Deskr ipsi Data Analisis Data .1 Penutur Perempuan k epada Petutur Per empuan

8

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskr ipsi Data

Data penelitian ini berupa per cakapan yang ber langsung di Pasar Banjaran yang didapat dengan teknik perekaman dan pencatatan. Setelah dial iht uliskan, didapat 29 per cakapan. Untuk dapat memenuhi tujuan peneliti an, 29 per cakapan ini dir eduksi dan sehingga per cakapan yang dapat di analisis ber jumlah 14 buah.

3.2 Analisis Data

Keduapuluhenam data per cakapan dikelompokkan ke dalam 4 klasifikasi utama, berdasar kan status penutur-petutur, jenis kelami n dan faktor usia. Klasifikasi ter sebut adalah: 1 penutur per empuan kepada petutur per empuan, 2 penutur per empuan kepada petutur laki -laki, 3 penutur laki-l aki kepada petutur per empuan, dan 4 penutur laki-l aki kepada petutur laki -laki. Penganalisisan data di lakukan dua tahap, per tama yaitu penganalisisan wujud sapaan yang digunakan oleh penutur -petutur, kedua yai tu penganalisi san sapaan dalam r espons petutur dengan memper hatikan faktor-faktor yang melatar belakanginya. Istilah penutur diter apkan pada or ang yang per tama kali mengajak ber bicar a pada rekaman per cakapan, sedangkan petutur adalah or ang yang diajak bicar a ol eh penutur.

3.2 .1 Penutur Perempuan k epada Petutur Per empuan

Di dalam klasifikasi ini peneliti menemukan 7 data dengan r inci an 6 per cakapan antar a pedagang-pembeli dan 1 per cakapan antara pemil ik toko dan pegaw ainya. Penel iti hanya akan membahas dua percakapan yang dianggap mewakil i. Data 1 Lokasi : di sebuah toko pakaian Penutur : pembel i, seor ang ibu muda Petutur : pedagang baju ser agam Si tuasi tutur : Seor ang i bu muda hendak membel i baju ser agam untuk anaknya. 9 Pembeli : Bu, gaduh ser agam SMP? Pedagang : Aya Neng, kanggo i str i atanapi pameget murangkalihna? Pembeli : Ser agam istr i. Pedagang : Ieu, Neng, aya, ukur an naon nganggona? Pembeli : Duka atuh nya, da putr a abi mah alit. Pedagang : Panginten anu S oge cekap. Pembeli : Sabar aha pangaosna? Pedagang : Nawi skeun mah opat puluh wae, Neng. Pada data 1, kata sapaan yang di gunakan adal ah jeni s kata sapaan dengan istilah keker abatan, yaitu Bu Ibu dan panggi lan untuk per empuan yang dianggap masih muda usia r emaja dalam bahasa Sunda, Neng. Pemilihan penggunaan sapaan Bu ol eh penutur bukan ber ar ti bahwa penutur dan petutur ber ker abat. Hal ini memper lihatkan bahwa penutur sebagai pembeli menghor mati petutur, yang seor ang pedagang, sebagai ‘or ang yang dituakan’. Sedangkan pemil ihan sapaan Neng oleh petutur menunjukkan bahwa si pembeli dir asa masih muda meskipun ia adalah seor ang ibu. Sapaan Neng ini mer upakan nomi nal. Lima per cakapan l ain yang ter masuk ke dalam klasifi kasi ini menggunakan sapaan dengan istilah yang sama yaitu, Ibu dan Neng. Untuk menganalisis sapaan dalam r espons petutur, dalam hal ini pedagang, diperl ukan latar belakang pengetahuan yang umum. Pedagang menggunakan sapaan Neng dengan pandangan bahwa pembeli berusia lebih muda darinya. Penggunaan istilah ini ber ulang-ulang di dalam r espons pedagang. Hal i ni menunjukkan bahwa r espons ter sebut ditujukan secar a khusus kepada si pembeli, kar ena kemungkinan tokonya sedang dalam keadaan r amai dan banyak pengunjung. Data 2 Lokasi : di sebuah toko pakaian Penutur : pemil ik toko, suku Padang, ber usia sekitar 35 tahun Petutur : pegawai toko, suku Sunda, berusia sekitar 20 tahun Si tuasi Tutur : Pemil ik toko meminta kepada pegaw ainya untuk mengambil ser agam sekolah yang dihar apkan oleh pembeli. Saat itu ada ti ga calon pembeli yang sedang melihat-lihat bar ang yang ada di toko ter sebut. Pemil ik : Ai, Ai, nyandak eta, ieu, anu nganggo ieu…, anu ieu… Pegawai : Anu mana, Uni? Anu ieu? mencar i di tumpukan pakaian Uni… teu aya… Teu aya di dalam Pemil ik : SMP aya? 10 Pegawai : Teu aya oge… Pemil ik : Kamar i kan geus datang bar angna, naha euweuh? Pegawai : Sigana mah dicandak ka Bandung, Ni. Data 2 menunjukkan var iasi sapaan yang berbeda dar i data sebelumnya. Penutur, dalam hal ini pemilik toko, memanggi l pegawainya dengan sapaan Ai. Ai pada awal nya mengacu pada kata r ayi yang ar tinya adik. Namun ki ni Ai seri ngkali digunakan sebagai nama khas per empuan Sunda. Ada dua kemungkinan dalam sapaan Ai dalam per cakapan ini, per tama bahwa pegawai toko ter sebut ber nama Ai, kedua bahwa pemil ik toko menganggap si pegawai seper ti adiknya sendir i sehingga disapa Ai. Dengan demikian, peneli ti dapat menggolongkan sapaan ter sebut ke dalam poin 2 dar i jenis sapaan menur ut Kr idalaksana, yaitu nama dir i, at au ke dalam poin 3, yai tu istilah keker abatan. Di lain pihak, pegawai toko memanggil pemili k toko dengan sapaan Uni. Sapaan Uni adalah sapaan khas suku Padang yang ar t inya adalah ‘kakak per empuan’. Seper ti hal nya sapaan Mbak dalam bahasa Jawa, sapaan Uni pada awalnya khusus digunakan di dal am keluar ga untuk or ang-or ang yang ber kerabat. Kini, sapaan Uni lebih bebas digunakan untuk menyapa per empuan yang berdarah Padang, meskipun tidak memil iki hubungan keker abatan. Anali si s r espons petutur pada per cakapan ini dil akukan dengan memper hatikan faktor usia dan st atus penutur -petutur. Pegawai toko yang ber suku Sunda memanggil pemi lik toko yang ber suku Padang dengan sapaan Uni. Uni atau kakak perempuan digunakan oleh petutur pegawai t oko dengan alasan bahwa pemilik toko ber usia l ebih tua dar inya dan stat usnya sebagai pemi lik toko har us mendapat penghormatan. Jadi, sapaan Uni yang sehar usnya mer upakan istilah keker abatan bergeser fungsinya.

3.2 .2 Penutur Perempuan k epada Petutur Laki-lak i