Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri Dan Rasio Harga Laba Terhadap Pengembalian Saham Pada PT. Telekomunikasi Tbk

(1)

(2)

LABA TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM

PADA PT TELEKOMUNIKASI TBK

“The Influence Of Return On Equity and Price Earning Ratio Againts Stock Return In PT Telekomunikasi Tbk”

RIZAL FAUZI 21108131

SKRIPSI

Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

evidence about the impact of returns on equity and price earnings ratio of stock returns on PT.Telekomunikasi Tbk.

The population in this study are listed in the Corporation since PT.Telekomunikasi BEI is for 17 years (1995-2011). Sample selection is done by using purposive sampling method with the specified criteria. The number of samples as much as 9 years (2003-2011). The analysis used is descriptive analysis and verifikatif with quantitative approach. Analytical model used is multiple regression analysis.

These results indicate that (1) changes in equity returns, but no significant effect and trending negative on the return of shares in PT. Telecommunications Limited equation (2) changes in the price earnings ratio is trending positive and significant effect on the stock returns in PT. Telecommunications Corporation and the equation (3) Based on the simultaneous testing of acquired returns on equity and earnings price ratio significantly influence the rate of return on the shares of PT. Telecommunications Limited.


(5)

harga laba. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT.Telekomunikasi Tbk.

Populasi pada penelitian ini adalah semenjak PT.Telekomunikasi Tbk terdaftar di BEI yaitu selama 17 tahun (1995-2011). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria tertentu. Jumlah sampel sebanyak 9 tahun (2003-2011). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perubahan pengembalian modal sendiri berpengaruh tetapi tidak signifikan dan berarah negatif terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk persamaan (2) perubahan rasio harga laba berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk dan persamaan (3) Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

Kata Kunci : Pengembalian Modal Sendiri, Rasio Harga Laba , Tingkat Pengembalian Saham


(6)

rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul

“Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri dan Rasio Harga Laba Terhadap Pengembalian Saham di PT. Telekomunikasi Tbk”.Tugas ini disajikan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh mata kuliah Seminar Akuntansi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan tugas ini penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri kami agar dapat dimengerti oleh pembaca.Penulis menyadari betul bahwa penulisan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu kami akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang untuk segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan tugas ini.

Selama proses penulisan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik merupakan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya. terutama kepada dosen pembimbing Surtikanti.,SE.,M.Si. Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada peneliti, yaitu sebagai berikut:


(7)

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti., SE., M.Si selaku dosen wali.

5. Ibunda tercinta serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa maju.

6. Teman-teman seperjuangan 4AK3.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya

Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Juli 2012


(8)

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.1 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10


(9)

2.1.1 Pengembalian Modal Sendiri ... 13

2.1.1.1 Pengertian Pengembalian Modal Sendiri ... 13

2.1.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Modal Sendiri... 15

2.1.1.3 Kegunaan Pengembalian Modal Sendiri ... 15

2.1.1.4 Kelemahan Pengembalian Modal Sendiri ... 16

2.1.1.5 Rumus Pengembalian Modal Sendiri ... 16

2.1.2 Rasio Harga Laba ... 17

2.1.2.1 Pengertian Rasio Harga Laba ... 17

2.1.2.2 Manfaat Rasio Harga Laba ... 18

2.1.3 Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 19

2.1.3.1 Pengertian Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 19

2.1.3.2 Komponen Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 22

2.1.3.3 Konsep Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 23

2.1.3.4 Jenis-Jenis Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 24

2.1.3.5 Sumber-Sumber Tingkat Pengembalian (Return) Saham ... 25

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36 2.2.1 Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri Terhadap


(10)

2.3 Hipotesis ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 49

3.2.3.1 Sumber Data ... 49

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 49

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.4.1 Uji Normalitas ... 52

3.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 54

3.2.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 55

3.2.4.4 Uji Autokorelasi ... 57

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 59

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 59

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 69


(11)

4.2 Analisis Deskriptif ... 86

4.2.1 Analisis Pengembalian Modal Sendiri ... 86

4.2.2 Analisis Rasio Harga Laba ... 89

4.2.3 Analisis Tingkat Pengembalian Saham ... 93

4.3 Analisis Verifikatif ... 97

4.3.1 Pengaruh Pengembalian modal sendiri dengan tingkat pengembalian saham ... 99

4.3.2 Pengaruh Rasio harga laba dengan Tingkat pengembalian saham ... 104

4.3.3 Pengaruh Pengembalian modal sendiri dan Rasio harga laba terhadap Tingkat pengembalian saham ... 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 116

5.1 Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 123


(12)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor -sektor produktif. Dengan berkembangnya pasar modal, maka alternatif investasi bagi para pemodal kini tidak lagi terbatas pada “aktiva riil” dan simpanan pada sistem perbankan melainkan dapat menanamkan dananya di pasar modal, baik dalam bentuk saham, obligasi, maupun sekuritas (aktiva finansial) lainnya. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Eduardus Tandelilin, 2010:26).

Investasi pada salah satu instrumen di pasar modal yaitu saham, dimana instrumen tersebut merupakan salah satu instrumen keuangan paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain saham merupakan instrumen investasi yang baik dipilih para investor karena saham mampu memberikan return yang cukup tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti deposito. Penilaian harga saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti


(13)

misalnya laba perusahaan, deviden yang dibagikan, varibilitas laba, dan sebagainya ( Suad Husnan, 1996:45 ).

Dengan membeli saham, para pemodal berharap untuk menerima deviden (pembagian laba) setiap tahun dan keuntungan (capital gains) pada saat sahamnya

dijual kembali. Namun pada saat yang sama, merekapun harus siap menghadapi resiko bila hal sebaliknya terjadi. Dalam berinvestasi di pasar modal tidak saja memerlukan pemikiran yang lebih “rumit” dan informasi yang lebih kompleks, namun juga menghadapi resiko yang relatif lebih besar bila dibanding dengan bentuk-bentuk simpanan pada sistem perbankan. Oleh karena itu, biasanya return yang diharapkan pada investasi saham relatif lebih besar dibanding tingkat bunga simpanan pada bank-bank (Nunik Lilis, 2009).

Pada harga yang lebih tinggi atau mendapatkan return yang tinggi dari

investasi yang ditanamkan. Informasi yang relevan diklasifikasikan menjadi tipe-tipe, yaitu seperti: informasi dalam bentuk perubahan harga di waktu yang lalu, informasi yang tersedia kepada publik, dan informasi yang tersedia baik kepada publik maupun privat. Perubahan harga terjadi karena ada informasi baru masuk ke pasar, dan harga bereaksi (berubah) karena adanya informasi tersebut (WahidWahyu, 2007). Pada kondisi terbukanya informasi dari emiten yang demikian transparandapat menciptakan lingkungan bisnis yang mengarah ke informasi obyektif dan mendukung profesionalisme pengelolaan. Disisi lain dalam kondisi yang hampir bersamaan membuka peluang pada berbagai pihak yang berkepentingan dalam memperoleh informasi kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan (Harmono, 2004:667)


(14)

. Laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat memberi informasi bagi calon investor dan calon kreditor guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Diharapkan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan kondisi riil perusahaan. Namun mesti disadari ada satu kelemahan yang mendasar dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Proses penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual banyak melibatkan estimasi dan taksiran. Kinerja keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan (Munawir, 2001:2).

Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal adalah selain untuk dapat turut memiliki suatu perusahaan juga untuk dapat menikmati deviden yang dibagikan. Selain itu juga terdapat kemungkinan un tuk mendapat capital

gain di kemudian hari apabila terjadi kenaikan harga saham perusahaan yang

bersangkutan. Namun juga harus diperhatikan bahwa investasi di pasar modal juga mengandung risiko. Semakin besar hasil yang diharapkan, semakin besar pula risiko yang dihadapi. Investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat risiko yang sama, atau dengan tingkat keuntungan yang sama tetapi tingkat risiko yang ditanggung lebih kecil ( Sri Artatik, 2007).

Price Earning Ratio menjadi favorit karena cukup mudah dipahami oleh

investor maupun calon investor. Price Earning Ratio sangat mudah dihitung.

Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka investor bisa menghitung berapa Price Earning Ratio saham tersebut. Semakin besar earning,


(15)

semakin rendah Price Earning Ratio saham tersebut dan sebaliknya. Namun perlu

dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan.

Dengan begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar akan naik. Besaran Price Earning Ratio akan berubah – ubah mengikuti perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perusahaan. Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis Price Earning Ratio akan naik. Sebaliknya

jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka Price Earning Ratio

akan turun. (Frian Alfrianto Yusak, 2009)

Price Earning Ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu (Abdul Halim, 2003:23).

Rasio profitabilitas atau kemampuan untuk menghasilkan laba sering dijadikan ukuran untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja keuangan dan keberhasilan suatu perusahaan. Alat untuk mengukur profitabilitas tersebut adalah rasio profitabilitas. Jika tingkat profitabilitas perusahaan baik, maka akan menarik minat para investor untuk meningkatkan investasinya pada perusahaan.

Return on equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang membandingkan laba


(16)

Pertumbuhan kebutuhan data bagi pengguna seluler semakin meningkat. Penggunaan data bagi pelanggan seluler pun tercatat naik, yang menyebabkan turunnya penggunaan layanan suara. Dalam daftar trafik layanan komunikasi Telkomsel, misalnya, trafik data melonjak signifikan. Jika di tahun 2010 tercatat penggunaan sebesar 63 TeraByte, maka di tahun 2011 tercatat penggunaan sebesar 107 TeraByte. Sedangkan penurunan suara juga tercatat signifikan, lebih dari 10 juta menit. Jika di tahun 2010 Telkomsel mencatat penggunaan layanan suara selama 953 juta menit, maka di tahun 2011 turun menjadi 936 juta menit. ”Seiring dengan tingginya ekspektasi masyarakat akan layanan data, kualitas jaringan menjadi faktor penentu yang signifikan. Telkomsel berupaya memastikan kemudahan dan kenyamanan akses komunikasi data sejalan dengan pertumbuhan pelanggan data,” kata Ricardo Indra, Head of Corporate Communications Division Telkomsel dalam keterangan tertulisnya, 6 Maret 2012. Ricardo menambahkan bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas layanan data,

Telkomsel memfokuskan pada faktor penunjang dalam elemen jaringan telekomunikasi. Salah satunya adalah pita spektrum. "Dengan tersedianya pita spektrum yang memadai akan memberikan kecepatan akses terhadap beragam layanan komunikasi data sehingga pada akhirnya kebutuhan pelanggan di Indonesia dapat dilayani dengan optimal,“ ucap Indra. Selain jumlah penggunaan data dan suara, Telkomsel juga menyebut angka penggunaan SMS dan MMS. Layanan SMS tahun 2010 tercatat sebesar 763 juta SMS, dan naik pada tahun 2011 menjadi 771,5 juta SMS. Penggunaan layanan MMS pun meningkat dari 630 ribu MMS pada 2010 menjadi 1 juta MMS pada 2011. Pertumbuhan


(17)

pelanggan Telkomsel pada tahun 2011 pun tercatat meningkat sebesar 14 persen. Angka ini disertai dengan pertumbuhan pengguna layanan data sebesar 55 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 1.1

Perkembangan ROE dan Return Saham PT. Telekomunikasi Tbk

Periode 2000-2011

Tahun Return On

Equity

Return Saham

2003 35.16 0.753

2004 36.49 0.285

2005 34.32 0.222

2006 39.21 0.711

2007 38.10 0.004

2008 30.95 0.320

2009 29.49 0.369

2010 25.97 0.189

2011 14.54 0.076

Kondisi ROE yang mengalami peningkatan ditahun 2004 dari tahun sebelumnya tapi ditahun yang sama telah terjadi penurunan pada return saham.

Selain itu penurunan ROE terjadi ditahun 2008 tapi ditahun yang sama juga telah terjadi peningkatan pada return saham yaitu dari 0,004 menjadi 0,320

diindikasikan dividen dan capital gain yang dibagikan perusahaan relatif kecil

dan mungkin sebagian ditahan adapun yang digunakan perusahaan untuk ekspansi atau memperluas usahanya akibatnya return yang diterima kecil dan memungkinkan akan mengurangi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut akibat laba yang dibagikan tersebut kecil , hal inipun bertentangan dengan teori yang dinyatakan oleh Suad Husnan (1997) bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin besar pula return yang diterima. Akan tetapi


(18)

kenyataannya menurunnya ROE telah meningkatkan return saham begitupun

sebaliknya.

Dengan adanya kenaikan return saham pada tahun 2008 dan menurunnya

return on equity maka dipastikan price earning ratio rendah maka akan menarik

bagi investor , karena dengan price earning ratio yang rendah akan

mengakibatkan return saham mengalami kenaikan, pernyataan tersebut didukung oleh Elyzabeth Inderwati Marpaung (2003:5) yang menyatakan bahwa “Jika yang diumumkan emiten price earning ratio suatu perusahaan rendah, maka akan

menarik bagi investor, karena dengan price earning ratio yang rendah akan

mengakibatkan return saham mengalami kenaikan hal ini dikarenakan pada saat

price earning ratio rendah, harga saham murah dan ada kemungkinan harga

saham akan mengalami kenaikan sehingga pada waktu menjual return yang diperoleh akan meningkat”. Adanya kontradiksi yang terjadi antara hubungan PER dan return saham serta hubungan ROE dan return saham yang tidak sesuai

dengan teori inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini :

“PENGARUH PENGEMBALIAN MODAL SENDIRI DAN RASIO HARGA

LABA TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM PADA PT.


(19)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Kondisi ROE yang mengalami peningkatan ditahun 2004 dari tahun sebelumnya tapi ditahun yang sama telah terjadi penurunan pada return

saham. Selain itu penurunan ROE terjadi ditahun 2008 tapi ditahun yang sama juga telah terjadi peningkatan pada return saham yaitu dari 0,004

menjadi 0,320 diindikasikan dividen dan capital gain yang dibagikan

perusahaan relatif kecil dan mungkin sebagian ditahan adapun yang digunakan perusahaan untuk ekspansi atau memperluas usahanya akibatnya return yang diterima kecil dan memungkinkan akan mengurangi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut akibat laba yang dibagikan tersebut kecil.

2. Dengan adanya kenaikan return saham pada tahun 2008 dan menurunnya

return on equity maka dipastikan price earning ratio rendah maka akan

menarik bagi investor , karena dengan price earning ratio yang rendah

akan mengakibatkan return saham mengalami kenaikan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis tekankan yaitu :

1. Bagaimana perkembangan pengembalian modal sendiri pada PT. Telekomunikasi Tbk.

2. Bagaimana perkembangan rasio harga laba pada PT. Telekomunikasi Tbk. 3. Bagaimana perkembangan tingkat pengembalian saham pada PT.


(20)

4. Bagaimana pengaruh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

5. Bagaimana pengaruh pengembalian modal sendiri terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

6. Bagaimana pengaruh rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya peneletian ini yaitu mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Price

Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perkembangan pengembalian modal sendiri pada PT. Telekomunikasi Tbk.

2. Mengetahui perkembangan rasio harga laba pada PT. Telekomunikasi Tbk. 3. Mengetahui perkembangan tingkat pengembalian saham pada PT.

Telekomunikasi Tbk.

4. Mengetahui pengaruh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

5. Mengetahui pengaruh pengembalian modal sendiri terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.


(21)

6. Mengetahui pengaruh rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

1.4 Kegunaan Penelitian

Pada penelitian ini Penulis mengharapkan manfaat yang maksimal, walaupun dilaksanakan dengan kemampuan yang terbatas, sehingga penyajian jauh dari kesempurnaan. Adapun kegunaannya adalah sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Perusahaan

Dari hasil peneletian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan dengan mengetahui kinerja perusahaan di masa lalu maka akan dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi perusahaan khususnya bagi pemimpin perusahaan sebagai pengambil keputusan agar tidak salah mengambil keputusan di masa yang akan datang sekaligus memberikan informasi mengenai return saham pada pemilik saham. Dan memberikan informasi kepada para investor yang akan menginvestasikan modal disuatu perusahaan.

2. Pihak Lain

Dengan penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi penting bagi calon investor tentunya untuk melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut.


(22)

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Peneliti/Penulis

Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata Satu sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman serta mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan. 2. Bagi Unikom

Hasil penelitian ini diharapkan dapat Bagi civitas akademika, dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan kajian dalam penelitian.

1.5 Lokasi dam Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Jl. Japati No. 1 Bandung 40133, Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2012. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No Uraian

Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Pencarian Perusahaan

2.

Usulan Penelitian : a.Penulisan UP b.Bimbangan UP c.Seminar UP


(23)

d.Revisi UP 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data

5.

Penyusunan Skripsi : a.Bimbingan Skripsi b.Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi


(24)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengembalian Modal Sendiri

2.1.1.1 Pengertian Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Menurut Brigham dan Houston (2010:149) menjelaskan bahwa “Pengembalian atas ekuitas biasa (Return on Equity) merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2002:60) “Return on equity atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri”.

Menurut Suad Husnan dan Pudjiastuti (2004:73) mengemukakan bahwa: “Rentabilitas modal sendiri atau return on equity adalah rasio yang mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri”.

Menurut Dewi Astuti (2004:37) “Return on equity adalah rasio yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham”.


(25)

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:118) “ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank”.

Menurut Sutrisno (2009:223): “Return on equity ini sering disebut dengan

rate if return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki., sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri”.

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:64) “ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan

(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi

return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan”.

Sedangkan menurut Agnes Sawir (2001:19) menjelaskan bahwa return on

equity (ROE) sebagai berikut:

“Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (new worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukakan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan”.

Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan return on

equity adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang


(26)

investasikan di dalam perusahaan. rasio ini juga dapat menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal).

2.1.1.2 Faktor yang mempengaruhi Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Return On Equity dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:

a. Profit Margin / Margin Laba Bersih

Besarnya keuntungan yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dicapai oleh Perusahaan dihubungkan dengan penjualan.

b. Turn Over dari Operating Assets/ Perputaran Total Aktiva

Jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode.

c. Debt Ratio / Rasio Hutang

Rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan total kekayaan yang dimiliki.

2.1.1.3 Kegunaan Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Return on equity merupakan salah satu indikator dari rasio profitabilitas

yang banyak diamati oleh pemilik, para pemegang saham dan calon pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin berinvestasi dan ingin membeli saham. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal ini adalah bank dalam memperoleh laba bersih yang akan


(27)

mempengaruhi besarnya pembayaran return saham yang akan diterima oleh para

pemegang saham.

2.1.1.4Kelemahan Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Memprediksi ROE perusahaan di masa yang akan datang dengan berdasarkan data masa lalu. ROE masa lalu memang mengandung kelemahan, karena secara implisit berasumsi bahwa ROE masa lalu akan sama dengan ROE masa depan. Padahal, dalam kenyataannya belum tentu bahwa ROE perusahaan yang tinggi tahun lalu akan berarti ROE perusahaan tahun depan juga akan tinggi. Memprediksi ROE masa depan berdasarkan informasi ROE masa lalu memang bisa membantu investor, tetapi disamping itu, informasi tentang ekspektasi investor atas earning dan dividen perusahaan juga penting untuk menentukan nilai

intrinsik perusahaan, sehingga investor bisa membuat keputusan investasi yang tepat. Dengan kata lain, data-data masa lalu mungkin bisa dipakai sebagai indikator pertumbuhan perusahaan dimasa datang, tetapi investor harus selalu awas terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang.” Eduardus Tandelilin (2010:373)

2.1.1.5 Rumus Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

ROE=


(28)

2.1.2 Rasio Harga Laba (PER)

2.1.2.1 Pengertian Rasio Harga Laba (PER)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) pengertian price earning ratio

yaitu:

“PER adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning

perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham”.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2008:141), Price Earning Ratio

menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukan

berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.

Berdasarkan pendapat diatas pengertian PER yang dimaksud merupakan rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.

Price earning ratio (PER) secara teknis adalah hasil yang diperoleh dari

pembagian antara harga saham dan laba bersih per saham. PER sebagai salah sau aspek keuangan yang penting bagi manajer dan para analis. Model PER konsisten dengan nilai karena pertimbangan nilai instrinsik suatu saham atau bursa saham dan menggambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keungan yang diperoleh perusahaan. PER digunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil karena PER yang kecil menggambarkan laba bersih perusahaan yang cukup tinggi dann harga yang rendah. Keputusan yang diambil


(29)

untuk membeli saham dengan PER ini, yaitu pertama kali membandingkan dengan PER saham sejenis atau industrinya bahkan dari PER sahamnya.

PER memperlihatkan bahwa berpa banyak investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba. PER juga merupakan indikasi penilaian investor terhadap kinerja periode yang lampau terhadap kinerja perusahaan dimasa datang. PER mencerminkan adanya keinginan investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Respon yang positif dan para investor ini berdasarkan informasi keuangan yang diperoleh.

2.1.2.2 Manfaat Rasio Harga Laba (PER)

Kegunaan Price Earning Ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar

menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS – nya. Price Earning Ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar

Price Earning Ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal

terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Dwi Prastowo, 2002:96). PER dapat digunakan untuk :

a. Menentukan nilai saham yang diharapkan. b. Menentukan nilai pasar saham yang akan datang. c. menentukan tingkat kapitalisasi saham.

Untuk mengetahui informasi Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio),

komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan earning per share (EPS). Informasi


(30)

suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan yang dapat diketahui dari informasi laporan keuangan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba – rugi perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Eduardus Tandelilin, 2010:374):

Setelah memperhitungkan EPS, informasi Rasio harga laba (Price Earning

Ratio) suatu saham dapat dihitung dengan membagi harga saham perusahaan

terhadap earning per lembar saham. Secara sistematis, rumus untuk menghitung

Rasio harga laba (Price Earning Ratio) adalah sebagai berikut (Eduardus

Tandelilin, 2010:320):

2.1.3 Tingkat Pengembalian (Return) Saham

2.1.3.1 Pengertian Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Pengembalian (Return) Saham merupakan pengembalian suatu hasil yang


(31)

macam yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected

return).

Menurut Jogiyanto (2007:109) “Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi”.

Hal serupa sama dengan yang di kemukakan oleh Eduardus tandelin (2004:47) mengatakan bahwa return adalah :

Return merupakan harapan keuntungan di masa yang akan datang yang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan.Return merupakan harapan keuntungan investor dalam berinvestasi dan

juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasinya”

Menurut Mohamad Samsul (2009: 291) “Return saham pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham. Dimana jika untung disebut dengan capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Pendapatan investasi dalam

saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, Disamping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya”.

Menurut Jogiyanto (2003:110) return saham adalah: Return saham dapat

di definisikan sebagai perubahan nilai antara periode t +1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.


(32)

gain (loss) dan yield. Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga

investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

Menurut Abdul Halim (2003:30) “Return merupakan imbalan yang dari investasi”.

Return saham menurut Eduardus Tandelilin (2010: 102) menyatakan bahwa: “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya”.

Return saham menurut Jogiyanto (2008:195) adalah: “Hasil yang diperoleh dari investasi”.

Sedangkan menurut Veno Ajie (2003:178) menjelaskan bahwa “Return

saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi saham selama periode pengamatan.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis juga berguna sebagai

dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko dimasa yang akan

datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh

investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah

terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari

pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Capital gain/loss

adalah selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Besarnya actual return dapat dihitung dengan formula sebagai


(33)

Keterangan :

Pt = Harga penutupan saham periode akhir

Pt-1 = Harga penutupan saham periode tahun lalu

Sumber : Jogiyanto (2008: 197)

Berdasarkan pengertian diatas maka didapat kesimpulan bahwa return

saham adalah pengembalian atas investasi yang akan diterima investor dimasa yang akan datang.

2.1.3.2 Komponen Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Menurut Jogiyanto (2003:111), komponen return saham terdiri dari lain

return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss

yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1) Capital gain merupakan selisih dari investasi sekarang

relatif dengan harga periode yang lalu sedangkan Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.

Menurut Robert Ang (1997:20), komponen suatu return terdiri dari dua


(34)

1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.

2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga

jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan

dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga

dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

2.1.3.3 Konsep Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi yang diharapkan akan terjadi pada masa mendatang.

Menurut Jugiyanto (2008:195) Return realisasi (realized return)

merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi dihitung dengan menggunakan data historis. Return

realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang.

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.


(35)

Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/

loss yang sering disebut juga actual return atau realized return. Besarnya actual

return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

Rit : Tingkat keuntungan saham pada periode t.

Pt : Harga penutupan saham pada periode I pada periode t (periode akhir). Pt-1 : Harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.

Sumber : Jogiyanto (2008: 196)

Return saham satu tahun ke depan digunakan agar sesuai dengan periode

informasi yang dimiliki investor mengenai terbitnya laporan keuangan. Investor umumnya memiliki informasi tentang laporan keuangan per 31 Desember, yaitu pada saat diterbitkannya laporan keuangan tersebut.

2.1.3.4 Jenis – jenis Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Menurut Jogiyanto (2008:195) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena

digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori

ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan


(36)

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi

yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2.1.3.5 Sumber- Sumber Tingkat Pengembalian (Return) Saham

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return.

Suatu hal yang wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang

di investasikannya.

Menurut Muhamad Muslich (2003:12) mengemukakan bahwa :

“Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu

yield dan capital gain (loos). yield merupakan komponen return yang

mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Yield di tunjukan oleh seberapa besar deviden yang di

peroleh Sedangkan capital gain (loos) sebagai komponen kedua dari

return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan dan kerugian bagi investor”

Berdasarkan definisi di atas dapat di simpulkan bahwa sumber

return yang akan di peroleh investor adalah yield dan capital gain (loos).

Yield di tunjukan oleh seberapa besar deviden yang di peroleh. Dengan


(37)

melihat bagaimana perubahan harga saham serta deviden yang akan di

terima.

1. Yield

Investor menanamkan modalnya pada perusahahan melalui pembelian saham adalah agar ia mendapatkan keuntungan atas penyertaan saham tersebut. Ada dua macam keuntungan yang apat diperoleh investor adalah salah satunya dividend.

Dividend merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang

saham perusahaan sebagai hasil dari modal yang ditanamkannya hal ini seperti yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2006;545) mendefinisikan dividen adalah sebagai berikut:

Dividend adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki”

Berdasarkan definisi diatas, dividend menunjukan ada hubungan

antara pemegang saham dengan laba yang diperoleh perusahaan. Sehingga mereka dalam hal ini pemegang saham mempunyai hak atas laba tersebut sesuai dengan besarnya modal (saham) yang dimilikinya. Dengan memiliki saham berarti pemegang saham tersebut membuktikan bahwa dirinya adalah pemilik perusahaan tersebut. Jika perusahaan memiliki laba yang besar maka dividend yang dibagikan kepada para pemegang saham

akan meningkat. Hal ini akan semakin banyaknya minat para investor atau calon investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.


(38)

Sedangkan Richard.A Bradley (2002:108) dan kawan-kawan mendefinisikan bahwa “Dividens is periodic cash distribution from the firm to its sharckholder”

Berdasarkan definisi diatas, menjelaskan bahwa dividend

merupakan kas yang disalurkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham atas penyertaan modalnya para perusahaan dalam periode tertentu.

Dividend yang dibagikan kepada pemegang saham sangat tergantung

kepada laba yang diperoleh perusahaan. Jika perusahaan mendapat keuntungan yang besar maka para pemegang saham akan menikmati kenaikan penerimaan dividend, sebaliknya apabila perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan yang besar maka para investor akan.mendapatkan dividend yang kurang memuaskan bahkan bisa jadi

tidak akan mendapat dividend.

Sedangkan untuk Yield itu sendiri dipakai untuk mengukur tingkat

pendapatan deviden per lembar terhadap harga pasar saham. Menurut

Jogiyanto Hartono (2008) menyatakan bahwa :

”Yield adalah persenatse keuntungan yang bersumber dari dividen perlembar saham terhadap harga saham”

Secara formulasi yield dapat diperoleh dengan rumus:

Dividen Yield = Dividen perlembar saham x 100% Harga saham


(39)

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu sumber return adalah bersumber dari yield yang merupakan

persentase dari deviden perlembar saham berbanding dengan harga saham.

Dengan demikian dapat dikatakan baik dividen ataupun return merupakan

suatu keuntungan yang diharapkan investor dalam sebuah investasi.

2. Capital gain (loos)

Pada komponen yang kedua ini yang merupakan sumber dari

return saham yang di harapkan oleh para investor adalah capital gain

(loss) yang merupakan kenaikan (penurunan) harga saham yang dapat

memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.

Pengertian capital gain (loss) di kemukakan oleh Eduardus

tandelin (2004:185) menyatakan bahwa “capital gain (loss) adalah perubahan harga sekuritas (bisa saham maupun surat utang jangka panjang ) yang bisa memberikan keuntungan ataupun kerugian bagi investor” Sedangkan menurut Robert Ang (2003:67) mendefinisikan capital gain

(loos) adalah sebagai berikut:

Capital gain merupakan keuntungan yang di dapatkan oleh investor dari selisih antara harga beli dan harga jual, namun sebaliknya

capital loos adalah kerugian yang diderita karena harga penjualan lebih kecil dari harga pembelian.”


(40)

Berdasarkan pernyataan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa jika seorang investor menjual sahamnya lebih tinggi daripada harga pada waktu beli, maka investor tersebut mandapatkan gain (untung),

sedangkan jika investor menjual sahamnya dibawah harga pada waktu beli berarti investor tersebut mengalami kerugian (loss).

Dalam hal ini seorang investor harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan investasi yang diantaranya :

1. Pengertian Investasi

Pada dasarnya seorang investor akan memilih investasi yang menguntungkan, karena setiap modal yang disetor untuk investasi harus mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi. Tingkat pegembalian investasi yang tinggi dapat menjadi pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi disekuritas.

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada“Standar Akuntansi Keuangan” paragraf 3 (2004:131) yang menyatakan bahwa:

“Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil

investasi (seperti bunga, royalty, dividend dan uang muka), untuk aprisiasi

nilai investasi, atau untuk manfaat lain perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. ”


(41)

Sedangkan, menurut Suad Husnan (2003:3) menjelaskan pengertian investasi sebagai berikut:

Investasi merupakan setiap penggunaan uang dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.”

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan, bahwa investasi merupakan dana yang dialokasikan baik oleh investor maupun calon investor terhadap suatu perusahaan yang sedang membutuhkan dana tambahan atau modal, yang selanjutnya dari pihak perusahaan akan memberikan timbal balik terhadap investor maupun calon investor dengan pemberian berupa deviden atau keuntungan lainnya.

2. Tujuan investasi

Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi secara lebih luas tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini merupakan kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendekatan saat ini pendapatan masa datang.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:4) mengemukakan bahwa:

“Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu atau setidaknya berusaha bagaimana


(42)

mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. ”

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investor dan calon investor pada dasarnya mengharapkan sebuah keuntungan dari sesuatu yang diinvestasikanya dimasa yang akan datang.

3. Dasar Keputusan Investasi

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang

diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan risiko.

Menurut Jogiyanto Hartono (2003 : 6) mengemukakan bahwa: “Dasar keputusan investasi terdiri dari Return dan Resiko. Return

merupakan alasan utama orang berinvestasi yaitu untuk memperoleh keuntungan. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang

setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return. ”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa dasar keputusan seseorang berinvestasi yaitu mencari keuntungan atau mengharapkan tingkat pengembalian dari return yang setinggi-tingginya


(43)

4. Proses Keputusan Investasi

Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang proses keputusan investasi.

menurut Jogiyanto Hartono (2003:8) mengemukakan bahwa: “Proses keputusan investasi terdiri dari :

a. Penentuan tujuan investasi b. Penentuan kebijakan investasi c. Pemilihan strategi portofolio d. Pemilihan aset

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (on going proses). Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja

telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai dari pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.


(44)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul Kesimpulan Sumber

1. Budi Rusman Jauhari2 & Basuki Wibowo3 ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERIODE

BULLISH DAN

BEARISH INDEKS HARGA SAHAM

GABUNGAN

1. Price Earning Ratio

(PER) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham baik pada periode

bullish maupun pada periode bearish

Indeks Harga Saham Gabungan.

2. Return On Equity

(ROE) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

return

saham baik pada periode

bullish maupun pada periode bearish Indeks Harga Saham

Gabungan.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9 No. 2 ,ISSN -1410-1831 Juli 2004

2. TAUFIK Staff Pengajar Program MM Universitas Sriwijaya PENGARUH PENDEKATAN TRADITIONAL ACCOUNTING

DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP STOCK RETURN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN DI PT BURSA EFEK

JAKARTA

EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005, namun dominasinya tidak terlalu

besar. EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock return sektor

perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA.

Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 10 Desember 2007

3. Fahmi

Poernamawatie (Dosen Tetap Prodi Akutansi Fakultas Ekonomi Gajayana) PENGARUH PRICE BOOK VALUE RATIO (PBV) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Berdasarkan hasil-hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variable

price book value ratio (PBV) dan variable price earning ratio (PER)

terhadap return saham pada perusahaan

Jurnal Manajemen Gajayana Vol, 5 No.2 November 2008, 105-118


(45)

YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

manufaktur yang terdaftar di BEI, baik secara simultan maupun parsial.

4. Egi Arvian Firmansyah, Ikaputera Waspada, Mayasari*) ANALISIS RETURN ON EQUITY (ROE) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERTAMBANGA N DI BURSA EFEK INDONESIA

Variabel ROE (Return on Equity) dan PER (Price Earning Ratio) secara simultan berpengaruh positif terhadap return

saham emiten sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Namun nilai koefisien determinasinya yang kecil sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Analisis koefisien determinasi sebelumnya, maka variabel ROE dan PER secara

bersama-sama memiliki tingkat kekuatan yang lemah dalam

memperkirakan return

saham

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2008 Vol 15 No. 7, September 2008

5. Mona Al-Mwalla Ahmad M. Al-Omari Fayssal Ayad University, Irbid-Jordan University, Irbid-Jordan THE RELATIONSHIP BETWEEN P/E RATIO, DIVIDEND YIELD RATIO, SIZE AND STOCK RETURNS IN JORDANIAN COMPANIES: A CO-INTEGRATION APPROACH

The Analysis of this research indicates the existence of long run equilibrium between dividend yield, P/E ratio, size and Stocks’ return for the sample under study. The results reject the stated hypotheses.

The finding of this study might indicate that, the Jordanian stock market suffer from

informational inefficiencies and investors can apply an investment criteria that utilizes P/E and Size anomalies to

earn abnormal returns

International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 49 (2010) © EuroJournals Publishing, Inc. 2010

6. Funda H. SEZGIN

AN EMPIRICAL INVESTIGATION

The P/E ratio is widely used, particularly by

International Journal Of


(46)

Mimar Sinan Fine Arts University, Faculty of Science and Letters Statistics Department Ciragan Cad. No:1, 34347, Besiktas, Istanbul, Turkey OF THE RELATIONSHIP AMONG P/E RATIO, STOCK RETURN AND DIVIDEND YIELS FOR ISTANBUL STOCK EXCHANGE

practitioners, as a measure of relative stock valuation.

P/E ratio is an indicator which indicates current mood of investors how much they are willing to pay per unit of company earnings. The stock price and the earnings per share determine the value

of the ratio. P/E increases when

investors are willing to pay more per unit of earnings while the earnings remain stable

Economics And Finance Studies Vol 2, No 1, 2010 Issn: 1309-8055

7. Tze San Ong Yantoultra Ngui Yichen

Boon Heng The University Putra Malaysia, Malaysia Multimedia University Malaysia,

CAN HIGH PRICE EARNINGS RATIO ACT AS AN INDICATOR OF THE

COMING BEAR MARKET IN THE MALAYSIA

This study has tested only on whether PE ratios could act as an indicator of economic recessions and unfavorable

market conditions in the coming future. In addition, this paper is confined to explore only the relationship

between high PE ratios and future stock declines. Lastly, the researcher has

specifically investigated the capability

of PE ratios to predict future stock

performance only in the Malaysian context. .

International Journal of Business and Social Science Vol. 1 No. 1; October 2010

8. Dwi Martani, Mulyono, Rahfiani Khairurizka (Accounting Department, Faculty of Economics, University of THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS, FIRM SIZE, AND CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES IN THE INTERIM REPORT TO

This research also exposes that the

movement of stock price is affected much by factors other than firm’s financial performance. Also argued that other factors such as interest rate, inflation rate, and exchange rate can

Jun. 2009, Volume 8, _o.6 (Serial _o.72) Chinese Business Review, ISS_ 1537-1506, USA


(47)

Indonesia, Depok 16424, Indonesia)

THE STOCK RETURN

influence changes in stock

return significantly.

9. Mehdi ArabSalehi Iman Mahmoodi Department of Accounting and Finance, University of Isfahan, Isfahan, Iran EVA® OR TRADITIONAL ACCOUNTING MEASURES; EMPIRICAL EVIDENCE FROM IRAN

This study examines both relative and incremental information contents of performance measures of Iranian listed firms in the Tehran Stock Exchange. However, the relative information content tests revealed that in the Tehran Stock Exchange Moreover, the

incremental information content tests indicate that EVA® adds only marginally to

information content beyond EPS, ROE and ROA. These findings are consistent with Biddle et al. (1997) who show the same results

International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 65 (2011) © EuroJournals Publishing, Inc. 2011

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

“ROE yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk berkembang lebih baik. Jika perusahaan memiliki profitable investment opportunities,

maka pasar akan memberikan reward berupa Price Earning Ratio yang

tinggi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi plowback ratio,

maka semakin tinggi pertumbuhan, meskipun tidak selalu plowback ratio

yang mengakibatkan Price Earning Ratio yang tinggi. Plowback ratio


(48)

yang dibiayai memberikan return saham yang lebih besar dari market

capitalization rate. Tetapi jika Return On Equitynya justru lebih rendah,

maka akan menurunkan Price Earning Ratio dan return saham juga akan rendah.”Agus Sartono (2001:87).

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:119)”Return on equity

merupakan rasio yang banyak diamati oleh oleh para pemegang saham baik itu pendiri maupun pemegang saham baru serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen yang merupakan bagian dari komponen return saham. Kenaikan dalam rasio ini menandakan terjadi

kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. Dengan adanya kenaikan harga saham bank maka akan mempengaruhi besarnya return saham yang akan diperoleh investor”.

Apabila return on equity tinggi perusahaan akan mempunyai

kemampuan untuk membagikan dividen yang cukup tinggi pula. Keadaan ini juga menunjukan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan

equity nya secara efisien dan efektif, sehingga para pemegang saham

percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar, hal ini mengakibatkan harga saham meningkat “Suad dan Enny (2006).


(49)

2.2.2 Pengaruh Rasio Harga Laba terhadap Tingkat Pengembalian Saham. Price Earning Ratio merupakan salah satu rasio keungan

perusahaan yang dapa mempengaruhi harga saham dibanding EPS

(Prayitno, 2007). Oleh sebab itu, didalam melakukan analisis mengenai pergerakan harga saham, dimana pertimbangan Price Earning Ratio

sangat penting, terlebih dalam jangka panjang. Rasio ini memberikan ini memberikan informasi bahwa semakin kecil nilai Price Earning Ratio

semakin rendah pula harga saham dan berharap suatu saat mendapatkan

return yang tingg. Bagi setiap investor, diharapkan semakin kecil nilai

Price Earning Ratio suatu saham semakin menguntungkan bagi investor

untuk membeli saham tersebut, akan tetapi investor juga perlu memperhatikan tingkat risiko yang diperoleh ketika akan menginvestasikan sahamnya.

Menurut Elyzabeth Inderwati Marpaung (2003: 5) menyatakan, bahwa:

“Jika yang diumumkan emiten price earning ratio suatu perusahaan rendah, maka akan menarik bagi investor, karena dengan price earning

ratio yang rendah akan mengakibatkan return saham mengalami kenaikan

hal ini dikarenakan pada saat price earning ratio rendah, harga saham

murah dan ada kemungkinan harga saham akan mengalami kenaikan sehingga pada waktu menjual return yang diperoleh akan meningkat”.

Abdul Halim (2003:23), menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio


(50)

mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periodetertentu”.

Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:275) menyatakan bahwa:”Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan”.

Berdasarkan teori tersebut maka, Rasio Harga Laba (Price Earning

Ratio) ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan

perusahaan di masa mendatang atas kegiatan investasi yang dilakukannya (Return). Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) yang tinggi

menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan Tingkat Pengembalian (Return) Saham di masa mendatang. Semakin optimistik

ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio). Keinginan investor melakukan analisis

kesehatan suatu saham melalui rasio – rasio keuangan seperti Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio), dikarenakan adanya keinginan investor atau

calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.

Berdasarkan dari uraian diatas peneliti menarik kerangka pemikiran dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut :


(51)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Return Saham

Return On Equity (ROE)

Price Earning Ratio (PER)

Investor

Return On Equity (ROE)

Laporan Keuangan baik

Investasi

Laporan Keuangan

Price Earning Ratio (PER)

Laporan Keuangan Buruk

Harga Saham Turun

Return Saham Harga Saham Naik


(52)

2.2. HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2011:64) mendefinisikan hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitan dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diujisecara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) adalah sebagai berikut:

1. Pengembalian modal sendiri pada PT. Telekomunikasi Tbk cukup baik.

2. Rasio harga laba pada PT. Telekeomunikasi Tbk cukup baik.

3. Tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk cukup baik. 4. Pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba berpengaruh terhadap

tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

5. Pengembalian modal sendiri berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

6. Rasio harga laba berpengaruh terhadap tingakat pengembalian saham pada


(53)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data sesuai dengan pendapat Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut :

“Objek peneilitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan guna tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel tentang sesuatu

hal.”

(2002;58)

Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Pengembalian Modal Sendiri, Rasio Harga Laba dan Pengembalian Saham Pada PT. Telekomunikasi Tbk.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dialakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variable yang diteliti, sehingga menghasilkan


(54)

kesimpulan yang akan memperjelas mengenai objek yang akan diteliti. Metode deskriftif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

“Metode Deskriftif adalah meode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.”

(2005;21)

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh.Nazir adalah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan pelaksanaan penelitian.”

(2005;84)

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan


(55)

penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian yaitu:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;

Pada penelitian ini, permasalahan yang terjadi adalah ketidaksesuaian antara teori dengan fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan data-data yang diperoleh. Sehingga penulis menetapkan judul penelitian yaitu Pengaruh Pengembalian Modal Sendiri dan Rasio Harga Laba terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada PT. Telekomunikasi Tbk.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;

Menjelaskan permasalahan dari fenomena yang terjadi berdasarkan data yang diperoleh. Pada Penelitian ini fenomena yang diambil oleh penulis adalah ketidaksesuaian antara pengembalian modal sendiri dan tingkat pengembalian saham dengan teori yang menjelaskan hubungan tersebut. 3. Menetapkan rumusan masalah;

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan. Rumusan masalah tersebut diantaranya adalah bagaimana perkembangan pengembalian modal sendiri, rasio harga laba, dan tingkat pengembalian saham. Dan seberapa


(56)

besar pengaruh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk baik secara parsial maupun simultan.

4. Menetapkan tujuan penelitian;

Tujuan penelitian dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan pengembalian modal sendiri, rasio harga laba dab tingkat pengembalian saham. Dan untuk mengetahui pengaruh pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham pada PT. Telekomunikasi Tbk

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba memiliki dampak terhadap tingkat pengembalian saham. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian

yang digunakan;

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembalian modal sendiri (X1) dan rasio harga laba (X2) sebagai variabel bebas, dan tingkat

pengembalian saham sebagai variabel terikat. Sementara itu, skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio.


(57)

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan laba rugi, neraca, data harga saham, dan profil perusahaan PT. Telekomunikasi Tbk. Populasi dalam penelitian ini adalah dari awal terdaftar PT. Telekomunikasi Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

sehingga ditentukan sampel penelitian ini adalah 9 tahun dengan kriteria-kriteria tertentu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data dengan dokumen, peneliti menyelidiki benda tertulis seperti laporan laba rugi, neraca, data harga saham, serta dokumen lain yang relevan dengan kepentingan penelitian.

8. Melakukan analisis data;

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif dilakukan untuk menggambarkan pengembalian modal sendiri, rasio harga laba dan tingkat pengembalian saham. Sedangkan, metode verifikatif bertujuan untuk menguji pengaruh antara pengembalian modal sendiri dan rasio harga laba terhadap tingkat pengembalian saham baik secara parsial maupun secara simultan. Untuk menguji adanya hubungan dari pengembalian modal sendiri (Variabel Independen “X1”) dan rasio harga laba (Variabel


(58)

dependen “Y”) digunakan korelasi analisis regresi berganda, dan untuk

menguji pengaruh dari pengembalian modal sendiri(Variabel Independen

“X1”) dan rasio harga laba (Variabel Independen “X2”) terhadap tingkat

pengembalian saham (Variabel dependen “Y”) digunakan koefisien determinasi.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Hasil dari penelitian kemudian disusun kedalam draft skripsi yang digunakan untuk pelaporan dalam sidang skripsi dan penyempurnaan laporan. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian

Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon

T – 1 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Telekomunikasi

Tbk

Time Series

T – 2 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Telekomunikasi

Tbk

Time Series

T – 3 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Telekomunikasi

Tbk

Time Series T – 4,5,6 Descriptive &

Verifikative

Decriptive dan Ekplonatory Survey

PT. Telekomunikasi Tbk

Time Series

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut :


(59)

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti

lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Pengembalian Modal Sendiri dan Rasio Harga Laba terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada PT. Telekomunikasi Tbk, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Pengembalian Modal sendiri (x1)

Menurut Brigham dan Houston (2010:149)

menjelaskan bahwa “Pengembalian atas ekuitas biasa (Return on Equity) merupakan

rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa

yang mengukur tingkat pengembalian atas

investasi pemegang saham biasa.”

ROE=

Sumber : Brigham dan Houston (2010:149)

Rasio

Rasio Harga Laba (x2)

Menurut Eduardus Tandelilin ( 2010:320 )

pengertian price earning ratio PER adalah

rasio atau perbandingan antara harga saham

terhadap earning perusahaan. Investor akan

menghitung berapa kali nilai earning yang

tercermin dalam harga suatu saham.

PER=

Sumber : (Eduardus Tandelilin, 2010:320):


(1)

Return On Equity tidak berubah, menunjukkan hubungan yang kuat.

Berdasarkan pengujian hipotesis, Price Earning Ratio berpengaruh

terhadap return saham PT. Telekomunikasi.

5.2 Saran

1. Saran Operasional

 PT. Telekomunikasi Tbk agar selalu berupaya dalam meningkatkan profitabilitas (return on equity). Upaya yang dapat dilakukan adalah

Perusahaan sebaiknya lebih efisien dalam memanfaatkan modal sendiri untuk terus meningkatkan perolehan laba setiap tahunnya. TELKOM juga harus mampu bersaing dengan pendatang – pendatang baru agar bisa mempertahankan konsistensi didunia komunikasi.

 Perusahaan harus menjaga dan menggunakan struktur permodalan ataupun laba usaha dan menggunakan dengan lebih efisien. Karena struktur modal yang baik dan pengguanaan laba usaha yang efisien juga akan berdampak pada rasio harga laba (price earning ratio). Oleh karena

itu maka manajemen perusahaan khusunya dibagian keuangan harus mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dalam meningkatkan laba atau profitabilitas dan menjaga rasio harga laba dengan baik dan efisien agar perusahaan mampu memperoleh return saham yang maksimal.

2. Saran Akademis

 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan variabel yang lain atau meneliti kembali variabel return on equity dan price earning


(2)

119

ratio. Selain itu juga menambahkan jumlah tahun atau jumlah sampel


(3)

Management (Dasar-dasar Manajemen Keuangan). Jakarta: Salemba Empat.

Budi, R.J. Wibowo, B. Analisis Fundamental Terhadap Return Saham Pada Periode Bullish Dan Bearish Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume.9 No.2 ISSN 1410-1831 Juli 2004.

Dewi Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.

Dwi, M. Mulyono. Rahfani, K. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities In The Interim Reprt to The Stock Return. Journal of Chinese business Review, ISSN 1537-1506, USA.

Eduardus Tandelin. 2004. Analisis Investasi dan Manajemen, Jakarta : BPFE

Egi A.V. Ikaputera. Mayasari. Analisis Return On Equity(ROE) Dan Price Earning Ratio(PER) Terhadap Return Saham Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume.3 No.7 September 2007.

Elyzabeth, Inderawati Marpaung, 2003. Perubahan Dividen Yield dan Perubahan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Perubahan Harga saham. Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

Fahmi Poernamawatie. Pengaruh Price book Value Ratio (PBV) Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen Gajayana, Volume.5 No.2 November 2008, 105-118.

Frian Alfrianto Yusak. 2009. Price earning ratio

Funda H.S. An Empirical investigation of the relationship among price earning ratio stock return and dividend yield for istandul stocx exchange. International journal of economics and finance studies Vol 2, No 1, 2010 ISSN: 1309-8055.


(4)

121

Husnan, Suad. 1996. Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN– Yogyakarta

Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 2.Yogyakarta: BPFE

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 4.Yogyakarta: BPFE

Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia : Bogor.

Martono dan Agus Harjito. (2002). Manajemen Keuangan. Cetakan Kedua, Penerbit Ekonisia : Yogyakarta.

Mehdi, A. Iman, M. EVA or Traditional Acoounting Measures Empirical Evidence From Iran. International research journal of finance and economics ISSN 1450-2887 Issue 65 2011.

Mohamad, Muslich. 2003. Manajemen Keuangan Modern, Jakarta : Bumi Aksara

Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Mona, A.M. Ahmad, A.O. Faysal. A. The Relationship Between Price Earnig Ratio, Size and Stock Returns in Jordanian Companies A Co Integration Approach. International journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 49 2010.

Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Robbert Ang. (1997). Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia

Sartono, Agus, R. Drs, MBA. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Suad Husnan, & Enny Pudjiastuti, (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi Kelima). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


(5)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Penerbit Ekonisia : Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.

Taufik. Pengaruh Pendekatan Traditional Acoounting Dan Economic Value Added Terhadap Stock Return Perusahaan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Volume.5 No.10 Desemeber 2007.

Tze, S.O. Yantoultra, N.Y. Boon. H.T. Can High Price Earnig Ratio Act As An Indicator Of The Coming Bear Market In The Malaysia. International journal of business and Social Science Vol.1 No.1; October 2010.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah:Panduan Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.

Veno, Ajie. 2003. Kandungan Informasi Pelaporan Kerugian & Hubungannya dengan Pergerakan Return Saham di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 6, No.2, Mei 2003:169-185.

Wati, Nunik Lilis India. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Winarto, Wahid Wachyu Adi. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta (Bej). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rizal Fauzi

DATA PRIBADI

Nama : Rizal Fauzi

Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 25 April 1990

Alamat : Jl. Bumi Kiara Dalam 112B RT / RW 04/04 Bandung

Agama : Islam

E-mail : izal2504@yahoo.com

DATA PENDIDIKAN

1. 1996 - 2001 : SDN 5 Sindang Laya 2. 2001 - 2004 : SMPN 2 Panjalu

3. 2004 – 2007 : SMK ICB Cinta Teknika

4. 2008 - Sekarang : Tercatat Mahasiswa Program studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia