Pengertian PSS Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Latihan

20 7 Dwi Huryeo Chagi Tendangan Serong Belakang Sering disebut juga secara singkat dwi hurigi, tendangan ini merupakan perpaduan atau kombinasi antara dwi chagi tendangan ke belakang dan mom dollyo chagi kebalikan tendangan serong. 8 Dubal Dangsang Chagi Nare Chagi Tendangan ini adalah variasi dari tendangan dengan dua target sasaran pertama lebih rendah dibandingkan sasaran kedua. 9 Twio Ap Chagi Tendangan Kedepan Dengan Loncatan Tendangan ini adalah variasi dari tendangan depan hanya didahului dengan loncatan 10 Twio Dwi Chagi Tendangan Kebelakang Dengan Meloncat Tendangan ini adalah variasi dari tendangan belakang dwi chagi yang dilakukan sambil meloncat dan memutar tubuh 360 derajat.

6. Sistem energi dalam Taekwondo

Pada dasarnya ada dua sistem energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas manusia dalam berolahraga, yaitu sistem energi aerobik dan anerobik. Pada sistem energi aerobik, selama proses pemulihannya menggunakan bantuan oksigen yang diperoleh melalui sistem pernapasan, Sistem energi anaerobik dalam proses pemulihannya menggunakan energi yang tersimpan di dalam otot berupa glikogen. Predominan sistem energi dalam Taekwondo perlu diketahui pelatih, sehingga kualitas latihan dapat ditingkatkan dan disesuaikan 21 dalam cabang olahraga Taekwondo. Pengetahuan mengenai predominan sistem energi sangat membantu dalam metode, bentuk, dan materi latihan yang diterapkan pelatih dalam meningkatkan kualitas fisik Taekwondoin. Berikut gambaran mengenai sistem energi dan keterkaitannya dengan olahraga taekwondo khususnya dalam kategori kyorugi. Sistem energi anaerobik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem energi anaerobik alaktik dan sistem anaerobik laktik. Sistem anaerobik alaktik disediakan oleh sistem ATP-PCr sedangkan sistem energi anaerobik laktik oleh sistem asam laktat Bompa, 2000: 22-23. Selama dalam pemenuhan kebutuhan energi, sistem energi anaerobik alaktik dan sistem energi anaerobik laktik tidak memerlukan oksigen. Pada setiap awal kerja otot, kebutuhan energi dipenuhi oleh persediaan ATP yang terdapat dalam sel otot Fox, at.all, 1992: 14. Artinya, semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari ATP yang hanya mampu menopang kerja kira-kira 6 detik bila tidak ada sistem energi yang lain Soekarman, 1991: 29. Jumlah ATP yang disimpan di dalam sel otot sangat sedikit, sehingga olahragawan akan kehilangan energi dengan cepat apabila melakukan latihan fisik dengan beban cukup berat. Dengan demikian, sistem energi ATP hanya dapat optimal untuk kerja dalam jangka pendek. Untuk itu diperlukan sistem energi yang lain agar kerja otot mampu lebih lama lagi. Kerja otot dapat berlangsung lebih lama apabila sistem energi ATP dapat ditopang dengan sistem energi yang lain, yaitu Phospho