7 Grafik
Dengan grafik kita dapat membuat suatu penyajian yang menarik tentang hampir setiap macam data kuantitatif. Berbeda dengan bagan, maka grafik merupakan
perlakuan data-data bilangan secara diagramatis. 8
Kartun Kartun menyampaikan pesan dengan gambar secara metaforis dan suatu metafora
dapat merupakan sesuatu yang lebih kuat daripada suatu pernyataan langsung. Suatu kartun yang “sempurna” sebenarnya tidak memerlukan keterangan lagi,
sebab symbalisme atau penyampaian pesan khusus. Makin kurang digunakan kata-kata, semakin efektif simbolis itu. Semua kartun yang baik mengungkapkan
pesannya pada ketika itu juga. 9
Komik Sebagai media pembelajaran mempunyai sifat sederahana, jelas, “mudah” dan
juga bersifat “personal”. Komik diterbitkan dalam rangka tujuan komersil, informatif, dan edukatif. Dari penyelidikan ternyata bahwa komik komersil terbit
secara besar-besaran dan dibaca oleh sebagian besar anak-anak. Untuk menggunakan komik secara konstruktif adalah memberikan kecakapan
kepada murid sendiri untuk dapat memilih komik yang baik, komik yang diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, lembaga-lembaga nonprofit yang
cenderung bersifat informatif, umumnya lebih dapat digunakan sebagai media pendidikan daripada komersil.
Macam-Macam Media Menurut Djamarah 1996: 140 Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi
sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya.
1. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam:
a. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang
tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran. b.
Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip film rangkai, slides film bingkai foto, gambar atau lukisan, cetakan.
Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. 2.
Dilihat dari Daya Liputnya a.
Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
b. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap. c.
Media untuk Pengajaran Individual Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini
adalah modul berpogram dan pengajaran melalui computer. 3.
Dilihat dari Bahan Pembuatannya a.
Media Sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan pengunaannya tidak sulit. b.
Media Kompleks Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh
serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keerampilan yang memadai.
2.7.5.3 Keterlibatan Siswa dalam penggunaan Media
Maksud dan tujuan peragaan ialah memberikan variasi dalam cara-cara kita mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar itu, sehingga lebih
berwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pelajaran Nasution, 2012: 98. Belajar adalah mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, bereaksi,
mengalami, mengahayati. Pengalaman berarti mengahayati situasi-situasi yang sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi
itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar Nasution, 2012: 99.
Pengalaman mempunyai dua aspek. Seseorang menerima perangsang-perangsang dari luar dan sebaliknya individu itu bereaksi terhadap perangsang itu, yakni ia
mengamati, memikirkan, mengolahnya dan menentukan sikap dan kelakukaannya terhadap pengaruh dari lingkungan itu. Pengalaman adalah interaksi antara
individu dan lingkungan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mengandung arti bagi individu itu. Jadi agar bertambah pengalaman, tak cukup kalau ia hanya
dibanjiri oleh banyak perangsang, syarat lain ialah bahwa ia harus aktif mengolahnya sehingga terjadi perubahan kelakuan padanya Nasution, 2012: 99.
Burton dalam Nasution, 2012: 100 memberi tingkat-tingkat pengalaman
langsung dan tak langsung dan berhubungan itu alat-alat peraga yang dapat digunakan.
I. Pengalaman langsung; sesungguhnya turut serta melakukan dan
mengalaminya. II.
Pengalaman tak langsung. A.
Berdasarkan pengamatan langsung 1. Melihat peristiwa itu terjadi, menggunakan benda-benda dan alat-alat.
2. Melihat suatu peristiwa dipentaskan. B.
Berdasarkan gambar 1. Melihat film.
2. Melihat fotonya. C.
Berdasarkan lukisan Menggunakan peta, diagram, grafik, dan sebagainya.
D. Berdasarkan bahasa
1. Membaca uraian tentang manusia, tempat-tempat, peristiwa, dan benda- benda.
2. Mendengarkan uraian. E.
Berdasarkan lambang Menggunakan lambang-lambang teknis, istilah, rumus, indeks, dan
sebagainya. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa, dalam
kegiatan peragaan yang melibatkan media pembelajaran baik secara visual, audio, maupun audiovisual, siswa tidak hanya belajar menerima melainkan memiliki
pengalaman juga. Artinya, media yang digunakan guru di dalam kelas, harus melibatkan siswa agar siswa memiliki pengalaman.
2.7.6 Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pembelajaran terdapat Sutikno, 2013: 37.
Sumber pembelajaran atau sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan
Mulyasa, 2012: 156. Menurut Association for Educational Communications and Technology dalam
Komalasari, 2013: 108, sumber pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Komponen sumber belajar itu
meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkunganlatar. Penulis berkesimpulan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran tentu
diperlukan sumber materi belajar untuk memperoleh pengetahuan. Sumber belajar yang dimanfaatkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran.
2.7.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana
terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut Sutikno, 2013: 38.
Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan secara luas pada seluruh aspek
pendidikan, baik pembelajaran, program, maupun kelembagaan. Penilaian merupakan bagian dari kegiatan evaluasi yang terfokus pada dimensi
pembelajaran yang di dalamnya terkandung juga istilah tes dan pengukuran Yunus, 2012: 38.
Penilaian menurut Hamalik, 2005: 156 adalah salah satu komponen dalam
proses pembelajaran, yang meliputi: 1 Tujuan Pembelajaran.
2 Metode Pembelajaran. 3 Penilaian Hasil Belajar
Penulis berkesimpulan bahwa setelah dilakukan sebuah proses pembelajaran, maka perlu dilakukan sebuah evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan kemampuan siswa tentang materi yang telah dibelajarkan. Evaluasi dilakukan pada seluruh aspek pendidikan yang di dalamnya terkandung
istilah tes dan pengukuran. Evaluasi meliputi beberapa hal yaitu, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
2.7.7.1 Tahap Evaluasi
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah sebagai berikut,
a guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, baik pertanyaan lisan maupun
pertanyaan dalam bentuk tulisan. Pertanyaan yang akan diajukan bersumber dari materi yang telah disampaikan sebelumnya. Untuk mengetahui berhasil
tidaknya penyampaian materi, dapat dilihat dari bisa tidaknya siswa menjawab pertanyaan guru. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa yang
telah mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75 dari tujuan yang direncanakan;
b jika pertanyaan yang diajukan oleh guru belum dapat dijawab oleh siswa
kurang dari 75, maka guru perlu mengulangi kembali bagian materi yang belum dikuasai siswa tersebut sampai siswa betul-betul mengerti;
c untuk memperkaya pengetahuan siswa, guru dapat memberi pekerjaan rumah
PR yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan; d
ingatkan siswa waktu pembelajaran berikutnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari, dan tugas yang perlu disiapkan untuk pertemuan selanjutnya
Sutikno, 2013: 118.