TEKNOLOGI LAS KAPAL
443
Tabel V.2 Manfaat pengujian destruktif DT dan pengujian non-destruktif NDT
Metode pengujian
Destruktif Non - Desdruktif
Manfaat 1. Kerusakan di bagian dalam
dapat dideteksi dengan mudah.
1. Pemeriksaan 100 bisa
dilakukan.
2. Sifat-sifat mekanis dapat ditentukan secara akurat.
2. Sampel pengujian dapat
dipakai sebagai hasil pengelasan.
V.2 PENGUJIAN DENGAN CARA MERUSAK DT V.2.1 Pengujian mekanik
1. Uji tarik
Uji tarik dilaksanakan untuk menentukan kekuatan tarik, titik mulur kekuatan lentur las, pemanjangan dan pengurangan material las.
Spesimen bentuk material tertentu dan ukuran tertentu seperti tampak pada Gb. V.1 dapat digunakan sebagai material tes. Spesimen tersebut
ujung-ujungnya dipegang dengan jepitan alat penguji, dan ditarik dengan menggunakan beban tarik. Berat beban itu ditingkatkan sedikit demi
sedikit sampai spesimen itu patah. Penguji secara otomatis menghasilkan diagram pemanjangan beban, yang menunjukkan hubungan antara
beban tarik dengan pemanjangan spesimen. Gambar V.2 menunjukkan diagram pemanjangan beban pada baja lunak.
Spesimen uji tarik yang digunakan untuk sambungan las harus diambil dari hasil sambungan las yang dianggap dapat mewakili dari
proses pengelasan . Untuk menentukan sifat-sifat mekanis dari daerah las, spesimen tersebut harus diambil dari porsi logam yang dilas.
Spesimen No. 1 dari porsi permukaan logam las
Satuan: mm Lebar maksimal
Penguatan harus rata dengan permukaan plat baja
Tebal plat t
Lebar plat W
Kurang dari 20 20 at au lebih
40 25
Gambar V.1 Uji tarik pada sambungan las tumpul JIS Z 3121
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
444
Pemanjangan Be
b a
n
E : Batas kelenturan S : Titik mulur teratas
C : Titik mulur terbawah M : Beban maksimal
Gb. V.2 Diagram pemanjangan beban pada baja lunak dan perhitungannya
Dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : P
= Beban maksimal N g
A =
Irisan melintang awal spesimen mm l
= Panjang tera awal spesimen mm
l’ =
Panjang tera bagian yang patah mm A’
= Irisan melintang bagian spesimen yang patah
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
445
2. Uji lengkung
Uji lengkung dilaksanakan untuk memeriksa pipa saluran dan keutuhan mekanis dari material las. Seperti tampak pada Gb. V.3, ada
dua jenis uji lengkung, yaitu: uji lengkung kendali dan uji lengkung gulungan. Pada tiap-tiap jenis uji lengkung itu, sebuah spesimen dalam
bentuk dan ukuran tertentu dilengkungkan sampai radius bagian dalam tertentu dan sudut lengkung tertentu, kemudian diperiksa keretakan dan
kerusakannya. Uji lengkung pada rigi-rigi las dilakukan untuk menentukan pipa saluran pada daerah pemanasan dan menilai keutuhan mekanis
pada daerah pengelasan, dan seringkali digunakan sebagai bagian dari uji kualifikasi juru las. Tabel V.3 menunjukkan jenis-jenis spesimen yang
digunakan untuk uji lengkung dan arah percontohan dari tiap-tiap spesimen. Uji lengkung dapat digolongkan menjadi uji lengkung depan,
uji lengkung bawah dan uji lengkung sisi sesuai dengan arah pemberian tekanan pada spesimen, seperti terlihat pada Gb. V.4.
Tabel V.3 Jenis – jenis spesimen dan arah percontohan Jenis – jenis
spesimen Arah percontohan
Keterangan
Spesimen lengkung depan
Arah membujur spesimen harus
berada pada sudut kanan dan garis las
Spesimen lengkung sisi digunakan sebagai penggaris
apabila plat atau pipa yang akan diuji ketebalannya 19 mm
atau lebih Spesimen lengkung
bawah Spesimen lengkung sisi
Spesimen lengkung bawah membujur
Arah membujur spesimen harus
pararel dengan garis pengelasan
Spesimen – spesimen ini digunakan apabila logam dasar
dan logam las dari plat yang akan diuji tingkat pemanjangan
yang berbeda Spesimen lengkung
depan membujur
Minimal 60 Unit : mm
Susunan contoh penumpu uji lengkung kendali
Susunan contoh penumpu uji lengkung gulungan
Minimal 55
Gambar V.3 Jenis-jenis uji lengkung JIS Z 3122
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
446
Tepi lempeng radius tepi = 1mm
Landasan pendukung
spesimen
Jarak dari landasan
Ujung landasan pendukung ke landasan
radius = 1mm Lempeng
radius tepi = 1mm
a Uji hentakan charpy b Uji hentakan izod
Arah hentakan
A ra
h h
e n
tak an
Lempeng Spesimen
Sudut masukan = 30
o
Spesimen
Landasan pendukung spesimen
a Lengkung depan b Lengkung bawah
c Lengkung sisi
Gambar V.4 Metode uji lengkung 3.
Uji Hentakan Jenis-jenis logam tertentu dapat menahan beban statis yang berat
tetapi mudah patah walaupun berada di bawah tekanan beban dinamis yang ringan sekalipun. Uji hentakan dilaksanakan untuk menentukan
kekuatan material las. Sebagai sebuah metode uji hentakan yang digunakan di dalam dunia industri, JIS menetapkan secara khusus uji
hentakan charpy dan uji hentakan izod seperti terlihat pada Gb. V.5. Kedua-duanya menggunakan spesimen yang mempunyai derajat
berbentuk V. Temperatur peralihan, yaitu hubungan antara temperatur uji hentakan katakanlah, 0
o
C, -20
o
C, -40
o
C, dan seterusnya dengan tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan patahan tenaga yang terserap,
diperoleh melalui uji hentakan. Ketika temperatur peralihan semakin rendah atau tenaga yang diserap semakin tinggi, maka material las akan
menghasilkan kekerasan dengan derajat yang lebih tinggi dan ketahanan yang lebih tinggi untuk patahan yang rapuh.
Gambar V.5 Metode dukungan spesimen dan arah hentakan pada uji hentakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
447
b Spesimen No. 4
C
o
Temperatur uji hentakan Arah hentakan
T ingk
at p
at a
han pip
a
sa lu
ra n
T in
g k
at p
at a
h an
ra p
u h
T e
n a
g a t
e rs
er ap
, v
E
kg f.
m J
Gambar V.6 Temperatur peralihan dalam uji hentakan charpy
Gambar V.7 Spesiman rapuh uji hentakan charpy
4. Uji Kekerasan