Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus)

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus carota) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA
IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
RIKI MS KARO-KARO 100302055
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
i
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus carota) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA
IKAN MASKOKI (Carassius auratus)
SKRIPSI
RIKI MS KARO-KARO 100302055
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
ii
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus carota) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA
IKAN MASKOKI (Carassius auratus)

SKRIPSI
RIKI MS KARO-KARO 100302055
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
iii
Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Riki MS Karo-Karo NIM : 100302055 menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Dauscus carota) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus) adalah hasil karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah orang lain yang sudah ada.
Medan, 30 Maret 2015
Riki MS Karo-Karo NIM. 100302055
iv
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
RIKI MS KARO-KARO. Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan IRWANMAY.
Ikan maskoki (Carassius auratus) adalah jenis ikan hias yang memiliki nama lain gold fish yang memiliki bentuk tubuh bervariasi mulai dari merah, kuning, hijau, hitam dan keperak-perakan. Sebagai Ikan yang termasuk dalam kategori ikan hias, maka untuk menghasilkan ikan maskoki yang terbaik, diperlukan lingkungan yang baik dan makanan yang mengandung nutrisi tinggi. Nutrisi makanan yang baik akan mendukung warna, kesehatan yang baik. Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan warna cerah yang merata pada ikan adalah menambahkan sumber pigmen ke dalam pakan. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Daucus carota). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis tepung wortel yang dapat meningkatkan warna ikan maskoki. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan, dengan dosis perlakuan 0%, 1%, 3%, dan 5% selama 30 hari. Penambahan tepung wortel melalui pakan dapat meningkatkan warna pada ikan maskoki. Pemberian tepung wortel dengan dosis 5% menghasilkan warna yang lebih cerah dibanding dengan dosis lainnya. Penambahan Tepung Wortel pada pakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan berat dan panjang ikan maskoki. Kata kunci : Carassius auratus, maskoki, Daucus carota, warna

v
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
RIKI MS KARO-KARO. Effect of Concentration Wheat Carrot (Daucus carota) In Color Enhancement Against Feeding goldfish (Carassius auratus). Under academic supervision by SYAMMAUN USMAN and IRWANMAY.
Goldfish (Carassius auratus) is a type of fish that have other names which have a gold fish body shape ranging from red, yellow, green, black and silvery. As fish are included in the category of ornamental fish, then to produce the best goldfish, needed a good environment and foods high in nutrients. Good food nutrition will support color, good health. Color is one of the reasons ornamental fish demand by the public, so farmers need to retain the color of ornamental fish in particular by giving feed containing pigment. The work done to obtain a uniform bright colors in fish is added to the pigment in the feed source. Source of natural pigments can be obtained from flour carrot (Daucus carota). The purpose of this study was to determine the dose of carrot flour that can enhance the color of goldfish. This study used a completely randomized design (CRD) with three replications, with doses of 0%, 1%, 3%, and 5% for 30 days. The addition of carrot powder through the feed can improve the color of goldfish. Giving carrot flour with a dose of 5% produces a brighter color than the other doses. Carrots Flour Addition on the feed had no effect on the weight and length growth goldfish. Keywords: Carassius auratus, goldfish, Daucus carota, color
vi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabanjahe pada tanggal 7 Maret 1992 dari ayah Setorot Karo Karo dan ibu Ida Suryani Br Ginting. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negri 040482 desa Gajah Kabupaten Karo pada tahun 1998-2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negri 1 Berastagi pada tahun 2004-2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan pada tahun 2007-2010.Penulis diterima di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian , Universitas Sumatera Utara (MSP FP USU) pada tahun 2010 melalui jalur ujian tertulis Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi diantaranya sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Perairan (IMASPERA) periode 2012-2013, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Unit Pelayanan Fakultas Pertanian (UKM KMK USU UP FP) dan anggota Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) Mbuah Page Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Budidaya Laut Batam, Kepulauan Riau dari tanggal 18 Juli sampai 18 Agustus 2013.
vii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Ayahanda Setorot Karo Karo, Ibunda Ida Suryani Br Ginting dan adikku Adven Kristi Karo Karo, Angga Supendi Karo Karo, Anggi Suwendi Karo Karo yang telah memberikan dukungan materi, kasih sayang dan doa kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Ir. Syammaun Usman, M,P dan Bapak Ir. Irwanmay, M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan berharga kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku ketua Program Studi, seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak R. Gatot Pahlawan , S.Pi di UPTD Budidaya, Irma Juniati, Ricky Suranta, dan rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Bidang Manajemen Sumberdaya Perairan dan Perikanan Budidaya.
Medan, Maret 2015 Penulis
viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

i

PERNYATAAN .............................................................................................

ii

ABSTRAK .................................................................................................

iii

ABSTRACT .................................................................................................


iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................

v

KATA PENGANTAR...................................................................................

vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

ix

DAFTAR TABEL..........................................................................................

x


DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xi

PENDAHULUAN Latar belakang .................................................................................... Rumusan masalah ............................................................................... Kerangka Pemikiran ........................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................... Manfaat Penelitian .............................................................................. Hipotesis ..............................................................................................

1 2 2 3 4 4

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassiusauratus)............. Habitat dan Sifat Ikan Maskoki ......................................................... Jenis-Jenis Ikan Maskoki.................................................................... Warna Pada Ikan ................................................................................. Wortel (Daucuscarota)....................................................................... Manfaat Wortel Pada Ikan Maskoki .................................................. Kandungan Beta Karoten Pada Wortel..............................................

5 9 10 10 12 13 14

METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian.............................................................. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. Metode Penelitian ............................................................................... Rancangan Percobaan ................................................................. Prosedur Penelitian ............................................................................. Persiapan Ikan Uji....................................................................... Persiapan Air Media ................................................................... Persiapan Pakan ..........................................................................

17 17 18 18 19 19 19 20

ix
Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Ikan....................................................................... Pengamatan Hasil ...............................................................................

Pengamatan Warna Ikan............................................................. Pengukuran Panjang Ikan ........................................................... Pengukuran Bobot Ikan .............................................................. Analisis Data .......................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ..................................................................................................... Perubahan Warna Ikan........................................................................ Pertumbuhan ....................................................................................... Pertumbuhan Panjang Ikan......................................................... Pertumbuhan Berat Ikan Maskoki ............................................. Kualitas Air ................................................................................. Pembahasan ......................................................................................... PerubahanWarna ................................................................................. Pertumbuhan Panjang Dan Berat Ikan............................................... Kualitas Air .........................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.......................................................................................... Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

21 22 22 22 23 23
24 24 25 25 26 28 30 30 33 34
36 36

x
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No

Teks

Halaman


1. Kerangka pemikiran ...................................................................................

3

2. Ikan Maskoki ..............................................................................................

6

3. Perubahan Warna Pada Ikan Maskoki ......................................................

30

4. Perubahan Panjang Ikan Maskoki .............................................................

33

5. Perubahan Berat Ikan Maskoki..................................................................

33


6. Perubahan Panjang dan Berat Ikan Maskoki ............................................

34

xi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Halaman

1. Kualitas Air Ikan Maskoki .........................................................................

9


2. Kandungan Gizi Wortel .............................................................................

15

3. Data Perubahan Warna Ikan Maskoki.......................................................

25

4. Data Pertumbuhan Panjang Ikan Maskoki..............................................

26

5. Data Pertumbuhan Berat Ikan Maskoki ....................................................

27

6. Data Kualitas Air Selama Penelitian .........................................................

28


xii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No

Teks

Halaman

1. Modifikasi Alat Pengukuran Warna.......................................................... 2. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) ............................... 3. Daftar Panelis Pengukur Warna ................................................................ 4. Tabel Sidik Ragam ANOVA ..................................................................... 5. Perhitungan Statistik Warna ...................................................................... 6. Perhitungan Statistik Panjang .................................................................... 7. Perhitungan Statistik Berat ........................................................................ 8. Perubahan Warna Ikan ............................................................................... 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................................. 10. Alat dan Bahan .........................................................................................

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

xiii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
RIKI MS KARO-KARO. Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan IRWANMAY.

Ikan maskoki (Carassius auratus) adalah jenis ikan hias yang memiliki nama lain gold fish yang memiliki bentuk tubuh bervariasi mulai dari merah, kuning, hijau, hitam dan keperak-perakan. Sebagai Ikan yang termasuk dalam kategori ikan hias, maka untuk menghasilkan ikan maskoki yang terbaik, diperlukan lingkungan yang baik dan makanan yang mengandung nutrisi tinggi. Nutrisi makanan yang baik akan mendukung warna, kesehatan yang baik. Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan warna cerah yang merata pada ikan adalah menambahkan sumber pigmen ke dalam pakan. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Daucus carota). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis tepung wortel yang dapat meningkatkan warna ikan maskoki. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan, dengan dosis perlakuan 0%, 1%, 3%, dan 5% selama 30 hari. Penambahan tepung wortel melalui pakan dapat meningkatkan warna pada ikan maskoki. Pemberian tepung wortel dengan dosis 5% menghasilkan warna yang lebih cerah dibanding dengan dosis lainnya. Penambahan Tepung Wortel pada pakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan berat dan panjang ikan maskoki. Kata kunci : Carassius auratus, maskoki, Daucus carota, warna
v
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
RIKI MS KARO-KARO. Effect of Concentration Wheat Carrot (Daucus carota) In Color Enhancement Against Feeding goldfish (Carassius auratus). Under academic supervision by SYAMMAUN USMAN and IRWANMAY.
Goldfish (Carassius auratus) is a type of fish that have other names which have a gold fish body shape ranging from red, yellow, green, black and silvery. As fish are included in the category of ornamental fish, then to produce the best goldfish, needed a good environment and foods high in nutrients. Good food nutrition will support color, good health. Color is one of the reasons ornamental fish demand by the public, so farmers need to retain the color of ornamental fish in particular by giving feed containing pigment. The work done to obtain a uniform bright colors in fish is added to the pigment in the feed source. Source of natural pigments can be obtained from flour carrot (Daucus carota). The purpose of this study was to determine the dose of carrot flour that can enhance the color of goldfish. This study used a completely randomized design (CRD) with three replications, with doses of 0%, 1%, 3%, and 5% for 30 days. The addition of carrot powder through the feed can improve the color of goldfish. Giving carrot flour with a dose of 5% produces a brighter color than the other doses. Carrots Flour Addition on the feed had no effect on the weight and length growth goldfish. Keywords: Carassius auratus, goldfish, Daucus carota, color
vi
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 45 Tahun 2009
tentang perikanan, perubahan atas undang-undang nomor 31 Tahun 2004, perikanan memegang peranan sangat penting dalam peradaban manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern. Perikanan merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Sejalan dengan pola pergeseran pola konsumsi ikan, dari pemenuhan kebutuhan pangan ke arah pemuasan rohani, dunia perdagangan ikan hias pun mulai mendapat perhatian serius dari masyarakat. Kondisi ini tidak disia-siakan oleh pemilik modal maupun petani di Indonesia untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya melalui kesempatan yang ada. Hal ini menyebabkan para pedagang menjadikan bisnis ikan hias sebagai mata pencaharian utama dan bukan lagi sebagai sumber penghasilan tambahan (Lesmana dan Satyani, 2002).
Ikan maskoki (Carassius auratus) adalah jenis ikan hias yang memiliki nama lain gold fish yang memiliki bentuk tubuh bervariasi mulai dari merah, kuning, hijau, hitam dan keperak-perakan. Sejak pertama kali ditemukan hingga dipelihara orang terdapat kurang lebih 15 macam ikan maskoki yang telah dikenali dan digemari oleh masyarakat. Sebagai Ikan yang termasuk dalam kategori ikan hias, maka untuk menghasilkan ikan maskoki yang terbaik, diperlukan lingkungan yang baik dan makanan yang mengandung nutrisi tinggi.

Universitas Sumatera Utara

2
Nutrisi makanan yang baik akan mendukung warna, kesehatan dan kualitas anakan yang baik (Ningrum, 2012).
Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Warna pada ikan disebabkan adanya sel kromatofora yang terdapat pada bagian kulit dermis. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan warna cerah yang merata pada ikan adalah menambahkan sumber pigmen ke dalam pakan. Saat ini, sudah banyak dibuat zat warna sintetik yang dapat ditambahkan dalam pakan tetapi hasilnya tidak sebaik menggunakan sumber pigmen alami. Pembudidaya lebih memilih menggunakan sumber pigmen alami untuk meningkatkan warna ikan hias. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Lesmana dan Satyani, 2002 ).
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penambahan tepung wortel (Daucus carota) dalam pakan ikan berpengaruh terhadap peningkatan warna ikan maskoki?
2. Berapakah dosis tepung wortel yang dapat ditambahkan dalam pakan ikan yang menghasilkan peningkatan warna yang baik untuk ikan maskoki?
Kerangka Pemikiran Nilai seni dari ikan hias adalah warna, bentuk morfologi badan dan
gerakan. Warna yang menarik adalah warna yang terang yang dapat mempengaruhi suasana yang ada di sekitarnya, sedangkan bentuk morfologi yang menarik adalah bentuk yang tidak simetris, begitu juga dengan gerakan yang
Universitas Sumatera Utara

3
sangat didambakan oleh para penikmat adalah gerakan lambat yang lemah gemulai (Flona, 2012).
Ikan hias maskoki merupakan ikan hias yang mengandalkan bentuk morfologi dan warna. Perubahan warna ikan merupakan pengaruh dari keturunan, lingkungan, kualitas air dan nutrisi pakan yang diberikan. Perubahan ini dapat dilakukan dengan pemberian tepung yang mengandung beta karoten. Kerangka pemikiran penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Ikan Hias
Warna

Lingkungan

Pakan

Pigmen

Tepung Wortel

Peningkatan Warna Ikan
Daya Tarik Ikan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung wortel dalam meningkatkan perubahan warna pada ikan maskoki dan mengetahui

Universitas Sumatera Utara

4 dosis tepung wortel yang tepat pada pakan ikan maskoki untuk memperoleh warna yang baik. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, khususnya memberikan alternatif lain kepada masyarakat dalam peningkatan warna ikan hias dengan harga yang tidak mahal dan dengan teknik yang baru. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Penggunaan tepung wortel pada pakan ikan maskoki dapat menambah kilau
warna. 2. Adanya pengaruh penggunaan dosis tepung wortel yang berbeda terhadap
kilau warna ikan maskoki.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

5

Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus)

Ikan maskoki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan

ikan mas (Cyprinus carpio). Menurut Bachtiar (2005), sistematika ikan mas koki

berdasarkan ilmu taksonomi adalah sebagai berikut :

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Cypriniformes

Subordo

: Cyprinoidea

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Carassius

Spesies

: Carassius auratus

Ikan maskoki memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pendek dan bulat, mata lebar

dan besar, bersirip dan di sisi tubuhnya terdapat gurat sisi dan mempunyai

lembaran insang, dapat dilihat pada gambar 2. Insang ini berfungsi untuk

pernafasan, lewat insang ikan maskoki memperoleh oksigen dengan cara

menghisap dari mulutnya kemudian menyaringnya dengan lembaran insang.

Oksigen yang masuk ke dalam tubuh bersama air akan dibawa oleh aliran darah.

Karena itu, jika airnya tercemar maka kandungan karbondioksida dan kotoran

lainnya akan dikeluarkan dari bagian belakang lembaran insang. Ikan maskoki

dapat tumbuh hingga mencapai 23 inci (53 cm) dan maksimum mencapai berat

4,5 kg, namum hal ini sangat jarang terjadi. Sebagian besar ikan maskoki hanya

mencapai separuh dari ukuran maksimal tadi dalam masa pertumbuhannya. Dalam

Universitas Sumatera Utara

6 kondisi yang optimal, maskoki mampu bertahan hidup hingga 40 tahun, tetapi sebagian besar maskoki umumnya hidup antara 6 – 8 tahun (Bachtiar, 2005).
Gambar 2. Ikan Maskoki (Carassius auratus) Membedakan ikan maskoki pejantan dan betina dapat dilihat dari sirip dada yang berbintik-bintik bulat menonjol dan kasar ketika diraba. Sedangkan induk betina pada sirip dadanya terdapat bintik-bintik halus ketika diraba. Indukan jantan yang telah matang dan siap memijah akan mengeluarkan cairan berwarna putih jika diurut pada lubang genitalnya. Pada indukan betina yang telah matang, perutnya terlihat gendut dan lembek serta lubang genitalnya berwarna merah (Ningrum, 2002). Ikan maskoki memiliki sisik yang berderet rapi, mengkilap dan menutupi tubuh sepeti genteng rumah. Warnanya cukup menarik dan variatif. Umumnya sisik ikan maskoki berwarna metalik, merah, kekuning-kuningan, kuning, hijau, hitam atau gabungan dari warna-warna tersebut. Warna sisik ditentukan oleh
Universitas Sumatera Utara

7
banyak sedikitnya pigmen quanin yang terkandung dalam sisik ikan maskoki. Pembentukan quanin dipengaruhi oleh faktor genetis, lingkungan, jenis makanan, dan kebersihan lingkungan. Sirip ikan maskoki mempunyai dua fungsi pokok yaitu sebagai alat keseimbangan dan sebagai tenaga gerak yang dibantu oleh kontraksi otot tubuh atau otot ekor (Bachtiar, 2005).
Ikan maskoki jantan dan ikan maskoki betina memiliki beberapa perbedaan dari segi morfologi eksternal masing-masing. Perbedaan ini bisa dijadikan identifikasi untuk menentukan jenis kelamin ikan maskoki. Menurut Flona (2012), setidaknya ada 6 (enam) ciri fisik yang membedakan antara ikan maskoki jantan dengan betina, yaitu sebagai berikut: 1. Bentuk tubuh
Ikan maskoki betina cenderung berbadan pendek. Sirip dadanya berbentuk oval dengan karakteristik tipis dan halus. Perutnya terlihat bulat besar karena memiliki indung telur di dalamnya (bagi ikan maskoki yang sudah dewasa). Sedangkan ikan maskoki jantan cenderung berbadan relatif panjang. Sirip dadanya agak panjang dengan karakteristik tebal dan kuat. 2. Kriteria di sekitar perut Pada ikan maskoki jantan, sisik di daerah dekat anus hingga daerah dekat sirip perut tersusun rapat dan tertata seperti sebuah garis lurus. Perut ikan mas koki jantan lebih keras. Pola sisik dan ciri seperti ini tidak terdapat pada ikan maskoki betina. Pada ikan maskoki betina, sisik yang terdapat di daerah perut berukuran lebih besar dan tersusun longgar, serta perutnya lebih lunak.
Universitas Sumatera Utara

8
3. Lubang anus Ikan maskoki jantan memiliki lubang anus yang kecil dan lonjong oval. Jika dilihat dari samping, lubang anus ini tampak terlihat seolah tertekan atau berbentuk datar. Sedangkan ikan maskoki betina memiliki lubang anus yang besar dan bulat. Dan jika dilihat dari samping, lubang anus ini tampak terlihat menonjol keluar.
4. Organ mutiara Di musim kawin, ada banyak bintik putih di sekitar pipi (dekat insang) pada ikan maskoki jantan. Ketika ikan maskoki jantan sudah dewasa, ada bintik putih seperti garam yang muncul di tepi tulang sirip depannya. Bintik ini terasa kasar bila diraba. Bintik-bintik pada ikan maskoki jantan ini dinamakan sebagai pearl organ (organ mutiara). Ini merupakan tanda kematangan alat-alat reproduksi pada ikan maskoki jantan, yang kemunculannya disebabkan oleh hormon. Tanda ini tidak muncul pada ikan maskoki betina.
5. Gaya berenang Sirip dada yang lebih panjang membuat ikan maskoki jantan dapat berenang lebih cepat dari pada ikan maskoki betina. ikan maskoki jantan juga lebih sensitif daripada ikan maskoki betina. Ketika ikan maskoki sedang melakukan pemijahan (kawin), yang lebih agresif dan bertindak sebagai "pengejar" adalah ikan maskoki jantan.
6. Warna tubuh Warna tubuh pada ikan maskoki jantan dan ikan maskoki betina berbeda. Perbedaan ini paling tampak pada ikan maskoki dewasa yang berwarna calico dan merah-putih. Seperti kodrat makhluk hidup lainnya, ikan maskoki jantan
Universitas Sumatera Utara

9

juga bertindak sebagai pihak yang harus memiliki daya tarik terhadap lawan jenisnya. Ikan maskoki jantan pada umumnya memiliki pola warna dan corak yang lebih beragam dan indah. Pada saat memasuki musim kawin, warna ikan maskoki jantan akan lebih cerah dari biasanya.

Habitat dan Sifat Ikan Maskoki

Ikan maskoki mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan maskoki cocok hidup di perairan tropis dengan kisaran suhu 20OC – 25OC dengan pH dan kesadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor penting

dalam memaksimalkan pertumbuhan ikan maskoki (Agus, 2001).

Menurut Lesmana dan Satyani (2002), kualitas air ikan maskoki dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kualitas Air Ikan Maskoki

Suhu (0C)

Parameter

Kisaran 23 – 29

DO (ppm)

5,0 -8,0

pH 6,5 - 8,0

Amonia (ppm)

0,00 - 0,15

Nitrit (ppm)

0,00 - 0,10

Menurut Flona (2012), ikan maskoki memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan maskoki dalam mencari makan karena ikan

Universitas Sumatera Utara

10
maskoki akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan maskoki yang di pelihara di kolam atau di akuarium dapat di pijahkan sepanjang tahun. Tetapi ikan maskoki di alam biasanya memijah setelah musim hujan karena banyak dataran yang terendam air dan telah kering beberapa bulan, karena tempat tersebut mengeluarkan bau ampo atau bau has dari dalam tanah sehingga merangsang induk ikan memijah di tempat itu.
Jenis-Jenis Ikan Maskoki Keanekaragaman ikan memang tidaklah mudah untuk dihitung berapa
jumlahnya. Seiring dengan berjalannya waktu, aneka spesies baru khususnya jenis ikan maskoki (goldfish) semakin bertambah. Beberapa jenis ikan maskoki yaitu Ras bulldog (mata terlihat melotot), Spencer (adanya jambul di kepala dan sisik yang menarik), Mutiara (banyak butiran daging di sekujur tubuhnya sehingga tampak seperti mutiara yang menempel), Red head (adanya bintik merah di bagian kepala), Buble eyes (mata kantong, karena tampak gelembung besar dibagian kantung matanya), Veil tail (dengan sirip punggung dan ekor yang agak panjang berumbai), dan masih banyak lagi yang lainnya (Flona, 2012).
Warna pada Ikan Menurut Lesmana dan Satyani (2002), warna merupakan salah satu alasan
ikan hias yang diminati oleh masyarakat. Warna menjadi indikator keindahan ikan hias, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan memberi pakan yang mengandung pigmen warna. Peningkatan intensitas warna pada ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh ikan yang sifatnya tetap seperti umur, ukuran, genetik, jenis kelamin, dan kemampuan ikan dalam
Universitas Sumatera Utara

11
menyerap kandungan nutrisi dalam pakan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh ikan yaitu kualitas air, cahaya dan pakan yang mengandung gizi tinggi serta sumber beta-karoten.
Warna pada ikan disebabkan oleh adanya sel pigmen atau kromatofor yang terdapat dalam dermis pada sisik, di luar maupun di bawah sisik (Wayan dkk., 2010). Sel ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar, yaitu eritriofora yang menghasilkan warna merah dan orange, xanthofora yang menghasilkan warna kuning, melanofora yang menghasilkan warna hitam, leukofora yang menghasilkan warna putih, dan iridofora yang dapat memantulkan refleksi cahaya. Ikan hanya dapat mensintesis pigmen warna hitam dan putih. Warna merah, oranye dan kuning tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, sehingga pembentukan warna pada ikan hias sangat tergantung pada jumlah karotenoid yang ada pada pakan (Lesmana dan Sugito, 1997 diacu oleh Wayan dkk., 2010).
Umumnya warna ikan adalah konstan atau tidak berubah dan spesifik untuk jenisnya. Perubahan warna biasanya terjadi hanya pada kecerahan dan keburamannya saja yang disebabkan oleh perubahan sel pigmen. Sel pigmen pada ikan juga berperan sebagai pelindung terhadap sinar serta dipercaya ikut berperan dalam siklus oksigen (Satyani dan Lesmana, 2002).
Pigmentasi pada ikan dikendalikan oleh sistem saraf dan dua zat kimia yang dihasilkan oleh saraf, yaitu (1) epinefrin (adrenalin) merupakan neurohormon yang dikeluarkan oleh organisme ketika terkejut atau takut sehingga menyebabkan butiran pigmen berkumpul di tengah sel dan menyebabkan hewan tersebut kehilangan warna, (2) asetilkolin adalah zat kimia yang dikeluarkan sel saraf menuju otot, sehingga menyebabkan melanin menyebar dan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara

12
warna tubuh organisme menjadi gelap. Penyerapan karotenoid dalam sel-sel jaringan mempengaruhi kromatofor dalam lapisan epidermis ikan. Kromatofor yang terdapat di kulit memungkinkan ikan untuk mengubah warna. Kandungan astaxanthin dalam karotenoid akan meningkatkan pigmen warna merah pada eritrofor sehingga warna merah yang dihasilkan akan tampak lebih jelas (Evan, 1993).
Jenis pakan mempengaruhi penampilan warna ikan. Penambahan sumber peningkat warna dalam pakan akan mendorong peningkatan pigmen warna pada tubuh ikan, atau minimal mampu mempertahankan pigmen warna pada tubuhnya selama masa pemeliharaan (Said dkk., 2005 diacu oleh Wayan dkk., 2010).
Wortel (Daucus carota) Wortel merupakan salah satu yang menghasilkan karoten yang dapat
mempercantik warna ikan hias yang tidak memerlukan biaya yang besar. Wortel kaya beta karoten sehingga bisa menaikkan warna merah seperti spirulina (Sunarno, 2012).
Wortel merupakan tanaman sayuran termasuk ke dalam jenis tanaman semak, dan tumbuh baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman wortel mempunyai struktur batang yang pendek, serta akar yang berakar tunggang dapat berubah bentuk menjadi bulat dan disebut dengan umbi. Umbi wortel ini tampak berwarna kuning kemerah-merahan, yang berarti mengandung tinggi senyawa karoten dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara keseluruhan wortel merupakan tanaman setahun, tumbuh tegak hingga 30 – 100 cm atau lebih (Cahyono, 2002 diacu oleh Keliat, 2008).
Universitas Sumatera Utara

13
Kata karoten berasal dari bahasa Latin yang berarti wortel, yaitu pigmen warna kuning dan oranye pada buah sayuran. Karatenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, atau merah oranye, mempunyai sifat larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Kumalaningsih, 2006 diacu oleh Hastuti, 2011).
Dengan kandungan karatenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pakan alami ikan. Selain itu karoten pada wortel juga berperan sebagai prekursor vitamin A sehingga dapat memberi nilai tambah tersendiri pada penggunaan wortel sebagai pewarna alami pada ikan maskoki (Cahyono, 2000 diacu oleh Ikawati, 2005).
Manfaat Wortel pada Ikan Maskoki Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan
maskoki sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan maskoki yang sudah diformulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan maskoki (Flona, 2012).
Usaha ikan hias dan pembenihan ikan hias tidak cukup hanya bertumpu pada upaya untuk memacu produksi ikan hias, akan tetapi perlu diiringi dengan langkah-langkah efisien tentang penampilan keindahan warna, kecemerlangan dan
Universitas Sumatera Utara

14
batikan ikan hias. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas pakan terutama nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ikan, dan kandungan sumber bahan baku potensial sebagai penghasil pigmen seperti wortel, udang-udangan dan lain-lain sebagai sumber karotenoid (Pinandoyo, 2005).
Kandungan Beta Karoten pada Wortel Karotenoid adalah sumber utama dalam roses pigmentasi pada ikan hias
atau ikan daerah tropis, untuk berbagai macam spesies ikan berwarna kuning, merah dan warna lainnya. Karatenoid juga merupakan nutrien yang sangat penting bagi kesehatan, pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi ikan. Sumber karatenoid untuk ikan banyak ditemukan dari tanaman maupun produk hewani (Meyers, 1994 diacu oleh Sukarman dan Chumaidi, 2011).
Sumber karotenoid dapat berasal dari bahan makanan seperti wortel, ubi, labu kuning, jagung dan sebagainya termasuk pada sasyur-sayuran hijau, udang, kepitang dan beberapa jenis krustase lainnya. Sedangkan karotenoid dalam bentuk bahan anorganik yang bisa digunakan pembuatan pakan ikan adalah astaksantin (Hidayat dan Saati, 2006 diacu oleh Wayan dkk., 2010).
Kemampuan pigmentasi dari suatu bahan tidak hanya ditentukan oleh tingginya kandungan karatenoid tetapi juga jenis karatenoid yang tergantung didalamnya. Jenis karotenoid yang bisa digunakan dalam pakan ikan maupun udang adalah betakaroten, zeaxanthin, isozeazanthin, chantaxanthin (Tappin, 2010 diacu oleh Sukarman dan Chumaidi, 2011).
Kandungan -karoten pada umbi wortel mentah adalah sebesar 8β85 μg/100g. -karoten memberikan warna oranye cerah pada umbi wortel, -
Universitas Sumatera Utara

15

karoten dimetabolisme oleh tubuh menjadi vitamin A jika ada garam empedu di

saluran pencernaan (Nowick, 2006 diacu oleh Pohan, 2008 ).

Kandungan gizi dan betakaroten wortel untuk tiap 100 gram dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Gizi dalam Wortel

Jenis zat gizi

Jumlah

Air 87,7 g

Energi

43 kkal

Lemak

0,19 g

Karbohidrat

10,14 g

Serat

3g

Kalium

323 mg

Fosfor

44 mg

Natrium

35 mg

Kalsium

27 mg

Magnesium

15 mg

Vitamin C

9,3 mg

Vitamin A

28000 IU

Vitamin B6

0,14 mg

Niasin

0,92 mg

Asam folat

14 mg

-karoten

8β85 μg

Universitas Sumatera Utara

16 Wortel mengandung senyawa karotenoid dalam jumlah besar, berkisar antara 6000 – 54800 pg/100 g. Karotenoid adalah pigmen berwarna kuning, oranye dan oranye kemerahan yang terlarut dalam lipida meliputi kelompok hidrokarbon yang disebut karoten dan derivat oksigenasinya xantofil. Dengan kandungan karotenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pangan alami (Ikawati, 2005).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

17

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November - Desember 2014,
di Pusat Informasi Dan Pengembangan Ikan Hias Dinas Pertanian Dan Kelautan Kota Medan, Jl Karya Wisata Kecamatan Medan Johor.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 unit akuarium ukuran 40 x 20 x 20 cm3 sebagai wadah pemeliharaan, aerator untuk mensuplai

kandungan oksigen dalam media pemeliharaan, pH meter untuk mengukur kadar

asam dan basa media uji, DO meter untuk mengetahui kandungan oksigen,

termometer untuk mengukur suhu, timbangan digital untuk mengukur bobot ikan,

selang sifon untuk membuang sisa metabolisma (menjaga kualitas air), serok

untuk menangkap ikan, alat tulis, kamera digital untuk dokumentasi dan lain-lain.

Sedangkan untuk mengetahui perubahan warna menggunakan alat yang

dimodifikasi, dapat dilihat pada Lampiran 1. Alat ini dibuat dengan menggunakan

pencampuran warna. Perubahan warna kuning kemudian semakin meningkat.

Peningkatan warna dengan cara penambahan kontras 20 % per nomor perubahan

dan alat pengukur warna ini dibuat sesuai dengan acuan TCF (Toca Color

Finder), yang mulai dari :

- Level warna 1-3

: Kuning pucat

- Level Warna 4-5

: Kuning muda

- Level warna 6-9

: Kuning

- Level warna 10-11

: Kuning Jingga

Universitas Sumatera Utara

18

- Level warna 12-14

: Kuning sawo

- Level warna 15-16

: Warna Emas

- Level warna 17-18

: Warna jingga

- Level warna 19-20

: Warna jingga muda

- Level warna 21-23

: Warna jingga tua

- Level warna 24-25

: Warna jingga merah

- Level warna 26-27

: Warna merah muda

- Level warna 28-29

: Warna merah

- Level warna 30

: Warna merah pekat

Sumber : Jurnal Epifania,(2011). File Gambar Berdasarkan Dominasi Warna

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan maskoki yang berukuran rata-rata panjang 7,78 – 9,02 cm dengan berat rata-rata 8,06 – 9,96 gr (berasal dari induk yang sama, umur yang sama dan ukuran yang sama), air bersih, tepung wortel, pakan buatan berupa pelet ikan hias (Takari), progol digunakan sebagai perekat tepung wortel pada pakan.

Metode Penelitian Rancangan Percobaan
Penerapan percobaan suatu faktor dalam rancangan acak lengkap biasanya digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen (Ahmad dan Sumertajaya, 2006).
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan, yang menjadi perlakuan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

19

- Perlakuan W : Tanpa pemberian tepung wortel

- Perlakuan W : Pemberian tepung wortel 1%

- Perlakuan W - Perlakuan W

: Pemberian tepung wortel 3% : Pemberian tepung wortel 5%

Metode rancangan ini digunakan karena keragaman kondisi lingkungan,

alat, bahan dan media yang digunakan adalah homogen karena letak/posisi

masing-masing unit tidak mempengaruhi hasil-hasil percobaan dan percobaan ini

dilakukan pada kondisi terkontrol atau setiap unit percobaan secara keseluruhan

memiliki peluang yang sama besar untuk menempati pot-pot percobaan atau dapat

dilihat pada bagan , Lampiran 2 (Hanafiah, 2007).

Prosedur Penelitian Persiapan Ikan Uji
Sebelum ikan dimasukan ke dalam wadah uji, terlebih dahulu ikan diadaptasi selama dua hari dan ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan. Sesudah ikan dipuasakan ikan uji diberi perlakukan sama seperti pemberian pakan pelet. Setelah diadaptasi ikan ditebar sebanyak 5 ekor per akuarium/media uji. Pengamatan perubahan warna hanya selama sebulan atau 30 hari.
Persiapan Air Media Persiapan air media merupakan hal yang cukup penting dalam
pemeliharaan ikan. Air sebagai media hidup ikan sebelum digunakan, sebaiknya dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Adapun tahapan yang dilakukan selama penelitian dalam melakukan persiapan air media ialah, air dari sumur gali yang

Universitas Sumatera Utara

20
dinaikkan melalui pompa, ditampung dalam bak tandon. Selanjutnya, air tersebut dialirkan ke dalam ember penampung yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran dalam air. Air yang ada di ember penampung, diberi aerator yang berfungsi untuk mengurangi jumlah karbon dioksida, dan mengurangi kandungan konsentrasi gas terlarut. Air diendapkan kurang lebih selama 1 hari. Selanjutnya, air dapat digunakan dalam pemeliharaan ikan dalam akuarium. Ketika pengambilan air, aerator dimatikan sehinggga sisa-sisa metabolisme dalam air mengendap. Air yang digunakan yaitu 75 % dari tinggi air dalam ember.
Persiapan Pakan Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan buatan berupa pelet
ikan hias (takari) yang mengandung Protein 30 %, Lemak 3 %, Serat 4 %, Vitamin A, D3, E, B1, B6, B12, Niacin, Biotin, Panthotenic dan Choline kemudian dicampur dengan beta karoten dari tepung wortel 5% dari bobot ikan setiap pengamatan. Pakan yang digunakan untuk kontrol tidak mengandung tepung wortel. Perlakuan 1 % mengandung 1 g tepung wortel dalam 100 g pakan, perlakuan 3 % mengandung 3 g dalam 100 g pakan dan perlakuan 5 % mengandung 5 g dalam 100 g pakan.
Tepung wortel yang digunakan berupa tepung dalam bentuk kering. Kemudian masing-masing dosis ditambahkan pada pakan buatan ikan hias. Adapun tahapan pencampuran tepung wortel dalam pakan ialah : - Mencampur tepung wortel sesuai dosis dengan progol (2 – 3 g/kg pakan)
dalam satu wadah dan diaduk sampai merata. - Menambahkan air dengan dosis 150 ml/kg pada tepung wortel yang telah
diaduk merata dengan progol dan dibiarkan sampai 10 menit.
Universitas Sumatera Utara

21
- Tuangkan pakan takari ke dalam wadah tepung wortel bersama progol yang telah dilarutkan dalam air.
- Aduk campuran pakan takari dengan progol, sampai seluruh tepung wortel sudah lengket merata pada pakan.
- Apabila seluruh tepung wortel sudah lengket kemudian dikering anginkan campuran tersebut sampai kering selama 30 – 60 menit.
- Jika selama pengeringan terjadi perubahan warna dan bau maka pakan tersebut dibuang dan harus dibuat kembali.
Pemeliharaan Ikan Wadah yang digunakan adalah akuarium berjumlah 12 buah yang
berukuran 40 x 20 x 20 cm3. Akuarium dicuci menggunakan detergen hingga bersih dan dikeringkan. Setelah itu, akuarium diisi dengan air sekitar 75% dari volumenya dan diberi aerasi sebagai penyuplai oksigen.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 30 hari dengan pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yakni pada jam 10.00 dan 15.00 WIB pada masingmasing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan sama yaitu 5% dari berat ikan, yang membedakan hanyalah perlakuannya.
Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan penyifonan setiap hari. Jumlah volume air yang disipon sebanyak 10 % pada wadah pemeliharaan. Parameter kualitas air juga dilakukan untuk mengetahui kondisi air. Kualitas air yang diukur adalah suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Pengukuran kulaitas air dilakukan setiap 10 hari sekali. Perubahan warna ikan uji adalah perbandingan warna awal dengan perubahan warna akhir. Perbandingan warna ini melihat dari
Universitas Sumatera Utara

22
nomor warna yang tertera pada alat pengukur warna yang telah dimodifikasi terhadap perubahan warna yang terjadi pada ikan.
Pengamatan Hasil Pengamatan hasil dilakukan setiap 10 hari sekali dari awal penebaran
hingga akhir penelitian. Pengamatan hasil meliputi pengamatan warna ikan, panjang ikan dan bobot ikan. Pengamatan Warna Ikan
Pengukuran warna dilakukan setiap 10 hari sekali dengan menggunakan alat pengukur warna yang telah di modifikasi. Cara pengamatan yaitu difokuskan pada dua warna yang mendekati pada keseluruhan permukaan tubuh. Pengamatan terhadap intensitas warna maskoki menggunakan alat pengukur warna yang dimodifikasi sendiri dan diamati oleh 5 orang panelis yang tidak memiliki gangguan pengelihatan (buta warna dan rabun). Daftar panelis pengukur warna dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pengamatan dilakukan secara visual dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas pengukur warna yang telah diberi pembobotan. Pengamatan terhadap intensitas warna maskoki dilakukan dengan pemberian nilai atau pembobotan pada kertas pengukur warna. Penilaian dimulai dari terkecil 1,2,3 hingga skor terbesar 30 dengan gradasi warna dari orange muda hingga merah pekat.
Universitas Sumatera Utara

23

Pengukuran Panjang Ikan

Pengukuran panjang meliputi panjang total ikan dari ujung mulut sampai

ujung ekor ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan kertas millimeter.

Pertumbuhan panjang dihitung dengan rumus :

Keterangan:

Pm = Pt – P0

Pm : Pertumbuhan panjang mutlak ikan (cm) Pt : Panjang ikan pada waktu ke-t (cm) P0 : Panjang ikan pada waktu ke-0 (cm)

Pengukuran Bobot Ikan Pengukuran bobot ikan menggunakan timbangan digital. Pertambahan
bobot dihitung dengan rumus :
Wm = Wt – W0
Keterangan: Wm : Pertambahan bobot mutlak ikan (g) Wt : Bobot ikan pada waktu ke-t (g) W0 : Bobot ikan pada waktu ke-0 (g)

Analisis Data Data peningkatan kualitas warna yang diperoleh (hasil selisih pengukuran
warna awal hingga warna akhir pada modifikasi alat pengukur warna) dianalisis dengan analisa statistik menggunakan SPSS yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) uji F untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan (penggunaan

Universitas Sumatera Utara

24 tepung wortel) akan diuji menggunakan uji Beda Nyata Jujur atau Tukey. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 4.
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

25

Hasil Perubahan Warna Ikan
Penelitian pengaruh kosentrasi ekstrak wortel (Daucus carota) pada pakan terhadap penigkatan warna ikan maskoki (Carrasius auratus) dilakukan dengan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, masig-masing diulang sebanyak 3 kali ulangan. Dari hasil pengamatan ikan maskoki mengalami perubahan warna pada setiap perlakuan penambahan tepung wortel pada pakan pelet takari. Setiap perlakuan mengalami perubahan warna yang berbeda tergantung pada persentase pemberian tepung wortel pada pakan. Perubahan warna ikan maskoki tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Perubahan warna ikan maskoki tertinggi terdapat pada perlakuan W3 dari 21,57 menjadi 25,38 (warna jingga tua menjadi warna jingga merah) dengan kenaikan perubahan warna sebesar 3,81, berikutnya pada perlakuan W2 dari 21,97 menjadi 25,19 (warna jingga tua menjadi warna jingga merah) dengan kenaikan perubahan warna sebesar 3,22, berikutnya pada perlakuan W1 dari 22,63 menjadi 25,29 (warna jingga tua menjadi warna jingga merah) dengan kenaikan perubahan warna sebesar 2,66 dan peningkatan perubahan warna terendah terjadi pada perlakuan W0 dari 21,44 menjadi 22,33 (warna jingg