PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PADI GOGO (Oryza sativa L.)

Oleh

MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (2) perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (3) interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013 di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK saat tanam (A1), saat tanam + awal berbunga (A2), saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh (A3) dan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK 100 kg NPK/ha (P1), 200 kg NPK/ha (P2), 300 kg NPK/ha (P3), 400 kg NPK/ha (P4). Homogenitas data diuji dengan uji Barllet, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey dan jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah menggunakan orthogonal polynomial pada taraf 5%. Hasil penelitian


(2)

per rumpun yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A2meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi per rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364 t/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan jumlah gabah total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha; (2) berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per rumpun, bobot 100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun dan produksi gabah kering giling; (3) waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah waktu aplikasi pupuk A2dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan produksi gabah kering giling 2,609 t/ha.


(3)

(4)

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PADI GOGO (Oryza sativaL.)

(Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap tinggi tanaman……… 16

2. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap anakan produktifper rumpun ……….. 18 3. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap panjang malai……… 20 4. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap bobot berangkasankering per rumpun……….. 22 5. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap jumlah gabah isi per rumpun.………... 24 6. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap jumlahgabah total per rumpun………. 27 7. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap bobot gabah kering per rumpun.……… 31 8. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap produksi gabah kering giling……… 33 9. Tata letakpercobaan setiap ulangan……… 80


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... xi

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ... 4

1.4 Landasan Teori ... 5

1.5 Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Klasifikasi Tanaman ... 7

2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara Bagi Tanaman... 8

2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk... 10

2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)………. 11

III. BAHAN DAN METODE... 12

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

3.2 Bahan dan Alat ... 12

3.3 Metode Penelitian... 12

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 13


(10)

vi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 16

4.1 Hasil Penelitian ... 16

4.1.1 Tinggi tanaman... 16

4.1.2 Anakan produktif per rumpun... 18

4.1.3 Panjang malai... 20

4.1.4 Bobot berangkasan kering per rumpun ... 22

4.1.5 Jumlah gabah isi per rumpun ... 24

4.1.6 Jumlah gabah hampa per rumpun ... 26

4.1.7 Jumlah gabah total per rumpun ... 26

4.1.8 Persentase gabah hampa per rumpun ... 29

4.1.9 Bobot 100 butir gabah isi per rumpun ... 29

4.1.10 Bobot gabah kering per rumpun... 30

4.1.11 Produksi gabah kering giling ... 32

4.2 Pembahasan... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 40

5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Saran... 41

PUSTAKA ACUAN... 42


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Macam Perlakuan. ... 13 2. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap tinggi

tanaman saat panen. ... 17 3. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap anakan

produktif per rumpun. ... 19 4. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap panjang

malai. ……….. 21

5. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot

berangkasan kering per rumpun. ... 23 6. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap jumlah

gabah isi per rumpun. ... 25 7. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

jumlah gabah hampa per rumpun. ... 26 8. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

jumlah gabah total per rumpun. ... 28 9. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

persentase gabah hampa per rumpun. ... 29 10. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot

100 butirgabah isi per rumpun. ………. 30 11. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

bobot gabah kering per rumpun. ... 32 12. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap


(12)

viii

13. Hasil pengamatan tinggi tanaman saat panen. ... 45

14. Uji Barllet untuk tinggi tanaman. ... 45

15. Analisis ragam untuk tinggi tanaman. ... 46

16. Uji ortogonal polinomial untuk tinggi tanaman. ... 47

17. Hasil pengamatan anakan produktif per rumpun. ... 48

18. Uji Barllet untuk anakan produktif per rumpun. ... 48

19. Analisis ragam untuk anakan produktif per rumpun. ... 49

20. Uji ortogonal polinomial untuk anakan produktif per rumpun. ... 50

21. Hasil pengamatan panjang malai. ... 51

22. Uji Barllet untuk panjang malai. ... 51

23. Analisis ragam untuk panjang malai. ... 52

24. Uji ortogonal polinomial untuk panjang malai. ... 53

25. Hasil pengamatan bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54

26. Uji Barllet untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54

27. Analisis ragam untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 55

28. Uji ortogonal polinomial untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 56

29. Hasil pengamatan jumlah gabah isi per rumpun. ... 57

30. Uji Barllet untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 57

31. Analisis ragam untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 58

32. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 59

33. Hasil pengamatan jumlah gabah hampa per rumpun. ... 60


(13)

ix

35. Analisis ragam untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61

36. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61

37. Hasil pengamatan jumlah gabah total per rumpun. ... 62

38. Uji Barllet untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 62

39. Analisis ragam untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 63

40. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 64

41. Hasil pengamatan persentase gabah hampa per rumpun. ... 65

42. Uji Barllet untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 65

43. Analisis ragam untuk persentase gabah hampa per rumpun. .... 66

44. Uji ortogonal polinomial untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 66

45. Hasil pengamatan bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67

46. Uji Barllet untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67

47. Analisis ragam untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. .... 68

48. Uji ortogonal polinomial untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 68

49. Hasil pengamatan bobot gabahkering per rumpun. …………... 69

50. Uji Barllet untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 69

51. Analisis ragam untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 70

52. Uji ortogonal polinomial untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 71

53. Hasil pengamatan produksi gabah kering giling. ... 72

54. Uji Barllet untuk produksi gabah kering giling. ... 72


(14)

x

56. Uji ortogonal polinomial untuk produksi gabah

kering giling. ... 74 57. Data analisis tanah awal dan akhir. ……….. 75 58. Data curah hujan observatorium Polinela pada bulan

Juni-Oktober 2013. ……….. 76

59. Korelasi antar variabel pengamatan. ………... 78 60. Koefisian orthogonal polynomial untuk tanggapan


(15)

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri

(QS. 13 : 11)

Dengan Iman hidup menjadi lebih terarah,

dengan Ilmu hidup menjadi lebih mudah,

dengan Amal hidup menjadi lebih bermanfaat.

Dengan Ridho Allah, Yakin Usaha Sampai

(Himpunan Mahasiswa Islam)


(16)

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

Kedua orangtuaku Papa dan Mama tercinta Yang selalu memberikan perhatian yang tulus

serta cinta kasih tak terhingga

Kakakku dan Adik-adikku

Yang selalu memberi semangat, kasih sayang, canda dan tawa


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bandarlampung pada tanggal 27 Januari 1993 dari pasangan Bapak Sangkal Tambaru dan Ibu Windha Suryani sebagai anak kedua dari empat bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikan dengan menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 1998, Sekolah Dasar di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 19 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-MATA) periode 2011-2012, Komisi Advokasi dan Perundangan di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DPM FP) periode 2012-2013, dan Sekretaris Umum di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila periode 2013-2014.


(18)

ii

Pada bulan Juli 2013, Penulis menjalani Praktik Umum (PU) sebagai mata kuliah wajib di kebun percobaan milik Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung. Pada bulan Januari sampai Februari 2014, Penulis menjalani Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) sebagai mata kuliah wajib di Desa Sukajadi, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis melaksanakan penelitian pada bulan Juni sampai November 2013 di daerah Kelurahan

Bataranila, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian.


(19)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan nikmat iman, ilmu serta amal-Nyaskripsi yang berjudul “Pengaruh Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza Sativa L.)” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Pembimbing Pertama yang telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr.Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Penguji sekaligus Ketua Jurusan Agroteknologi atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Tamaluddin Syam, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, motivasi, dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa.


(20)

iv

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Kedua orang tua Penulis yaitu Sangkal Tambaru dan Windha Suryani atas semua do’a, motivasi, pengorbanan penuh cinta dan kasih. Semoga Allah SWT selalu menjaga, melindungi serta memuliakan Papa dan Mama tercinta. 7. Saudara-saudaraku M.Gilang Satria R, M.Tanri Aditya, dan M.Satya Habibie yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan kasih sayang kepada penulis.

8. Eka Purnama Sari yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan cinta kasih kepada penulis. Sahabat seperjuangan Jimmy, Harris, Firsttio, Tabroni, I Putu, Shofi, Farchan, Aksa, Dendy, Diago, Cahyadi, Sandi Aji, Debby Kuncoro, Dian, Miandri, Debby Agsari, Mesa, Intan Andya, Noviaz, Amey, dan Wanda terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu ada bagi penulis.

9. Rekan-rekan di Jurusan Agroteknologi angkatan 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini, begitu juga rekan-rekan di UKMF LS MATA FP Unila terimakasih atas bantuan kalian semua.

10. Kanda, Yunda, dan Saudara seperjuangan di HMI Komisariat Pertanian Unila terimakasih atas dukungan kalian semua.

Bandarlampung, November 2014 Penulis


(21)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Dalam pembangunan perekonomian di Indonesia komoditi padi mempunyai peranan yang sangat penting, karena beras merupakan bahan makanan pokok bagi 95% penduduk Indonesia (Kiswanto dkk., 2003). Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beras Nasional seperti penerapan teknologi pada lahan sawah irigasi. Namun penerapan teknologi tersebut tidak seimbang dengan perluasan lahan. Setiap tahun terjadi konversi lahan baik di Pulau Jawa maupun diluar Pulau Jawa. Selama ini andalan produksi padi nasional terfokus pada lahan sawah irigasi terutama di Pulau Jawa, dengan terjadinya konversi lahan sawah ke kegiatan non pertanian, maka pengembangan lahan kering harus dioptimalkan (Sujitno dkk., 2010).

Potensi lahan kering di Indonesia merupakan sumberdaya pertanian terbesar dengan luasan mencapai 148 juta ha (Abdurrachman dkk., 2005). Menurut Sukarman dan Suharta (2010), luas lahan kering yang sesuai untuk tanaman semusim diperkirakan mencapai 25,09 juta ha. Akan tetapi sumbangan lahan kering yang tersebar di berbagai pulau Indonesia masih sangat terbatas hanya terpusat di Pulau Jawa (Suryana, 2008).


(22)

2

Pada lahan kering, padi gogo dapat beradaptasi dengan baik dan memiliki toleransi terhadap tanah masam yang mengandung aluminium (Barbosa dan Yamada, 2002). Dibandingkan padi sawah yang biaya produksinya cukup tinggi, padi gogo bisa menjadi alternatif sebagai pemasok kebutuhan beras nasional, namun demikian potensi lahan kering tersebut tidak sesuai dengan produktivitas padi gogo nasional yang baru mencapai 2,56 t/ha, jauh dari produksi padi sawah yang mencapai 4,78 t/ha (Badan Pusat Statistika, 2012). Sampai saat

ini,kontribusi produksi padi gogo masih rendah hanya sekitar 5-6%

(Puslitbangtan,2005). Luas panen padi gogo di Pulau Sumatera adalah sebesar 301.367 ha masih lebih sedikit dibandingkan Pulau Jawa yang mencapai 357.333 ha (Yusuf dan Yardha, 2011).

Dari penelitian yang dilakukan Sirappa dan Waas (2009) menunjukkan bahwa, peningkatan hasil tanaman padi dapat dilakukan dengan penggunaan varietas unggul dan pemupukan yang seimbang. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik terbuat dari bahan alami tanpa bahan kimia sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang mengandung bahan kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal yang hanya memiliki kandungan satu unsur hara dan pupuk majemuk yang memiliki lebih dari satu kandungan unsur hara. Sehingga kandungan unsur hara pada pupuk majemuk lebih lengkap dibandingkan pupuk tunggal.

Selain jenis pupuk yang menentukan hasil, waktu pemberian dan dosis pupuk juga memberikan pengaruh terhadap hal tersebut. Penggunaan pupuk yang berimbang dengan dosis tertentu merupakan salah satu komponen dalam pengelolaan


(23)

3

tanaman terpadu. Perbedaan waktu dan dosis pemberian pupuk akan

menimbulkan perbedaan pertumbuhan dan hasil padi gogo (Yusuf dan Yardha, 2011).

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo ?

2. Apakah perbedaan dosis pupuk NPK akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo ?

3. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo ?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK terhadap

pertumbuhan dan hasil padi gogo.

2. Mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.


(24)

4

1.3 Kerangka Pemikiran

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo yang baik harus ditunjang dengan proses pemupukan yaitu takaran dosis dan waktu pemberian pupuk yang sesuai. Agar efisiensi pupuk dapat optimal, pupuk harus diberikan pada tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman padi gogo. Unsur hara yang berlebih dapat menyebabkan keracunan pada tanaman sedangkan pemberian pupuk yang terlalu sedikit akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang abnormal.

Selain itu setiap fase petumbuhan tanaman memiliki kebutuhan hara yang

berbeda. Sehingga waktu aplikasi pupuk juga perlu diperhatikan agar kebutuhan hara tanaman dapat dipenuhi, dengan demikian unsur hara harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo.

Unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) merupakan unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman padi gogo. Unsur hara N merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi tanaman padi gogo untuk meningkatkan kehijauan daun, namun unsur hara N mudah tercuci oleh air sehingga perlu diberikan secara bertahap agar selalu tersedia bagi tanaman. Selain itu unsur hara P dibutuhkan tanaman padi gogo untuk pembentukan biji dan unsur hara K berguna untuk pertumbuhan batang tanaman padi gogo. Ketiga unsur hara ini terkandung dalam pupuk NPK . Sehingga dengan penggunaan


(25)

5

pupuk NPK diharapkan dapat memenuhi unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi tanaman padi gogo.

1.4 Landasan Teori

Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Warisno (1998), persediaan unsur hara yang cukup pada setiap fase pertumbuhan merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimum. Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk karena antara aplikasi dan serapan tanaman menentukan banyaknya hara yang hilang akibat pencucian dan denitrifikasi (Prakoso, 2012).

Jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman maka harus dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut (Prakoso, 2012). Selanjutnya hara yang diserap tanaman akan membantu proses metabolisme. Produk sintesis berupa pati, protein, dan lipid akan digunakan oleh tanaman dalam proses pembelahan, pembesaran, dan diferensiasi sel. Meningkatnya ukuran dan jumlah sel maka jumlah stomata dan ukuran daun akan semakin besar. Sehingga proses fotosintesis dan metabolisme lainnya akan meningkat yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi gogo akan meningkat. Oleh sebab itu ketepatan dalam pemberian dosis dan waktu aplikasi pupuk perlu diperhatikan sesuai dengan fase pertumbuhan padi.

Hasil penelitian Yusuf dan Yardha (2011), menunjukkan bahwa pemberian pupuk dengan dosis 300 kg NPK/ha dapat meningkatkan produksi padi gogo.


(26)

6

Sedangkan hasil penelitian Pirngadi dkk. (2007), menunjukkan bahwa pemupukan Nitrogen untuk padi gogo berbagai varietas yang sesuai adalah 90 kg N/ha atau setara dengan 195,6 kg Urea. Kementan (2014) memberikan dosis acuan pemupukan NPK majemuk untuk tanaman padi adalah 200-300 kg/ha. Untuk waktu aplikasi pupuk, hasil penelitian Suryana (2012) menyatakan waktu aplikasi pupuk bertahap (1 MST, 3 MST, dan saat berbunga penuh) juga dapat

meningkatkan hasil pada tanaman kedelai.

1.5 Hipotesis

1. Perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

2. Perbedaan dosis pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus :Oryza

Spesies :Oryzaspp.

Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, JaponicadanJavanica. Sedangkan berdasarkan tingginya padi dapat digolongkan menjadi dua yaitu padi tinggi (tinggi 1.7 m) dan padi pendek (tinggi 1 m) (Katayama dan Nakagahra, 1993).

Hasil analisis plasma nutfah IRRI menunjukkan bahwa tanaman padi gogo di Asia Tenggara memiliki morfologi dan sifat-sifat agronomi sebagai berikut : tanaman tinggi; akar tebal, dalam dan bercabang; jumlah anakan sedikit; daun hijau pucat, panjang, lebar dan terkulai; indeks luas daun rendah; daun menggulung saat


(28)

8

transpirasi tinggi; tidak cepat pulih seperti semula setelah mengalami cekaman air; umur panen 95-140 hari; gabah besar, lebar dan tebal; kandungan amilose rendah sampai sedang (18-25%); tahan terhadap penyakit blast dan peka tehadap wereng coklat; toleran terhadap kekurangan P, keracunan Al dan Mn; kurang tanggap terhadap pemupukan N; hasilnya rendah; indeks panen rendah (Basyir dkk., 1995).

2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara bagi Tanaman

Pupuk merupakan suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik yang apabila ditambahkan kedalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, sifat biologi, dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hidayat, 2011). Pupuk membantu meningkatkan kualitas tanah sehingga tanah tersebut mampu menunjang pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan berbagai unsur hara untuk

pertumbuhannya. Unsur hara untuk tanaman berasal dari udara adalah karbon (C) dan oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbondioksida (CO2). Sedangkan unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah maupun melalui proses pemupukan.

Unsur hara yang diketahui bermanfaat bagi tanaman dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari mangan (Mn), boron (B), besi (Fe), molybdenum (Mo),


(29)

9

seng (Zn), tembaga (Cu), kobalt (Co), dan klor (Cl). Pupuk urea yang mengandung N mempengaruhi pembentukan batang dan daun, pertumbuhan diameter batang

dipengaruhi oleh kandungan unsur P, unsur K berperan penting dalam aktivitas pembelahan sel dan perkembangan jaringan meristematik tanaman yang berakibat dalam pembesaran batang (Herdiana dkk., 2008).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan dalam jumlah besar, tanaman menyerap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+). Senyawa nitrogen dibutuhkan untuk membentuk asam amino menjadi protein. Nitrogen dibutuhkan pula dalam pembentukan klorofil, asam nukleat dan enzim. Dalam pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetatif berperan dalam pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun.

Fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman , merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.

Kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan pengambilan karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein, membantu proses membuka dan menutup stomata, kapasitas menyimpan air, memperluas


(30)

10

pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat tubuh tanaman supaya daun bunga dan buah tidak gampang rontok. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman umbi-umbian.

2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk

Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan efisien. Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman maka harus dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut (Prakoso, 2012). Untuk memenuhi kebutuhan hara di setiap fase pertumbuhan tanaman perlu dilakukan proses pemupukan. Pemberian pupuk yang mengandung Nitrogen biasa dilakukan dua kali, yaitu saat tanam dan awal tanaman mengeluarkan malai. Sedangkan pemupukan yang mengandung Kalium dan Fosfor biasa dilakukan satu kali hanya pada saat tanam. Ketidaklengkapan salah satu unsur hara dapat diperbaiki dengan pupuk tertentu pada tanahnya.

Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk karena antara aplikasi dan serapan tanaman menentukan banyaknya hara yang hilang akibat pencucian dan denitrifikasi (Prakoso, 2012). Selain itu setiap fase petumbuhan tanaman memiliki kebutuhan hara yang berbeda. Dalam pemberian


(31)

11

pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.

2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)

Berbagai jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk alami tanpa bahan-bahan kimia buatan. Sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang mengandung bahan kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya mengandung satu unsur hara tertentu saja seperti Urea hanya mengandung hara nitrogen (N), SP-36 mengandung fosfor (P), dan KCl yang mengandung kalium (K). Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yag mengandung lebih dari satu jenis hara, seperti Nitrophoska memiliki kandungan N:P:K dengan perbandingan 15:15:15.

Pupuk Nitrophoska 15-15-15 adalah pupuk majemuk lengkap yang mengandung tiga unsur pupuk yaitu 15 % Nitrogen dalam bentuk unsur N, 15% Fosfor dalam bentuk P2O5, dan 15% Kalium dalam bentuk K2O. Menurut Hasibuan (2006), hampir semua pupuk majemuk kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu, bertendensi

menciptakan residu yang bereaksi masam didalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh pembawa N, terutama besrsifat amonia. Pengaruh utama yang diperlihatkan oleh ion-ion NH4+ialah bila ion-ion dinitrifikasi.


(32)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lahan petani di Kelurahan Bataranila Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan mulai bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Kultivar Ciherang, pupuk majemuk NPK Nitrophoska (15:15:15), insektisida Fastac dan Furadan 3G, fungisida Dithane M-45. Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, koret, sabit, sprayer, mistar, meteran, timbangan, plastik, oven, dan alat-alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK dan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (Tabel 1.) yang diulang tiga kali. Satuan percobaan diterapkan dalam plot percobaan dan setiap plot percobaan berukuran 2 m x 4 m (8 m2), tata letak percobaan ditampilkan pada Gambar 9. Homogenitas data diuji dengan uji Barllet, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey dan jika asumsi terpenuhi data


(33)

13

dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah menggunakan orthogonal polynomial pada taraf 5% (Tabel 57).

Tabel 1. Macam perlakuan.

No Simbol Keterangan

1 A1P1 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 100 kg/ha 2 A1P2 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 200 kg/ha 3 A1P3 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 300 kg/ha 4 A1P4 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 400 kg/ha 5 A2P1 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan

dosis 100 kg/ha

6 A2P2 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 200 kg/ha

7 A2P3

Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 300 kg/ha

8 A2P4 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 400 kg/ha

9 A3P1

Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 100 kg/ha

10 A3P2 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 200 kg/ha

11 A3P3 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 300 kg/ha

12 A3P4

Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 400 kg/ha

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar, dicangkul sedalam ± 20 cm dan dibuat plot berukuran 2 m x 4 m sebanyak 42 buah. Jarak antarplot 50 cm dan jarak antarulangan 100 cm. Benih padi ditanam secara tugal langsung dilahan pada jarak tanam 20 cm x 20 cm, dengan dua benih perlubang tanam. Pemberian pupuk majemuk NPK diberikan berdasarkan waktu aplikasi dan dosis sesuai dengan perlakuan. Penyiraman dilakukan tidak terjadwal bergantung pada keadaan lapangan. Sedangkan untuk penyiangan gulma dilakukan pada saat 4


(34)

14

minggu setelah tanam (MST), 8 MST dan 12 MST secara mekanis dengan menggunakan cangkul, sabit atau koret. Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan setiap 4 minggu dengan menggunakan Fastac dan Dithane M-45. Untuk pemanenan dilakukan setelah bulir menguning kira-kira 90% dan daun sudah mengering, setelah itu dirontokan lalu diukur kadar airnya dengan menggunakan alatmoisture tester.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati adalah :

1. Tinggi tanaman, setiap sampel diukur dari pangkal batang hingga daun terpanjang, pengukuran dilakukan pada saat panen dalam satuan sentimeter (cm).

2. Jumlah anakan produktif per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen. 3. Panjang malai, diukur mulai dari daun bendera sampai ujung malai pada

setiap sampel saat panen dalam satuan sentimeter (cm).

4. Bobot berangkasan kering per rumpun, setiap sampel ditimbang

berangkasannya setelah panen dengan cara brangkasan dioven pada suhu 700C selama 2 x 24 jam hingga bobot konstan, diukur dalam satuan gram (gram).

5. Jumlah gabah isi per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen. 6. Jumlah gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen. 7. Jumlah gabah total per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen. 8. Persentase gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen


(35)

15

9. Bobot 100 butir gabah isi per rumpun, diperoleh secara acak dari setiap sampel dan setelah kadar air (KA) mencapai 14% kemudian ditimbang dalam satuan gram (gram).

Bobot saat KA 14% = 100–KA terukur x (bobot pada KA terukur) 100–14

10. Bobot gabah kering per rumpun, pada setiap sampel dihitung dengan menimbang gabah setelah dikeringkan pada KA 14%, diukur dalam satuan gram (gram).

11. Produksi gabah kering giling, pada KA 14% diukur dalam satuan ton per hektar (t/ha).


(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu aplikasi pupuk A1menghasilkan anakan produktif per rumpun yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A2

meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi per rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364 t/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan jumlah gabah total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha.

2. Berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per rumpun, bobot 100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun dan produksi gabah kering giling


(37)

41

3. Waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah waktu aplikasi pupuk A2dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan produksi gabah kering giling 2,609 t/ha.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan namun pada musim tanam yang berbeda (musim penghujan) mengenai pengaruh pupuk dan waktu aplikasi pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo (Oryza sativaL.).


(38)

PUSTAKA ACUAN

Abdurachman, A., S. Sutono, dan N. Sutrisno. 2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Berlereng (dalam Teknologi Pengelolan Lahan Kering; Penyunting: Abdurachman Adimihardja dan Mapaona). Puslitanak, Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 101-140.

Badan Pusat Statistik. 2012. Indonesia dalam Angka. www.bps.go.id. Jakarta. Balai Besar Penelitian Padi. 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943–2007.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/varietas padi yang dilepas.pdf. Jakarta. Barbosa,M.P. dan T.Yamada. 2002. Upland Rice Production in Brazil. In:Rice

Production Better Crop International. 16 : 43-46.

Basyir, A., Punarto, Suyamto dan Supriyatin. 1995.Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 48 hal.

Chang, T. T., G. C. Loresto, J. C. O’Toole, and J. L. Armenta-Sotto. 1982. Strategy and methodology of breeding rice for drought-prone areas.

Drought Resistance in Crops with Emphasis on Rice. IRRI, Los Banos. Pp 217–272.

Finn, G. A., and W. A. Brun. 1980. Water stress effect on CO2 assimilation, photosynthate portioning, stomata soybean. 20:431-434.

Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hlm 120. Herdiana, N., A.H.Lukman, dan K.Mulyadi. 2008. Pengaruh Dosis dan Frekuensi

Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan BibitShorea ovalis Korth. (Blume.) Asal Anakan Alam di Persemaian.J. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. 5 (3) : 289–296.

Hidayat,T. 2011. Pengaruh dosis pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada produksi padi varietas Ciherang di tiga lokasi kabupaten Lampung Utara. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 26.

Katayama, T. C.; Nakagahra, M. 1993. Morphological and taxonomic characters of cultivated rice (Oryza sativaL.) I. Taxonomical and morphological


(39)

43

characters of cultivars and breeding strains.Science of the Rice Plant, Morphology. 1: 35-66.

Kementan. 2014. Dosis Acuan Padi. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/dosis-pemupukan-padi. diakses pada tanggal 8 Juli 2014.

Kiswanto, A. Fahri dan B. Sudaryanto. 2003. Dinamika Produksi Padi Tahun 200-2001 di Provinsi Lampung.J. Teknologi Pertanian Lampung. 1 (1) : 12-23.

Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. 218 hal.

Minardi, S. 2002. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa

Varietas Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) di Tanah Alfisol. Sains Tanah. 2 (1): 18-24.

Permadi., K., H.M. Toha., K. Pirngadi. 2003. Pemupukan Majemuk NPK Badak (20-10-10) pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Varietas Way Apo Buru.J.Agrivigor. 3 (2) : 113-127.

Pirngadi,K., H.M. Toha, B.Nuryanto. 2007. Pengaruh Pemupukan N pada Pertumbuhan dan Hasil padi Gogo di Dataran Sedang. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. J.Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007. 325-338.

Puslitbangtan. 2005. Peluang Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. J. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27 (5) : 12-14.

Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.

Prakoso,G.E. 2012. Efisiensi dosis dan waktu aplikasi pupuk Urea dalam meningkatkan hasil Jagung (Zea mays L.) kultivar pioneer 27. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 63 hal.

Sirappa,M.P dan E.D. Waas. 2009. Kajian Varietas dan Pemupukan terhadap Peningkatan Hasil Padi Sawah di Dataran Pasahari, Maluku Tengah. .J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 12 (1) : 79-90. Saragih, D., Herawati H., dan N. Nurmauli. 2013. Pengaruh Dosis dan Waktu

Aplikasi Pupuk Urea dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioner 27.J.Agrotek Tropika. 1 (1) : 50-54.

Sujitno,E., T.Fahmi dan S.Teddy. 2010. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Padi Gogo pada Lahan Kering Dataran Rendah di Kabupaten Garut.J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 14 (1) : 62-69.


(40)

44

Sukarman dan N. Suharta. 2010. Kebutuhan lahan kering untuk kecukupan produksi pangan tahun 2010-2050. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal 111 - 124.

Sukristiyonubowo dan E. Tuherkih (2009). Rice production in terraced paddy field systems.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(3): 139-147 Suryana,A. 2008.Petunjuk Teknis Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hal.7.

Suryana,A. 2012. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk majemuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas grobogan.(Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 36.

Sutedjo, M. M., dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Bogor. Hal 152.

Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 83 hal.

Wibowo, P. 2010. Pertumbuhan dan produktivitas galur harapan padi (Oryza sativa L.) Hibrida di desa Ketaon kecamatan Banyudono Boyolali.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Hal 45.

Yusuf,A. dan Yardha. 2011. Uji Adaptasi Galur Harapan/Varietas Padi Gogo pada Ekosistem Dataran Rendah di Kabupaten Deli Serdang.J.Agroteknologi. 1 (2) : 29-35.


(1)

15

9. Bobot 100 butir gabah isi per rumpun, diperoleh secara acak dari setiap sampel dan setelah kadar air (KA) mencapai 14% kemudian ditimbang dalam satuan gram (gram).

Bobot saat KA 14% = 100–KA terukur x (bobot pada KA terukur) 100–14

10. Bobot gabah kering per rumpun, pada setiap sampel dihitung dengan menimbang gabah setelah dikeringkan pada KA 14%, diukur dalam satuan gram (gram).

11. Produksi gabah kering giling, pada KA 14% diukur dalam satuan ton per hektar (t/ha).


(2)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu aplikasi pupuk A1menghasilkan anakan produktif per rumpun yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A2

meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi per rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364 t/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan jumlah gabah total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha.

2. Berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per rumpun, bobot 100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun dan produksi gabah kering giling


(3)

41

3. Waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah waktu aplikasi pupuk A2dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan produksi gabah kering giling 2,609 t/ha.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan namun pada musim tanam yang berbeda (musim penghujan) mengenai pengaruh pupuk dan waktu aplikasi pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo (Oryza sativaL.).


(4)

Abdurachman, A., S. Sutono, dan N. Sutrisno. 2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Berlereng (dalam Teknologi Pengelolan Lahan Kering; Penyunting: Abdurachman Adimihardja dan Mapaona). Puslitanak, Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 101-140.

Badan Pusat Statistik. 2012. Indonesia dalam Angka. www.bps.go.id. Jakarta. Balai Besar Penelitian Padi. 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943–2007.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/varietas padi yang dilepas.pdf. Jakarta. Barbosa,M.P. dan T.Yamada. 2002. Upland Rice Production in Brazil. In:Rice

Production Better Crop International. 16 : 43-46.

Basyir, A., Punarto, Suyamto dan Supriyatin. 1995.Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 48 hal.

Chang, T. T., G. C. Loresto, J. C. O’Toole, and J. L. Armenta-Sotto. 1982. Strategy and methodology of breeding rice for drought-prone areas.

Drought Resistance in Crops with Emphasis on Rice. IRRI, Los Banos. Pp 217–272.

Finn, G. A., and W. A. Brun. 1980. Water stress effect on CO2 assimilation, photosynthate portioning, stomata soybean. 20:431-434.

Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hlm 120. Herdiana, N., A.H.Lukman, dan K.Mulyadi. 2008. Pengaruh Dosis dan Frekuensi

Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan BibitShorea ovalis Korth. (Blume.) Asal Anakan Alam di Persemaian.J. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. 5 (3) : 289–296.

Hidayat,T. 2011. Pengaruh dosis pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada produksi padi varietas Ciherang di tiga lokasi kabupaten Lampung Utara. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 26.

Katayama, T. C.; Nakagahra, M. 1993. Morphological and taxonomic characters of cultivated rice (Oryza sativaL.) I. Taxonomical and morphological


(5)

43

characters of cultivars and breeding strains.Science of the Rice Plant, Morphology. 1: 35-66.

Kementan. 2014. Dosis Acuan Padi. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/dosis-pemupukan-padi. diakses pada tanggal 8 Juli 2014.

Kiswanto, A. Fahri dan B. Sudaryanto. 2003. Dinamika Produksi Padi Tahun 200-2001 di Provinsi Lampung.J. Teknologi Pertanian Lampung. 1 (1) : 12-23.

Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. 218 hal.

Minardi, S. 2002. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa

Varietas Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) di Tanah Alfisol. Sains Tanah. 2 (1): 18-24.

Permadi., K., H.M. Toha., K. Pirngadi. 2003. Pemupukan Majemuk NPK Badak (20-10-10) pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Varietas Way Apo Buru.J.Agrivigor. 3 (2) : 113-127.

Pirngadi,K., H.M. Toha, B.Nuryanto. 2007. Pengaruh Pemupukan N pada Pertumbuhan dan Hasil padi Gogo di Dataran Sedang. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. J.Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007. 325-338.

Puslitbangtan. 2005. Peluang Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. J. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27 (5) : 12-14.

Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.

Prakoso,G.E. 2012. Efisiensi dosis dan waktu aplikasi pupuk Urea dalam meningkatkan hasil Jagung (Zea mays L.) kultivar pioneer 27. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 63 hal.

Sirappa,M.P dan E.D. Waas. 2009. Kajian Varietas dan Pemupukan terhadap Peningkatan Hasil Padi Sawah di Dataran Pasahari, Maluku Tengah. .J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 12 (1) : 79-90. Saragih, D., Herawati H., dan N. Nurmauli. 2013. Pengaruh Dosis dan Waktu

Aplikasi Pupuk Urea dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioner 27.J.Agrotek Tropika. 1 (1) : 50-54.

Sujitno,E., T.Fahmi dan S.Teddy. 2010. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Padi Gogo pada Lahan Kering Dataran Rendah di Kabupaten Garut.J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 14 (1) : 62-69.


(6)

Sukarman dan N. Suharta. 2010. Kebutuhan lahan kering untuk kecukupan produksi pangan tahun 2010-2050. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal 111 - 124.

Sukristiyonubowo dan E. Tuherkih (2009). Rice production in terraced paddy field systems.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(3): 139-147 Suryana,A. 2008.Petunjuk Teknis Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hal.7.

Suryana,A. 2012. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk majemuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas grobogan.(Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 36.

Sutedjo, M. M., dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Bogor. Hal 152.

Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 83 hal.

Wibowo, P. 2010. Pertumbuhan dan produktivitas galur harapan padi (Oryza sativa L.) Hibrida di desa Ketaon kecamatan Banyudono Boyolali.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Hal 45.

Yusuf,A. dan Yardha. 2011. Uji Adaptasi Galur Harapan/Varietas Padi Gogo pada Ekosistem Dataran Rendah di Kabupaten Deli Serdang.J.Agroteknologi. 1 (2) : 29-35.