Mechanical Milling Kalsinasi Pengaruh Komposisi Doping Ion Mn Pada Pembuatan Magnet Barium Heksaferit (BaFe12-xMnxO19) Sebagai Penyerap Gelombang Mikro

2.5 Mechanical Milling

Teknik Mechanical Milling Penggerusan memberi banyak kemudahan secara teknis karena menggunakan peralatan yang sederhana. Prinsip fisika dari metode ini adalah larutan padat dari paduan magnetik yang akan dibuat berupa serbuk material penyusun dipadukan secara mekanik sehingga memungkinkan diperoleh paduan dengan fasa amorf Pereira, 2008. Melalui proses kristalisasi dengan pemanasan pada temperatur dan waktu yang dapat dikontrol, memungkinkan untuk mendapatkan serbuk paduan magnetik dengan struktur baik dalam skala nanometer maupun mikrometer Qodri Fitrothul khasanah, 2012. Metode mechanical milling adalah salah satuteknik modifikasi partikel paling sederhana, lowcost, dan menghasilkan produk lebih banyak dibandingkan dengan metode kimia kopresipitasi, sol-sel,dll. Metode mechanical milling merupakan teknik pencampuran bahan yang berfungsi untukmemperkecil ukuran partikelkristalit baik logam, nonlogam maupun mineral. Pada saat proses milling berlangsung, partikel terjebak dan saling bertumbukan dengan bola-bola milling sehingga mengakibatkan patahan, retakkan dan menghancurkan partikel serta mampu mengubah bentuk, ukuran, kerapatan serbuk, dan tingkat kemurnian dari material serbuk Qodri Fitrothul khasanah, 2012. Gambar 2.6 Tumbukkan Bola-Material-Bola Selama Proses Mechanical Milling Universitas Sumatera Utara Selain beberapa keunggulan dari proses mechanical alloying, terdapat beberapa permasalahan seperti; kontaminasi, serbuk yang berasal dari kondisi millingukuran bola – bola, besar tempat milling, waktu milling, banyak serbuk saat milling dan lingkungan pada proses milling juga akan mempengaruhi. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa atmosfer milling tidak berpengaruh terhadap struktur dan sifat magnetik material Priyono, 2010.

2.6 Kalsinasi

Proses kalsinasi adalah proses pembakaran tahap awal yang merupakan reaksi dekomposisi secara endothermic dan berfungsi untuk melepaskan gas-gas dalambentuk karbonat atau hidroksida sehingga menghasilkan serbuk dalam bentuk oksida dengan kemurnian yang tinggi. Kalsinasi dilakukan pada suhu tinggi yang suhunya tergantung pada jenis bahannya.Kalsinasi merupakan tahapan perlakuan panas terhadap campuran serbuk pada suhu tertentu. Tergantung pada jenis bahan. Kalsinasi diperlukan sebagai penyiapan serbuk keramik untuk diproses lebih lanjut dan juga untuk mendapatkan ukuran partikel yang optimum serta menguraikan senyawa-senyawa dalam bentuk garam atau dihidrat menjadi oksida, membentuk fase Kristal. Peristiwa yang terjadi selama proses kalsinasi antara lain : a. Pelepasan air bebas H2O dan terikat OH berlangsung sekitar suhu 100 o C hingga 300 o C. b. Pelepasan gas-gas, seperti : CO 2 berlangsung sekitar suhu 600 o C dan pada tahapini disertai terjadinya pengurangan berat yang cukup berarti. c. Pada suhu lebih tinggi, sekitar 800oC struktur kristalnya sudah terbentuk, dimana pada kondisi ini ikatan diantara partikel serbuk belum kuat dan mudah lepas. Universitas Sumatera Utara

2.7 Sintering