TEKNOLOGI LAS KAPAL
455
4. Uji elektromagnet
Seperti tampak pada Gb. V.11, apabila koil yang dialiri arus listrik AC didekatkan ke spesimen non-magnetik, maka akan dihasilkan medan
magnet, termasuk putaran arus listrik di dalam spesimen. Putaran arus listrik itu menghasilkan medan magnet baru yang arahnya berlawanan
dengan arah medan magnet yang pertama. Sebagai akibatnya, tegangan listrik AC baru terinduksi ke dalam koil. Pada saat ini, jika terdapat
kerusakan pada spesimen itu di dekat permukaan, maka putaran arus listrik itu akan berubah besaran dan arahnya, yang menyebabkan induksi
tegangan listrik pada koil akan berubah. Pengujian terhadap putaran arus listrik akan menentukan lokasi kerusakan dengan mendeteksi perubahan
pada induksi tegangan listrik tersebut. Metode pengujian ini dapat diterapkan pada material konduktif non-magnetik, misalnya baja anti-
karat austenitik.
Spesimen material non-magnetik
Catu daya AC Arus berputar
Koil pembangkit
Arus pembangkit
Gambar V.11 Pengujian elektromagnet
V.3.2. Pengujian Kerusakan Dalam 1.
Uji Ultrasonik UT
Gelombang ultrasonik bergerak lurus melalui suatu unsur dan direfleksikan dari bawah unsur itu atau pada permukaan pembatas suatu
materi asing didalam unsur itu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
456 Uji ultrasonik memanfaatkan sifat gelombang ultrasonik untuk
mendeteksi kerusakan las di bagian dalam. Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada logam
secara umum adalah antara 0,5 sampai 10 MHz. Untuk mendeteksi kerusakan pada logam ini, frekuensi yang biasa digunakan adalah
antara 2 sampai 5 Mhz.
Untuk membangkitkan dan menerima, digunakan sebuah oskilator berupa sebuah irisan tipis material piezoelektrik. Kwarsa, keramik
titanium barium, porselin zirkon titanium timah, dsb. merupakan material pengantar induksi yang umum dipakai untuk keperluan tersebut.
Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut. Sebuah satelit diarahkan ke permukaan spesimen, agar gelombang ultrasonik yang
dibangkitkan oleh oskilator di dalam satelit itu dapat bergerak di dalam spesimen. Jika terdapat kerusakan atau bagian bawah spesimen berada
dimuka gelombang ultrasonik, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kesana, dipancarkan kembali ke satelit dan diterima oleh
satelit. Jarak dan intensitas gelombang yang dipancarkan itu dapat diukur berdasarkan CRT, untuk menentukan lokasi dan ukuran kerusakan.
Metode uji ultrasonik dapat diklasifikasikan menjadi metode sinar normal dan metode sinar sudut sesuai dengan arah penyebaran
gelombang ultrasonik pada permukaan spesimen.
Dalam metode sinar normal, gelombang ultrasonik disebarkan dengan arah vertikal ke permukaan spesimen yang dikenai pancaran
gelombang satelit, seperti tampak pada Gb. V.12. Dalam metode sinar sudut, gelombang ultrasonik disebarkan pada
suatu sudut ke permukaan spesimen yang dikenai pancaran gelombang satelit, seperti tampak pada Gb. V.13. Apabila gelombang yang
dibangkitkan oleh oskilator menimpa permukaan spesimen, maka akan dipantulkan komponen gelombang longitudinal, kemudian komponen
gelombang melintang akan ditransmisikan sendirian ke dalam spesimen. Uji ultrasonik pada daerah las ini biasanya dilaksanakan dengan
menggunakan metode sinar sudut ini, karena gelombang ultrasonik tidak terganggu oleh rigi-rigi las.
Peralatan uji ultrasonik lebih sederhana untuk dioperasikan daripada peralatan uji radiografi. Uji ultrasonik bahkan dapat digunakan
untuk plat tebal. Uji ultrasonik sangat efektif dalam mendeteksi kerusakan las tetapi tidak efektif pada kerusakan las bulat seperti pada lubang
cacing. Dengan metode pengujian ini, secara maya dimungkinkan untuk mengidentifikasi jenis kerusakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
457 B: Gema dari
bagian bawah
Bagian bawah a Pantulan denyut ultrasonik
pada kerusakan b Contoh deteksi kerusakan
berdasarkan CRT Satelit
vertikal Pengantar
induksi Permukaan
spesimen
Sinar ultrasonik
Spesimen Kerusakan
F: Gema dari kerusakan
Gambar V.12 Kerangka kerja uji ultrasonic metode sinar normal
a Penyebaran gelombang ultrasonik b Contoh deteksi kerusakan pada CRT
Satelit miring Pengantar
Induks i Titik timbul pancaran
Permukaan spesimen Titik bias
Spesimen Kerusakan
T: Getaran transmisi
F: Gema dari kerusakan
2. Uji Radiografi RT