Rasio Harga Laba Dan Rasio Pengembalian Aktiva Berdampak Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (studi kasus pada PT. Indosat Tbk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)

(1)

i

yang menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba. Tingkat Pengembalian Saham yang merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif vertifikatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan neraca dan laba – rugi periode tahun 2006 – 2010. Untuk mengetahui Rasio Harga Laba (X1) dan Rasio Pengembalian Aktiva (X2) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Y) digunakan korelasi pearson, dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel digunakan rumus koefisien determenasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dua pihak dengan α = 0.05. Perolehan hasil analisis tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0 for windows.

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Rasio Harga Laba dan Rasio Pengembalian Aktiva secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham perusahaan PT. Indosat Tbk dari tahun 2006 – 2010. Dan secara bersama – sama terbukti tidak berdampak signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham perusahaan PT. Indosat Tbk. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor – faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang berdampak terhadap Tingkat Pengembalian Saham yang dihasilkan, diantaranya adalah kondisi ekonomi yang berkaitan dengan indikator ekonomi, gerak pasar (market movement) dan kondisi politik suatu Negara. Kata Kunci : Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Aktiva, dan Tingkat


(2)

ii

the extent to which the ability of assets that are owned firms can generate profits. Return of Shares which is one of the factors that motivate investors to invest and also a reward for courage investors bear the investment risk on doing.

The method used in this research is vertifikative descriptive method with qualitative and quantitative approaches. The sample used in this research is financial statement balance sheet and income statement from 2006 to 2010. To know Price Earning Ratio (PER) (X1) and Return On Assets (ROA) (X2) impact on the Stock Return (Y) used Pearson correlation, and to know how big contribution of variable used determine coefficients formula. Testing the hypothesis in this study using the two tiled t statistic test α = 0.05. Obtaining the results of the analysis was processed using SPSS 17.0 for windows.

Based on the results of research using multiple linear regression model. The results showed that the variable Price Earning Ratio (PER) and Return On Assets (ROA) partially to Stock Return PT. Indosat Tbk from 2006 - 2010. And collectively is not significant impact on Return of Shares of PT. Indosat Tbk. This is due to other factors affecting the performance of companies that have an impact on the Stock Return of the output, such as economic conditions related to economic indicators, market movements (market movement) and political conditions of a State.

Keyword: Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), and Stock Return


(3)

1

1.1Latar Belakang Penelitian

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Eduardus Tandelilin, 2010:26)

Di antara berbagai instrumen pasar modal, saham merupakan instrumen investasi yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi. Saham merupakan salah satu instrumen yang menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dalam proses investasi dalam bentuk saham, penilaian atas saham merupakan kegiatan yang sangat penting. Penilaian harga saham tersebut berfungsi untuk meminimalkan resiko yang kemungkinan terjadi. Investasi pada salah satu instrumen di pasar modal yaitu saham, dimana instrumen tersebut merupakan salah satu instrumen keuangan paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain saham merupakan instrumen investasi yang baik dipilih para investor karena saham mampu memberikan return (keuntungan) yang cukup tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti deposito. Penilaian harga saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti


(4)

misalnya laba perusahaan, deviden yang dibagikan, varibilitas laba, dan sebagainya. (Suad Husnan, 1996:45)

Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham – saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi – informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan. (http://www.bapepam.go.id/)

Pemodal atau investor dalam berinvestasi akan berhadapan dengan resiko dan return sehubungan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Dua kemungkinan yang akan dihadapi pemodal atau investor adalah perolehan tingkat return yang terbesar dengan resiko atau memperoleh tingkat return tertentu dengan resiko kecil. Namun apabila perusahaan dihadapkan pada dua alternatif investasi yang akan memberikan tingkat return yang sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka pemodal pasti akan memilih investasi dengan resiko terkecil. Dalam teori portofolio resiko dapat dinyatakan dengan return yang menyimpang dari yang diharapkan. (Anung Saptadi, 2007)

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan


(5)

melalui suatu analis yang sangat hati – hati terhadap kondisis perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa mendatang. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi dan faktor – faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu pengembalian (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang sehingga dapat diketahui saham – saham yang overprice maupun underprice. (Syahib Natarsyah, 2000)

Informasi Fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi return saham adalah rasio profitabilitas dan rasio pasar (market ratio), rasio profitabilitas berfungsi untuk memprediksi return saham adalah Return On Asset (ROA) atau Return On Investment (ROI). Sedangkan rasio pasar (maket ratio) yang sering dikaitkan dengan return saham adalah PriceEarning Ratios (PER).

Price Earning Ratio menjadi favorit karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. Price Earning Ratio sangat mudah dihitung. Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka investor bisa menghitung berapa Price Earning Ratio saham tersebut. Semakin besar earning semakin rendah Price Earning Ratio saham tersebut dan sebaliknya. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar akan naik. Besaran Price Earning Ratio akan berubah


(6)

– ubah mengikuti perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perusahaan. Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis Price Earning Ratio akan naik. Sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka Price Earning Ratio akan turun. (http://www.himatansi.org/news103-price-earning-ratio.html)

Price Earning Ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. (Abdul Halim, 2003:23)

Price Earning Ratio digunakan untuk mengestimasi suatu saham apakah underpriced atau overpriced. Price Earning Ratio tersebut dihitung dengan cara membandingkan Price Earning Ratio saham yang sesungguhnya dengan Price Earning Ratio saham yang wajar. Jika Price Earning Ratio saham yang sesungguhnya lebih besar dari Price Earning Ratio saham yang wajar maka disebut overpriced. dan jika Price Earning Ratio saham yang sesungguhnya lebih kecil dari Price Earning Ratio saham yang wajar maka disebut underpriced. (Parwati Setyorini, 2005).

Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga salah satunya yaitu Return On Assets (ROA). Return On Asset merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. Return On Assets sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.


(7)

Rasio ini mengukur tingkat return akuntansi atas total aktiva perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2010:386). Rasio juga ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang, 1997:18, 33). Dengan demikian semakin tinggi ROA meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat.

Pada tahun 2008 merupakan tahun yang cukup suram bagi investor dan trader di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pecahnya gelembung finansial 2008 menyebabkan harga semakin menurun dan saham menjadi sangat murah. Tak terkecuali dengan kegiatan investasi yang terjadi pada PT Indosat Tbk juga mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Harga Saham dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. Indosat Tbk. Tahun 2006 – 2010

Tahun Harga Saham Tingkat Pengembalian

(Return) Saham

2005 5550 -0.0348

2006 6750 0. 21622

2007 8650 0.28148

2008 5750 -0.3353

2009 4725 -0.1783

2010 6000 0.26984

Sumber: www.yahoofinance.com, diolah

Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2006 PT. Indosat Tbk memiliki Return saham meningkat sebesar -0.0348 menjadi 0. 21622. Peningkatan return tersebut disebabkan harga saham yang mengalami peningkatan menjadi 6750,


(8)

sehingga investor tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki Price Earning Ratio meningkat, yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang meningkat pula. Selain itu, perusahaan dinilai memiliki Return On Asset meningkat, yang mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi/meningkat dalam melakukan kegiatan usahanya dari seluruh aktiva yang digunakan dalam menghasilkan pengembalian laba untuk investor yang tinggi pula.

Pada tahun 2007 PT. Indosat Tbk. memiliki Return saham meningkat sebesar 0. 21622 menjadi 0.28148. Peningkatan return tersebut disebabkan harga saham yang mengalami peningkatan menjadi 8650, sehingga investor tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki Price Earning Ratio meningkat, yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang meningkat pula. Selain itu, perusahaan dinilai memiliki Return On Asset meningkat, yang mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi/meningkat dalam melakukan kegiatan usahanya dari seluruh aktiva yang digunakan dalam menghasilkan pengembalian laba untuk investor yang tinggi pula.

Terjadinya krisis global sejak awal tahun 2007 lalu sehingga pada tahun 2008 terjadi penurunan kegiatan investasi di Bursa Efek Indonesia, tak terkecuali dengan PT. Indosat Tbk. ini yang mengalami penurunan return dari 0.28148 menjadi -0.3353. Penurunan return tersebut diakibatkan terjadinya krisis global yang mengakibatkan harga saham mengalami penurunan menjadi 5750, sehingga investor tidak tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki Price


(9)

Earning Ratio menurun, yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang menurun pula. Selain itu, perusahaan dinilai memiliki Return On Asset menurun, yang mencerminkan efisiensi perusahaan yang menurun dalam melakukan kegiatan usahanya dari seluruh aktiva yang digunakan dalam menghasilkan pengembalian laba untuk investor yang menurun pula.

Pada tahun 2009 PT. Indosat Tbk. memiliki Return saham meningkat dari -0.3353 menjadi -0.1783. Namun, peningkatan return tersebut tidak seiring dengan menurunnya harga saham menjadi 4750 dan investor tetap tertarik dalam berinvestasi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan telah memiliki reputasi yang baik dalam menjalankan usahanya sehingga walaupun harga saham yang menurun akan berdampak terhadap penurunan Price Earning Ratio, yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang menurun dan penurunan Return On Asset, yang mencerminkan efisiensi perusahaan yang menurun dalam melakukan kegiatan usahanya dari seluruh aktiva yang digunakan dalam menghasilkan pengembalian laba untuk investor yang menurun pula, hal tersebut akan tetap membuat investor tertarik berinvestasi.

Pada tahun 2010 PT. Indosat Tbk. memiliki Return saham meningkat dari -0.1783 menjadi 0.26984. Peningkatan return tersebut disebabkan harga saham yang mengalami peningkatan menjadi 6000, sehingga investor tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki Price Earning Ratio meningkat, yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham


(10)

perusahaan dalam menghasilkan laba yang meningkat pula. Selain itu, perusahaan dinilai memiliki Return On Asset meningkat, yang mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi / meningkat dalam melakukan kegiatan usahanya dari seluruh aktiva yang digunakan dalam menghasilkan pengembalian laba untuk investor yang tinggi pula.

Penulis menduga faktor penurunan dan kenaikan Price Earning Ratio dan Return On Asset dipengaruhi oleh kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, yang akan berdampak terhadap return yang didapat perusahaan. Dari uraian tersebut terjadi suatu fenomena terhadap return yang akan didapat perusahaan, dimana: 1) Tingkat Pengembalian (Return) Saham mengalami kenaikan akan membuat investor tertarik dalam berinvestasi namun Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) mengalami penurunan; dan 2) Tingkat Pengembalian (Return) Saham mengalami penurunan akan membuat investor kurang tertarik dalam berinvestasi namun Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) mengalami kenaikan. Hal inilah yang kontradiktif dengan keadaan yang sebenarnya sehingga menarik perhatian peneliti untukmelakukan penelitian.

Berbagai penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian (Return) saham yang diperdagangkan di bursa efek telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian tersebut antara lain:

Esti Puji Astutik (2005) meneliti Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada


(11)

perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel EPS, PER, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Rahman Hakim (2006) meneliti Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham, sedangkan metode EVA tidak memiliki tidak berpengaruh. Dalam hal ini Penulis mencoba melakukan event study saat Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) diterbitkan dan dampaknya terhadap tingkat pengembalian (return)saham saat itu.

Atas dasar alasan tersebut, maka Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Rasio Harga Laba dan Rasio Pengembalian Aktiva Berdampak Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi Kasus pada PT. Indosat Tbk Tahun 2006 – 2010)”.

1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Tingkat Pengembalian (Return) Saham mengalami kenaikan akan membuat investor tertarik dalam berinvestasi namun Rasio Harga Laba


(12)

(Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) mengalami penurunan; dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham mengalami penurunan akan membuat investor kurang tertarik dalam berinvestasi namun Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) mengalami kenaikan.

2. Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang meningkat tidak selalu seiring dengan peningkatan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)).

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang ditemukakan di atas, maka Penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) PT. Indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.

2. Bagaimana Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) secara parsial berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. Indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.

3. Bagaimana Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) secara simultan


(13)

berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. Indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Sesuai dengan masalah – masalah yang diidentifikasi di atas, maka penelitian dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data, menganalisis dan memperoleh pemahaman mengenai Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak terhadap Tingkat Pengembalan (Return) Saham (studi pada PT. Indosat Tbk Periode 2006 – 2010).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang penelitian dan masalah – masalah yang telah dikemukakan oleh Penulis, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) PT. indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.

2. Untuk mengetahui Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) secara parsial berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.


(14)

3. Untuk mengetahui Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) secara simultan berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. Indosat Tbk pada tahun 2006 – 2010.

1.4Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah:

a. Kegunaan Teoritis 1. Bagi Penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, dan pemahaman tentang Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)), Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

2. Bagi Lembaga

Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai investasi saham tentang Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham.


(15)

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan yang diteliti dan menjadi memberi masukan mengenai Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) serta dampaknya terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Sahampada PT. Indosat Tbk. di masa yang akan datang.

2. Bagi Investor dan Pihak Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham pada pada PT. Indosat Tbk. berdasarkan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)).

1.5Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Indosat Tbk. yang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan memiliki 8 kantor regional yang terletak di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan dan Makasar. Dengan memperoleh data sekunder melalui Capital Market Center (CMC) YPKP yang berlokasi di Jl. PHH Mustopa No. 68 Bandung.


(16)

1.5.1 Waktu Penelitian

Penelitin ini dilakukan mulai pada bulan Oktober 2010 sampai dengan selesai. Adapun tahap penelitian sampai penyusunan skripsi dapat dilihat pada jadwal penelitian dibawah ini:

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

N

o Kegiatan

Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan 2 Usulan Penelitian: a. Penulisan UP

b. Bimbingan UP

c. Seminar UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan

Data

4 Pengolahan

Data

5

Penyusunan Skripsi: a. Bimbingan

Skripsi

b. Sidang Skripsi

c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan

draf skripsi


(17)

15 2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

2.1.1.1Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

Ketika suatu perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk mengembangkan usahanya, maka perusahaan tersebut dapat mencatatkan perusahaannya pada pasar modal untuk memperoleh dana tambahan dari para investor maupun kreditur. Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia yang bertempat di Jakarta menjadi pasar modal dan pusat transaksi.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:26) Pengertian pasar modal adalah: “Pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi”.

Sedangkan menurut Suad Husnan (1996: 3) pasar modal adalah: “Pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta”.

Berdasarkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa:

“Pasar Modal layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana (pembeli efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang terhimpun dalam wadah jual beli instrumen pasar modal hingga terbentuknya permintaan dan penawaran atas efek”.


(18)

Rasio harga laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham.

Menurut Henry Simamora (2000: 529) Price Earning Ratio: “Mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang”.

Sedangkan menurut Ray H. Garrison (1997: 788) Price Earning Ratio mencerminkan: “Hubungan antara harga pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham”.

Rasio harga laba (Price Earning Ratio) yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan. Rasio harga laba (Price Earning Ratio) juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio – rasio keuangan seperti Rasio harga laba (Price Earning Ratio), dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.

Berdasarkan pendapat diatas pengertian Rasio harga laba (Price Earning Ratio) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: “Rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham”.


(19)

2.1.1.2Manfaat dan Kegunaan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

Kegunaan Price Earning Ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargaikinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS – nya. Price Earning Ratio menunjukkanhubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar Price Earning Ratio suatusaham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Dwi Prastowo, 2002:96).

Untuk mengetahui informasi Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio), komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan earning per share (EPS). Informasi suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yang dapat diketahui dari informasi laporan keuangan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba – rugi perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin, 2010:374):

Setelah memperhitungkan EPS, informasi Rasio harga laba (Price Earning Ratio) suatu saham dapat dihitung dengan membagi harga saham perusahaan


(20)

terhadap earning per lembar saham. Secara sistematis, rumus untuk menghitung Rasio harga laba (Price Earning Ratio) adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin, 2010:320):

2.1.2 Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA))

2.1.2.1Pengertian Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) Hasil pengembalian suatu aktiva mencoba mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfatkan seluruh sumber dananya, yang kadang – kadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi. Investasi merupakan konversi nilai uang saat ini untuk memperoleh arus kas dimasa mendatang yang lebih besar guna meningkatkan konsumsi atau kemakmuran pemilik.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa: “Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba”.

Sedangkan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) menurut Henry Simamora (2000: 529), yaitu: “Return On Asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.


(21)

Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) lebih luas daripada return on common stockholder’s equity karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para pemegang saham dan kreditor dengan jumlah aset (jumlah sumber daya yang dipasok oleh para pemegang saham da kreditor). Secara sistematis Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Net Profit After Tax merupakan pendapatan bersih sesudah pajak. Average

Total asset merupakan rata – rata total assets awal tahun dan akhir tahun.

Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar (Robert Ang, 1997: 33).

Return On Asset dipakai untuk mengevalulasi apakah manajemen telah

mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang dikuasainya.

Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya. Oleh karena itu, Return On

Asset kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit – unit


(22)

2.1.2.2Manfaat Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) Manfaat Return On Asset (ROA) Menurut Munawir (2001: 91-92) adalah:

a. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

b. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.

c. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return On Asset (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan.

2.1.2.3Kelemahan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA))

Kelemahan Return On Asset (ROA) menurut Munawir (2001: 94) adalah:

a. Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.

b. Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. Return On Asset (ROA) akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.


(23)

2.1.3 Tingkat Pengembalian (Return) Saham

2.1.3.1Pengertian Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Pengembalian (Return) Saham merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Pengembalian (Return) Saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).

Return saham menurut Jogiyanto (2008:195) adalah: “Hasil yang diperoleh dari investasi”.

Sedangakan menurut Eduardus Tandelilin (2010: 102) menyatakan bahwa: “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya”.

Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return.

Menurut Siti Resmi (2002:288), Returnrealisasi merupakan: “Return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis”.


(24)

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko dimasa yang akan datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Capital gain/loss adalah selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Besarnya actual return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut Jogiyanto (2008:195 – 196):

Keterangan:

Rit : Tingkat Pengembalian saham i pada periode t.

P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir). Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

2.1.3.2Komponen Tingkat Pengembalian (Return)Saham

Menurut Robert Ang (1997:20), komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat pembayaran yang bersifat periodik


(25)

seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.

2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

2.1.3.3Jenis – jenis Tingkat Pengembalian (Return)Saham

Menurut Jogiyanto (2008:195) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi


(26)

2.1.4 Hubungan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Price Earning Ratio merupakan pendekatan yang lebih popular dipakai dikalangan analis saham dan praktisi. Dalam pendekatan PER atau disebut juga dengan pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. (Eduardus Tandelilin, 2010:320)

Henry Simamora (2000: 531) menyatakan, bahwa:

Price Earning Ratio menunjukkan penilaian pasar dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba dimasa yang akan datang. Price Earning Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi dimasa mendatang. Demikian pula Price Earning Ratio yang rendah menunjukkan ekspektasi laba dan pertumbuhan yang rendah. Price Earning Ratio mencerminkan ekspektasi pemodal menyangkut kinerja perusahaan dimasa yang akan datang”.

Darmadji dan Fakhrudin (2006:198), menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”.

Abdul Halim (2003:23), menyatakan bahwa: “PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu”.

Menurut Sunariyah (1995:88), menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio

didasarkan pada hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per lembar saham dimasa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali”.


(27)

Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:275) menyatakan bahwa:”Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earningperusahaan”.

Berdasarkan teori tersebut maka, Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang atas kegiatan investasi yang dilakukannya (Return). Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan Tingkat Pengembalian (Return) Saham di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio). Keinginan investor melakukan analisis kesehatan suatu saham melalui rasio – rasio keuangan seperti Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio), dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.

2.1.5 Hubungan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Untuk mengetahui analisis perusahaan, disamping dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, juga dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Dari sudut investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Untuk itu, biasanya digunakan rasio profitabilitas utama, yaitu Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset).


(28)

Eduardus Tandelilin (2010:386) menyatakan bahwa: “Return On Asset (ROA) mengukur tingkat return akuntansi atas total aktiva perusahaan.”

Robert Ang (1997:18,33) menyatakan bahwa: “Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar”.

Menurut Lukman Dendawijaya (2003: 120) menyatakan bahwa:

“ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset”.

Sedangkan menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) menyatakan bahwa: “ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan”.

Berdasarkan teori diatas, maka Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah Esti Puji Astutik (2005) dengan penelitian yang berjudul “Earning Per Share (EPS), Price


(29)

Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Rahman Hakim (2006) dengan penelitian yang berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Nama Peneliti

(Tahun Penelitian) Judul Penelitian Hasil Penelitian Esti Puji Astutik (2005) Earning Per Share (EPS),

Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel EPS, PER, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

Rahman Hakin (2006)

Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham, sedangkan metode EVA tidak memiliki tidak berpengaruh.

2.2Kerangka Pemikiran

PT. Indosat menggunakan pasar modal sebagai sarana untuk berhubungan antara pemilik dana. Dalam hal ini sebagai pemodal modal (investor) dan pengguna dana (emiten). Investor menggunakan instrumen pasar modal untuk


(30)

keperluan investasi untuk memaksimumkan pendapatan. Investasi di pasar modal mengandung resiko.

Henry Simamora (2000:438) menyatakan bahwa: “Investasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang”.

Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:2) definisi investasi adalah: “Komitmen atas sejumlah dana atau sumber yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang”.

Oleh karenanya investor yang akan melakukan investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan intuisi belaka, namun juga perlu melakukan analisa terhadap kinerja perusahaan dimana ia akan menanamkan modal.

Menurut Mulyadi (1997:419), pengaertian kinerja keuangan adalah:

“Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi”.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 17), pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu:

“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investement) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal


(31)

dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya”.

Perusahaan yang telah listing di pasar modal akan mengeluarkan laporan keuangan yang berguna bagi investor dalam menilai kondisi dan kinerja keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor di pasar modal. Laporan ini mencakup dua hal pokok yaitu laporan rugi laba dan neraca.

Menurut Munawir (2000:2), pengertian laporan keuangan adalah:

“Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (1996:327), laporan keuangan adalah: “Laporan yang memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi – laba (income statement) mencerminkan hasil yang dicapaiselama suatu periode tertentu”.

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Ditinjau dari kompensasi, Tingkat Pengembalian (Return) Saham merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh Tingkat Pengembalian (Return) Saham maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya – upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan.


(32)

Menurut Bambang Riyanto (1996:329) Rasio adalah: “Alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan antara dua macam data finansial“.

Sedangkan menurut Munawir (2001:64) Rasio menggambarkan:

“Suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu terutama apabila angka – angka tersebut dibandingkan dengan angka ratiopembanding yang digunakan sebagai standar“.

Dalam analisis rasio keuangan, terdapat lima jenis rasio yang biasa digunakan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Rentabilitas dan Pasar. Didalam rasio pasar yang biasa digunakan adalah Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan rasio rentabilitas yang digunakan adalah Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset). Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Rasio ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang tinggi di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) suatu perusahaan.

Eduardus Tandelilin (2010:320) menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham”.


(33)

Return On Asset (ROA) mengukur tingkat return akuntansi atas total aktiva perusahaan. Rasio Profitabilitas ini tentu saja semakin besar berarti semakin bagus perusahaan dalam menghasilkan laba. (Eduardus Tandelilin, 2010:386).

Dengan demikian, semakin tinggi Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat. Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) berhubungan positif dengan total Tingkat Pengembalian (Return)Saham.

Dari hasil analisis laporan keuangan yang berupa Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) akan dilakukan pengujian apakah kedua varibel tersebut baik secara serentak maupun parsial akan berdampak terhadap perubahan harga saham. Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan Tingkat Pengembalian (Return) Saham yang tinggi dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Hal ini menunjukkan kondisi kinerja perusahaan yang baik. Investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada PT. Indosat Tbk yang memiliki prospek yang baik.

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut:


(34)

Investasi

Kinerja Keuangan Buruk Kinerja Keuangan Baik

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

2.3Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.

MenurutSugiyono (2010:64), hipotesis penelitian adalah:

“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Laporan Keuangan

ROA PER

Harga Saham Naik

Return Saham Rasio


(35)

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008:72) pengertian hipotesis ialah: “Jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

“Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris”.

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)). Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning

Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) secara parsial berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham pada PT. Indosat Tbk di Bursa Efek Indonesia.

Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) secara simultan berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham pada PT. Indosat Tbk di Bursa Efek Indonesia.


(36)

34 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa:

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian”.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio), Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2), metode penelitian diartikan sebagai: “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor – faktor yang


(37)

berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2009:14), pengertian metode deskriptif analisis adalah: ”Statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”.

Sedangkan menurut Manshuri (2008:45), pengertian metode verifikatif, yaitu: “Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan:

”Metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta – fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik”.

Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return)


(38)

Saham PT. Indosat Tbk serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) bahwa: “Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya”.

Lebih jelasnya lagi Jonathan Sarwono (2006:79), mengibaratkan bahwa: ”Desain penelitian, seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Imam Fachruddin (2009), pengertian desain penelitian, yaitu:

“Desain penelitian merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan”.

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti membuat suatu desain penelitian yaitu sebagai berikut:

Adapun tahap – tahap yang akan dilakukan oleh Penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(39)

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada PT. Indosat Tbk khususnya mengenai perkembangan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

2. Mengumpulkan data – data mengenai perkembangan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham 3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori – teori

mengenai Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan. 5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi

operasional dari masing – masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data – data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis indikator serta skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian. Sehingga


(40)

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:59) yaitu: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel – variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X).

Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variable dependent (terikat). Data yang menjadi variabel bebas (Varaibel X) adalah dampak Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) dan Rasio Pengembalian Aktiva(Return On Asset)

2. Variabel Dependen (Y).

Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Tingkat Pengembalian (Return) Saham. Operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:


(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Independen : Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

(Variabel X1)

PER merupakan

perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan

Earning Per Share (EPS) dari saham yang

bersangkutan.

Robert Ang (1997:24)

Rasio

Independen : Rasio

Pengembalian Aktiva

(Return On Asset (ROA)) (Variabel X2)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva)

(Lestari dan Sugiharto, 2007: 196) Rasio Variabel Dependen: Tingkat Pengembalian (Return) Saham (Y)

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. (Robert Ang, 1997)

Rasio

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah populasi tersebut memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.

Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.2.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80), mengemukakan mengenai populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas


(42)

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan sejak tahun 2006 hingga 2010 pada PT. Indosat Tbk, yakni selama 5 tahun.

3.2.3.2 Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono (2009:81) menjelaskan mengenai sampel yaitu: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik nonprobabilitas sampling. Nonprobabilitas Sampling menurut Sugiyono (2009:84), yaitu: ”Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Adapun cara pengambilan sampel ini disajikan dengan cara purposive sampling yang menurut Sugiyono (2010:392), yaitu : ”Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu itu misalnya, orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau


(43)

mungkin da’i sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti.

Sampel yang diambil Penulis dalam penelitian ini adalah Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio), Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset) dan Tingkat Pengembalian (Return) Saham dari tahun 2006 – 2010 atau selama 5 tahun. Sampel tersebut diambil dengan kriteria:

1. Sampel adalah PT. Indosat Tbk, dikarenakan hasil Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) yang berdampak tidak signifikan terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham pada perusahaan tersebut.

2. Data emiten (PT. Indosat Tbk) berupa laporan keuangan selama periode tahun 2006 – 2010.

3. Masa krisis ekonomi global yang menunjukan penurunan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) pada PT. Indosat Tbk. di BEI pada tahun 2007 dan 2008 hingga tahun 2010 ini.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Pada umumnya informasi ini diperoleh melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap sekumpulan individu (orang, barang, jasa, dan sebagainya).


(44)

Data dalam penelitian ini terdiri dari Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) dan Tingkat Pengembalian (Return)Saham. Periode yang digunakan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

Data – data yang digunakan Penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan telah diolah oleh pihak lain, atau dalam bentuk publikasi yang bersumber dari laporan instansi atau lembaga yang terkait seperti JSX statistik dari Bursa Efek Indonesia sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan (belum diolah). Data tersebut memperlihatkan perkembangan masing – masing variabel selama periode 2006 – 2010.

Penelitian ini dilakukan terhadap PT. Indosat Tbk di Bursa Efek Indonesia, pembatasan perusahaan yang dimaksudkan agar sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mengamati penurunan dan peningkatan Tingkat Pengembalian (Return) Saham pada satu perusahaan saja.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Field Research (Penelitian secara langsung)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Dokumentasi, yaitu


(45)

pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen – dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan pada PT. Indosat Tbk di BEI pada tahun 2006 hingga 2010.

2. Library Research (Studi Pustaka)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini Penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data – data penelitian yang dilakukan.

3.4 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Rancangan Analisis

Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membut kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode:


(46)

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini Penulis melakukan analisis pada data – data keuangan yang terdapat pada pada PT. Indosat Tbk di BEI. Dari hasil analisis tersebut akan didapat Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) berdampak terhadap Tingkat Pengembalian (Return)Saham.

2. Analisis Statistik

Analisis statistik, meliputi:

a. Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2010:277), analisis regresi berganda, yaitu: “Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”.

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda untuk dua prediktor ini yaitu:

Keterangan :

Y : Tingkat Pengembalian (Return)Saham

α : Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0) : Koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.


(47)

: Koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y, apabila variabel bebas X1 diangap konstan.

X: Variabel independen, yang terdiri dari Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) (X1), Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) (X2).

: Faktor – faktor lain yang berdampak terhadap variabel Y Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien – koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono, 2010:279)

Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan

∑y = a+ b1∑X1 + b2∑X2

∑X1y = a∑X1 + b1∑X12 +b2∑X1X2


(48)

besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai veriabel terikat, dan sebaliknya.

b. Analisis Korelasi

Yang dimaksud analisi korelasi menurut Andi Supangat (2007:339) adalah: “Tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih”. Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

(Sumber: Nazir, 2003: 464)

Langkah – langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

Koefisien Korelasi Secara Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(49)

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Koefisien Korelasi Secara Simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤1 :

1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. 2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

1. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

2. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.


(50)

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:250) 3. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) memiliki dampak terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Kd :Koefisien Determinasi r2 :Koefisien Korelasi

3.4.2 Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.


(51)

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya dampak variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho)tidak terdapat dampak yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya dampak antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) (X1) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Assets (ROA)) (X2) terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham PT. Indosat Tbk variabel dependen (Y), hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Untuk menguji apakah ada hubungan signifikan dari variabel – variabel bebas (X) berdampak terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah – langkah sebagi berikut:

a. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return) Saham. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :

Ho: β1 = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan Rasio

Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return)Saham.


(52)

Ha:β1≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan Rasio Harga

Laba (Price Earning Ratio (PER)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return)Saham.

b. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return) Saham. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :

Ho: β = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return)Saham.

Ha: β ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return)Saham.

c. Menentukan tingkat signifikan.

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam status penelitian.


(53)

d. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

dan

Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel

t = thitung

e. Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :

Tolak Ho jika thitung > ttabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

Tolak Ho jika thitung < ttabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.

Tolak Ho jika nilai t – sign < ɑ 0,05. 2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)

Untuk menguji adanya hubungan antara variabel bebas (X) secara simultan berdampak terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dengan langkah – langkah sebagai berikut :


(54)

a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

Ho: β , = 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return) Saham.

Ha: β , ≠ 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak terhadap variabel terikat Tingkat Pengembalian (Return) Saham..

b. Menentukan nilai signifikansi ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat

bebas (db = n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan.


(55)

c. Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :

(Sumber: Sugiyono, 2010:257) R = Kefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen N = Jumlah anggota sampel

d. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.

Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ ),05. 3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.1


(56)

4. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) dan Rasio Pengembalian Aktiva (Return On Asset (ROA)) berdampak (tidak berdampak) terhadap Tingkat Pengembalian (Return) Saham.. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(57)

55 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Indosat Tbk.

PT Indosat Tbk didirikan dalam rangka Undang – Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Pada tahun 1980, Perusahaan dijual oleh American Cable and Radio Corporation, anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph, kepada Pemerintah Republik Indonesia dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (Persero).

Pada tanggal 7 Februari 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat No. 14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara (Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Selanjutnya, pada tanggal 21 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan Anggaran Dasar yang berkaitan dengan perubahan status hukum tersebut.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan Akta Notaris No. 123 tanggal 28 Januari 2010 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.),


(58)

sebagaimana disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Januari 2010, dengan tujuan memenuhi Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK) Indonesia No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok – pokok Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik dan Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perusahaan telah disetujui dan dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU – 09555.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 dan No. AHUAH. 01.10-04964 tanggal 25 Februari 2010. Perubahan terkait, antara lain, perubahan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Perusahaan, pengangkatan pejabat Direktur Utama, jika pemegang jabatan Direktur Utama tidak tersedia dan definisi benturan kepentingan.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk.

4.1.2.1 Karyawan, Direktur, Komisaris dan Komite Audit

Berdasarkan keputusan dalam setiap Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 11 Juni 2009 yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 118 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai notaries pengganti Sutjipto, S.H.) pada tanggal yang sama dan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 22 Juni 2010 yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 164 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) pada tanggal yang sama, susunan Dewan Komisaris dan


(1)

iv

berkenan memberikan waktu, koreksi, bimbingan, dan saran – saran. Penulis ingin pula mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Inta Budi Setya Nusa, SE., M. Si., selaku dosen penguji yang memberikan

saran dan kritik kepada Penulis.

5. Ely Suhayati, SE., M. Si., Ak., selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritik kepada Penulis.

6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona dan A gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.

7. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.

8. Adikku tersayang (Try Sudihartomo) yang telah memberikan doa, dorongan, semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini.

9. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan dan doanya serta kasih sayang yang begitu tulus kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

10.Eki Dwiyatno terimakasih yang tiada henti memberi semangat, masukan, dan kasih sayang kepada Penulis dalam pembuatan Skripsi ini.


(2)

v

11.Sahabat – sahabatku Tyras, Yuyun, Rifka, Nazma, dan yang lainnya terima kasih atas support dan bantuannya.

12.Teman – teman seperjuanganku dalam menyusun Skripsi ini, Ocky, Asep, Nurdiansyah, Septian, Judithia terimakasih atas support dan bantuannya. 13.Semua teman – teman kelas Akuntansi 2 terima kasih atas dukungan dan

bantuannya.

14.Seluruh pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Akhirul kalam, Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat berguna dan memberikan sumbangan pikiran bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya bagi Penulis dan semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Februari 2011 Penulis,

Theresia Dwi Pratiwi W Nim: 2.11.070.60


(3)

(4)

Motto dan Persembahan

Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan

nikmat

Mu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu

bapaku dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau

ridoi, dan jadikanlah sifat

sifat kebaikan meresap masuk ke dalam

jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu

dan sesungguhnya aku dari orang

orang Islam (yang tunduk

patuh kepadaMu).

(Al - Ahqaf [46]: 15)

Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang

disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba.

Karena hanya merekalah orang yang menghargai betapa pentingnya

orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka.

Ku persembahan karya tulis ini untuk kedua orang tuaku (Teguh

Sudiatmoko dan SE. Unayah) juga adikku (Try Sudihartomo) dan

seluruh keluarga besarku yang telah memberikan kasih sayangnya

dan membantuku dalam penyusunan karya tulis ini baik secara moril

maupun materil.


(5)

163

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Theresia Dwi Pratiwi Wahyuningsih

NIM : 21107060

Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 05 Februari 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Ds. Lengkong RT. 10 A/03 No. 05 Kec. Cipeundeuy Kab. Subang 41272

No Telp : +6285659167909

Riwayat Pendidikan:

TAHUN KETERANGAN

Lulus 1994 – 1996 TK TUNAS KARYA Lulus 1996 – 2002 SDN LIGARSARI Lulus 2002 – 2005 SMPN 1 KALIJATI Lulus 2005 – 2007 SMAN 1 PURWAKARTA


(6)

PERNYATAAN

1. Dengan ini Saya menyatakan bahwa, karya tulis (skripsi) Saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/S1), baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian Saya sendiri dengan arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Februari 2011 Yang membuat pernyataan,

Theresia Dwi Pratiwi W NIM :2.11.07.060


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

Tingkat Pengembalian Aset, Rasio Hutang Dan Laba Per Lembar Saham Berdampak Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 35 153

Pengaruh Rasio Hutang Dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

1 45 125

Pengaruh Laba Perlembar Dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010

1 12 144

Pengaruh Rasio Harga Laba Dan Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 13 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Rasio Harga Laba (PER) Dan Rasio Pengembalian Aktiva (ROA) Terhadap Return Saham (Penelitian Pada Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)

0 3 168

Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri Dan Rasio Harga Laba Terhadap Pengembalian Saham Pada PT. Telekomunikasi Tbk

0 14 134

Pengaruh Arus Kas Dan Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010

0 7 147

Pengaruh Rasio Pengembalian Ekuitas Dan Rasio Harga Per Nilai Buku Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Emiten Grup Bakrie Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 121