HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

(1)

ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA

KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh Dini Novitasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh Dini Novitasari

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro.

Metode yang digunakan adalah korelasional kuantitatif untuk mengetahui nilai suatu variabel atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro. Analisis data dengan korelasi product moment.

Hasil penelitian menemukan: ada hubungan hubungan yang signifikan antara minat belajar Geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

D.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 7

1.Minat ... 7

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 9

3.Belajar ... 10

4.Prestasi Belajar ... 12

5.Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA ... 15

B.Kerangka Pikir ... 16

C.Hipotesis Penelitian ... 17

III.METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 19

B.Populasi dan Sampel ... 19

C.Variabel Penelitian ... 21


(7)

G.Teknik Analisa Data ... 26 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Tinjauan Umum SMA Utama Wacana Metro ... 29 B.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 36 C.HasilPenelitiandanPembahasan ... 38 V.SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 49 B.Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia-manusia yang terampil dan produktif dalam mengisi pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam proses pembangunan.

Proses pendidikan dapat dilaksanakan melalui lembaga formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal atau sekolah merupakan penambah dan pelengkap dari pendidikan informal atau di dalam keluarga. Demikian pula pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga nonformal atau masyarakat berfungsi untuk menambah dan melengkapi pendidikan dalam keluarga dan sekolah.

Sekolah sebagai pendidikan formal merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Unsur penting yang terlibat di dalamnya adalah guru dan siswa, selain itu pula didukung oleh faktor sarana dan prasarana. Berhasil atau tidaknya hasil pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak faktor. Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran biasanya ditunjukkan dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Oleh karena itu, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri.


(9)

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam artian memperoleh prestasi belajar yang optimal merupakan harapan siswa, guru, maupun orangtua siswa. Akan tetapi prestasi belajar yang optimal bukan serta merta langsung dicapai siswa, akan tetapi memerlukan upaya baik dari siswa yang bersangkutan maupun lingkungan di sekitarnya.

Menurut Umiarso dan Gojali (2010:227), yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang berupa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa bersifat berubah-ubah tergantung faktor yang mempengaruhinya. Artinya, prestasi belajar siswa bukanlah merupakan produk dari suatu usaha tunggal, atau monopoli dari suatu faktor saja, melainkan hasil dari berbagai upaya secara integral yang saling berhubungan satu sama lain, yang masing-masing memiliki peran penting dalam rangka menciptakan suatu prestasi belajar yang optimal.

Sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2008:138):

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.


(10)

3

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat belajar siswa. Menurut Bimo Walgito dalam Ramayulis (1994:175) minat belajar adalah suatu keadaan dimana siswa mempunyai perhatian terhadap kegiatan belajarnya dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.

Minat belajar sangat penting dimiliki setiap siswa. Sebagaimana yang dikemukakan Muhibbin Syah (1997:136), minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian prestasi belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Oemar Hamalik (2005:52) juga menyatakan bahwa, siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila salah satunya memiliki minat untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat belajar yang dimiliki siswa akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian awal di SMA Utama Wacana Metro, prestasi belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro, diperoleh data sebagai berikut:


(11)

Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Utama Wacana Metro

No. Skor yang Diperoleh Siswa Predikat Siswa Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5.

80 – 100 70 – 79 60 – 69 50 – 59 0 – 49

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal 15 20 31 39 25 11,5 15,5 23,8 30,0 19,2

Jumlah 130 100,0

Sumber: Hasil Nilai MID Semester Ganjil Pada Mata Pelajaran Geografi TP. 2011/2012

Pada tabel tersebut diketahui nilai skor terbanyak adalah 50 -59 (rendah) yang berjumlah 30%. Banyaknya siswa yang prestasi belajarnya dikategorikan kurang diduga karena rendahnya minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 masih banyak siswa yang minat belajar pada mata pelajaran Geografi dikategorikan rendah. Minat belajar memiliki indikator: selalu ingin tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali, 2007: 122).

Berdasarkan data prestasi dan hasil pengamatan tersebut dipahami bahwa besarnya prestasi belajar siswa di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dikategorikan kurang diduga karena rendahnya minat belajar siswa, maka tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.”


(12)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu ”Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

2. Kegunaan Penelitian

a. Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

b. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi tolok ukur untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi pada siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.


(13)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hubungan antara minat belajar Geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA Utama Wacana Metro. 4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pembelajaran 2012/2013.

5. Kajian Ilmu

Kajian ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan dalam mata pelajaran Geografi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi dengan unsur-unsur fisisnya, dalam hubungan dan pengaruh timbal baliknya dengan kehidupan dan aktivitas manusia (Budiyono, 2003:3).


(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slameto (1995:180) yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1997:656), pengertian minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Selanjutnya Bimo Walgito yang dikutip Ramayulis (1994:175) menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian sesuatu dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan minat adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dengan demikian, jelas bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Apabila dihubungkan dengan minat, maka yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan


(15)

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat.

b. Indikator Minat Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:191), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Adapun menurut Djaali (2007:122), minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan pearasaan, seleksi dan kecenderungan hati. Selanjutnya ia juga menyatakan bahwa minat dapat dilihat dari: selalu ingin tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali, 2007: 122).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui indikator minat belajar dalam penelitian ini adalah lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, minat melalui unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleski dan kecenderungan hati. Selanjutnya minat dapat dilihat juga dari: selalu ingin tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya.

c. Cara Mengukur Minat

Untuk mengukur minat adalah dengan menggunakan skala likert yang dijabarkan menjadi indikator-indikator minat dengan memberikan respon terhadap minat dan


(16)

9

dapat dijadikan sebagai tolak ukur untu membuat item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Hal ini seperti dikatakan oleh Riduwan (2006:87) bahwa:

”Minat dapat dikelompokkan dalam beberapa jenjang dengan menggunakan skala minat yaitu sejenis angket tertutup dimana butir-butir pertanyaannya mengandung nilai dan setiap alternatif jawaban yang tersedia mencerminkan sifat dari nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan mahasiswa.

Jenis skala minat yang sering digunakan adalah metode likert karena mempunyai beberapa keuntungan seperti memungkinkan subjek untuk menyatakan tingkat atau intensitas perasaannya, dan memungkinkan variasi jawaban yang lebih besar. Tiap pertanyaan diberi lima altenatif jawaban dan setiap siswa atau mahasiswa bebas memilih jawaban tersebut yang direntang dari sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban atau option diberi bobot 1 sampai 5 kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor total.” Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur minat belajar siswa dengan rentang nilai paling tinggi diberi bobot 3 dan paling rendah diberi bobot 1. Dengan adanya skala tersebut memudahkan penelitian dalam mengukur minat belajar siswa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djaali (2007:101), kemampuan belajar siswa sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:177), berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

a. Faktor dari luar

1) Lingkungan, meliputi: alami dan sosial budaya.

2) Instrumentasl, meliputi: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru.


(17)

b. Faktor dari dalam

1) Fisiologis, meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi panca indera. 2) Psikologis, meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan kognitif.

Menurut Winkel yang dikutip Umiarso dan Gojali (2010:228), menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

a. Faktor intern meliputi:

1) faktor intelektual, yaitu taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar

2) faktor nonintelektual, yaitu motivasi belajar, sikap, minat dan kondisi psikis.

b. Faktor eksteren meliputi:

1) faktor pengatur proses belajar dan pengelompokan siswa

2) faktor sosial sekolah: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.

3) Faktor situasional: keadaan politik, ekonomi, waktu, tempat dan keadaan musim.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun di luar diri siswa. Oleh karena itu agar prestasi belajar siswa optimal, maka tidak hanya tergantung pada guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tetapi juga dari siswa itu sendiri, orangtua, lingkungan belajar dan sebagainya.

3. Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2005:28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:21), belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.


(18)

11

Sardiman (2007:24), menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar yaitu:

a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakukannya.

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.

c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam.

d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan dan pembiasaan.

e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: diajar secara langsung, kontrol, kontak, pengalaman langsung, pengenalan dan peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih

efektif.

h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.

i. Bahan pelajaran yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.

j. Informasi tentang kelakukan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar. k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas,

sehingga siswa melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:15-16), ciri-ciri belajar adalah: a. Perubahan yang terjadi secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang melalui suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan yang akhirnya akan mengalami perubahan dari hasil kegiatan belajar tersebut.


(19)

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Syaiful Bahri yang dikutip Umiarso (2010:227), bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil kreativitas belajar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapat seorang subjek belajar setelah mengikuti proses belajar. Menurut Muhibbin Syah (2010:217) hasil yang diperoleh itu berupa perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, jadi setelah proses belajar itu ada perubahan secara menyeluruh dalam sikap dan kebiasaan-kebiasaan, serta keterampilan-keterampilan ke arah yang positif.

Perubahan yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar tersebut adalah hal-hal baru menggantikan dan mengembangkan hal-hal lama, baik aspek pengetahuan (kognitif), aspek penghayatan dan pemahaman (afektif) maupun aspek keterampilan (psikomotorik) yang relatif permanen, walaupun prestasi itu sendiri merupakan prestasi belajar yang mengandung ketidaktentuan yang dapat berubah-ubah tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal dari individu itu sendiri maupun faktor dari luar. Jadi, prestasi belajar itu akan senantiasa berfluktuasi, kadang naik dan terkadang turun, sesuai dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Sardiman (2007:49), prestasi belajar yang baik dan efektif akan tercermin dalam prestasi belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih


(20)

13

yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.

2) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian dari kepribadian bagi setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Prestasi belajar yang baik dan efektif itu, harus dapat bertahan lama dalam ingatan subjek belajar serta turut mewarnai karakteristik kepribadiannya, menjiwai cara pandangnya terhadap suatu permasalahan, sehingga prestasi belajar tersebut menyatu secara utuh dalam kehidupannya ke arah yang lebih positif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang didapat seorang siswa setelah mengikuti proses belajar pada mata pelajaran geografi.

b. Kriteria Prestasi Belajar Siswa

Evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk mengungkapkan dan mengukur prestasi belajar, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun, pada umumnya pelaksanaan evaluasi masih cenderung bersifat kuantitatif yang baru menyentuh indikasi prestasi belajar atau prestasi belajar pada ranah kognitif, yang disimbolkan dengan angka-angka atau huruf.

Padahal seorang guru dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa harus menganut prinsip menyeluruh. Dalam menentukan sasaran apa saja yang harus dievaluasi menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1999:169), guru harus


(21)

memperhatikan prinsip dasar dalam evaluasi salah satunya adalah prinsip keseluruhan yang menuntut seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi harus menyeluruh terhadap seluruh komponen pendidikan dan sasaran belajar.

Menurut Dimyati (2002:201), taksonomi tujuan pendidikan berdasarkan prestasi belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Pendapat senada dikemukakan Muhibbin Syah (2010:217), bahwa: kriteria prestasi belajar siswa mencakup tiga tujuan yaitu; 1) kognitif, meliputi: pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sistesis, 2) afektif, meliputi: penerimaan, sambutan, sikap menghargai, pendalaman, dan penghayatan, 3) psikomotorik, meliputi: keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Dengan demikian, pengukuran prestasi belajar merupakan arah dari proses kegiatan belajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima dan menempuh pengalam belajarnya. Ukuran prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik, sedang ataupun kurang baik, dilihat dari seluruh aspek perubahan tingkah laku siswa baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik.

c. Kriteria Minimal Prestasi belajar

Menetapkan kriteria minimal keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di antara


(22)

15

norma-norma pengukuran tersebut menurut Muhibbin Syah (1997:153) adalah: 1) norma skala angka dari 0 sampai 10, dan 2) norma skala angka dari 0 sampai 100. Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60.

Alhasil dari prinsip tersebut menurut Muhibbin Syah (2010:222), jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal prestasi belajar.

5. Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA

Dalam kurikulum mata pelajaran Geografi kelas X semester ganjil tingkat SMA dirumuskan standar kompetensinya adalah:

a. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi b. Memahami sejarah pembentukan bumi

Adapun kompetensi dasar yang diharapkan diperoleh siswa adalah: a. Menjelaskan konsep geografi

b. Menjelaskan pendekatan geografi c. Menjelaskan prinsip geografi d. Mendeskripsikan aspek geografi

e. Menjelaskan sejarah pembentukan bumi f. Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, maka materi geografi yang diberikan pada siswa kelas X Semester Ganjil tingkat SMA adalah sebagai berikut:


(23)

a. Konsep geografi b. Prinsip geografi c. Aspek geografi

d. Sejarah pembentukan bumi e. Tata surya dan jagad raya

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro. Berdasarkan tujuan tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

Minat belajar adalah adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat. Indikatornya: selalu ingin tahu, berusaha untuk dapat mempelajarinya, mengagumi sesuatu melebih lainnya (Djaali, 2007: 122).

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D dan E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini.


(24)

17

Tabel 2. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf

Predikat

Angka Huruf

8 – 10 = 80 – 100 = 3,1 – 4 A Sangat baik 7 – 7,9 = 70 – 79 = 2,1 – 3 B Baik 6 – 6,9 = 60 – 69 = 1,1 – 2 C Cukup

5 – 5,9 = 50 – 59 = 1 D Kurang 0 – 4,9 = 0 – 49 = 0 E Gagal Sumber: (Muhibbin Syah, 1997: 153):

Untuk memudahkan dalam memahami kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Paradigma Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Nana Sudjana (1991: 38), hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan penelitian. Hipotesis diturunkan berdasarkan berpikir deduktif artinya menetapkan jawaban sementara atas dasar analisis

teori-PRESTASI BELAJAR SISWA

(Y) MINAT

BELAJAR SISWA (X)

Selalu ingin tahu Berusaha untuk dapat

mempelajarinya

Mengagumi sesuatu melebih lainnya


(25)

teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran atau rasio.

Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah “Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro.”


(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun informasi dari para responden menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23) bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat (kausal), menguji teori, dan analisa data dengan menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.

Berdasarkan kutipan di atas, maka penggunaan pendekatan penelitian kuantitatif dilihat dari sisi dan kegunaannya sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu untuk menguji seberapa tinggi atau rendahnya hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dalam penelitian ini ada satu variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”


(27)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993: 54), sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut.

Menurut Sugiyono (2008:126), makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5% dalam Sugiyono (2008:128), jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang siswa.

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel secara acak dengan tidak ditentukan siapa orangnya yang penting berada di populasi penelitian yang telah ditentukan, sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan, yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013. Dengan demikian, jumlah kelas X di SMA Utama Wacana Metro X 1, X 2, X 3, dan X 4. Masing-masing kelas diambil sampel sebesar 73%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(28)

21

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Persentase Sampel (73%)

1 X- 1 30 22

2 X- 2 32 23

3 X- 3 34 25

4 X- 4 34 25

Total 130 95

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:118), bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah minat belajar Geografi Siswa Kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

2. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Prestasi belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Minat belajar geografi dalam penelitian ini adalah siswa memiliki rasa keingintahuan terhadap mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari semangatnya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dengan baik. Minat belajar geografi siswa menyangkut hal-hal sebagai berikut:


(29)

a. Selalu ingin tahu, merupakan rasa keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran dengan selalu bertanya dan mencari dari literatur lain.

b. Berusaha untuk dapat mempelajarinya, merupakan siswa melakukan berbagai upaya agar dapat mempelajari dan memahami materi pelajaran tersebut.

c. Mengagumi sesuatu melebihi lainnya, merupakan rasa senang siswa terhadap materi pelajaran tersebut.

2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari skor yang diperoleh siswa, dengan indikator:

a. Skor 80 – 100 dikategorikan prestasi belajar geografinya sangat baik. b. Skor 70 – 79 dikategorikan prestasi belajar geografinya baik.

c. Skor 60 – 69 dikategorikan prestasi belajar geografinya cukup baik.

d. Skor 0 – 59 dikategorikan prestasi belajar geografinya kurang baik (Muhibbin Syah, 1997: 153).

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kajian teori dari setiap variabel penelitian dan berpedoman pada cara penyusunan butir kuesioner (angket) yang baik. Jawaban setiap butir instrumen menurut Sugiyono (2008:134) menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan tiga alternatif jawaban, yaitu (Ya = 3, Kadang-kadang= 2, dan Tidak = 1). Sehingga skor tertinggi yang


(30)

23

akan diperoleh siswa dengan 16 butir pertanyaaan tentang minat belajar adalah 48 dan skor terendah yang akan diperoleh siswa adalah 16.

Sedangkan pengumpulan data penelitian variabel prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi prestasi belajar siswa pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penyusunan intsrumen disusun berdasarkan kajian dari indikator setiap variabel penelitian. Dalam membuat butir berpedoman pada petunjuk dan cara penyusunan butir angket yang baik. Dari setiap variabel memiliki indikator yang disusun pada kisi-kisi.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian dan mengamati minat belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi, seperti: kehadiran, perhatian siswa pada penjelasan guru, keaktifan siswa bertanya, berusaha mencari informasi, tidak mudah menyerah, tidak mudah bosan, selalu giat belajar. Kuesioner diberikan kepada sampel penelitian yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya sekolah, data guru dan siswa, data sarana pembelajaran, data kegiatan pembelajaran,


(31)

dan data lainnya yang menunjang penelitian ini. Dokumentasi juga digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi Semester Ganjil.

F. Uji Instrumen Penelitian 1. Validitas

Uji validitas instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji validitas butir-butir instrumen dengan cara menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1993: 225):

 

 

  2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor dalam sebaran X

Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY = jumlah hasil skor X dengan skor Y yang berpasangan

X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y


(32)

25

Kaedah keputusannya sebagai berikut:

a. Jika rhitung> rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah valid.

b. Jika rhitung< rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah tidak valid.

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Rumus yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach yaitu sebagai berikut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 38):

             

2

2 11 1 1 t i x k k r   Dimana:

Rumus Varians =

 

N N x x

 2 2 2  Keterangan: 11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal

2

i

 = Jumlah varians bulir

2

t

 = Varians total N = Jumlah responden


(33)

Kaedah keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila koefisien alfa > +1, maka reliabilitas tinggi

b. Apabila koefisien alfa antara 0 – 1, maka reliabilitas sedang

c. Apabila koefisien alfa < -1, maka reliabilitas rendah. (Sukardi, 2008: 43)

G. Teknik Analisis Data

Dalam menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi sederhana. Teknik korelasi sederhana adalah pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau yang disebut dengan istilah bivariate correlation.

Adapun tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain adalah: 1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, 2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan 3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak signifikan) (Sambas Ali Muhidin, 2007:105).

Analisis dengan teknik korelasi sederhana rumusnya yaitu:

 



  2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan:

r = koefisien korelasi


(34)

27

Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY = jumlah hasil skor X dengan skor Y yang berpasangan

X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = banyaknya subjek skor X dan skor Y yang berpasangan.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut (Sambas Ali Muhidin, 2007:128):

Tabel 3. Tingkat keeratan hubungan

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20

 0,20 - < 0,40

 0,40 - < 0,70

 0,70 - < 0,90

 0,90 -  1,00

Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi

Hubungan sangat kuat/ sangat tinggi Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2007:128

Selanjutnya dilakukan pengujian r apakah signifikan atau tidak pada taraf nyata tertentu digunakan rumus (Margono, 1997:207):

2 1 2 r n r t   


(35)

Untuk melihat atau mengetahui tingkat capaian responden terhadap masing-masing variabel berdasarkan angket/kuesioner yang disebarkan digunakan rumus dengan perhitungan sebagai berikut:

Rangking Atas M + 1 SD

Rangking Tengah M – 1 SD

Rangking Bawah (Anas Sudijono, 1995:162)


(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh temuan-temuan hasil analisis sebagai berikut:

1. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 dikategorikan hubungannya sangat kuat sebesar 0,916.

2. Dari hasil perhitungan uji r menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, karena r hitung > r tabel dibuktikan dengan hasil 0,205 < 0,916 > 0,269. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro memiliki derajat kepercayaan pada taraf 5% dan 1%.


(37)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan saran kepada siswa hendaknya selalu berupaya meningkatkan minat belajar agar dapat memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1999. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke-7. Balai Pustaka. Jakarta. Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Margono. S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

________. 2010. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nana Sudjana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru. Bandung. Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

________. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(39)

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Umiarso dan Gojali, Imam. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. IRCiSOD. Yogyakarta.


(1)

Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY = jumlah hasil skor X dengan skor Y yang berpasangan X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = banyaknya subjek skor X dan skor Y yang berpasangan.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut (Sambas Ali Muhidin, 2007:128):

Tabel 3. Tingkat keeratan hubungan

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20  0,20 - < 0,40  0,40 - < 0,70  0,70 - < 0,90  0,90 -  1,00

Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi

Hubungan sangat kuat/ sangat tinggi Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2007:128

Selanjutnya dilakukan pengujian r apakah signifikan atau tidak pada taraf nyata tertentu digunakan rumus (Margono, 1997:207):

2 1 2 r n r t   


(2)

28

Untuk melihat atau mengetahui tingkat capaian responden terhadap masing-masing variabel berdasarkan angket/kuesioner yang disebarkan digunakan rumus dengan perhitungan sebagai berikut:

Rangking Atas M + 1 SD

Rangking Tengah M – 1 SD

Rangking Bawah (Anas Sudijono, 1995:162)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh temuan-temuan hasil analisis sebagai berikut:

1. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 dikategorikan hubungannya sangat kuat sebesar 0,916.

2. Dari hasil perhitungan uji r menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, karena r hitung > r tabel dibuktikan dengan hasil 0,205 < 0,916 > 0,269. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro memiliki derajat kepercayaan pada taraf 5% dan 1%.


(4)

50

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan saran kepada siswa hendaknya selalu berupaya meningkatkan minat belajar agar dapat memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1999. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke-7. Balai Pustaka. Jakarta. Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Margono. S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

________. 2010. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nana Sudjana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru. Bandung. Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

________. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

52

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Umiarso dan Gojali, Imam. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. IRCiSOD. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 17 66

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN SUASANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010

0 6 12

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAGAR DEWA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 68

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

3 14 45

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1 39 47

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 12 57

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89