2. Deddy Chrismianto
Keamanan dan keselamatan pengoperasian kapal akan dapat terpenuhi jika sistem yang ada di dalam kapal dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Sistem pelumas pada kapal adalah sangat penting untuk pelumasan bagian utama terutama motor induk kapal sebagai penggerak utama
kapal. Pada umunya di dalam kapal sering terjadi kegagalan pada sistem
pelumas. Kegagalan ini disebabkan karena komponen-komponen yang terdapat pada sistem pelumas tidak dapat berfungsi dengan baik. Sehubungan dengan
adanya kegagalan yang terjadi pada sistem pelumas tersebut maka perlu dilakukan analisa keandalan sehingga dapat mengidentifikasi bagaimana sistem mengalami
kegagalan. Tujuan analisa keandalan tersebut yaitu untuk mengidentifikasi mode
kegagalan, penyebab dan dampak kegagalan komponen terhadap kondisi operasional sistem pelumas, komponen-komponen yang dapat menyebabkan
kegagalan sistem pelumas, kontribusi kegagalan tiap-tiap komponen terhadap sistem pelumas dan keandalan dari komponen-komponen sistem pelumas.
Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan komponen–komponen sistem basic event dan hubungan antara basic event dan top event. Simbol grafis yang
dipakai untuk menyatakan hubugan tersebut disebut gerbang logika. Dari diagram fault tree ini dapat disusun cut set dan minimal cut set. Cut set yaitu serangkaian
komponen system, apabila terjadi kegagalan dapat berakibat kegagalan pada sistem. Sedangkan minimal cut set yaitu set minimal yang dapat menyebabkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kegagalan pada sistem. Untuk mencari minimal cut set digunakan Method for obtaining cut sets Mocus yaitu sebuah algoritma yang dipakai untuk
mendapatkan minimal cut set dalam sebuah fault tree. Hasil analisa kualitatif dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis
FTA menyimpulkan bahwa top event pada permasalahan ini adalah sistem pelumas tidak berfungsi atau gagal dengan sub sistem yang mengalami kegagalan
adalah sebagai berikut: 1.
Sistem pemompaan - Hand Pump 1
- Pompa Pelinciran: - LO Priming Pump - Hand
Pump II
- LO Pump 2.
Sistem pertukaran kalor - Komponen Cooler
3. Sistem suplai minyak pelumas dan
- LO Service Tank 4.
Sistem penyaringan minyak pelumas - Komponen Filter
Hasil analisa FTA dengan menggunakan MOCUS, diperoleh minimal cut set yaitu {1}, {2}, {3}, {4}, {5}, {6}, {7}. Hal ini berarti sistem akan mengalami
kegagalan jika ada minim satu first order mengalami kegagalan atau second order yang mengalami kegagalan secara serentak. Komponen yang termasuk first order
yaitu LO Pump, Hand pump 1, Cooler, LO Service tank dan Filter.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sedangkan komponen yang yang termasuk second order yaitu Pompa pelinciran awal terdiri dari LO. Priming pump dan Hand pump II.
Sehingga dalam metode FTA ini ada dua prioritas penyebab kegagalan sistem. Jika diperhatikan, maka komponen-komponen yang termasuk dalam first
order yaitu komponen yang mempunyai susunan seri. Pada komponen yang mempunyai susunan seri maka diperlukan satu komponen gagal agar sistem
tersebut mengalami kegagalan. Sedangkan komponen yang termasuk dalam second order yaitu komponen
yang mempunyai susunan standby. Pada komponen yang mempunyai susunan stand by maka diperlukan dua komponen gagal agar sistem tersebut mengalami
kegagalan. Untuk itu harus dilakukan perawatan dengan baik pada komponen yang termasuk dalam first order. Karena jika komponen itu gagal maka
keseluruhan sistem pelumas akan gagal dalam menjalankan fungsinya.
Deddy Chrismianto, “Aplikasi Fault Tree Analysis FTA Dalam Aanalisa Keandalan Sistem Pelumas Motor Induk Kapal”, Staf Pengajar Program Studi S-1 Teknik Perkapalan FT-UNDIP
Semarang, www.google.com
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. Sinar Sosro yang berlokasi di Jl. Raya Cangkir Km 21 Driyorejo-Gresik. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Maret 2011 sampai dengan data yang diperlukan memenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang terukur. Identifikasi variabel dari suatu penelitian diperlukan agar mendapatkan ketepatan
penelitian, memperkecil kesalahan yang mungkin dapat terjadi dan untuk melakukan penelitian agar lebih terarah dan sistematis. Langkah ini merupakan
bagian dari identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk 3.2.1 Identifikasi
Variabel
Identifikasi variabel didapat dengan melakukan identifikasi proses produksi dengan menggunakan sampling kerja yang didapat dari data perusahaan.
Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas
Yaitu akar-akar penyebab kecacatan yang meliputi : 1. Bahan baku
2. Manusia Tenaga Kerja 3. Mesin atau Peralatan
4. Lingkungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.