TEKNOLOGI LAS KAPAL
400 Dalam taraf rancangan sambungan-sambungan las harus
dirancang sedemikian rupa hingga mudah dicapai untuk operasi las dan memungkinkan penggunaan urutan dan posisi las yang paling
menguntungkan. Sambungan las dan urutan las harus dirancang sedemikian rupa hingga tegangan sisa diminimalkan.
Jarak yang kecil antar sambungan –sambungan las dan pemusatan setempat dari las haruslah dihindari. Sambungan-sambungan
las yang sejajar harus berjarak sedikitnya 250 mm satu sama lain dalam hal las tumpul dan sedikinya 50 mm satu sama lain dalam hal las sudut.
Jika las sudut memotong las lain, pada umumnya las sudut harus dihentikan pada suatu jarak dari las lain itu, dan harus ada skalop. Jika
las sudut memotong las las tumpul yang telah selesai dan yang telah dibuat rata dengan pelat ditempat pemotongan, maka las sudut boleh
dilas terus tanpa skalop. IV.2.4.2 Detail konstruksi las
Pada bagian konstruksi utama dan bagian konstruksi lainnya yang perting, tepi-tepi bebasnya dan pelat hadap harus bebas dari efek takik
yang dikarenakan bagian-bagian yang dilaskan. Untuk pengelasan pada pelat tepi teratas lajur atas Sheer strake . Sambungan las tumpul tak
boleh ada pada perpatahan pelat hadap.
Untuk keperluan penyambungan pelat atau bagian konstruksi yang berdinding tipis pada benda yang cukup atau dari baja tempa ,
maka pada benda itu haruslah diberikan penirusan tapering yang cukup atau flens pengelasan yang dituang atau ditempa dan sambungan las
yang kebesaran harus dihindari. IV.2.4.3 Sambungan Las Tumpul
1. Persiapan Tepi untuk Las Tangan
Persiapan tepi untuk sambungan las tumpul butt joint ditentukan oleh bahan, proses las yang dipakai dan tebal pelat.
Untuk tebal sampai dengan 5 mm boleh dipakai las tumpul siku yang dilas dari kedua sisinya. Lebar celah haruslah kurang lebih
setengah tebal pelat. Jika tebal pelat antara 5 dan 16 mm harus dipakai sambungan
tumpul V tunggal atau sambungan tumpul Y. Sudut antara bidang-bidang permukaan lebur harus kurang lebih 60
o
, lebar celah kurang lebih 2 mm dan dalam permukaan-permukaan akar sambungan tumpul Y kurang
lebih 2 mm. Jika tebal pelat lebih dari 16 mm, boleh dipakai sambungan tumpul
V tunggal atau sambungan Y atau sambungan tumpul V ganda sambungan tumpul 23 X, dengan sudut yang dilingkupi, lebar celah,
Di unduh dari : Bukupaket.com
TEKNOLOGI LAS KAPAL
401 dan dalam permukaan-permukaan akar seperti yang ditentukan untuk
sambungan tumpul V tunggal atau Y.
Sambungan tumpul U juga boleh dipakai dalam hal tebal pelat yang lebih besar. Sudut yang dilingkupi harus kurang lebih 10
o
, lebar celah tak lebih dari 2 mm dan dalam permukaan-permukaan akar kurang lebih 3
mm. Untuk semua sambungan las tumpul, akar harus dipotong di
belakang, dan harus dilaskan sedikitnya satu jalan penutup belakang. Jika kesulitan mencapai membuat tak mungkin melakukan pengelasan
dari kedua sisi, sambungan penuh dari penampang yang bersangkutan haruslah dijamin oleh pengelasan sambungan dari satu sisi, celah akar
harus diperbesar dan sudut yang dilingkupi diperkecil. Untuk keperluan ini bilah baja datar harus ditempatkan dibelakang dan dipasang pada satu
tepi dengan mengelaskannya sebelum pengelasan sambungan dilakukan. 2.
Persiapan Tepi untuk Las Otomatis
Persiapan harus sesuai dengan tebal pelat, proses las yang bersangkutan dan posisi las yang dimaksudkan untuk dipakai, dan harus
telah disetujui dalam hubungannya dengan prosedur pengujian. Untuk las busur terendam atau las dengan kawat las lilit anyam seperti biasanya
dipergunakan di galangan kapal, dan pada umumnya tidak disyaratkan pengujian prosedur, maupun untuk las busur berpelindung gas, persiapan
tepinya harus sesuai dengan standar DIN atau peraturan yang setaraf.
Dalam semua proses las otomatis, akar harus dipotong dibelakang dan harus dilaskan sekurang-kurangnya satu jalan penutup belakang,
seperti halnya dalam las tangan. 3.
Sambungan dengan Tebal Pelat yang Berbeda
Jika pada sambungan las tumpul perbedaan tebal pelat lebih dari seperempat tebal pelat yang lebih kecil dan lebih dari 3 mm dianjurkan
untuk mentiruskan tepi pelat yang lebih tebal dalam perbandingan 1 : 3. Pentirusan ini diharuskan pada bagian konstruksi utama, terutama
pada penguatan di pelat lutut dan di geladak. Kekuatan pada ujung bangunan atas dan pada sudut lubang palka pada geladak kekuatan.
4. Sambungan Silang dan T yang dilas