Karakterisasi dan Evaluasi Material Magnet

2.9 Karakterisasi dan Evaluasi Material Magnet

Karakterisasi dan evaluasi material magnet permanen sangat diperlukan setelah produk magnet BaO.6Fe 2 O 3 .MnO dihasilkan, karena melalui proses ini maka produk magnet yang dihasilkan dapat lebih dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karakterisasi material yang akan dibahas disini adalah karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan alat difraksi sinar – X dan SEM dan karakterisasi sifat kemagnetan menggunakan alat Permagraph, pengukuran absorber elektromagnetik dengan frekuensi yang tinggi menggunakan Vector Network Analizer VNA. Sedangkan evaluasi sifat fisis magnet dibatasi oleh densitas dan porositas .

2.9.1 XRD X-Ray Diffraction

Metoda difraksi merupakan salah satu metode yang bnyak digunakan untuk menganalisis struktur kristal. Sumber yang digunakan dapat berupa sinar – X, elektron atau neutron, bergantung pada berat atom – atom yang akan dianalisis. Neutron biasanya digunakan untuk menganalisis atom – atom yang ringan sedangkan sumber sinar – X dapat menghasilkan informasi yang cukup akurat untuk atom – atom yang berat. Sifat – sifat bahan yang diteliti dapat diketahui dari data yang diperoleh dari analisis struktur kristal menggunakan metode difraksi Herawati, 2011.Fenomena interaksi dan difraksi sudah dikenal pada ilmu optik. Standarpengujian di laboratorium fisika adalah untuk menentukan jarak antara dua gelombang dengan mengetahui panjang gelombang sinar, dengan mengukur sudut berkas sinar yang terdifraksi. Pengujian ini merupakan aplikasi langsung dari pemakaian sinar X untuk menentukan jarak antara kristal dan jarak antara atom dalam kristal Erini, 2009 Universitas Sumatera Utara hkl d hkl hkl Gambar 2.8 Difraksi Bidang Atom Gambar 2.8 menunjukkan suatu berkas sinar X dengan panjang gelombang λ, jatuh pada sudut θ pada sekumpulan bidang atom berjarak d. Sinar yang dipantulkan dengan sudut θ hanya dapat terlihat jika berkas dari setiap bidang yang berdekatan saling menguatkan. Oleh sebab itu, jarak tambahan satu berkas dihamburkan dari setiap bidang yang berdekatan, dan menempuh jarak sesuai dengan perbedaan kisi yaitu sama dengan panjang gelombang n λ. Syarat pemantulan dan saling menguatkan dinyatakan oleh: nλ = CB + BD = 2 AB sinθ = 2d hkl sinθ 2.1 Untuk mengetahui fasa dan struktur material yang diamati dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan cara membandingkan nilai d yang terukur dengan nilai d pada data standar. Data dtandar dapat diperoleh melalui Joint Committee On Powder Difraction Standart JCPDS atau dengan Hanawalt File Erini, 2009.

2.9.2 VNA Vector Network Analizer

Alat VNA Vector Network Analyzer digunakan untuk menganalisa nilai absorbsi material dan nilai reflection lossRL efek refleksi dan transmisi B a b D C A Universitas Sumatera Utara dari sumber gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dengan nilai frekuensi tertentu. Sifat absorbsi merupakan sifat material dalam menyerap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh pemancar gelombang pada suatu rentang frekuensi tertentu. Prinsipnya dengan melihat nilai refleksi, transmisi, dan absorbsi yang diterima oleh material melalui probe adapter, sehingga didapatkan kurva RL sebagai fungsi frekuensi Qodri Fitrothul khasanah, 2012. RL merupakan jumlah fraksi gelombang yang terserap karena adanya resonansi gelombang elektromagnetik pada material, sehingga gelombang elektromagnetik tersebut dikembalikan pada arah datang. Nilai reflection lossmenunjukkan besarnya fraksi gelombang yang terserap danhanya sebagian kecil yang dikembalikan kepada arah datang. Sedangkan sebagian besar dikembalikan pada arah lain Qodri Fitrothul khasanah, 2012.

2.9.3 Densitas

Densitas adalah suatu ukuran massa m persatuan volume V suatu material dalam satuan gramcm 3 . Beberapa faktor yang mempengaruhi densitas adalah ukuran dan berat atom suatu elemen, kuatnya pengepakan atom dalam struktur kristal, dan besarnya porositas dalam mikrostrukturmujiman,2004. Kata densitas dapat digunakan dalam berbagai cara dan masing – masing mempunyai arti yang berbeda. Modifikasi kata densitas adalah densitas kristalografi, densitas bulk, densitas teoritik, dan densitas grafitasi spesifik. Densitas kristalografi adalah densitas ideal dari struktur kristal spesifik yang dihitung dari data komposisi kimia dan dari data spasi atom yang diperoleh dari difraksi sinar – X. Densitas teoritik adalah densitas material yang mengandung porositas mikristruktur nol. Dengan bulk bodi Universitas Sumatera Utara termasuk semua porositas, cacat kisi, dan fasa – fasa. Sedangkan densitas garvitasi spesifik adalah densitas material relatif terhadap volume air yang sama pada suhu 4 o C. Pengukuran bulk densitas dapat ditentukan dengan persamaan : ρ= x ρ air 2.3

2.9.4 Porositas

Porositas pada suatu material keramik dinyatakan dalam persen rongga atau fraksi volum dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya porositas pada meterial keramik dapat bervariasi dari 0 sampai dengan 90 tergantung dari jenis dan aplikasi keramik. Ada dua jenis porositas yaitu porositas terbuka dan tertutup. Pori yang tertutup umumnya sulit untuk ditentukan, pori tersebut merupakan suatu rongga yang terjebak dalam suatu padatan serta tidak ada akses untuk keluar ke permukaan luar, sedangkan pori terbuka masih memilki akses ke permukaan luar walaupun permukaan tersebut berada ditengah – tengah padatan. Porositas suatu bahan umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka atau apparent porosity[Mujiman,2004]. Secara umum pada suhu yang tinggi pembakaran material bersifat keramik akan menghasilkan porositas yang kecil dan sebaliknya pada suhu yang rendah akan menghasilkan porositas material yang lebih besar, maka porositas yang lebih baik akan dihasilkan pada suhu yang lebih rendah. Porositas terbuka dapat dirumuskan dalan persamaan : Porositas = [Mb – Mk Mk] x 100 2.4 Dengan : Mb = massa saturasi sampel gram Mk = massa sampel kering gram Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian