studi Pada KPP Pratama Bandung Di Wilayah Kanwil Jawa Barat)

0 17 153

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat 1)

4 35 78

Pengaruh struktur organisasi dan budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi : (survei pada KPP di lingkungan Kanwil Jawa Barat I)

2 17 52

Pengaruh struktur organisasi dan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan manajemen (survey pada 10 KPP Kanwil Jawa Barat I)

11 107 114

Pengaruh stuktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi : (survey pada 10 KPP Kanwil Jawa Barat I)

4 31 67

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (Survey Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung)

2 13 103

Pengaruh kemampuan pengguna terhadap sistem informasi akuntansi dan impikasinya pada kualitas informasi : (survey pada KPP di Kanwil Jawa Barat I)

0 5 1

Pengaruh budaya organisasi terhadap sistem nformasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal (survey pada 10 KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I0

1 3 1

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Teknologi Informasi Dan Implikasinya Pada Kinerja Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat I)

0 9 1

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Dan Implikasinya Pada Pengendalian Internal (Survey Pada 10 KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I)

8 131 88