HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRACT

THE TEACHER PERFORMANCE TO THE STUDENT GEOGRAPHY LEARNING OUTCOME CLASS XI SMA IPS 4 METRO

IN THE ACADEMIC YEAR 2013/2014

By

PRADITA YULIA VALENTINA

This study aims to determine (1) There is a positive relationship a close and significant correlation between the performance of teachers in planning the learning with the students result learning geography. There is a positive relationship, strong and significant correlation between the performance of teachers in implementing the learning of students geography learning outcomes. (3) There is a positive relationship, strong and significant correlation between teacher performance in evaluating learning process of students learning geography.

This study use correlation. Samples numbered 44 students from the student population of 105 and were taken using a proportional random sampling technique.Data collection techniques are using the techniques of documentation, interviews and questionnaires. Analysis of the data is using the product moment formula as hypotheses testing that have been proposed.

The results of this study: (1) The level of closeness and significant enough that rxy = 0.465> rtabel = 0.304 with a significance level of 5%. (2) The level of closeness and significant enough that rxy = 0.686> rtabel = 0.304 with a significance level of 5%. (3) The level of closeness and significant enough that rxy = 0.609> rtabel = 0.304 with a significance level of 5%.


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO

DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

PRADITA YULIA VALENTINA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa. (2) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa. (3) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara kinerja guru dalam mengevaluasi pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Sampel berjumlah 44 siswa dari populasi 105 siswa dan diambil menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data menggunakan rumus product moment sebagai pengujian hipotesis yang telah diajukan.

Hasil penelitian ini: (1) Tingkat keeratan yang cukup dan signifikan yaitu rxy=0,465> rtabel =0,304 dengan taraf signifikan 5%. (2) Tingkat keeratan yang cukup dan signifikan yaitu rxy =0,686> rtabel =0,304 dengan taraf signifikan 5%. (3) Tingkat keeratan yang cukup dan signifikan yaitu rxy =0,609> rtabel =0,304 dengan taraf signifikan 5%.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Pradita Yulia Valentina (Dita) dilahirkan dari pasangan Bapak Fahrudin Effendi dan Ibu Efi Masmewati pada tanggal 7 Juli 1991, penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dan memiliki Seorang kakak kandung bernama Prahara Caesar Valentino (Hara).

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyah Bustanul Athfal Metro Pusat diselesaikan pada tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Metro Pusat diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Metro Pusat diselesaikan pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kartikatama Metro diselesaikan pada tahun 2009.

Tahun 2009 terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi melalui Jalur Penelusuran Bakat dan Kemampuan (PKAB). Pada tanggal 25 Maret – 01 April 2012 melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) terpadu di Bandung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali. Tanggal 02 Juli – 21 September melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sri Basuki Kecamatan Batanghari, Lampung Timur dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Batanghari.


(8)

Moto

 Tidak ada kata gagal untuk orang yang terus mencoba dan berusaha, ketika gagal bangkit kembali itulah

ketekunan.


(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur hanya milik Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat, berkah, dan karunia-Nya yang tidak terhingga.

Dengan sepenuh hati ku persembahkan karya kecilku ini kepada.

Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas kesabaran, kasih sayang dan dukungan serta doa yang senantiasa diberikan untuk keberhasilanku.

Para pendidikku tercinta, yang dengan keikhlasan dan kesabaran mengajariku tanpa pamrih.

Almamater tercinta yang kubanggakan Universitas Lampung.


(10)

i

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan hidayah-Nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Kinerja Guru dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014. Shalawat teriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan yang baik sepanjang zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini pula, diucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing utama, Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si. selaku pembimbing pembantu dan Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Dosen Pembahas atas arahan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini. Tidak ada yang dapat diberikan kepada beliau bertiga, kecuali do’a yang tulus dan ikhlas. Semoga ilmu yang telah diberikan


(11)

ii

akan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah, dan kesehatan lahir dan batin.

Pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak. Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas saran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Maisani Liswan selaku Kepala SMA Negeri 4 Metro, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Drs. Edy Yanto dan Bapak Agung Prihatmojo, S.Pd., selaku guru Geografi SMA Negeri 4 Metro yang telah membimbing serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(12)

iii

’ sayangnya dalam proses pembuatan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Geografi 2009 yang selalu menjadi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

Sekiranya Allah SWT senantiasa memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2014

Penulis


(13)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Rumusan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E.Kegunaan Penelitian... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian Guru ... 10

2. Belajar dan Pembelajaran ... 11

3. Pembelajaran Geografi ... 13

4. Kinerja Guru ... 14

5. Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran ... 18

6. Hasil Belajar ... 28

B. Kerangka Pikir ... 31

C. Hipotesis ... 32

III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Uji Validitas ... 42

F. Pengujian Hipotesis ... 43

G. Kriteria Pengujian Hipotesis ... 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAAN A. Tinjauan Umum SMA Negeri 4 Metro ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Kondisi Lokasi SMA Negeri 4 Metro ... 47


(14)

v

1. Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru dalam Merencanakan

Pembelajaran ... 53

2. Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru dalam Melaksanakan pembelajaran ... 54

3. Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru dalam Evaluasi pembelajaran ... 54

4. Hasil Belajar Geografi ... 55

C. Pengujian Prasyaratan Analisis ... 56

D. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Hipotesis Pertama ... 58

2. Hipotesis Kedua ... 58

3. Hipotesis Ketiga ... 59

E. Pembahasan ... 59

1. Hubungan Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014 ... 59

2. Hubungan Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014 ... 62

3. Hubungan Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014 ... 66

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(15)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perolehan Hasil Ujian Blok I Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 4 Metro... 6

2. Aspek Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran... 20

3. Sebaran Sampel Setiap Kelas... 35

4. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 46

5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014... 51

6. Jumlah Guru Berdasarkan Mata Pelajaran yang diajarkan di SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014 …... 52

7. Persepsi siswa tentang kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014... 55

8. Persepsi siswa tentang kinerja guru dalam merlaksanakan pembelajaran geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014... 56

9. Persepsi siswa tentang kinerja guru dalam evalusi pembelajaran geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014... 57

10. Distribusi siswa berdasarkan nilai ujian blok I geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro Tahun Ajaran 2013/2014... 57

11. Hasil Validitas Item Pernyataan Kuesioner Penelitian Tentang Kinerja Guru... 58


(16)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lokasi Tempat Penelitian SMA Negeri 4 Metro Kecamatan Metro

Timur………... 48 2. Denah Ruang Belajar SMA Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran


(17)

1

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan harus menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu mampu berpikir global dan mampu bertindak sebagai pelajar, serta dilandasi oleh akhlak yang mulia.

Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan suatu negara, maksudnya adalah pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Wujud nyata dari sebuah Undang-undang


(18)

tersebut adalah adanya lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal. Perwujudan dari pendidikan formal yaitu proses pembelajaran yang terencana dan tersistematis.

Salah satu hal yang menentukan keberhasilan dari suatu pembelajaran di sekolah adalah proses pelaksanaan pembelajaran karena yang paling utama dalam sebuah pendidikan formal adalah sebuah proses dari kegiatan pembelajaran. Guru, siswa, dan materi pelajaran merupakan tiga unsur utama yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Guru sebagai agen pembelajaran di sekolah memiliki peranan penting dalam memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective), dan keterampilan (psychomotor) kepada anak didik, sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga siswa lebih aktif berperan dalam proses belajar. Guru memberikan peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif. Oleh karena itu, guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran dan memanfaatkan model pembelajaran serta media pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses kerjasama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada pada diri peserta didik termasuk minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam proses kerja sama, pembelajaran tidak boleh hanya menitikberatkan kepada peserta didik atau kegiatan guru saja, akan tetapi guru dan peserta didik bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran. Guru bertanggung jawab untuk melihat proses perkembangan siswa. Penyampaian


(19)

3

materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Dalam melaksanakan tugas tersebut, dengan mengingat tantangan pendidikan yang terus berubah, maka kinerja guru perlu dilakukan secara inovatif agar mampu beradaptasi dengan berbagai kebijakan baru pemerintah dalam bidang pendidikan.

Geografi adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang fenomena geosfer dilihat dari sudut pandang kewilayahan, kelingkungan dalam lingkup keruangan. Jadi mata pelajaran ini bertitik pusat pada hafalan karena materi pelajaran ini banyak tentang menghafal dan berhubungan dengan gambar-gambar. Sehingga untuk membuat sesuatu yang berbeda dan berinovasi, diciptakan model pembelajaran dan media pembelajaran agar siswa selain mengerti dengan apa yang disampaikan guru, kreatif dalam berpikir, aktif dalam bertanya selain itu materi yang disampaikan oleh guru tidak terlihat membosankan. Geografi adalah perpaduan antara materi pelajaran IPA dan IPS. Pembelajaran Geografi di SMP dan SMA itu berbeda. Jika di SMP, geografi itu adalah mata pelajaran yang masuk ke dalam mata pelajaran IPS terpadu sedangkan di SMA, geografi adalah mata pelajaran yang terdapat dalam salah satu mata pelajaran sekolah yang wajib dan salah satu mata pelajaran yang ada di UN.

Secara umum, pendidikan yang baik itu dimulai dari keberhasilan kinerja guru yang ditunjukkan. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Namun sebaliknya, guru


(20)

yang mempunyai kinerja yang kurang baik akan melemahkan semangat dan motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar siswa yang menurun.

Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran maka dilakukan penilaian hasil belajar. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 menyatakan bahwa penilaian hasil belajar dapat dilihat dari ujian blok, ujian tengah semester, ujian semester, ujian kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional.

Penentuan ketuntasan belajar atau kriteria minimal ditentukan oleh masing-masing sekolah dengan tiga pertimbangan yaitu kemampuan tiap siswa (intake siswa), fasilitas (sarana) dan daya dukung setiap sekolah (Trianto, 2011:241).

Hasil belajar siswa dalam bentuk nilai Ujian Blok I. Nilai Ujian Blok I, pada mata pelajaran geografi yang diberikan oleh guru dalam bentuk angka dengan rentangan nilai dari 0-100, dan mengacu pada kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Geografi dengan nilai 75. Jadi ketercapaian hasil belajar siswa dibagi dalam 2 kategori nilai:

≥75 : tuntas <75 : tidak tuntas

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada guru di SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum maksimal. Ada beberapa permasalahan yang muncul antara lain yaitu: 1) Lemahnya pengelolaan, pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 2) Cara belajar siswa masih monoton atau mendengarkan materi yang disampaikan guru. Di


(21)

5

dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak aktif daripada siswa sehingga pembelajaran menjadi monoton. Pembelajaran yang baik harus ada interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga yang lebih banyak aktif adalah siswa. Jika dalam proses pembelajaran ada yang kurang dipahami oleh siswa, maka guru yang membantu untuk menjelaskan materi pembahasan yang tidak dimengerti tersebut. Adanya model pembelajaran difungsikan untuk membuat suatu pembelajaran menjadi hidup serta menambah keaktifan siswa. 3) Penyampaian bahan ajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang dirasa mampu membuat siswa mengerti dan paham terhadap materi dibandingkan dengan metode lainnya karena guru secara langsung menyampaikan materi. Namun, dalam pembelajaran lebih menitikberatkan keaktifan siswa bukan guru. Siswa bukan hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru namun lebih membuka wawasan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga terjadi timbal balik yang positif dalam pembelajaran. 4) Keterbatasan kemampuan guru dalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yang ada. Adanya keterbatasan penggunaan waktu belajar dan media pembelajaran menjadikan guru hanya mengaplikasikan inti-inti materi. Media pembelajaran yang kurang lengkap seperti alat-alat penunjang pembelajaran yang belum tersedia di sekolah, menjadi suatu masalah sehingga guru hanya menjelaskan materi tanpa disertai dengan praktek langsung.

Selain dari permasalahan guru, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah. Ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Adapun


(22)

permasalahan yang muncul dari siswa antara lain hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi belum sepenuhnya memuaskan, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perolehan Hasil Ujian Blok I Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran 2013/2014.

No Hasil Belajar Banyak Siswa %

1. ≥75 23 21,90

2. <75 82 78,10

Jumlah 105 100

Sumber: Guru bidang studi geografi kelas XI IPS SMAN 4 Metro.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah berdasarkan hasil dari rapat guru-guru kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro pada mata pelajaran geografi yaitu sebesar 75. Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar geografi siswa kelas XI pada nilai ulangan Ujian Blok I SMA Negeri 4 Metro masih tergolong rendah. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75 sebanyak 23 orang (21,90%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 82 orang (78,10%). Bagi siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka siswa tersebut harus mengikuti remedial atau perbaikan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kinerja Guru dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro Tahun Ajaran


(23)

7

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini:

1. Pemilihan pengorganisasian materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa (cepat/lambat dan tinggi/rendah).

2. Cara belajar siswa masih monoton atau mendengarkan materi yang disampaikan guru.

3. Penyampaian bahan ajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah.

4. Keterbatasan kemampuan guru dalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yang ada.

5. Hasil belajar yang rendah ditunjukkan dengan adanya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal karena motivasi siswa dan perhatian siswa yang kurang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka yang menjadi permasalahan untuk dibahas dalam penelitian ini adalah:

”Apakah ada hubungan antara kinerja guru geografi dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014?” 1. Apakah ada hubungan kinerja guru geografi dalam hal merencanakan

pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa?

2. Apakah ada hubungan kinerja guru geografi dalam hal melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa?


(24)

3. Apakah ada hubungan kinerja guru geografi dalam hal mengevaluasi pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan kinerja guru dalam hal merencanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui hubungan kinerja guru dalam hal melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui hubungan kinerja guru dalam hal evaluasi pembelajaran dengan hasil belajar siswa geografi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

E. Kegunaan Penelitian a. Bagi peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geogarfi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi guru geografi untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.


(25)

9

c. Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi dan referensi lebih lanjut bagi penelitian sejenis.

F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah:

1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah guru geografi kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro.

2. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah kinerja guru hubungannya dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Metro.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 4 Metro. 4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2013.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pembelajaran geografi.

Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia yang bervariasi kewilayahannya yang diajarkan di sekolah dan sesuai dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan anak masing-masing (Sumaatmadja, 2001:12).


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka pada penelitian ini akan dibahas beberapa hal diantaranya: Guru, Belajar dan Pembelajaran, Pembelajaran Geografi, Kinerja Guru, Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran, Hasil Belajar adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Guru

Guru merupakan seorang yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai peran aktif dalam perkembangan peserta didik. Adanya interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik akan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran.

Menurut User Usman (1995: 5) guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dalam pasal 1 ayat 1, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


(27)

11

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru bukan hanya sekedar mengajar namun mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang terdapat pada diri siswa. Potensi yang terdapat pada siswa akan terlihat jika guru memberikan rangsangan belajar kepada siswa. Misalkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebelum dan sesudah pelajaran maka siswa akan menjadi ingat dengan apa yang telah diberikan guru.

Sedangkan guru geografi adalah guru yang memiliki kualifikasi akademik terakhir yaitu S1 pendidikan geografi yang mengajar bidang studi pendidikan geografi pada sekolah menengah atas. Guru yang mengajar sesuai dengan bidangnya, maka ilmu yang selama diperoleh dari pendidikan kuliah, akan tersampaikan. Misalkan guru geografi mengajar di sekolah pada mata pelajaran geografi, maka ilmu yang diperoleh selama kuliah menjadi bermanfaat karena sesuai dengan bidang yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan kinerja guru yang berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.

2. Belajar dan Pembelajaran

Dalam hal ini yang akan dibahas dalam subbab ini diantaranya: belajar dan pembelajaran. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Kegiatan belajar dapat menciptakan interaksi antara guru dan peserta didik.


(28)

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 21) belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk pengkiasan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut User Usman (1995: 5) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik (2008: 31) belajar adalah suatu proses pengubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etos dan budi pekerti serta sikap.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu karena adanya interaksi dengan individu yang lain dan lingkungan dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut yaitu pengetahuan seseorang terkait dengan tema yang dibahas atau pengetahuan umum, hubungan sosial dengan individu atau lingkungan sekitarnya, sikap dan emosional yang ditunjukkan oleh seseorang di dalam berinteraksi. Dari aspek-aspek tersebut maka akan timbul suatu pengertian tentang belajar. Belajar juga dapat diartikan suatu perubahan seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu. Misalkan guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi, namun siswa kurang memahami materi tersebut sehingga timbul rasa ingin tahu dengan cara siswa mencari tahu jawaban materi tersebut dibuku, internet atau koran. Setelah siswa mencari tahu dan menemukan jawaban tersebut, maka itulah yang disebut dengan belajar.


(29)

13

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik agar peserta didik mau belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 142) pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 19) pembelajaran adalah proses atau cara yang dilakukan agar seseorang mau belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau cara yang dilakukan guru agar peserta didik mau belajar dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap. Salah satu cara guru yang lain untuk merangsang belajar peserta didik yaitu sumber belajar yang menarik dan media belajar yang inovatif agar mampu menambah semangat belajar peserta didik.

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar, dan sekolah menengah. Menurut pakar geografi pada seminar dan lokakarya tahun 1988 dalam Sumaatmadja (2001: 11) definisi geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

Geografi merupakan ilmu yang menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan


(30)

manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial dan ekologis serta eksistensi manusia.

Menurut Sumaatmadja (2001: 12-13) ruang lingkup pelajaran geografi meliputi sebagai berikut:

a. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. b. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya.

c. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.

d. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan darat, perairan, dan udara di atasnya.

Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek, dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Memiliki peran sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya.

Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik, dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.


(31)

15

4. Kinerja Guru

Dalam hal ini yang akan dibahas dalam subbab ini diantaranya: pengertian kinerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seorang guru. Kualitas guru yang meningkat atau menurun mampu mempengaruhi kualitas suatu sekolah.

Menurut T. Aritonang dalam Barnawi dan Moh. Arifin (2012: 12) menyatakan performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Tjutju dan Suwanto dalam Barnawi dan Moh. Arifin (2012: 11), kinerja merupakan prestasi nyata yang ditampilkan seseorang setelah yang bersangkutan menjalankan tugas dan perannya dalam organisasi.

Menurut Mangkunegara dalam Imam Wahyudi (2012: 103) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Imam Wahyudi (2012: 5) kinerja guru adalah prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 570) kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.


(32)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi dalam menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab.

Adapun standar kinerja guru menurut Ivancevich dalam Rusman (2012: 51) patokan dilihat empat hal yaitu:

a. Hasil yang mengacu pada ukuran output.

b. Efisiensi yang mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi. c. Kepuasan yang mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi

kebutuhan karyawan atau anggotanya.

d. Keadaptasian yang mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.

Berdasarkan uraian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya. Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Direktorat Tenaga Kependidikan dalam Barnawi dan Mohammad Arifin (2012: 27), ada 8 keterampilan dasar mengajar yang menjadi indikator abilitas guru yaitu: a. Keterampilan bertanya

b. Keterampilan memberi penguatan c. Keterampilan mengadakan variasi d. Keterampilan menjelaskan

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil g. Keterampilan mengelola kelas

h. Keterampilan pembelajaran perseorangan.

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa abilitas adalah keterampilan/kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan dasar mengajar bertujuan agar guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.


(33)

17

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak perubahan kinerja guru.

Menurut Uhar dalam Barnawi dan Moh. Arifin (2012: 44) kinerja pegawai akan efektif apabila memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:

a. Gaji

Gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi atas prestasi kerja yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja.

b. Sarana dan prasarana

Semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.

c. Lingkungan kerja fisik

Segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

d. Kepemimpinan

Proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan.

(http://uharsputra.wordpress.com /pendidikan/pengembangan-kinerja-guru)

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan kinerja yaitu gaji yang diberikan sesuai dengan hasil kerja yang ditunjukkan, sarana dan prasarana penunjang dalam pendidikan yang dimiliki dapat dimanfaatkan, lingkungan kerja fisik yang nyaman dan tenang, gaya kepemimpinan dari atasan yang memotivasi, mengarahkan dan mengawasi dengan baik agar tercapai tujuan. Dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka keefektifan kinerja pegawai akan terlihat.


(34)

Karakteristik biografik yang mempengaruhi kinerja guru menurut Imam Wahyudi, (2012: 129) adalah:

a. Umur

Kinerja seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Dalam kenyataannya kekuatan kerja seseorang akan menurun dengan bertambahnya usia.

b. Jenis kelamin

Wanita lebih suka menyesuaikan diri dengan wewenang, sedangkan pria lebih agresif dalam mewujudkan harapan dan keberhasilan.

c. Jabatan/senioritas

Kedudukan seseorang dalam organisasi akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, karena perbedaan jabatan akan membedakan jenis kebutuhan yang ingin mereka puaskan dalam pekerjaan individu yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Imam Wahyudi (2012: 129) antara lain:

a. Sikap

Keyakinan, perasaan dan perilaku yang cenderung kepada orang lain atau sesuatu.

b. Keterlibatan kerja

Tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai pusat perhatian hidup dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri.

c. Perilaku

Tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus. d. Partisipasi

Tingkat dimana seseorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan organisasi. e. Penampilan

Tindakan individu yang membantu mencapai tujuan organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja produktif dipengaruhi oleh sikap, keterampilan atau kemampuan kerja yang dimiliki, lingkungan fisik yang mempengaruhi, gaji yang memadai, penampilan yang mendukung, dan hubungan kerja yang harmonis.


(35)

19

5. Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran

Penilaian kinerja guru merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.

Menurut Daryanto (2013: 197) penilaian kinerja guru memiliki 2 fungsi yaitu untuk:

a. Menilai unjuk kerja (kinerja guru) dalam menerapkan semua kompetensi yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

b. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

Tujuan dari penilaian kinerja guru adalah untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan organisasi sesuai standar yang dibakukan dan sekaligus sebagai umpan balik bagi pekerja sendiri untuk dapat mengetahui kelemahan atau kekurangan sehingga dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya.

Hasibuan dalam Barnawi dan Moh. Arifin (2012: 25) penilaian kinerja adalah evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja, dan potensi pengembangan yang telah dilakukan.

Menurut Tutik dan Daryanto (2013: 102) dalam melakukan penilaian kinerja guru seorang pengawas yaitu memiliki kemampuan untuk 1) Memahami ruang lingkup variabel yang hendak dinilai, terutama kompetensi profesional guru 2) Memiliki


(36)

standar atau menyusun instrumen penilaian 3) Melakukan pengumpulan dan analisis data 4) Membuat kesimpulan akhir.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Dengan adanya penilaian kinerja guru tersebut maka dapat diketahui bagaimana kesiapan dan keberhasilan guru.

Kerangka Kegiatan dan Indikator Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran yaitu ada pada Tabel 2:

No Kompetensi Indikator 1. Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan

kompetensi/tujuan pembelajaran 2. Mampu memilih/menentukan materi 3. Mampu mengorganisasi materi 4. Mampu menentukan strategi/metode

pembelajaran

5. Mampu menentukan sumber belajar dan media pembelajaran

6. Mampu menyusun perangkat penilaian 7. Mampu menentukan teknik penilaian 8. Mampu mengalokasikan waktu 2. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Mampu membuka pelajaran

2. Mampu menyajikan materi 3. Mampu menggunakan metode

4. Mampu menggunakan media/alat peraga 5. Mampu menggunakan bahasa yang

komunikatif

6. Mampu memotivasi siswa

7. Mampu mengorganisasikan kegiatan 8. Mampu berinteraksi secara komunikatif

dengan siswa

9. Mampu menyimpulkan pembelajaran 10.Mampu memberikan umpan balik 11.Mampu melaksanakan penilaian 12.Mampu menggunakan waktu


(37)

21

Tabel 2 (lanjutan).

3. Penilaian Prestasi Belajar Siswa

1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran

2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda

3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid 4. Mampu memeriksa jawaban

5. Mampu mengklarifikasikan hasil penilaian 6. Mampu mengolah hasil penilaian

7. Mampu menganalisis hasil penilaian 8. Mampu membuat intrepretasi

kecenderungan hasil penilaian

9. Mampu menentukan korelasi antara soal berdasarkan hasil penilaian

10.Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian

11.Mampu menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis

4. Pelaksanaan tindak lanjut pembelajaran

1. Mampu memberikan tugas rumah

2. Mampu memberikan informasi materi yang akan dipelajari berikutnya

Sumber: Rusman (2012: 108).

Aspek penilaian kinerja guru mata pelajaran dapat dilakukan dalam tiga kegiatan pembelajaran:

1) Kemampuan Merencanakan Pembelajaran

Tahap perencanaan pembelajaran adalah tahap guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Menurut Wina Sanjaya (2008: 47) perencanaan pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Abdul Majid (2005: 15) perencanaan


(38)

adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih Sukmadinata dalam Rusman (2012:76)

menyatakan bahwa “Umumnya guru-guru hanya dituntut menyusun dua macam

program pembelajaran, program pembelajaran untuk jangka waktu yang cukup panjang seperti program semesteran (untuk SMP dan SMA) atau program catur wulan (untuk SD) dan program untuk jangka waktu singkat yaitu untuk setiap satu pokok bahasan”.

Menurut Zainal Arifin Ahmad (2012: 33) pengertian perencanaan pembelajaran antara lain:

a. Pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus,baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun di luar kelas.

b. Pola rancangan kegiatan untuk membimbing keterlibatan siswa dalam aktifitas belajar.

c. Proses menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasi hasil yang diinginkan dalam pembelajaran.

d. Suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.

e. Proses menetapkan tujuan pembelajaran, penyusunan bahan ajar dan sumber belajar, pemilihan media pembelajaran, pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran, pengaturan lingkungan belajar, perancangan sistem penilaian hasil belajar serta perancangan prosedur pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah tahap penyusunan program kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut Hidayat dalam Abdul Majid (2005: 21) perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:

a. Memahami kurikulum b. Menguasai bahan ajar

c. Menyusun program pengajaran d. Melaksanakan program pengajaran

e. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan


(39)

23

Dalam perencanaan pembelajaran, guru mempersiapkan perangkat yang harus disiapkan berupa kurikulum, bahan ajar, RPP, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut penting dalam pembelajaran.

Penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu: a. Silabus

Menurut Zainal Arifin Ahmad (2012: 123) Secara etimologis, silabus berarti label atau daftar isi (table of contents).

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Zainal Arifin Ahmad (2012: 126) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Menurut Loeloek dan Sofwan Amri (2013: 150) rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.

Komponen RPP terdiri dari: a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.


(40)

b. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu mata pelajaran. c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

h. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i. Kegiatan pembelajaran

 Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

 Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

 Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

j. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.


(41)

25

k. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik.

Menurut Hunt dalam Abdul Majid (2005: 94) unsur-unsur perencanaan pembelajaran tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan dan kriteria evaluasi. Dalam hal ini, guru bukan hanya sekedar sebagai transformator namun sebagai motivator yang membangkitkan semangat siswa, menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar agar tercapai tujuan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran harus mampu menyusun program kegiatan pembelajaran. Penyusunan program pembelajaran ditujukan agar guru mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan program pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap hasil dari proses pembelajaran.

Menurut Zainal Arifin Ahmad (2012: 34) dengan adanya perencanaan pembelajaran, maka banyak keuntungan yang didapat oleh para guru, antara lain: a. Adanya arah dan pedoman yang jelas bagi pelaksanaan kegiatan mencapai

tujuan.

b. Dapat memperkirakan hal-hal yang akan dilalui pada masa pelaksanaan. Perkiraan dilakukan terhadap potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan serta mengenai hambatan-hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Dengan perencanaan, ketidakpastian lebih dapat dihindarkan.


(42)

c. Adanya kesempatan untuk memilih berbagai alternatif cara yang terbaik dan memilih kombinasi cara yang terbaik.

d. Dapat melakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

e. Dapat memperoleh tindakan yang tepat dan terkoordinasi dari berbagai unit kerja.

f. Perencanaan menjadi alat untuk menyesuaikan usaha dengan situasi dan kondisi yang berubah karena berbagai faktor.

g. Perencanaan membantu penyesuaian dan efisiensi kerja serta membantu menghindari kesalahan dalam proses pembelajaran.

h. Perencanaan penting bagi guru dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam pembelajaran.

i. Dengan adanya suatu rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa penyusunan program pembelajaran berfungsi untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan adanya perencanaan maka guru dapat mengendalikan atau mengawasi serta dapat dijadikan sebagai alat untuk menghindari kesalahan dalam proses pembelajaran.

2) Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiataan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode dan strategi pembelajaran.

Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran menurut Abdul Majid (2005: 104) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Menurut User Usman (1995: 120) pelaksanaan pembelajaran mengikuti prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan pembelajaran, mengorganisasikan waktu, siswa, dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran dan mengakhiri pelajaran.


(43)

27

Menurut Rusman (2012: 10) pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi: a. Kegiatan pendahuluan

Guru harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti merupakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru harus memperhatikan hal-hal berikut yaitu bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Unsur-unsur dalam pelaksanaan pembelajaran adalah guru, konteks, siswa, kurikulum, metode dan sarana. Dari keenam unsur tersebut yang paling berpengaruh adalah guru. Karena guru adalah unsur yang mampu mengubah kegiatan pembelajaran menjadi bervariasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.


(44)

3) Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran

Menurut Abdul majid (2005: 185) evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.

Menurut Tutik dan Daryanto (2013: 124) penilaian hasil belajar kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Kemampuan lainnya yang perlu dikuasai guru pada kegiatan evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi dapat berupa tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil perkembangan belajar siswa yang dilakukan oleh guru berdasarkan perencanaan suatu program substansi pendidikan. Evaluasi pembelajaran itu berkaitan dengan soal-soal ujian yang dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui hasil perolehan nilai siswa selama proses pembelajaran. Hasil perolehan tersebut dijadikan sebagai analisis guru dalam menentukan proses pembelajaran yang dipakai selanjutnya agar lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Piet A. Sahertian dan Fans Mataheru (1981: 276) seorang guru memiliki kinerja tinggi jika ditandai dengan:

1. Penuh pengembangan diri 2. Ketetapan hati

3. Antusiasme

4. Rasa senasib seperjuangan dan ingin kerjasama Guru yang memiliki kinerja rendah ditandai dengan: 1. Melamun bermalas-malasan


(45)

29

3. Sering meninggalkan tugas 4. Sering absen

5. Selalu cekcok dengan orang lain 6. Apatis terhadap tugas

7. Selalu datang terlambat

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yang tinggi dan kinerja guru yang rendah lebih mengarah pada sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh guru.

Kinerja guru merupakan spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar geografi adalah suatu tingkat keberhasilan siswa dengan munculnya perubahan perilaku siswa dari awal proses pembelajaran sampai akhir proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar pada aspek kognitif.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Menurut Suprijono dalam Thabroni dan Arif (2011: 22) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan


(46)

keterampilan. Hasil belajar merupakan indikator sejauh mana tingkat keberhasilan pembelajaran.

Winkel (2004: 110) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang memungkinkan siswa untuk melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance). Siswa memiliki konsep yang tepat, konsep ini merupakan kemampuan internal yang tidak langsung nampak, sedangkan perbuatan (performance) merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan nampak jelas. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011: 30-31) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Oemar Hamalik (2008: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

a. Pengetahuan b. Pengertian c. Kebiasaan d. Keterampilan e. Apresiasi f. Emosional g. Hubungan sosial h. Jasmani

i. Etis atau budi pekerti j. Sikap

Hasil belajar dan prestasi belajar adalah dua hal yang berkaitan, namun memiliki makna yang berbeda. Menurut Poerwodarminto dalam Isnaini (2010: 64) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai oleh siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah. Pengertian prestasi


(47)

31

belajar menurut Nana Sudjana (1991: 3) prestasi belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

Dapat ditarik kesimpulan dan perbedaannya bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai oleh siswa berupa suatu kecakapan atau hasil konkrit dari kegiatan pembelajaran di sekolah dalam jangka waktu tertentu yang direkam dalam setiap akhir semester pada buku rapor sedangkan hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik serta terdapat perubahan tingkah laku dari setiap proses pembelajaran dan dinilai berdasarkan aspek kognitif.

Suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi tujuan pembelajaran. Hal ini didukung oleh Djamarah (2010: 105) yang mengatakan bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual ataupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran yang telah tercapai, baik secara individual ataupun kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dapat ditentukan oleh daya serap terhadap bahan pengajaran menunjukkan hasil yang tinggi misalkan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran dan perilaku yang berdampak terhadap hasil belajar siswa misalkan tugas kelompok atau individu yang dinilai secara kelompok atau individu dari segi perilaku dan pemahaman.


(48)

B. Kerangka Pikir

Guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berhasil tergantung motivasi guru tersebut, sehingga akan mempengaruhi kualitas kinerja guru. Jika motivasi tinggi maka kualitas kinerja guru baik/bagus, jika motivasi rendah maka kualitas kinerja kurang baik. Indikator dari kinerja guru dibagi menjadi tiga yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran.

Kemampuan merencanakan pembelajaran meliputi membuat perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP. Silabus merupakan acuan pembuatan RPP yang terdiri dari materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, alat/bahan, metode pembelajaran. Sedangkan RPP merupakan rancangan belajar yang digunakan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Kemampuan melaksanakan pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tugas guru dalam hal ini mengaktifkan siswanya agar dapat berpikir secara global.

Kemampuan mengevaluasi pembelajaran merupakan hasil akhir untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa selama pembelajaran. Biasanya guru memberikan tes berupa soal pertanyaan.

Berdasarkan indikator kinerja guru yang dijelaskan tersebut, dapat menentukan hasil belajar siswa. Hasil belajar itu dapat meningkatkan atau menurunkan, jika Ujian Blok I mereka sesuai dengan KKM yang telah ditentukan oleh guru yaitu 75


(49)

33

untuk mata pelajaran geografi. Jadi ketercapaian hasil belajar siswa dibagi dalam 2 kategori nilai:

≥75 : tuntas <75 : tidak tuntas

Sumber: Rusman (2012: 75).

C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif yang erat dan signifikasi antara kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan positif yang erat dan signifikasi antara kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan positif yang erat dan signifikasi antara kinerja guru dalam mengevaluasi pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro di Kota Metro tahun ajaran 2013/2014.

Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Meliputi 3 Aspek 1. Kemampuan merencanakan

pembelajaran (X1)

2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran (X2)

3. Kemampuan mengevaluasi pembelajaran (X3)

Hasil belajar geografi (Y)


(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan:

Menurut Sukardi (2008: 166) “Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkanya sesuai dengan tujuan penelitian”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010: 270) “Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu”.

Yang akan dikorelasikan dalam penelitian ini adalah kinerja guru geografi yang memiliki aspek yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran (X1), kemampuan melaksanakan pembelajaran (X2), dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran (X3), dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro (Y). Dengan menggunakan metode korelasi ini diharapkan permasalahan dari penelitian ini terjawab dengan hubungan variabel tersebut, berdasarkan data yang terkumpul.

B. Populasi dan Sampel

Dalam hal ini yang akan dibahas dalam subbab ini diantaranya: populasi dan sampel. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:


(51)

35

1. Populasi

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Metro yang mengikuti mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014 pada semester ganjil yang berjumlah 105 siswa yang terdiri dari tuntas berjumlah 23 dan tidak tuntas 82.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010: 56). Adapun sampel yang diambil menggunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 177) peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.

Karena ada ketidakseimbangan sampel yang tuntas dan tidak tuntas, maka yang tuntas diambil seluruhnya yaitu 23. Sementara yang tidak tuntas diambil sebanyak 25% dari 82 siswa yaitu 21.

Tabel 3. Sebaran Sampel Setiap Kelas.

No Kelas Jumlah Siswa Sampel

Tuntas Tidak Tuntas

1 XI IPS 1 31 9 5

2 XI IPS 2 22 4 6

3 XI IPS 3 26 6 5

4 XI IPS 4 26 4 5

Jumlah 105 23 21

Sumber: Dokumentasi Peneliti Tahun 2013.

Untuk mendukung data dari siswa, maka dilakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru geografi.


(52)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja guru terdiri dari merencanakan pembelajaran (X1), melaksanakan pembelajaran (X2) dan evaluasi pembelajaran (X3) serta variabel terikat (Y) dalam penelitian yaitu hasil belajar.

Menurut Masri Singarimbun (1989: 46) yang dimaksud definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dengan kata lain definisi operasional variabel adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu dalam penelitian yang lain dengan menggunakan variabel yang sama.

1. Kinerja Guru

Kinerja guru mata pelajaran dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam 1) merencanakan pembelajaran 2) melaksanakan pembelajaran 3) evaluasi pembelajaran. Indikator yang akan diteliti dari kinerja guru geografi adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran (X1) 1. Memiliki kejelasan tujuan pembelajaran


(53)

37

3. Memilih sumber atau media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

4. Memilih sumber pembelajaran yang disesuikan dengan kurikulum 5. Memiliki rincian skenario pembelajaran

6. Memilih metode mengajar yang disesuaikan dengan materi ajar 7. Menyesuaikan alokasi waktu

8. Menyesuaikan teknik mengajar dengan tujuan pembelajaran 9. Memiliki kelengkapan instrumen dalam pembelajaran. 10.Menyusun perangkat penilaian.

Diperoleh melalui angket dengan 10 pernyataan. Skala yang digunakan yaitu skala likert yaitu skala dari 1-5. Sehingga nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 50.

Skala likert yang digunakan:

 Selalu atau Sangat Tinggi : 5

 Sering atau Tinggi : 4

 Kadang-kadang atau Cukup tinggi : 3

 Jarang atau Rendah : 2

 Tidak Pernah atau Rendah Sekali : 1 (Riduwan, 2005: 58).

Untuk mencari nilai terendah dan nilai tertinggi yang digunakan dalam rumus mencari pengelompokkan skor yaitu jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 1 sama dengan 10. Sehingga nilai terendah adalah 10, jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 1. Nilai tertinggi didapat dari akumulasi skala tertinggi yaitu 5. Jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 5 sama dengan 50. Sehingga nilai tertinggi adalah 50 jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 5. Langkah


(54)

selanjutnya menggolongkan tingkatan motivasi menurut sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

PK

(Sugiyono, 2007: 80).

Keterangan:

PK = panjang kelas interval Sehingga diketahui bahwa: 10-17 = sangat rendah 18-25 = rendah

26-33 = sedang 34-41 = tinggi

42-50 = sangat tinggi.

b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (X2) 1. Memeriksa kesiapan siswa

2. Membuka pembelajaran/apersepsi

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum menjelaskan materi 4. Menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 5. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi

6. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran 7. Guru memiliki kejelasan artikulasi suara ketika menjelaskan materi 8. Guru memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar 9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan


(55)

39

10.Menutup pelajaran dengan memberikan ringkasan materi atau kesimpulan yang telah diajarkan.

Diperoleh melalui angket dengan 10 pernyataan. Skala yang digunakan yaitu skala likert yaitu skala dari 1-5. Sehingga nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 50.

Skala likert yang digunakan :

 Selalu atau Sangat Tinggi : 5

 Sering atau Tinggi : 4

 Kadang-kadang atau Cukup tinggi : 3

 Jarang atau Rendah : 2

 Tidak Pernah atau Rendah Sekali : 1 (Riduwan, 2005: 58).

Untuk mencari nilai terendah dan nilai tertinggi yang digunakan dalam rumus mencari pengelompokkan skor yaitu jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 1 sama dengan 10. Sehingga nilai terendah adalah 10, jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 1. Nilai tertinggi didapat dari akumulasi skala tertinggi yaitu 5. Jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 5 sama dengan 50. Sehingga nilai tertinggi adalah 50, jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 5. Langkah selanjutnya menggolongkan tingkatan motivasi menurut sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

PK

(Sugiyono, 2007: 80).

Keterangan:

PK = panjang kelas interval Sehingga diketahui bahwa:


(56)

10-17 = sangat rendah 18-25 = rendah

26-33 = sedang 34-41 = tinggi

42-50 = sangat tinggi.

c. Kemampuan Mengevaluasi Pembelajaran (X3) 1. Melakukan tes awal berupa pretes

2. Menyesuaikan soal tes dengan materi pelajaran 3. Guru memberikan postes setiap pelajaran selesai 4. Menggunakan variasi soal ketika ujian

5. Objektivitas guru dalam menilai tes/ulangan harian 6. Memberikan ujian dan tugas

7. Mengembalikan berkas hasil ujian dan tugas

8. Hasil yang diberikan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa 9. Mengadakan remedial

10.Memberikan kesempatan pada siswa bertanya tentang soal tes yang rata-rata tidak dimengerti jawabannya.

Diperoleh melalui angket dengan 10 pernyataan. Skala yang digunakan yaitu skala likert yaitu skala dari 1-5. Sehingga nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 50.

Skala likert yang digunakan:

 Selalu atau Sangat Tinggi : 5

 Sering atau Tinggi : 4

 Kadang-kadang atau Cukup tinggi : 3


(57)

41

 Tidak Pernah atau Rendah Sekali : 1 (Riduwan, 2005: 58).

Untuk mencari nilai terendah dan nilai tertinggi yang digunakan dalam rumus mencari pengelompokkan skor yaitu jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 1 sama dengan 10. Sehingga nilai terendah adalah 10, jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 1. Nilai tertinggi didapat dari akumulasi skala tertinggi yaitu 5. Jumlah pernyataan sebanyak 10. Sepuluh dikalikan 5 sama dengan 50. Sehingga nilai tertinggi adalah 50, jika siswa memberikan nilai pernyataan dari 10 pernyataan seluruhnya 5. Langkah selanjutnya menggolongkan tingkatan motivasi menurut sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

PK

(Sugiyono, 2007: 80).

Keterangan:

PK = panjang kelas interval Sehingga diketahui bahwa: 10-17 = sangat rendah 18-25 = rendah

26-33 = sedang 34-41 = tinggi

42-50 = sangat tinggi.

Data ini akan diperoleh melalui kuesioner yang akan diberikan kepada siswa yang mengikuti mata pelajaran geografi sebagai responden tentang kinerja guru mata pelajaran geografi.


(58)

2. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti mata pelajaran geografi yang berupa nilai angka dengan rentangan dari 0-100 sebagai hasil dari suatu usaha dalam belajar.

Hasil belajar siswa ini dalam bentuk nilai Ujian Blok I yang mengacu pada kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Geografi dengan nilai 75. Jadi ketercapaian hasil belajar siswa dibagi dalam 2 kategori nilai ≥75 adalah tuntas dan <75 adalah tidak tuntas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008: 199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2010: 124).

Kuesioner digunakan untuk memperoleh data mengenai kinerja guru mata pelajaran geografi dalam pembelajaran yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan


(59)

43

mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan indikator yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini kuesioner akan diberikan kepada siswa yang mengikuti mata pelajaran geografi.

2. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang telah tersedia baik berupa catatan-catatan/monografi, dokumen-dokumen, dan lain-lain, guna melengkapi sumber data primer sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, maka memerlukan informasi dan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek penelitian (Sumaatmadja, 2001: 109).

Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, yaitu nilai Ujian Blok I pada mata pelajaran geografi tahun ajaran 2013/2014.

3. Teknik wawancara

Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan keterangan yang belum ada atau kurang jelas dari data yang sudah ada. Dalam hal ini untuk mengumpulkan data dibuat kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan, yang kemudian ditanyakan langsung kepada responden yaitu kepala sekolah dan guru geografi sebagai penguat penelitian. Wawancara yang akan dilakukan merupakan teknik wawancara terstruktur.


(60)

E. Uji Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 109) validitas adalah mutu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dengan mengunakan rumus product moment yaitu:

Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi XY X : Variabel Bebas

Y : Variabel Terikat

N : Jumlah sampel yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010: 217). Dengan krieria uji sebagai berikut:

Jika txy > ttabel berarti valid sebaliknya Jika txy > ttabel berarti tidak valid

F. Pengujian Hipotesis

Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara kinerja guru geografi dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran geografi, maka yang dipakai adalah rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat membuat

kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisa data, ada hubungan positif yang erat dan signifikan

antara kinerja guru dengan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

4 Metro tahun ajaran 2013/2014, dengan indikator:

1. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara kinerja guru dalam

merencanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa SMA Negeri

4 Metro yang ditunjukkan dengan rxy=0,465 dengan tingkat keeratan yang

cukup dan signifikan yaitu rxy=0,465> rtabel=0,304 dengan taraf signifikan 5%.

Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi persepsi siswa terhadap

kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran maka semakin tinggi hasil

belajar siswa. Semakin rendah persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam

merencanakan pembelajaran maka semakin rendah hasil belajar siswa.

2. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa SMA Negeri

4 Metro yang ditunjukkan dengan rxy=0,686 dengan tingkat keeratan yang


(2)

72

Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi persepsi siswa terhadap

kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran maka semakin tinggi hasil

belajar siswa. Semakin rendah persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran maka semakin rendah hasil belajar siswa.

3. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara kinerja guru dalam

evaluasi pembelajaran dengan hasil belajar geografi siswa SMA Negeri 4

Metro yang ditunjukkan dengan rxy=0,609 dengan tingkat keeratan yang

cukup dan signifikan yaitu rxy=0,609> rtabel=0,304 dengan taraf signifikan 5%.

Hal ini berarti ada kecenderungan semakin tinggi persepsi siswa terhadap

kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran maka semakin tinggi hasil belajar

siswa. Semakin rendah persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam evaluasi

pembelajaran maka semakin rendah hasil belajar siswa.

Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara kinerja guru dalam

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, evaluasi pembelajaran

dengan hasil belajar geografi siswa SMA N 4 Metro.

Dari ketiga variabel tersebut terhadap hasil belajar yang tertinggi adalah kinerja

guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu dengan nilai r=0,686 yang memiliki

hubungan yang sangat kuat. Selanjutnya kinerja guru dalam evaluasi

pembelajaran yaitu dengan nilai r=0,609 yang dinyatakan memiliki hubungan

yang sangat kuat. Dan kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran yaitu


(3)

73

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa saran yang dapat

disampaikan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Untuk guru, diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas dirinya terutama

kinerja guru dalam ketiga aspek yang dinilai yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang

nantinya akan dapat berdampak kepada siswa yang ingin mencapai hasil

belajar serta menambah motivasi untuk siswa.

2. Untuk siswa diharapkan agar selalu rajin dan giat belajar agar hasil belajar

yang dicapai dapat sesuai dengan harapan serta serius dalam belajar dan tidak

hanya fokus pada mata pelajaran yang disukai.

3. Antara guru dan siswa sebaiknya bekerjasama dengan cara guru memberikan

dorongan kepada siswa yaitu mengingatkan siswa akan pentingnya

pendidikan, mengajar dengan cara atau metode yang dapat menarik perhatian

dan minat siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012. Kinerja guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.

Daryanto. 2013. Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Fachri Thaib. 2003. Evaluasi Perancangan Geografi. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam wahyudi. 2012. Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Prestasi pustaka.

. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: Prestasi pustaka.

Loeloek Endah Poerwati dan Sofwan Amri. 2013. Panduan memahami kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Mulyasa, 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana Sudjana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


(5)

Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nursid Sumaatmadja. 2001. Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Piet Sahertian dan Fans Mataheru. 1981. Prinsip dan Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Bandung.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tanti Yuniar. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulya.

Trianto. 2009a. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tutik Rachmawati dan Daryanto. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.

Uhar. 2012. Pengembangan Kinerja Guru. dalam http://uharsputra.wordpress.com /pendidikan/pengembangan-kinerja-guru/. diakses pada 9 maret 2013 pukul 05.40 WIB.


(6)

Undang – Undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.

Wina Sanjaya. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zainal Arifin Ahmad. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH

1 3 1

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 77

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 68

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 107

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

2 11 79

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 26 71

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92