HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH

MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

RIZKY ARMALIA DISTIYANI FARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah korelasional, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung, sedangkan sampelnya berjumlah 57 siswa yang diambil secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Angket dan Studi Dokumentasi, selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi product moment.

Hasil dari penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran Geografi dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.


(2)

(3)

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH

MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

Rizky Armalia Distiyani Fara

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 12

1. Belajar ... 12

2. Pembelajaran ... 14

3. Pembelajaran Geografi ... 15

B. Kompetensi Guru ... 16

C. Pedagogik ... 23

D. Kompetensi Pedagogik Guru ... 25

E. Penyusunan Rencana, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 30

F. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ... 34

G. Prestasi Belajar ... 34

H. Penelitian Sejenis ... 37

I. Kerangka Pikir ... 39


(5)

B. Metode Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 43

D. Variabel Penelitian ... 45

E. Definisi Operasional Variabel ... 46

F. Tekhnik Pengumpulan Data ... 49

a. Tekhnik Observasi ... 49

b. Angket ... 49

c. Studi Dokumentasi ... 50

G. Analisis Instrumen ... 50

H. Teknik Analisis Data ... 55

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum latar Penelitian ... 58

B. Penyajian data dan Uji Hipotesis ... 62

C. Pengujian Hipotesis ... 66

D. Pembahasan ... 70

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar ... 5

2. Tabel 2. Populasi Penelitian. ... 43

3. Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47

4. Tabel 4. Kisi – kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47

5. Tabel 5. Uji Validitas Kuesioner Variabel X. ... 52

6. Tabel 6. Uji Validitas Kuesioner Variabel X setelah Butir Tidak Valid Dihilangkan. ... 53

7. Tabel 7. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel X ... 55

8. Tabel 8. Tabel Interprestasi Koefisien r ... 55

9. Tabel 9. Tabel Interprestasi Koefisien Nilai r ... 57

10. Tabel 10. Identifikasi Objek Penelitian... 63

11. Tabel 11. Nilai UAS Objek Penelitian ... 63

12. Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru (X) Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung ... 64

13. Tabel 13. Kategori Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru ... 64

14. Tabel 14. Distribusi Jumlah Siswa ... 65

15. Tabel 15. Kategori Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) ... 65

16. Tabel 16. Korelasi Antar Variabel X1 dengan Variabel Y ... 66

17. Tabel 17. Korelasi Antar Variabel X2 dengan Variabel Y ... 68

18. Tabel 18. Korelasi Antar Variabel X3 dengan Variabel Y ... 69


(7)

(8)

(9)

MOTO

Terus bekerja meskipiun orang lain telah berhenti

...kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata...

(WS Rendra)

Semua hal di dunia ini dapat membuat kita tersenyum dan menagis, tapi hanya dengan mengingat kebesaran Tuhan kita dapat terseyum disaat kita menangis


(10)

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut namaMu ya ALLAH, telah engkau limpahkan rahmat dan

karunia yang tiada pernah terputus sehingga telah terselesaikan studiku ini.

Shalawat dan salam kepada Rasululloh SAW.

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:

Dua sosok yang luar biasa Papa dan Mamaku tersayang, yang telah

memberikan kasih sayang, semangat, dorongan dan harapan, sehingga anak mu

ini dapat menggapairidho ALLAH. Peluh Keringat yang keluar dari tubuh

kalian,

Semoga ALLAH membalasnya dengan Surga-Nya.

Amin Allahumma Amiin

Para pendidik yang aku hormati

Almamater tercinta


(12)

RIWAYAT HIDUP

Rizky Armalia, Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 15 Desember 1992. Penulis merupakan putri pertama dari lima bersaudara, buah hati pasangan Bapak Amrizal dan Ibu Rahma Yulis.

Penulis memulai jenjang pendidikannya di SD Negeri 1 Penengahan Bandar Lampung pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Gajah Mada Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur PKAB. Pada bulan Juli sampai September 2013, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Batu Brak dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pekon Balak Kecamatan Batu Brak Lampung Barat.


(13)

SANWACANA

Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya telah memudahkan dan menerangi jalan pikiran penulis dalam menyusun skripsi yang

berjudul “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran

2013/2014”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menghanturkan banyak terima kasih terutama kepada bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan sebagai Dosen Pembimbing Utama, Bapak Drs.Hi. Sudarmi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu, dan Bapak Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah sabar dan penuh perhatian memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian sehingga tersusunlah skripsi ini.


(14)

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M Thoha BS Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung dan sebagai pembahas terimakasih atas saran dan masukannya.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.

8. Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.

9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

10. Bapak Maryadi Saputra, S.E.,M.M Selaku Kepala Sekolah SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

11. Seluruh staf pengajar dan para siswa siswi SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang selalu terbuka menerima penulis selama penulis melaksanakan penelitian.

12. Papa dan Mama terkasih dan seluruh keluarga besarku. Terimakasih atas setiap iringan doa, pengorbanan serta kasih sayang kalian. Aku akan meneruskan perjalanan selanjutnya, memasuki kehidupan yang sebenarnya, terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan.

13. Mas Rommy, terimakasih selalu menemani berjalan, dear. Terimakasih telah menjadi matahari bagiku dan selalu sabar dan setia mendapingi hari-hari ku, teruslah berjuang di jalan yang telah kita pilih.


(15)

14. Sahabat – sahabat ku tercinta Dedew, Noppe, Echha, kita adalah wanita yang luar biasa, percayalah, di mana tempat setiap orang kalah, kita harus tetap bertahan, terimakasih untuk semua keceriaan dan semangat di hari-hari indah kita. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.

15. Teman – teman seperjuangan Geografi Angkatan 2010 genap, terimakasih atas kekompakan yang kita lalui bersama, tanpa kalian perjuangan ini bukan apa-apa.

16. UKMBS Unila, terimakasih atas kebersamaan yang telah mempertemukan aku pada banyak hal. Tempatku belajar untuk selalu bangkit dan tegak berdiri. Mba Kinda, mba Ena, mba nice, teteh ayya, uni kiki (terimakasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmunya), mustika, bella, ica, dona, caca, yulica, bg danil, bg depin, bg yandot, dan seluruh pecinta seni UKMBS, terus berkarya, kalian adalah orang-orang yang luar biasa.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis

Rizky Armalia Distiyani Fara 1013034014


(16)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pendidik sebagai orang yang memberikan pendidikan dan anak didik yang mendapatkan pendidikan. Keterkaitan ini akan menghasilkan salah satu syarat dari pendidikan itu sendiri yaitu terdapat pendidik yaitu guru dan anak didik yaitu siswa. Pendidik atau yang lebih banyak dipanggil guru, dapat kita temui dimanapun karena guru adalah orang yang harus ditiru, dalam arti orang yang memilki karisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Seorang guru memiliki beberapa peranan yang sangat penting karena memiliki tanggung-jawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun. Dalam arti luas guru dapat kita temui sebagai orang yang dapat mengajarkan kita berbagai ilmu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam arti sempit guru biasa kita temui dalam bidang formal seperti sekolah.

Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub sistem pendidikan nasional merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada hakikatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada seluruh jenjang dan seluruh satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, di samping perlunya unsur-unsur penunjang lainnya. Kualitas kemampuan guru


(17)

yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan, sedangkan derajat kemampuan guru sejak awal disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan.

Tidaklah mudah menjadi seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan formal, karena guru dituntut untuk mendidik para peserta didik dengan berbagai karakter untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan terhadap profesi guru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang berbunyi, Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

Jadi, guru ialah profesi yang sangat khusus, oleh karena itu guru dituntut untuk memilki empat standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi


(18)

Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, merupakan beberapa subkompetensi yang harus dimiliki dan dipahami oleh seorang guru. Beberapa subkompetensi ini terdapat dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dalam kompetensi pedagogik seorang guru dituntut untuk menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Kompetensi pedagogik guru dalam penelitian ini dibatasi ke dalam beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

Seorang guru, selain harus memahami kompetensi-kompetensi yang wajib dipahami juga harus dapat memahami tentang proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu. Definisi proses belajar seperti dikutip dari Dimyati dan Mudjiono (2006 : 3 ) proses belajar adalah suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pendapat ini, proses belajar erat kaitannya dengan hasil belajar siswa karena keberhasilan seseorang dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya, oleh


(19)

sebab itu hasil belajar sangat penting peranannya untuk mengetahui peserta didik sudah mampu atau belum dalam menempuh pendidikan suatu mata pelajaran. Hasil belajar atau yang bisa juga disebut prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari sejumlah mata pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru dan cara guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang disampaikan. Namun keberadaan guru yang seperti apa yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

SMA Gajah Mada Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada hasil UAS semester ganjil adalah sebagai berikut.


(20)

Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

No

Interval nilai siswa

Kelas XI IPS

jumlah %

IPS 1 IPS 2

1 Tuntas ≥70 24 22 46 45,1

2 Tidak tuntas <70 27 29 56 54,9

51 51 102 100

Sumber : Data Statistik XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2013.

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 47 siswa atau 54,03% siswa. Selain itu, pada saat penelitian pendahuluan, peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang siswa yang terdiri dari 5 siswa kelas XI IPS 1 dan 5 siswa kelas XI IPS 2 yang hasil tes geografinya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi guru geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung yaitu:

1. Apakah guru geografi menggunakan media pembelajaran yang bervariasi saat proses pembelajaran berlangsung?

2. Apakah guru geografi memberikan apersepsi pada setiap kegiatan belajar? 3. Apakah guru geografi rutin memberikan uji blok setiap satu kompetensi

dasar (KD)?

4. Apakah siswa senang belajar geografi?

5. Apakah siswa senang mendapat pujian jika memiliki nilai tinggi?

Rata-rata siswa memiliki jawaban yang negatif terhadap kompetensi pedagogik guru geografi, artinya siswa yang memiliki prestasi belajar


(21)

geografi yang rendah rata-rata memiliki persepsi yang masih negatif terhadap kompetensi pedagogik guru geografi. Berdasarkan hasil wawancara pada peneliltian pendahuluan, diketahui bahwa rata-rata siswa yang nilainya rendah cenderung miliki penilaian yang negatif terhadap kompetensi pedagogik guru geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

Dengan adanya penilaian siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung tentang kompetensi pedagogik guru geografi yang masih negatif, diduga menyababkan prestasi belajar geografi masih rendah. Dari hasil wawancara, peneliti menduga bahwa rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014 disebabkan dalam proses pembelajaran geografi, guru geografi belum sepenuhnya menguasai kompetensi pedagogik sehingga pembelajaran hanya berfokus pada guru sebagai pentransfer ilmu.

Dalam proses pembelajaran yang baik, seorang guru seharusnya dapat mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik, agar terjadi proses belajar mengajar yang menyenangkankan. Sebagaimana dikemukakan oleh Djamarah (2013:5) Strategi dapat dihubungkan dalam belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Fajar (2002:92) yang menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) geografi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan kemudian


(22)

ceramah dan model penugasan menjadi pilihan utama strategi belajar di samping bidang pembelajaran yang terdiri atas materi yang banyak dan berupa hafalan belaka, sehingga prestasi belajar geografi siswa sulit mengalami peningkatan. Padahal kedudukan dan fungsi Geografi saat ini tidak lagi hanya sebatas kepala ilmu yang menggembangkan prinsip konsep dan teorinya saja, melainkan telah terjun ke bidang-bidang praktis dalam memanfaatkan sumber daya dan lingkungan untuk kesejahteraan umat manusia secara seimbang. Sudah selayaknya guru geografi harus dapat pandai menggunakan media.

Berdasarkan keadaan prestasi belajar siswa-siswi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014?

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran Geografi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan.

2. Metode ceramah dan model penugasan masih menjadi pilihan utama strategi belajar dalam pembelajaran geografi.


(23)

3. Kompetensi pedagogik guru geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014 masih negatif.

4. Rendahnya prestasi belajar geografi siswa XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014.

C. BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan peneliti, baik waktu, biaya, fikiran, tenaga dan lain-lain, maka penelitian ini dibatasi pada kajian tentang:

a. Kompetensi pedagogik guru geografi (X), meliputi; kompetensi menyusun rencana pembelajaran (X1), kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar (X2), kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar (X3).

b. Prestasi Belajar Geografi (Y)

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. 2. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP


(24)

2013/2014.

3. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

2. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

3. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.


(25)

F. KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi guru kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dalam proses pembelajaran.

3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan, khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran.

4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.

G. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Ruang lingkup obyek

Obyek penelitian adalah hubungan antara kompetensi pedagogik guru meliputi; kompetensi menyusun rencana pembelajaran, kompetensi melaksanakan pembelajaran, kompetensi melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.

2. Ruang lingkup subyek

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung.


(26)

Tempat penelitian adalah di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. 4. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013/2014. 5. Ruang lingkup ilmu

Ilmu yang digunakan adalah Pembelajaran Geografi yakni pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Sumaatmaja, 1997: 12).


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN a. Belajar

Proses belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses perubahan atau usaha yang dilakukan seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses belajar ini akan terus berlangsung seumur hidup, dan akan te,rjadi penambahan pengalaman yang membawa perubahan dalam diri individu.

Menurut Uno (2007:21) belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Uno merumuskan beberapa pengertian belajar : (1) memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, (2) suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, (3) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang studi,


(28)

atau lebih lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, (4) belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002: 28) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selanjutnya menurut Suryabrata dalam Nurfuadi (2012: 21) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik.

Proses belajar bagi seorang individu dapat terjadi denan sengaja maupun tidak sengaja. Belajar yang disengaja merupakan suatu kegiatan yang disadari dan dirancang serta bertujuan untuk memperoleh pengalaman baru. Sedangkan proses belajar yang tidak sengaja merupakan suatu interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya secara kebetulan, dimana dalam interaksi tersebut individu memperoleh pengalaman baru.

Perubahan yang timbul karena proses belajar merupakan perubahan yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu tertentu dan bukan perubahan atau faktor lainnya. Jadi dapat dikatakan, belajar sebagai proses perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman baru. Terkandung pengertian bahwa perubahan tingkah laku yang dimaksud, erat kaitannya dengan aspek pengetahuan, persepsi, dan keterampilan.


(29)

Dari beberapa pendapat diatas tentang belajar, pada dasarnya mengacu pada suatu tujuan yaitu belajar merupakan proses perubahan bagi individu yang belajar, proses perubahan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh dari latihan, pengalaman yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik atau ada juga yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih buruk.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Nurfuadi (2012: 54) adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

a. Faktor Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh).

b. Faktor Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan).

c. Faktor Kelelahan 2. Faktor ekstern

a. Faktor Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).

b. Faktor Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekular alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).

c. Faktor Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan, masyarakat).

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum (Nurfuadi, 2012: 134).


(30)

Rogers dalam Dimiyati dan Mudjiono (2006: 17) mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran pembelajaran itu meliput hal berikut:

a. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar memilih belajar secara terstruktur.

b. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.

c. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery learning).

d. Guru menggunakan metode simulasi.

e. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu berpartisipasi dengan kelompok lain.

f. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.

g. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran terprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.

Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran adalah upaya seseorang yang tujuannya ialah membantu orang belajar, artinya pembelajaran bukan hanya mengajar akan tetapi seseorang dalam melakukan kegiatan agar mengerti suatu hal dan dapat menerapkan apa yang telah ia pelajari. Untuk pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

c. Pembelajaran Geografi

Menurut IGI dalam seminar lokakarya geografi tahun 1988 dalam Sumadi (2003:4) bahwa geografi adalah ilmu yang mempejari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan pendapat tersebut, yang menjadi objek kajian geografi adalah permukaan bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan kulit bumi), hidrosfer (lapisa,


(31)

air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan) yang ditinjau dari susut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan akibat dari adanya relasi keruangan unsure-unsur geografi yang membentuknya.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku individu sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia.

B. KOMPETENSI GURU

Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Echols dan Shadily dalam Jamal Ma’mur (2009:37) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.

Menurut Mulyasa dalam Jamal Ma’mur, (2009: 37), kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual


(32)

yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;

a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan


(33)

strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator

esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:


(34)

a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:


(35)

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi


(36)

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional Ngainun Naim (2009:60).

Jadi, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja yang bersangkutan. Darai pendapat tersebut dpaat dipahami bahwa kompetensi adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.

Nana Sudjana dalam Uno Hamzah B. (2007: 67) telah membagi kompetensi guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang tata cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

2. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan ketersediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya, sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman


(37)

profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3. Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, mengguanakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

Ketiga bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga, kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, kerena kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar.

Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Selain itu ,juga penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, dalam Dina Yusrina (2013: 65) membagi standar kompetensi guru menjadi empat komponen, yaitu:

(1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan potensi, (3) penguasaan akademik, (4) sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (1) penyusunan rencana belajar, (2) pelaksanaan interaksi, (3) penilaian prestasi belajar peserta didik, (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik, (5) pengembangan profesi, (6) pemahaman wawasan pendidikan, (7) penguasaan bahan kajian akademik.

Dengan demikian, kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya


(38)

seacara tepat dan efektif. Sehingga, apabila seluruh komponen-komponen seperti standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu dapat terwujud maka kompetensi seorang guru tersebut akan menunjukkan kualitasnya dalam mengajar, hal tersebut akan memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru itu memungkinkan untuk dapat memiliki kompoetensi dalam mengajar secara lebih baik dan menjadi seorang guru yang bermutu dalam menjadikan peserta didik menjadi siswa yang berkualitas.

Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan memiliki standar empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (pasal 10). Keempat kompetensi tesebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

C. PEDAGOGIK

Istilah Pedagogia berarti pergaulan dengan anak. Pedagogig merupakan praktek pendidikan anak, maka kemudian munculah istilah “pedagogik” yang berarti ilmu mendidik anak. Pedagogik secara jelas memiliki keguanaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik,


(39)

menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri (Liza Az-zahra, 2013: http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).

Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidkan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidkan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh karena itu, pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainnya (Liza Az-zahra, 2013: http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).

Hal ini sangat berkaitan dengan dengan kompetensi pedagogik karena dengan pedagogik yang membicarakan masalah-masalah dalam pendidikan khususnya tentang kompetensi guru dalam kegiatan-kegiatan mendidik seperti yujuan pendidikan, cara melaksanakan pendidikan sangat erat sekali hubungannya dalam kompetensi guru yang merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya seacra tepat dan efektktif sehingga kegiatan-kegiatan pendidikan seperti tujuan pendidikan tersebut dapat berjalan melalui kompetensi pedagogik yang saling melengkapi satu sama lain.


(40)

D. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teori dan praktik. Kompetensi pedagogik dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik menurut UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, diartikan sebagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut undang-undang ini, kompetensi pedagogik identik dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran (Depdiknas, 2004: 9).

Sedangkan menurut Permendiknas nomor 27 tahun 2007, kompetensi pedagogik guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti seperti yang disajikan berikut ini:

 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik  Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu  Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik


(41)

 Memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik  Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran  Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam buku Jamal Ma’mur (2009: 30), yang diamksud dengan kompetensi pedagogik adalah

Kemampuan dalam pengolahan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman tentang peserta didik, (c) pengembangan kurikulum atau silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e) pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran, (f) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (g) evaluasi hasil belajar, dan (h) pengembangan potensi siswa.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disuapkan (Nurfuadi, 2012: 76).

Dimensi Kompetensi Pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain: 1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran

Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran menurut Joni (1984: 12) dalam Rasto (2009: 3) antara lain:

a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar


(42)

c. Merencanakan Pengelolaan Kelas

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program pembelajaran merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi suatu bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran

Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam Kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping mengetahui teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.


(43)

Persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, meliputi kemampuan:

a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tahun pelajaran

b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran

c. Berkomunikasi dengan siswa

d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar e. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar

Pada pelaksanaan proses pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif pada siswa.

3. Kompetensi Melaksanakan Penelitian Proses Pembelajaran Sutisna (1993: 212) mengemukakan bahwa:

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun


(44)

dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayaakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.

Menurut Jamal Ma’mur (2009: 61), kompetensi pedagogik guru memiliki indikator sebagai berikut:

1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, yang meliputi: a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar c. Merencanakan pengelolaan kelas

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 2. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, yang meliputi:

a. Berkomunikasi dengan siswa b. Menggunakan alat bantu / media c. Sistematis dalam menjalankan materi d. Memberikan umpan balik pada siswa e. Mendorong siswa untuk aktif dalam kelas f. Memotivasi semangat belajar

g. Menarik kesimpulan

3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar, yang meliputi:

a. Memberikan uji blok untuk setiap kompetensi dasar b. Memberi soal / tes formatif

c. Memberikan soal pre / posttest d. Memberikan remidial


(45)

E. PENYUSUNAN RENCANA, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJAR DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Menurut Djamara (2013:77) : titik sentral yang harus dimiliki dalam penyusunan rencana pembelajaran adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terprogram. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu mentaati perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan pengelolaan kelas, pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Suharsimi Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan dari pelaksanaan pembelajaran adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Penilaian hasil belajar merupakan tahapan selajutnya yang juga penting dalam kegiatan pebelajaran. Penilaian sangat diperlukan untuk menilai berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuan utama penilaian


(46)

dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan intruksional siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar dapat dilakukan, hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna dalam Djamara (2013:109), yang berpendapat:

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, melaksanakan penilaian hasil pembelajaran merupakan salah satu bentuk tugas yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa didalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut dari hasil tersebut.

Freire dalam E. Mulyasa (76:2013) mengkritisi pendidikan sebagai penjajahan dan penindasan, yang harus diubah menjadi pemberdayaan dan pembebasan. Freire juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik di semua tingkatan identik dengan watak bercerita. Peserta didik dipandang sebagai bejana yang akan diisi air (ilmu) oleh gurunya. Oleh karena itu pembelajaran nampak seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai “celengan” dan guru sebagai “penabung”. Selanjutnya E. Mulyasa mengungkapkan guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar yang baik. Kompetensi yang dimaksud dalam hal ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.


(47)

E. Mulyasa juga mengungkapkan Dengan terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan hasil dari kompetensi guru yang baik, akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula, dengan demikian untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, tidak hanya memperhatikan instrumen-instrumen pembelajaran yang baik tetapi juga kompetensi guru yang baik menjadi dasar utama dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pentransfer ilmu, dengan kompetensi yang baik maka akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh positif terhadap siswa yang nampak dalam prestasi belajar siswa. Demikian pentingnya kompetensi pedagogik harus dimiliki seorang guru. Jadi dapat disimpulkan, kompetensi pedagogik erat hubungannya dengan prestasi belajar yang dicapai siswa, karena guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasinya.


(48)

Menurut Usman (1990:6)

dalam vivi, http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/. Pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelolah kelas sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang maksimal”. Tujuan pembelajaran yang dicapai siswa merupakan salah satu tolok ukur dari kompetensi guru. Pendapat ini didukung juga oleh pendapat Mariono (2010:8) dalam vivi, http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/, bahwa ” kompetensi guru yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa”. Oleh karena itu, keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi guru, terutama kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Wulandari 2013 dalam vivi

http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/), menyatakan bahwa ”kompetensi pedagogik guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa”. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik guru maka semakin tinggi pula hasil yang dicapai oleh siswa. Hal ini dikarenakan bahwa keberhasilan pembelajaran di dalam kelas ditentukan oleh kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru.


(49)

F. PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Menurut pasal 10 UU No.14 tahun 2005 dijelaskan ada 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi pribadi dan kompetensi profesional yang bisa didapat melalui pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan hasil dari sebuah proses pendidikan. Selanjutnya UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik.

Ada beberapa kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu:

1. Telah menguasai konsep dan landasan pendidikan 2. Telah menguasai peserta didik secara baik

3. Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran

4. Telah memiliki kompetensi melaksanakan proses pembelajaran

G. PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar berasal dari kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi itu sendiri bila dalam kamus bahasa indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Artinya bila


(50)

seseorang telah berhasil mencapai sesuatu usaha yang diinginkan maka itu adalah sebuah prestasi.

Kata belajar bila di dalam kamus bahasa indonesia berarti menuntut ilmu, namun belajar mempunyai arti yang lebih luas dan telah banyak orang ternama telah mengemuakan arti belajar yang dapat dipakai sampai saat ini. Menurut Winkel (2004:59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketermapilan dan nilai sikap. Perubahan bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Jadi dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatau aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dengan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ada menjadi sebuat tindakan nyata untuk mencapainya.

Dalam buku yang ditulis Winkel (2004:272) Taksonomi Bloom, dikemukakan mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Prestasi belajar siswa yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberpa faktor sebagai berikut:


(51)

1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa)

Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni :

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas. b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa b) Sikap siswa

c) Bakat Siswa d) Minat Siswa

2. Faktor ekternal (dari luar diri siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu, faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga yang harmonis, dukungan orang tua terhadap proses belajar serta kondisi ekonomi keluarga. Faktor eksternal dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.


(52)

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, faktor lingkungan alam/nonsosial dan faktor lingkungan sosial

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajaryang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Alisuf Sabri,1996:59)

Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi yang telah dicapai siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa ini dalam bentuk nilai raport. Nilai raport pada mata pelajaran Geografi yang diberikan oleh guru dalam bentuk angka dengan rentangan nilai dari 0-100, dan mengacu pada kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasn minimal (KKM) untuk mata pelajaran Geografi dengan nilai 70.

H. PENELITIAN SEJENIS

1. Tesis ( Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik) Tesis ini mengangkat permasalahan tentang pendidikan di madrasah apakah bisa menjadi bentuk pendidikan alternatif bagi masyarakat Islam, karena memadukan pengetahuan umum dan pengetahuan agama secara seimbang. Pembahasan dari hasil penelitian dalam tesis ini yaitu:


(53)

Hasil penelitian bahwa (1) analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum: (a) Kompetensi Guru di kategorikan baik; (b) hasil belajar siswa tergolong cukup baik; (2) Kompetensi Guruberpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kabupaten Bandung Barat.

Untuk mencapai prestasi yang baik bukan hanya didasari pada usaha siswa itu sendiri akan tetapi harus ditunjang oleh berbagai faktor, adapun faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor yang bersumber dari dalam diri dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Prestasi belajar yang dicapai oleh individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu”.

Kesimpulan dari hasil tesis ini adalah:

a. Kompetensi guru Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kabupaten Bandung Barat dikategorikan baik.Sedangkan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.BandungBarat digolongkan cukup baik.

b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.Bandung Barat. Semakin tinggi kompetensi guru, maka akan semakin baik hasil belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah kompetensi guru ,maka akan semakin buruk pula hasil belajar siswa. Kontribusinya mencapai 43,1%, sisanya hasil belajar siswa ditentukan faktor lain sebesar 56,9%.


(54)

(Sumber: Damanhuri 2009: 91)

2. Skripsi (Guru Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa)

Skripsi ini mengangkat masalah tentang dugaan penulis tentang kondisi sekolah yang ada masih terdapat guru yang belum profesional. (Sumber: Dian 2008: 19)

3. Skripsi (Hubungan Antara Kompetensi Profesional Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX MTS N Ngemplak Yogyakarta)

Skripsi ini mengangkat permasalahan tentang dugaan penulis tentang kondisi guru disekolah tempat penelitian yang belum memiliki kompetensi yang baik. (Sumber: Nur 2013: 30)

I. KERANGKA PIKIR

Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan anak didik yang berada di dalam pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif dengan keberhasilan prestasi belajar siswa.

Dalam pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudian melaksanakan program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan


(55)

pembelajaran. Selain itu, seorang guru profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu menguasai pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Jadi seorang guru dikatakan profesional apabila mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan prestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka baru dikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi itu akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan. Kehadiran guru yang menguasai kompetensi pedagogik tentunya akan berdampak terhadap perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Untuk itu, kualitas guru akan memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap proses pembentukan prestasi anak didik. Oleh karena itu, dengan keberadaan seorang guru profesional diharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar serta mampu memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya Agar lebih jelas kerangka pikir dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini (Gambar.1)


(56)

Gambar 1. Kerangka Pikir Peneitian.

J. HIPOTESIS

Menurut Sudjana dalam Riduwan (2010:35) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam dalam melaksanakan penilaian proses belajar mengajar Geografi dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

Kompetensi Pedagogik Guru (X)

Menyusun Rencana Pembelajaran (X1)

Prestasi Belajar (Y) Melaksanakan

Proses Belajar Mengajar(X2)

Penilaian Proses Belajar Mengajar (X3)


(57)

III. METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metodologi

Menurut pendapat Sukardi (2003:17) metodologi penelitian adalah metode kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian, temasuk alat-alat apa yang dipergunakan untuk mengukur maupun mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan.

Berdasarkan pendapat di atas maka metodologi merupakan syarat yang harus dikuasai oleh peneliti bila ingin melakukan penelitian karena dengan penguasaan hal itu maka akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian karena dapat memberika petunjuk, arah serta sasaran yang jelas tentang apa yang akan diteliti.

B. Metode Penelitian

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode korelasional dan metode deskriptif, yaitu suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menguraikan masalah atau keadaan yang ada di lapangan dan menganalisa data atau informasi yang diperoleh tentang kondisi kompetensi pedagogik


(58)

guru terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Geografi, kemudian mencari apah terdapat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Yang akan di korelasikan dalam penelitian ini ialah kompetensi pedagogik guru(X) dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Geografi (Y).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:54) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Nana Sudjana (2012:86) dalam pengertian populasi terkandung empat hal pokok, yakni isi, kesatuan atau unit, tempat atau ruang dan waktu.

Populasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang mengikuti mata pelajaran Geografi tahun pelajaran 2013/1014 pada semester genap yang berjumlah 87 siswa (daftar nama siswa terdapat pada lampiran) yang terdistribusikan dalam dua kelas, yaitu:

Tabel 2. Populasi Penelitian.

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 51

2 XI IPS 2 51


(59)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,1992:109) sedangkan menurut Sutrisno Hadi dalam Margono (2000:121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:

a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.

b. Penelitian beramksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih luas.

Dalam penelitian ini besarnya sampel ditentukan dengan rumus Taro Yamane sebagai berikut:

= 57

Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 57 siswa.

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan cara undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan random sampling dengan cara tradisional, dengan langkah:


(60)

Menentukan jumlah populasi yang ditemui, kemudian membuat daftar anggota dalam populasi, kemudian dimasukkan kedalam kotak undian. Selanjutnya nomor anggota satu persatu dari kotak undian sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai, nomor yang keluar merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sukardi, 2003: 58)

D. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161), variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu : a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas yang berdiri sendiri, artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kompetensi pedagogik guru (X) dengan indikator sebagai berikut:

1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran 2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran

3. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Pembelajaran b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 (Y).


(61)

E. Definisi Opersional Variabel

Masri Singarimbun (1995:46) berpendapat bahwa definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Untuk memberi penjelasan secara operasional tentang variabel-variabel penelitian, diperlukan definisi operasional variabel-variabel. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Kompetensi Pedagogik Guru (X)

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik memiliki keguanaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik.

Dalam penelitian ini, kompetensi pedagogik guru memiliki indakator sebagai berikut:

1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran, yang meliputi: a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar c. Merencanakan pengelolaan kelas

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran, yang meliputi:


(1)

kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (X) dengan prestasi belajar siswa (Y) sebesar 0,440, dari hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan atau dibandingkan dengan rtabel dengan tingkat signifikan atau α = 0,01 dan dk = n-2 sebesar 0,345, dari perhitungan tersebut didaptkan hasil 0,440 > 0,345. Semakin baik kompetensi pedagogik seorang guru maka akan semakin baik prestasi belajar geografinya.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014 berdasarkan hasil perhitungan korelasi atau rhitung antara kompetensi pedagogik guru (X) dengan prestasi belajar siswa (Y) sebesar 0,654, dari hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan atau dibandingkan dengan rtabel dengan tingkat signifikan atau α = 0,01 dan dk = n-2 sebesar 0,345, dari perhitungan tersebut didaptkan hasil 0,654 > 0,345. Semakin baik kompetensi pedagogik seorang guru maka akan semakin baik prestasi belajar geografinya.

B. Saran

Berdasarkan rumusan kesimpulan tersebut, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan penulis sebagai berikut:

1. Guru hendaknya dapat terus meningkatkan kemampuan pedagogiknya di dalam proses pembelajaran yang nantinya akan dapat berpengaruh


(2)

pelatihan.

2. Siswa hendaknya mampu memotivasi diri untuk belajar lebih giat dengan cara mengikuti proses pembelajaran dengan baik agar prestasi yang dicapai terus mengalami peningkatan dan tercapai sesuai harapan

3. Pihak sekolah mampu menjadi penghubung dan bekerja sama dengan Orang tua siswa, guru dan siswa dalam membimbing siswa secara maksimal untuk dapat belajar dengan baik.

4. Pihak sekolah hendaknya menyelenggarakan program belajar tambahan di sekolah, untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, selain itu dengan diadakannya program belajar tambahan, akan tercipta hubungan yang erat antara guru dan siswa.

5. Faktor ekstern seperti keluarga hendaknya dapat menciptakan suasana yang kodusif untuk belajar dan selalu mendukung siswa agar belajar dengan baik.

6. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar siswa dengan kompetensi guru diluar kompetensi pedagogik, antara lain kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

7. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa kompetensi pedagogik guru masih termasuk kedalam kategori rendah, maka perlu digali lagi usaha yang harus dilakukan oleh guru dan sekolah untuk meningkatkan pestasi belajar siswa menjadi lebih baik lagi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alisuf Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta.

Anonim. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta.

Anonim. Undang- Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 tahun 2005. Jakarta.

Chandra Praba Dwi Saputra. 2012. Hubungan Presepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru dan Kompetensi Pedagogik Guru dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 17 Bandar Lampung TahunPelajaran 2010/2011. Skripsi.FKIP. Universitas Lampung. Lampung.

Damanhuri. 2009. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MAN Cililin Bandung Barat TP. 2007/2008. Tesis. FKIP. Universitas Lampung. Lampung.

Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta.

Dian Maya. 2008. Profesionalisme Guru Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al Jamii’ah Cidolog Sukabumi TP 2008/2009. Skripsi. FITK. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Dimyanti, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang Pers. Semarang.

Dina Yusrina. 2013. Analisis Kompetensi Pedagogik Berdasarkan Persepsi Guru Geografi Pada SMA Negeri di Kabupaten Pringsewu TA 2012/2013. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung. Lampung.


(4)

dengan Prestasi Belajar Geografi Kelas XI IPS SMA N 6 Pandeglang Semester Ganjil TP 2008/2009.

Http://www.google.co.id/m/search?sa=2&q pengertian siswa tentang kompetensi pedagogik guru&site=universal.Dikunjungi tanggal 27 Desember 2013.

Fatma Wati. 2011. Hubungan Antara Minat Belajar dan Kelengkapan Srana Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Kartikatama metro Tapel 2010/2011. Skripsi.FKIP. Universitas Lampung.

Jamal Ma’mur. 2009. 7 kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Power

Books. Pati.

Joni. 1984. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran.

Http://www.google.co.id/m/serch?sa=2&qkompetensi menyusun rencana pembelajaran & site=universal. Dikunjungi 12 Januari 2014.

Liza Az-zahra. Pengertian dan Perlunya Pedagogig. http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya

pedagogig.html.

diunduh pada tanggal 15 juni 2013 jam 19.35.

Masri Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Moh Nasir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mulyasa, E. 2013. Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nana Sudjana. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Nur Hidayatin. 2013.Hubungannya Antara Kompetensi Profesional Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS N Ngemplak Sleman TP 20010/2011. Skripsi. FITK. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Stain Press. Purwokerto.

Oemar Hamalik. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

Rasto. 2009. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru.

Http://www.google.co.id/m/serch?sa=2&q pengertian persepsi menurut gulo & site=universal. Dikunjungi 12 Januari 2014.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soegyarto Mangkuatmojo. 1997. Pengantar Statistik. Rineka Cipta. Jakarta. ---. 2011. Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

---2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

---1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Rajawali Pers. Jakarta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Sumaatmaja, Nursid. 1997. Metode Pembelajaran Geografi. Bumi Aksara. Bandung.

Sutisna. 1993. Penilaian Proses Belajar Mengajar.

Http://www.google.co.id/m/serch?sa=2&q penilaian proses belajar mengajar & site=universal. Dikunjungi 12 Januari 2014.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Belajar Siswa. PT Gramedia. Jakarta.

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Uno Hamzah B.2007. Profesi Kependidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Vivi. Pengaruh kompetensi Pedagogik dan profesional terhadap pembelajaran geografi di SMA.


(6)

http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-jam 19.35.

Winkel W S. 2004. Psikologi Pengajaran. Media Abadi. Yogyakarta. Yutmini. 1992. Kemampuan Mengajar.

Http://www.google.co.id/m/serch?sa=2&q persyaratan kemampuan guru & site=universal. Dikunjungi 12 Januari 2014.

Zuhud Purbahukama. 2012. Korelasi Antara Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar geografi Siswa Kelas X SMA N 1 Pagar Dewa Tulang Bawang Brat Tahun Pelajaran 2011/202. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 17 66

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 68

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 107

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

2 11 79

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 56

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 85