PENGARUH BINTANG IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VASELINE MEN FACE WASH DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BINTANG IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VASELINE MEN FACE WASH DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

FEDRIK ANDERSON

Dunia bisnis identik dengan persaingan. Persaingan yang terjadi bahkan semakin ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnya. Masalah dalam penelitian ini adalah adalah realisasi penjualan produk Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung yang tidak pernah mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh bintang iklan terhadap keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash pada konsumen di Bandar Lampung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda, dengan sumber data yang diperoleh melalui alat instrumen berupa kuesioner. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat atau penduduk berjenis kelamin pria yang bertempat tinggal di kota Bandar Lampung dan pernah menyaksikan iklan Vaseline Men face Wash di televisi setidaknya 2 kali. Data yang diperoleh dikumpulkan dari data tiap-tiap wilayah yang ada di kota Bandar Lampung yang di ambil secara random.


(2)

Fedrik Anderson

Adapun beberapa kriteria adalah, masyarakat yang berdomisili di kota Bandar Lampung, berjenis kelamin laki-laki, sudah pernah melihat iklan Vaseline Men Face Wash yang di bintangi oleh Nazriel Irham, dan konsumen yang sedang menggunakan dan atau pernah membeli Vaseline Men Face Wash.

Nilai F hitung lebih besar dibandingkan nilai F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai signifikansi di bawah

α

= 5%. Hasil pengujian parsial nilai T hitung keseluruhan variabel bebas lebih besar daripada nilai T tabel. Nilai R Square sebesar 0.843, hal ini berarti sebanyak 84,3% keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung dibentuk oleh variabel Bintang Iklan( Daya tarik, Kepercayaan, Keahlian).

Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bintang iklan memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian Vaseline Men Fash Wash di Bandar Lampung, berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, dan hasil

pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t menunjukkan nilai t hitung setiap variabel lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Peneliti menyarankan PT Unilever Indonesia Tbk mengkolaborasikan bintang iklan dengan seorang ahli perawatan wajah pada iklan Vaseline Men Face Wash agar konsumen lebih percaya dan disarankan tetap menggunakan Nazriel Irham sebagai bintang iklan Vaseline Men Face Wash karena sebagian besar responden menilai Nazriel Irham merupakan seorang artis yang memiliki daya tarikdi mata responden.


(3)

PENGARUH BINTANG IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VASELINE MEN FACE WASH DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

FEDRIK ANDERSON

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 10 juni 1991 sebagai anak ketiga darilimat bersaudara pasangan Bapak Adnan dan Ibu Habiba.

Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Rajabasa Lama tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Labuhanratu, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Way Jepara pada tahun 2010.

Peneliti melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (UNILA) pada tahun 2010.


(8)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk insan yang tiada pernah berhenti berdoa dan berusaha untuk selalu mendukung hidupku; membimbingku untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya; saksi ikhtiarku berjuang menuju masa depan yang

lebih cerah:

Ibunda Habiba binti Yahya Ayahanda Adnan bin Nurdin


(9)

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”

(QS. Ar-Ra'd : 11)

Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat” (HR. Bukhori)

Tak ada melarat yang lebih parah dari kebodohan dan tak ada harta yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal.


(10)

SANWACANA

Segala puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta limpahan kasih saying-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga terhaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju cahaya kemenangan.

Skripsi dengan judul “pengaruh bintang iklan terhadap keputusan pembelian vaseline men face wash di bandar lampung” ini adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah berjasa antara lain:

1. Bapak Prof. Dr, H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan FEB Unila. 2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Unila serta

pembimbing utama pada penelitian ini, Terimakasih atas segala bentuk kesabaran dan kesediaan berupa dukungan, waktu, serta pemikiran yang tertuang dalam saran dan jawaban segala pertanyaan selama proses bimbingan penelitian berlangsung.


(11)

4. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M., selaku Pembimbing Pendamping bagi penulis dalam penelitian, terimakasih atas kesabaran, pengertian, kesediannya memberikan waktu, saran, kritik dan semangat serta pemikiran yang tertuang dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Ibu Sri Hasnawati, S.E., M.E., selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bantuan dan saran-saran yang diberikan.

6. Bapak Mustafid, S.E., M.M., selaku Pembahas pada seminar proposal penelitian penelitian.

7. Ibu Yuniarti Fihartini, S.E., M.Si., selaku Pembahas pada seminar proposal penelitian.

8. Ibu Roslina, S.E., M.Si., selaku Pembahas pada seminar proposal penelitian. 9. Ibu Dr. Hj. Mahrinasari, S.E., M.Sc., selaku Pembahas pada seminar hasil

penelitian atas masukan terhadap relevansi pembahasan yang digunakan. 10.Bapak Rinaldi Bursan, S.E., M.Si., selaku Pembahas pada seminar hasil

penelitian dan penguji pada sidang komprehensif.

11.Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E., M.Sc., selaku Pembahas pada seminar hasil penelitian.

12.Spesial untuk kedua Orang Tua yang sangat saya cintai, Ibu dan Bapak yang selama hidup selalu berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Mendukung jalan yang ditempuh dengan penuh kesabaran dan pengorbanan yang tak terhingga dan tidak akan pernah terbalaskan.


(12)

13.Kakak-kakak dan adik tersayang di keluarga besar, terimakasih atas bentuk dukungan, kasih sayang, kebersamaan yang selalu ada setiap saat.

Terimakasih telah menjadi salah satu motivasi untuk menjadi lebih baik lagi. 14.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, khususnya

Jurusan Manajemen. Terimakasih atas ilmu serta wawasan yang penuh dengan pelajaran yang berharga selama menjalani perkuliahan.

15.Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung: Mas Nasir, Mas Tri, Mas Rohman, Mbak Is, Pak Kasim.

16.Sahabat-sahabat terbaik atas segala waktu berkualitas yang dilewati:

Nursintari, Dinni Fatrisya, Amelia, I kadek Adi S., Andri Arizki Tama, Felix Abrahm Gerardo dan Andri Bramanto, I Gede Ghetas S, Ciko, Sarip, Deri, Daniel Valentinus, Fadiel, Julian, Ali Hapidin, Rempong, Rezi, Septia, Siti, Wahyu, Asmara, dan teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan. 17.Keluarga Besar Manajemen 2010.

18. Teman – teman kosan, Ari meidiansyah, Soson sok asik, Feri Wahyudi, Naim, Ari Picung, Hendra Picung, Sulek Picung, yang selalu kesepian. 19.Teman-teman SMA, Apri (lelek), Sulfian preman, Pandu sumegh, Ardi,

Henny (Ijem), Bowo, Ika, Fadli (Bajigur), Hendra ( Gayur), Deri Werlian ( iyek ) dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya ucapkan terimakasih atas waktu-waktu bersama yang begitu indah.

20.Bapak ibu guru yang telah memberikan saya ilmu yang bermanfaat sejak dari taman kanak-kanak hingga saya lulus SMA.


(13)

21.Almamater tercinta, Universitas Lampung.

22.Serta seluruh pihak yang luput untuk disebut dalam sanwacana ini, semoga doa yang tulus selalu menyertai.

Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf apabila ada kesalahan pada skripsi ini. Sedikit harapan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, januari 2015 Peneliti


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 11

1.3Tujuan Penelitian ... 11

1.4Manfaat Penelitian ... 12

1.5Kerangka Penelitian ... 12

1.6Hipotesis ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran ... 15

2.1.1 Bauran Pemasaran... 16

2.2 Periklanan ... 16

2.2.1 Fungsi Periklanan ... 17

2.3 Penggunaan Selebriti Dalam Iklan... 19

2.3.1 Sejarah Pendahuluan Selebriti Pendukung ... 19

2.3.2 Karakteristik Selebriti Pendukung ... 19

2.3.3 Definisi Selebriti Pendukung ... 20

2.4 Tujuan Penggunaan Selebriti Dalam Mempengaruhi Keputusan ... 21

2.4.1 Membentuk Personality Merek ... 21

2.4.2 Membentuk Image Atau Asosiasi Merek Oleh Konsumen ... 22

2.4.3 Meningkatkan Nilai Merek Produk ... 22

2.4.4 Membangun Proses Citra Diri Pada Konsumen ... 22


(15)

2.5 Prilaku Konsumen Dan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 23

2.5.1 Prilaku Konsumen... 23

2.5.2 Keputusan Pembelian ... 25

2.6 Hubungan Antar Variable ... 26

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 30

3.2.1 Jenis Data ... 30

3.2.2 Sumber Data ... 31

3.3 Populasi Dan Sampel ... 31

3.3.1 Populasi ... 31

3.3.2 Sampel ... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5 Variabel Penelitian ... 34

3.6 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 37

3.6.1 Uji Validitas ... 37

3.6.2 Uji Reabilitas ... 37

3.7 Teknik Analisis Data... 38

3.7.1 Analisis Kualitatif ... 38

3.7.2 Analisis Kuantitatif ... 39

3.8 Uji Hipotesis ... 40

3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 40

3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 42

4.2 Pelaksanaan Pre-Test ... 44

4.3 Uji Validitas Dan Uji Reabilitas ... 44

4.3.1 Uji Validitas ... 44

4.3.2 Uji Reabilitas ... 45

4.4 Analisis Kualitatif ... 46

4.4.1 Hasil Analisis Variabel Demografi ... 47

4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 49

4.5.1 Variabel Daya Tarik... 49

4.5.2 Variabel Kepercayaan ... 50

4.5.3 Variabel Keahlian ... 51


(16)

4.6 Analisis Kuantitatif ... 53

4.6.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 53

4.6.2 Uji Koefisien Regresi Secara Menyeluruh (Uji F) ... 55

4.6.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 56

4.7 Pembahasan Uji Regresi ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Top Brand Index ... 6

1.2Data Dan Realisasi Penjualan ... 8

2.1 Referensi Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 35

4.1 Hasil Uji Validasi ... 45

4.2 Hasil Uji Reabilitasi ... 46

4.3 Persentase Responden Menyaksikan Iklan ... 47

4.4 Persentase Berdasarkan Usia Responden ... 48

4.5 Persentase Berdasarkan Pengeluaran Responden ... 48

4.6 Persentase Berdasarkan Pekerjaan Responden ... 49

4.7 Ditribusi Jawaban Responden Tentang Daya Tarik ... 50

4.8 Ditribusi Jawaban Responden Tentang Kepercayaan ... 50

4.9 Ditribusi Jawaban Responden Tentang Keahlian ... 51

4.10 Ditribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian ... 52

4.11 Analisis Determinasi (R2) ... 53

4.12 Koefisien Regresi ... 54

4.13 Hasil Uji F ... 56


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Hasil Jawaban 30 Responden 3. Hasil Uji Validitas

4. Hasil Uji Realibilitas

5. Profil Demografi Dan Jawaban Responden 6. Jawaban 100 Responden

7. Frekuensi jawaban esponden 8. Uji Regresi Linier Berganda 9. Tabel F


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

halaman

1.1Grafik Target & Realisasi Penjualan... 9 1.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 14


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis identik dengan persaingan. Persaingan yang terjadi bahkan semakin ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnya. Strategi yang sangat penting untuk

mendapat perhatian oleh setiap perusahaaan yaitu strategi dalam pemasaran. Strategi pemasaran yang kreatif dan inovatif yang dijalankan oleh sebuah perusahaan,

berimplikasi pada tercapainya tujuan perusahaan yakni mendapatkan market share (pangsa pasar) dan penjualan produk yang tinggi.

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa untuk sampai ke tahap keputusan pembelian, diperlukan informasi yang lengkap dan menarik untuk merangsang dan mempengaruhi keputusan konsumen. Tugas pemasar adalah menyediakan informasi yang lengkap mengenai suatu produk sehingga konsumen mengetahui manfaat serta hal-hal yang akan mereka peroleh dari suatu produk. Perilaku konsumen semakin


(21)

2

dinamis. Hal ini dibuktikan dengan perilaku membeli konsumen yang tidak lagi hanya berdasarkan pada kebutuhan akan fungsi dari suatu produk, harga produk, ataupun kualitas dari produk yang akan dibeli, tetapi juga berdasarkan stimulus dari luar. Konsumen juga semakin selektif dalam pemilihan produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus informasi yang sangat cepat, sejalan dengan perkembangan teknologi, yang membuat konsumen dapat

memperoleh informasi dan pengetahuan tentang suatu produk secara cepat.

Berdasarkan hal tersebut, perusahaan harus mampu merancang strategi pemasaran yang efektif sehingga konsumen memberikan respon yang positif terhadap produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengomunikasikan produknya secara efektif dalam memperkenalkan produknya serta menarik perhatian konsumen melalui iklan.

Iklan di televisi bisa menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan dan menjelaskan manfaat produk kepada konsumen. Iklan juga dapat menarik minat konsumen untuk membeli atau mencoba sebuah produk. Iklan merupakan salah satu alat promosi yang digunakan sebagai alat untuk pengantar pesan yang bertujuan untuk membentuk dan merubah perilaku konsumen. Media atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk iklan ini diantaranya adalah televisi, radio, majalah dan surat kabar. Pemasangan iklan di media televisi hingga saat ini masih dianggap cara yang paling efektif dalam mempromosikan produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand minded. Brand minded maksudnya merek yang pernah muncul di iklan televisi


(22)

3

lebih digemari oleh masyarakat daripada yang tidak diiklankan di televisi. Salah satu konsep periklanan yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan bintang iklan (celebrities endorser).

Bintang iklan yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau

memperagakan sebuah produk atau jasa Belch ( 2004:168). Perusahaan lebih sering menggunakan selebriti untuk mendukung produknya dalam suatu iklan dibandingkan dengan orang biasa. Hal ini dapat dimaklumi karena seorang selebriti memiliki kepopuleran. Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat

mendukung produk yang diiklankan. Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik. Karena selebriti dapat memberikan pengaruh langsung/contoh terhadap masyarakat, khususnya bagi para penggemarnya. Pengaruh yang di berikan selebriti tersebut dapat berupa daya tarik secara fisik, seksual, bakat, dan lain-lain.

Daya tarik fisik, daya tarik seksual, keberanian, bakat, keberwibawaan atau kekuasaan, yang dapat dijadikan sebagai pemikat bagi konsumen untuk membeli produk sehingga dapat meningkatkan penjualan. Menurut Kotler (2004:8), seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan. Pemakaian selebriti sebagai bintang iklan harus melalui berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu tingkat


(23)

4

popularitas dengan permasalahan apakah selebriti yang dipilih dapat mewakili karakter produk yang sedang diiklankan.

Vaseline yang merupakan salah satu produk dari PT Unilever Indonesia, Tbk adalah produk kosmetik. Produk kosmetik merupakan sebuah produk perawatan tubuh yang biasanya berfungsi untuk merawat kulit dan wajah. Vaseline mengeluarkan berbagai macam produk bagi konsumennya, sehingga konsumen dapat memilih-milih produk manakah yang lebih cocok untuk digunakan. Kemasan yang menarik dan aroma menyegarkan membuat Vaseline mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin menyadari pentingnya merawat diri dan memperhatikan penampilan mereka. Vaseline sebagai produk khusus perawatan mengajak para konsumennya untuk selalu menjaga penampilan mereka agar bersih dan terawat, agar percaya diri,

sehingga mereka dapat tampil lebih menarik saat melakukan aktivitas sehari-hari dan dengan percaya diri. Penampilan yang bersih dan terawat merupakan salah satu faktor utama seseorang dapat tampil percaya diri. Salah satu profesi yang menuntut

seseorang berpenampilan bersih, terawat dan menarik adalah selebriti atau pekerja seni, oleh karena itu banyak orang yang ingin mengikuti penampilan atau gaya dari selebriti yang disukainya. Melihat peluang tersebut, PT Unilever Indonesia, Tbk mencoba memanfaatkan seorang selebriti untuk meningkatkan penjualan produknya dengan cara menjadikan selebriti sebagai bintang iklannya.

Nazriel Irham, yang akrab dikenal dengan nama Ariel dipilih oleh PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai selebriti pendukungnya. Nazriel Irham merupakan artis papan


(24)

5

atas yang dipercayai memiliki karakteristik seorang marketing endorser. PT Unilever Indonesia, Tbk memilih Ariel sebagai bintang iklan untuk produknya, karena selain memiliki popularitas, daya tarik seorang Nazriel Irham pun menjadi salah satu faktor penting bagi PT Unilever Indonesia, Tbk dalam menentukan bintang iklan nya.

Ariel merupakan seorang musisi yang dikenal oleh masyarakat melalui grup musik Peterpan yang dibentuk pada tanggal 1 September tahun 2000. Pada tahun 2010 Ariel sempat terlibat masalah hukum yang menghambat karirnya. Namun hal tersebut tidak merubah pandangan masyarakat tentang popularitas dan daya tariknya, bahkan setelah menjalani masa hukumannya popularitas dan ketenaran Ariel pun semakin meningkat di kalangan masyarakat Indonesia. Terbukti dari meningkatnya popularitas grup musik Noah yang ia dirikan bersama teman-temannya dan banyaknya produk-produk di Indonesia yang masih mempercayainya untuk menjadi bintang iklan.

Nazriel Irham sebagai bintang iklan Vaseline berperan penting dalam pembentukan citra merek produk yang baik dan tingkat penjualan produk yang positif. Hal ini dibuktikan dengan masuknya Vaseline sebagai salah satu Top Brand 2013 dalam kategori perawatan pribadi. Pesona dan daya tarik Nazril Irham telah menjadi salah satu faktor yang menarik minat konsumen. Nama besar di dunia hiburan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk menggunakan produk yang ia iklan kan, sehingga Vaseline menjadi salah satu produk kepercayaan masyarakat. Penghargaan nomor urut ketiga Top Brand diberikan kepada merek yang menjadi pilihan utama


(25)

6

Tabel 1.1 Top Brand Index 2013 Kategori Perawatan Pribadi

MEREK TOP BRAND INDEX (TBI)

Citra 52,5%

Marina 19,1%

Vaseline 9,1%

Nivea 3,8%%

Viva 2,9%

Garnier 1,9%

Placenta 1,4%

Sumber: Di akses melalui www.topbrand-award.com tahun 2013 pada bulan Februari 2014.

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Vaseline masih menjadi produk kepercayaan konsumen untuk solusi perawatan wajah mereka. Terbukti dengan terpilihnya Vaseline menjadi salah Top Brand, namun masih berada dibawah dari produk Citra dan Marina. Tentunya hal ini menjadi salah satu kelemahan tersendiri bagi PT Unilever Indonesia, Tbk di dalam persaingan dengan produk lainnya. PT Unilever Indonesia, Tbk tentu memiliki tujuan untuk menaikan peringkat produknya sehingga menjadi pemimpin diantara produk-produk yang menjadi pesaingnya dan dapat menjadikan produknya menjadi produk kepercayaan bagi masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan PT Unilever Indonesia, Tbk adalah dengan memperbanyak jenis produk yang mereka keluarkan.


(26)

7

Vaseline tidak hanya memproduksi satu macam produk, ada banyak produk yang telah dipasarkan. Dari berbagai produk tersebut Vaseline mambaginya menjadi dua kategori yaitu perawatan khusus wanita dan produk perawatan yang di khususkan bagi para pria atau yang disebut dengan Vaseline Men. Terdiri dari hand and body lotion dan pembersih wajah, Vaseline Men menjadi salah satu produk perawatan tubuh khususnya para pria. Dari dua jenis produk perawatan pria tersebut Vaseline lebih mengutamakan pada pada produk pembersih wajah. Terlihat dari banyaknya jenis pembersih wajah dibandingkan hand and body yang diproduksi oleh Vaseline Men seperti Vaseline Men Face Anti Acne, Vaseline Men Face Spot, Vaseline Men Face Dullness, Vaseline Men Face Whitening, dan Vaseline Men Face Oil Control. (http://.vaselinemen.com/produk diakses pada bulan Juni 2014).

Produk perawatan khusus pria memiliki potensi pasar yang besar jika dibandingkan dengan produk perawatan yang diperuntukkan untuk para wanita karena tidak banyak perusahaan yang mamproduksi produk perawatan khusus pria, sehingga dengan otomatis pesaingnya pun akan semakin sedikit, dengan demikian, besar kemungkinan produk Vaseline Men akan mudah diterima dan dan dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di Bandar Lampung.

Berikut merupakan data target dan realisasi penjualan Vaseline Men beserta persentase penjualan kinerja di kota Bandar Lampung pada periode Januari – Juni 2014 :


(27)

8

Tabel 1.2 Data Target & Realisasi Penjualan Veseline Men Face Wash di Bandar LampungBulan Januari – Juni 2014

BULAN TARGET PENJUALAN (BUAH) REALISASI PENJUALAN (BUAH) KINERJA PENJUALAN (%) Januari

5500 4070

74 % Februari

5500 4829

87,8% Maret

5500 5180

94,18 % April

6000 4721

78,6 % Mei

6000 5357

89,2% Juni

6000 5705

95 % Sumber : CV. Sinar Baroe (Distributor Unilever) Bandar Lampung.

Table 1.2 menunjukkan penjualan produk Vaseline Men di wilayah Bandar Lampung pada bulan Januari – Juni 2014. Penjualan terendah terjadi pada bulan Januari dengan jumlah penjualan 4019 buah.

Berdasarkan data penjualan pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa penjualan Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung tidak pernah mencapai target penjualan. Terbukti pada bulan Januari-Juni 2014 penjualan tidak mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Meskipun pada kuartal I dan kuartal II 2014 penjualan Vaseline Men Face Wash mengalami peningkatan, namun penjualan yang tidak mencapai target seperti yang di inginkan adalah menjadi suatu prestasi yang buruk bagi perusahaan. Penjualan yang tidak mencapai target dapat menjadi sebuah masalah yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan di kemudian hari, karena penjualan


(28)

9

merupakan sebuah indikator perolehan prestasi bagi perusahaan di dunia persaingan bisnis. Bila target penjualan tidak tercapai, maka perolehan laba tidak dapat

maksimal. Berikut adalah grafik target dan realisasi penjualan Vaseline Man Face Wash di Bandar Lampung, yang datanya diambil dari tabel 1.2 :

Gambar 1.1 Grafik Target & Realisasi Penjualan Vaseline Men Di Bandar Lampung.

Gambar 1.1 menunjukkan jumlah penjualan Vaseline Men face wash di wilayah Bandar Lampung periode Januari-Juni pada tahun 2014. Jumlah penjualan Vaseline Men Face wash setiap bulannya tidak pernah memenuhi target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan meskipun hasil penjualannya relatif meningkat. Hasil penjualan tersebut yang menjadi masalah dari PT Unilever Indonesia, Tbk dalam penjualan Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung. Didukung lagi dengan

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Januari Februari Maret April Mei Juni

Target Penjualan Realisasi Penjualan


(29)

10

kondisi yang terlihat pada Tabel 1.1 bahwa Vaseline berada di peringkat ketiga teratas di dalam Top Brand Index. Posisi ini masih berada di bawah merek Citra dan Marina. PT. Unilever, Tbk menggunakan Ariel sebagai bintang iklan, bertujuan untuk meningkatkan peringkat Vaseline hingga mencapai posisi puncak dalam Top Brand Index dan menjadi produk kepercayaan konsumen.

Popularitas dan pesona Ariel pun diharapkan dapat menjadi acuan bagi konsumen untuk menggunakan Vaseline Men Face Wash sehingga dapat meningkatkan penjualan yang selama ini selalu berada di bawah target yang telah di tentukan oleh perusahaan, dengan demikian biaya yang dikeluarkan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk untuk menjadikan Ariel sebagai bintang iklannya tidak menjadi sia-sia karena di ikuti dengan peningkatan penjualan produknya.

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bintang Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar


(30)

11

1.2 Masalah Dan Permasalahan

Masalah yang dihadapi oleh PT Unilever Indonesia Tbk yaitu terdapat pada bintang iklan yang dipilihnya (Nazriel Irham). Nazriel Irham sebagai bintang iklan yang dipilih sebelumnya memang memiliki popularitas yang baik, akan tetapi Nazriel Irham kemudian mengalami masalah hukum yang membuat citranya menjadi buruk di mata konsumen. Hal tersebut dapat berdampak buruk bagi penjualan Vaseline Men Face Wash

Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang akan saya bahas dalam penelitian ini adalah:

Apakah bintang iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh bintang iklan terhadap keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash pada konsumen di Bandar Lampung.

2. Mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash.


(31)

12

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di gunakan perusahaan sebagai acuan dari pihak manajemen untuk penggunaan bintang iklan dan dapat memaksimalkan keputusan pembelian konsumen.

2. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya suapaya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

3. Bagi Peneliti

 Sebagai sarana menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang

pemasaran, terutama pengetahuan mengenai pengaruh bintang iklan terhadap keputusan pembelian konsumen.

 Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study S1 Manajemen yang sedang dijalani oleh peneliti.

1.5 Kerangka Penelitian

Celebrities endorser adalah orang yang menyampaikan pesan iklan atau

menganjurkan untuk membeli suatu produk. Product endorser dengan menggunakan selebriti sering disebut dengan marketing endorser.


(32)

13

Menurut Royan (2004:8), terdapat tiga faktor yang ada pada selebriti yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli, antara lain daya tarik (attractiveness), kepercayaan (trustworthiness) dan keahlian (expertise).

Daya Tarik

Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik.

Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik, pertama dalah tingkat disukai audience (likeability) dan yang kedua adalah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh pengguna produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan (Royan, 2004:18).

Kepercayaan

Kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang pendukung. Seringkali seorang pendukung tertntu dianggap dapat sangat dipercaya, padahal bukan orang yang ahli dibidangnya. Dipercayainya seorang pendukung tergantung pada persepsi khalayak akan motivasi dukungannya. Para pemasar iklan memanfaatkan nilai kepercayaan dengan memilih para pendukung yang secara luas dipandang jujur, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.


(33)

14

Menyangkut keahlian atau bakat yang khas, yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya.

Dari tiga faktor tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pemikiran atau persepsi baik konsumen terhadap suatu produk, sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Berdasarkan teori pendukung tersebut, maka dapat digambarkan kerangka penelitian yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.2: Kerangka Pemikiran Konseptual

1.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Bintang iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung.

Keputusan pembelian (Y)

Bintang iklan (X)

Daya tarik (X1) Kepercayaan (X2) Keahlian/Bakat (X3)


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Kotler dan Keller (2012:5)

Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin menciptakan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:9)

Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Dari definisi di atas disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemasaran terdapat pertukaran atau transaksi dengan sesuatu yang bernilai yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan atau konsumen.


(35)

16

2.1.1 Bauran Pemasaran

Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran. Ada beberapa unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi penjualan yaitu, product, price, plice, promotion, people, procces, dan physical evidence.

2.2 Periklanan

Menurut Philip Kotler (2007:658)

Periklanan adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus di bayar.

Menurut Rhenald Kasali (2007:172)

iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yng ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Jadi, dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah suatu media yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk kepada masyarakat dengan menggunakan sponsor tertentu yang dibayar. Aktivitas promosi memiliki pengaruh yang penting dalam mencapai keberhasilan penjualan perusahaan. Perusahaan tidak boleh hanya sekedar membuat produk yang berkualitas, tetapi juga harus memberikan informasi kepada konsumen mengenai keunggulan produk dan dengan hati-hati mempromosikan produk di dalam benak para konsumen.


(36)

17

Periklanan merupakan salah satu sarana perusahaan untuk memberikan informasi dan mempengaruhi konsumen serta sebagai alat persaingan dengan perusahaan lain dalam usaha untuk mendapatkan perhatian dan kesan dari pasar sasaran.

Menurut Kotler (2008:140), periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

2.2.1Fungsi Periklanan

Fungsi periklanan sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan, maksudnya produk lebih dikenal dan disukai oleh konsumen. Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis sifatnya non personal. Secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diemban media masa lainnya. Fungsi periklanan dalam manejemen diantaranya adalah sebagai alat komunikasi dan koordinasi memberikan kriteria dalam pengmbilan keputusan dan sebagai alat evaluasi. Menurut Shimp (2003:357) secara umum, periklanan memiliki fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, yaitu :

A. Memberi Informasi

Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.


(37)

18

B. Mempersuasi

Iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

C. Mengingatkan

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. D. Memberikan Nilai Tambah

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi,dan lebih unggul dari tawaran pesaing.

E. Mendampingi

Peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan.


(38)

19

2.3 Penggunaan Selebriti Dalam Iklan

2.3.1 Sejarah Pendahuluan Selebriti Pendukung

Penggunaan selebriti pendukung sebagai alat pemasaran sudah ada sejak tahun 1893, ketika Lilie Langtry tampil dalam iklan sabun Pears Soap (Bergstrom dan Skarfstad, 2004:1).

2.3.2 Karakteristik Selebriti Pendukung

Menurut Royan (2004:8), ada tiga faktor yang dimiliki oleh selebriti dalam menarik minat beli konsumen, yaitu daya tarik (attractiveness), kepercayaan (trustworhiness), dan keahlian (expertise)

 Daya tarik

Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik (Shimp, 2003:464).

Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik, pertama dalah tingkat disukai audience (likeability) dan yang kedua adalah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh pengguna produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan (Royan, 2004:18).


(39)

20

 Kepercayaan

Trustworthiness atau kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang pendukung. Seringkali seorang pendukung tertntu dianggap dapat sangat dipercaya, padahal bukan orang yang ahli dibidangnya. Dipercayainya seorang pendukung tergantung pada persepsi khalayak akan motivasi dukungannya. Para pemasar iklan memanfaatkan nilai kepercayaan dengan memilih para pendukung yang secara luas dipandang jujur, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan (Shimp, 2003:470).

 Keahlian

Menyangkut keahlian atau bakat yang khas, yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya.

2.3.3 Definisi Selebriti

Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukungnya (Shimp, 2003:460). Selebriti adalah orang-orang yang mendapat ketenaran publik dari sebagian besar lapisan kelompok masyarakat, dimana faktor-faktor seperti keramahan, gaya hidup, dan keahlian khusus tertentu dari karakteristik pribadi


(40)

21

selebriti yang membuat masyarakat menyukai mereka dan mengidolakan mereka (Schlect, 2003:3).

Menurut Friedman (2003:4), selebriti pendukung adalah individu yang terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk yang didukungnya.

2.4 Tujuan Penggunaan Marketing Endorser (Selebritis) Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian.

2.4.1 Membentuk Personality Merek

Menurut Royan (2004:6), penggunaan selebriti dalam iklan bisa berpengaruh dalam dua hal. Apakah membentuk personality merk atau sekedar mendongkrak penjualan dalam jangka pendek. Pilihan pada selebriti dapat dilakukan melalui berbagai

pertimbangan antara lain adalah, pertama pilihan akan dijatuhkan pada selebriti yang kala itu sedang naik daun, dengan permasalahan apakah selebriti yang dipilihnya dapat mewakili karakter produk yang sedang diiklankan.

Kedua berhubungan dengan keuangan perusahaan. Setelah kedua syarat tersebut dipenuhi maka diambil keputusan untuk menggunakan selebriti yang nantinya diharapkan selebriti tersebut benar-benar mampu untuk menjadi spokesperson (juru bicara perusahaan) dari merek tersebut. Seorang selebriti sangat berpengaruh disebabkan karena ia memiliki kredibilitas yang didukung oleh daya tarik fisik maupun non fisik seperti prestasi, keahlian, bakat, dan juga harus didukung oleh tingkat kesukaan dari publik (Kotler dalam Royan, 2004:8).


(41)

22

2.4.2 Membentuk Image Atau Asosiasi Merek Oleh Konsumen

Ditinjau dari sisi branding, selebriti dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda, penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut. Brand personality sangat penting karena ibarat manusia, personality membuat merek suatu produk akan nampak berbeda

dibandingkan dengan merek lain.

2.4.3 Meningkatkan Nilai Merek Produk

Selebritis dapat meningkatkan nilai merek suatu produk. Contohnya, Perusahaan cairan pencuci piring Sunlight, mempergunakan Krisna Mukti untuk menggeser produk cairan pencuci piring ke kelas yang lebih tinggi dan akhirnya terangkatlah merek produk tersebut ke posisi yang lebih baik.

2.4.4 Membangun Proses Citra Diri pada Konsumen

Selebriti bisa menjadi sumber imajinasi bagi konsumen. Ketika konsumen membeli suatu merek biasanya akan mengaitkan pencitraan dirinya. Contoh, produk sepeda motor Yamaha yang diposisikan sebagai sepeda motor pembalap kelas dunia, dengan menggunakan sepeda motor Yamaha, konsumen menginginkan dirinya keren dan akan menggambarkan dirinya sebagai pembalap kelas dunia.


(42)

23

2.4.5 Selebriti Sebagai Endorser

Selebriti diharapkan dapat menjadi endorser. Mereka digunakan untuk juru bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen (awareness) sehingga konsumen mau membeli produk tersebut. Selebriti dapat juga digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik. Selebriti dapat digunakan oleh pemasar untuk melakukan boosting (dorongan) terhadap satu atau lebih komunikasi yang akan dilakukan. Itu artinya selebriti diharapkan dapat membantu brand awareness

(kesadaran merek), brand recognition (pengakuan atas merek), brand recall (ingatan akan merek), dan meningkat pada brand purchase (pembelian produk).

2.5 Perilaku Konsumen Dan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

2.5.1 Perilaku Konsumen

Menurut The American marketing Association dalam Setiadi (2003:3), perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Berdasarkan definisi tersebut terdapat tiga ide penting dalam perilaku konsumen, yaitu :

 Perilaku konsumen adalah dinamis.

 Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar.


(43)

24

Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Setiadi (2003:4) adalah :

 Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial lainnya.

 Faktor sosial yang terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, keluarga, ataupun peran daan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. Faktor sosial ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk perilaku seseorang.

 Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

 Faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.


(44)

25

2.5.2 Keputusan Pembelian

Menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen. Kotler & Keller (2009:117) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian merupakan tahap

pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen benar-benar membeli produk atau jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan keputusan pembelian merupakan suatu tahapan setelah konsumen benar-benar melakukan pembelian. Menurut Simamora (2001) bahwa dalam keputusan membeli terdapat 5 (lima) peran yaitu:

 Pemrakarsa

Pemrakarsa adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.

 Pemberi pengaruh

Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

 Pengambil keputusan

Pengambil keputusan adalah orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.


(45)

26

 Pembeli

Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian nyata.

 Pemakai

Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

2.6 Hubungan Antar Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel independen (X), daya tarik fisik (X1), keahlian (X2), dan dapat dipercaya (X3). Sebaliknya, variabel dependen (Y) hanya satu yaitu Keputusan Pembelian (dalam hal ini keputusan pembelian untuk Vaseline Men Fash Wash).

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menguji pengaruh variabel bintang iklan terhadap keputusan pembelian. Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek serta jenis barang.


(46)

27

Table 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu

No Judul Data

Peneliti Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Analisa Pengaruh

Rio Dewanto dan Donita Sebagai

Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Axe Anarchy Dengan Daya Tarik Iklan dan Efek Iklan Sebagai Variabel Intervening Elizabeth Stephanie, Universitas Kristen Petra, 2012 Mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap purchase intention produk AXE Anarchy. Mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap adevrtising effect pada produk AXE Anarchy Analisis structural equation model (SEM) Celebrity endorser tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention. Celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap advertising effect.

2 Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola (Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin (Study Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret) Adreastika sukmawati, Universitas Sebelas Maret, 2010 Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap karakteristik bintang idola iklan (celebrity endorser) terhadap minat beli konsumen Analisis regresi linier berganda Karakteristik bintang idola iklan (celebrity endorser) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen multivitamin vatigon.


(47)

28

3 Pengaruh Celebrity Endorser Dian Satrowardoyo Terhadap Keputusan Pembelian Shampo L’oreal (Study Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Riau di Pekanbaru) Dwi Sapitri, Universitas Riau, 2011 Mengetahui seberapa besar pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian shampoo L’oreal pada mahasiswa S1 ekonomi Universitas Riau. Mengetahui seberapa besar pengaruh celebrity endorser secara parsial terhadap keputusan pembelian produk shampoo L’oreal pada mahasiswa S1 ekonomi Universitas Riau. Analisis regresi linier berganda Daya tarik celebrity endorser memilik pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa S1 ekonomi Universitas Riau. Dian Sastrowardoy on berhasil menarik minat mahasiswa yang menjadi responden untuk membeli shampoo L’oreal.

4 The Influence Of Celebrity

Endorser, Brand Image To Customer

Buying Decision (A Case At Rabbani Tasikmalaya) Rian Herdiani, Tasikmalaya, 2010 Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai pengaruh celebrity endorser, citra merek Analisis linier regresi berganda Celebrity endorser dan citra merek secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang


(48)

29

Pengaruh Celebrity

Endorser, Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Study Kasus Pada Rabbani Tasikmalaya)

Rabbani terhadap keputusan pembeliam konsumen

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Rabbani Tasikmalaya.

Keterangan :

Dari referensi penelitian terdahulu yang dipaparkan, peneliti lebih condong atau mengarah pada penelitian yang dibuat oleh Dwi Saputri, karena terdapat persamaan baik pada variable X maupun pada variable Y.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada wilayah Bandar Lampung yang merupakan salah satu kota yang ada di provinsi Lampung. Sampel akan diambil secara acak di seluruh wilayah yang ada di Bandar Lampung.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Data Primer

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian pada objek penelitian dengan teknik wawancara dengan beberapa responden melalui pertanyaan yang telah ditentukan guna mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah sebagai langkah awal penelitian dan kemudian untuk diolah lebih lanjut.

Data sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain,atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.


(50)

31

3.2.2 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari masyarakat atau penduduk berjenis kelamin pria yang bertempat tinggal di kota Bandar Lampung. Data yang diperoleh dikumpulkan dari data tiap-tiap wilayah yang ada di kota Bandar Lampung yang di ambil secara random.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono ( 20012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki di Bandar Lampung yang pernah menyaksikan iklan Vaseline Men Fash Wash.

3.3.2 Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling. Non probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan

mendapatkannya. Alasan menggunakan metode ini adalah karena jumlah populasi tidak diketahui. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan salah satu dari metode non probability sampling yaitu purposive sampling, yaitu pemilihan sampel


(51)

32

dilakukan berdasarkan tujuan dan maksud peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun beberapa kriteria adalah sebagai berikut :

 Sudah pernah melihat iklan Vaseline Men Face Wash yang dibintangi oleh Nazriel Irham minimal 2 kali.

 Konsumen yang sedang menggunakan dan atau pernah membeli Vaseline Men Face Wash.

Menurut Maholtra (2004), jumlah sampel yang diambil dalam penelitian minimal 4 atau 5 kali jumlah atribut yang digunakan dalam penelitian, dengan demikian maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 respoden, berdasarkan penghitungan (12 pertanyaan x 5 = 60). Sampel yang di ambil oleh peneliti berdasarkan hasil perhitungan kurang 100 responden, sedangkan menurut Sugiyono (2009), dari jumlah populasi peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100 orang dari suatu populasi penduduk, maka peneliti menambahkan jumlah responden menjadi 100 orang.

3.4 Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, penulis membutuhkan data yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang relevan yang mencakup ruang lingkup menjadi acuan penulis untuk dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang masalah yang diteliti. Pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini


(52)

33

1. Penelitian Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung berupa wawancara dengan responden guna memperoleh informasi yang terkait dengan objek penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan guna memperoleh pengetahuan dan landasan teori dari berbagai literatur, referensi dan hasil penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan.

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.

4. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.


(53)

34

Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam (Sulistyo-Basuki, 2006: 110). Keuntungan metode ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan pemustaka layanan hotspot dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas ( X ), yaitu bintang iklan, dengan indikator :

 Daya tarik

 Kepercayaan

 Keahlian

2. Variabel terikat ( Y ) yaitu keputusan pembelian, dengan indikator :


(54)

35

Tabel Operasional Variabel

Variabel Sub

Variabel

Indikator Pengukuran Skala

Bintang Iklan ( X ) Tokoh yang dikenal karena prestasi dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukungnya . Sumber: (Shimp,2003 ::460) Daya tarik Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik sebagai dimensi penting dari daya tarik. Sumber: (Shimp,2003: 464) Kepercayaan Dipandang jujur, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Sumber: (Shimp,2003: 470) Keahlian Mengacu pda pengetahuan, pengalaman, yang berhubungan dengan iklan. Sumber : (shimp,2003: 464)  Keramahan  Menyenangkan  Fisik  Kejujuran

 Dapat dipercaya

 Dapat diandalkan  Pengetahuan  Pengalaman  keterampilan - Tingkat keramahan - Tingkat kesenangan - Tingkat daya tarik

fisik

- Tingkat kejujuran - Tingkat kepercayaan - Tingkat kehandalan - Tingkat pengetahuan - Tingkat pengalaman - Tingkat keterampilan Ordinal


(55)

36

Keputusan Pembelian ( Y ) Tahap pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk atau jasa. Sumber: (kotler &keller, 2009:117)  Memutuskan untuk membeliVaselie Men Face Wash.  Memutuskan untuk membeliVaselie Men Face Wash.  Memutuskan untuk membeliVaselie Men Face Wash. Melakukan pembelian karena daya tarik bintang iklan. Melakukan pembelian karena percaya terhadap bintang iklan. Melakukan pembelian karena keahlian bintang iklan. Ordinal


(56)

37

3.6 Uji Validitas Dan Reabilitas 3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012 : 2) definisi valid adalah derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Penelitian ini menggunakan faktor analisis melalui program SPSS versi 20,

pernyataan dikatakan valid apabila faktor loading di atas 0,5.

3.6.2 Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari sutau variabel. Menurut Ferdinand (2006 : 372), sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliabel atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabelitas kuisioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha, yaitu:


(57)

38

a. Apabila koefisien Cronbach Alpha > taraf 0,6 maka kuisioner tersebut reliabel.

b. Apabila koefisien Cronbach Alpha < taraf 0,6 maka kuisioner tersebut tidak reliabel.

Menurut Hasan (2006: 15) reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya, yaitu apabila alat ukur digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama. Jadi reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama.

Reliabilitas mengandung 3 makna yaitu: 1. Tidak berubah-ubah,

2. Konsisten,

3. Dapat diandalkan.

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

3.7.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya tidak dikuantifikasi atau tidak dihitung dan tidak menggunakan analisis matematis. Penelitian ini


(58)

39

menggunakan analisis kuantitatif agar lebih memahami keputusan pembelian

Vaseline Men Face Wash. Selain itu, dalam metode analisis kuantitatif menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga data yang dihasilkan lebih kaya, manusiawi, tajam, dan sering kali lebih membuka wawasan.

3.7.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya dihitung menggunakan analisis sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Sugiono (2006), uji regresi linier berganda dapat dilihat dalam persamaan berikut:

Simultan : Y = Keterangan:

Y = variabel terikat yaitu keputuusan pembelian = konstanta

= koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-3 = Daya Tarik

= Kepercayaan = Keahlian/Bakat


(59)

40

3.8 Uji Hipotesis

3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu daya tarik (X1), kepercayaan (X2), dan keahlian (X3) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau = 5%

Hipotesis statistiknya yaitu:

Ho = Variabel X tidak ada pengaruh signifikan terhadap variabel Y. Ha = Variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y

Dengan kriteria :

a. Ho tidak didukung dan Ha didukung, jika nilai F hitung < F tabel. b. Ho didukung dan Ha tidak didukung, jika nilai F hitung > F tabel.

3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel daya tarik (X1), kepercayaan (X2), dan keahlian (X3) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau = 5%


(60)

41

a. Bila nilai F hitung > F tabel, maka (Ho) tidak didukung dan mendukung alternatif (Ha) yang berarti ada pengaruhnya antara variabel bebas dan variabel terikat.

b. Bila nilai F hitung < F tabel, maka (Ho) didukung dan tidak mendukung alternatif (Ha) yang berarti tidak ada pengaruhnya antara variabel bebas dan variabel terikat.


(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Bintang Iklan yang terdiri atas Daya Tarik, Kepercayaan, dan Keahlian berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung diterima. Hal ini dipertegas dengan alasan-alasan berikut :

1. Bahwa secara keseluruhan variabel Bintang Iklan (X) berpungaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) sebesar 84,3%. F hitung 71,555 > F tabel 2,70, maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 yakni 0,00. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka secara keseluruhan variabel Bintang Iklan (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel

Keputusan Pembelian (Y).

2. Secara parsial variabel Bintang Iklan (X) yang terdiri dari daya tarik (X1), kepercayaan (X2), dan keahlian (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y). Nilai t hitung pada variabel daya tarik (X1) sebesar 5,258, variabel


(62)

60

kepercayaan (X2) sebesar 2,676, dan keahlian (X3) sebesar 2,931 lebih besar dari pada T tabel dengan nilai 1,98498. Skor tertinggi ada pada variabel X1 (daya tarik) sehingga, secara parsial variabel Daya Tarik (X1) memberi sumbangan tertinggi terhadap keputusan pembelian.

3. Hasil uji koefisien determinasi sebesar R square sebesar 0,843 hal ini berarti sumbangan variabel X (Bintang Iklan) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (Keputusan Pembelian) sebesar 84,3%. Hal ini menunjukkan bintang iklan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung, sedangkan 100-84,3 = 15,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk untuk meningkatkan penjualan di wilayah Bandar Lampung, antara lain :

1. Dalam memasarkan produk-produknya dengan menggunakan bintang iklan, PT Unilever Indonesia Tbk sebaiknya memperhatikan tingkat kepercayaan konsumen terhadap seorang bintang iklan dalam menyampaikan iklan Vaseline Men Face Wash. Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel X2 (kepercayaan) mempunyai nilai terlemah,nilai terlamah selanjutnya adalah variabel (X3) keahlian. Kedua variabel itu lemah dalam mempengaruhi


(63)

61

keputusan pembelian (Y). Untuk mengatasinya, peneliti menyarankan agar PT Unilever Indonesia Tbk juga bisa membuat hal yang baru pada iklan Vaseline Men Face Wash yang dapat menambah kepercayaan konsumen misalnya, mengkolaborasikan bintang iklan utama dengan seorang ahli perawatan wajah nama tepada iklan Vaseline Men Face Wash sehingga konsumen akan lebih percaya akan produk Vaseline Men Face Wash.

2. Variabel Daya Tarik (X1) adalah variabel dengan pengaruh tertinggi terhadap keputusan pembelian (Y), Disarankan tetap menggunakan Bintang Iklan dengan daya tarik fisik yang menarik, prilaku yang menyenangkan, dan ramah, yang mana ada pada profil Nazriel Irham.

3. Sebagian besar konsumen Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung adalah pelajar dan mahasiswa dengan kisaran umur 17-25 tahun. Sebaiknya PT Unilever Indonesia Tbk menggunakan bintang iklan yang sedang menjadi panutan dikalangan usia ini. Sebagai panutan, tentunya pasti akan diikuti oleh penggemarnya. Hal tersebut dapat menarik minat konsumen untuk

menggunakan produk yang dibintanginya, sehingga dapat meningkatkan volume penjualan Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung.

4. Bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian ini, sebaiknya

menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui secara spesifik variabel apa yang


(64)

62

paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

A, Shimp,Terence (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.Terpadu, Jilid I ( edisi 5), Jakarta: Erlangga.

Belch, George & Belch, Michael. 2004. Advertising and Promotion : AnIntegrated Marketing Communications Perspective. 6th ed. Newyork :Mc Graw-Hill.

Bergstrom, Christian dan Skarfstad, Rikard. 2004. Celebrity Endorsement: Case Study of J.

CV.Sinar baroe. Distributor Unilever Bandar Lampung.

Ferdinand, Augusty . 2006. MetodePenelitianManajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesisdan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Friedman, Marilyn M. 2003. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Herdiani, Rian. 2010.Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Study Kasus Pada Rabbani Tasiokmalaya). Tasikmalaya.

J. Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan :Konsepdan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka UtamaGrafiti.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian. Jakarta: Erlangga.

. 2004. ManajemenPemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : PT. Prenhal linda.

& Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


(66)

Maholtra, N. K. 2004. RisetPemasaran :PendekatanTerapan, Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.

Prentice, Hall. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Profitabel. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Royan, Frans M. (2005). Marketing Selebritis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sapitri, Dwi. 2011. Pengaruh Celebrity Endorser Dian Satrowardoyo Terhadap Keputusan Pembelian Shampo L’oreal (Study Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Riau Di Pekanbaru).Skripsi Universitas Riau.

Stephanie, Elizabeth .2012. Analisa Pengaruh Rio Dewanto Dan Donita Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Axe Anarchy Dengan Daya Tarik Iklan Dan Efek Iklan Sebagai Variabel Intervening. Universitas Kristen Petra.

Schlecht, Christina. 2003. Celebrities’ Impact on Branding .Januari .www globalbrands.org.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta. Sukmawati, Adreastika. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola

(Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin (Study Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret).Skripsi Universitas Sebelas Maret.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode penelitian. Jakarta: Wedatama widya sastra. Technology.

Terence, A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.Terpadu, Jilid I edisi ),Erlangga.Jakrta.

www.topbrand-award.com tahun 2013. Diakses pada Februari 2014. www.vaseline men.com. Diakses pada bulan Juni 2014.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Bintang Iklan yang terdiri atas Daya Tarik, Kepercayaan, dan Keahlian berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung diterima. Hal ini dipertegas dengan alasan-alasan berikut :

1. Bahwa secara keseluruhan variabel Bintang Iklan (X) berpungaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) sebesar 84,3%. F hitung 71,555 > F tabel 2,70, maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 yakni 0,00. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka secara keseluruhan variabel Bintang Iklan (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel

Keputusan Pembelian (Y).

2. Secara parsial variabel Bintang Iklan (X) yang terdiri dari daya tarik (X1), kepercayaan (X2), dan keahlian (X3) mempengaruhi keputusan pembelian (Y). Nilai t hitung pada variabel daya tarik (X1) sebesar 5,258, variabel


(2)

60

kepercayaan (X2) sebesar 2,676, dan keahlian (X3) sebesar 2,931 lebih besar dari pada T tabel dengan nilai 1,98498. Skor tertinggi ada pada variabel X1 (daya tarik) sehingga, secara parsial variabel Daya Tarik (X1) memberi sumbangan tertinggi terhadap keputusan pembelian.

3. Hasil uji koefisien determinasi sebesar R square sebesar 0,843 hal ini berarti sumbangan variabel X (Bintang Iklan) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (Keputusan Pembelian) sebesar 84,3%. Hal ini menunjukkan bintang iklan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung, sedangkan 100-84,3 = 15,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk untuk meningkatkan penjualan di wilayah Bandar Lampung, antara lain :

1. Dalam memasarkan produk-produknya dengan menggunakan bintang iklan, PT Unilever Indonesia Tbk sebaiknya memperhatikan tingkat kepercayaan konsumen terhadap seorang bintang iklan dalam menyampaikan iklan Vaseline Men Face Wash. Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel X2 (kepercayaan) mempunyai nilai terlemah,nilai terlamah selanjutnya adalah variabel (X3) keahlian. Kedua variabel itu lemah dalam mempengaruhi


(3)

keputusan pembelian (Y). Untuk mengatasinya, peneliti menyarankan agar PT Unilever Indonesia Tbk juga bisa membuat hal yang baru pada iklan Vaseline Men Face Wash yang dapat menambah kepercayaan konsumen misalnya, mengkolaborasikan bintang iklan utama dengan seorang ahli perawatan wajah nama tepada iklan Vaseline Men Face Wash sehingga konsumen akan lebih percaya akan produk Vaseline Men Face Wash.

2. Variabel Daya Tarik (X1) adalah variabel dengan pengaruh tertinggi terhadap keputusan pembelian (Y), Disarankan tetap menggunakan Bintang Iklan dengan daya tarik fisik yang menarik, prilaku yang menyenangkan, dan ramah, yang mana ada pada profil Nazriel Irham.

3. Sebagian besar konsumen Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung adalah pelajar dan mahasiswa dengan kisaran umur 17-25 tahun. Sebaiknya PT Unilever Indonesia Tbk menggunakan bintang iklan yang sedang menjadi panutan dikalangan usia ini. Sebagai panutan, tentunya pasti akan diikuti oleh penggemarnya. Hal tersebut dapat menarik minat konsumen untuk

menggunakan produk yang dibintanginya, sehingga dapat meningkatkan volume penjualan Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung.

4. Bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian ini, sebaiknya

menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui secara spesifik variabel apa yang


(4)

62

paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Vaseline Men Face Wash di Bandar Lampung.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A, Shimp,Terence (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.Terpadu, Jilid I ( edisi 5), Jakarta: Erlangga.

Belch, George & Belch, Michael. 2004. Advertising and Promotion : AnIntegrated Marketing Communications Perspective. 6th ed. Newyork :Mc Graw-Hill.

Bergstrom, Christian dan Skarfstad, Rikard. 2004. Celebrity Endorsement: Case Study of J.

CV.Sinar baroe. Distributor Unilever Bandar Lampung.

Ferdinand, Augusty . 2006. MetodePenelitianManajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesisdan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Friedman, Marilyn M. 2003. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Herdiani, Rian. 2010.Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Study Kasus Pada Rabbani Tasiokmalaya). Tasikmalaya.

J. Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan :Konsepdan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka UtamaGrafiti.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian. Jakarta: Erlangga.

. 2004. ManajemenPemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : PT. Prenhal linda.

& Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


(6)

Maholtra, N. K. 2004. RisetPemasaran :PendekatanTerapan, Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.

Prentice, Hall. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Profitabel. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Royan, Frans M. (2005). Marketing Selebritis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sapitri, Dwi. 2011. Pengaruh Celebrity Endorser Dian Satrowardoyo Terhadap

Keputusan Pembelian Shampo L’oreal (Study Kasus Pada Mahasiswa S1

Fakultas Ekonomi Universitas Riau Di Pekanbaru).Skripsi Universitas Riau.

Stephanie, Elizabeth .2012. Analisa Pengaruh Rio Dewanto Dan Donita Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Axe Anarchy Dengan Daya Tarik Iklan Dan Efek Iklan Sebagai Variabel Intervening.

Universitas Kristen Petra.

Schlecht, Christina. 2003. Celebrities’ Impact on Branding .Januari .www globalbrands.org.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Sukmawati, Adreastika. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola (Celebrity Endorser) Terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin (Study Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret).Skripsi Universitas Sebelas Maret.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode penelitian. Jakarta: Wedatama widya sastra. Technology.

Terence, A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran.Terpadu, Jilid I edisi ),Erlangga.Jakrta.

www.topbrand-award.com tahun 2013. Diakses pada Februari 2014. www.vaseline men.com. Diakses pada bulan Juni 2014.