PENGEMBANGAN MODUL PRODUKSI PAKAN IKAN BUATAN BERBASIS e-book KELAS X BUDIDAYA PERIKANAN SMK LAMPUNG

(1)

BERBASIS e-book KELAS X BUDIDAYA PERIKANAN SMK LAMPUNG

ISMARGONO

Megister Teknologi Pendidikan Universitas Lampung ABSTRAK

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan, (1) mendeskripsikan kondisi dan potensi pengembangan modul, (2) menganalisis langkah-langkah dan cara pengembangan modul, (3) menguji efektifitas penggunaan modul, (4) menguji efisiensi penggunaan modul, dan (5) menjelaskan tingkat kemenarikan penggunaan modul.

Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan. Populasi sampel uji coba adalah siswa kelas X dan guru Produksi Pakan Ikan Buatan SMK Lampung. Data dikumpulkan melalui observasi, angket, dan test., data yang diperoleh dianalisis dengan uji t .

Hasil penelitian menunjukkan (1) kondisi pembelajaran belum optimal, media yang dibutuhkan siswa adalah modul e-book, (2) proses pengembangan modul e-book divalidasi oleh ahli media, desain, dan materi, (3) efektivitas modul e-e-book kelas eksperimen (rata-rata 7,83) lebih besar dari kelas kontrol (rata-rata 6,30), (4) modul pembelajaran berbasis e-book lebih efisien dengan rasio 1,5 berdasarkan waktu dan (5) kemenarikan modul e-book dengan skor 3,425 (sangat menarik). Kata kunci: modul, e-book, produksi pakan ikan buatan


(2)

ABSTRACT

THE MODULE DEVELOPMENT OF ARTIFICIAL FISH FEED PRODUCTION BASED ON e-book OF TENTH GRADE OF FISHERIES AQUACULTURE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL

LAMPUNG

By

Ismargono

Master of Educational Technology – University of Lampung

The purposes of this research and development were (1) to describe the potential and condition of module development, 2) to analyze the steps and the way of module development, 3) to examine the effectiveness of the use of module, 4) to examine the efficiency of the use of module, 5) to explain the attractiveness of the use of module.

The method of this research used development and research design. The population sample of this research was the tenth grade student and the teacher of artificial fish feed production of Vocational High School Lampung. Data was gained by observation, questionnaire and test, data was processed by t test.

The result of this research were : 1) learning condition was not optimal, e-book modul was needed for student as media , 2) Prosessing e-book module development was validated by media, design and conten expert, 3) e-book modul more effectiveness betwen experimen class (average 7,83) than control class (average 6,30), 4) learning module based on e-book more efficient by the ratio of 1,5 based on time, 5) e-book module attractiveness by the 3,425 score (very interesting).


(3)

BUATAN BERBASIS

e-book

KELAS X BUDIDAYA

PERIKANAN SMK LAMPUNG

Oleh ISMARGONO

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

ISMARGONO, lahir di Yogyakarta 14 agustus 1968. Anak bungsu dari 3 bersaudara, Ayah Sutarjiman dan Ibu Rukinem binti Kamsorejo. Pendidikan yang telah dilalui yaitu, SD Negeri 2 Jetis Yogyakarta lulus tahun 1981 , SMP Negeri 6 Yogyakarta lulus tahun 1984 , SMA Negeri 2 Yogyakarta lulus 1987, Kuliah Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta lulus tahun 1996, Tahun 2013 Kuliah S2 FKIP Universitas Lampung program studi teknologi pendidikan. Diangkat Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai guru Budidaya Perikanan tahun 2000. Menikah dengan Drh. Anggraeni Ekawati, S. tahun 1999 dan dikaruniai 3 anak satu laki-laki dan dua perempuan. Tahun 2009-2013 mendapat tugas sebagai wakil kepala sekolah di SMK Negeri 2 Kaliada. Ditugaskan menjadi Kepala Sekolah di SMK Negeri 1 Bakauheni tahun 2013 sampai sekarang. Tahun 2006 menjadi penulis soal Ujian Nasional Praktek Kompetensi Kejuruan bidang produksi pakan ikan buatan. Tahun 2009 meraih peringkat I Uji Kompetensi Praktek Guru bidang perikanan di P4TK Cianjur. Beberapa diklat yang pernah diikuti diantaranya tahun 2006 diklat “International Training on Marine and Fisheries Education” di Universitas Kaghoshima Jepang, tahun 2011 diklat Assesor Penilai Kinerja Guru, tahun 2013 diklat Instruktur Nasional Kurikulum 2013. Aktif dalam organisasi profesi guru FMGI/FGII Lampung Selatan.


(8)

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan kepada:

Almamater saya Universitas Lampung yang telah banyak menambah

wawasan dalam mengembangkan pendidikan.

Instansi tempat saya bekerja SMK Negeri 1 Bakauheni dan

SMK Negeri 2 Kalianda.

Istri saya tercinta bidadari dunia wanita surgaku

Drh. Anggraeni Ekawati Setyastuti yang selalu mendoakan, memberikan

semangat dan motivasi.

Anak-anak saya tersayang Muhammad Anis Abdul Aziz, Inas Tsabita

Qurrota Aini dan Isna Aisya Salsabila, tuntutlah ilmu dunia dan akherat ,

semoga kelak menjadi orang yang bertaqwa

berguna bagi orang lain, agama, dan negara.


(9)

MOTTO

Berhenti Tiada Tempat Di Sini, Sikap Lamban Berarti Mati

Siapa Yang Berhenti Sedetik Sekalipun, Pasti Akan Tergilas

Mereka Yang Berkarya, Mereka Yang Berprestasi

Mereka Yang Akan Menggenggam Masa Depan


(10)

PRA KATA

Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT , maka tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Tesis dengan judul Pengembangan Modul Produksi pakan Ikan Buatan Berbasis e-book Kelas X Budidaya Perikanan SMK Lampung ” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung 2. Prof. Dr. Sudjarwo M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung

3. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., selaku Ketua Program Pascasarjana Teknologi

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus selaku Pembimbing I.

5. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai penguji ujian tesis.

6. Dr. Riswandi , M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah banyak membimbing dari awal sampai selesainya tesis ini.


(11)

7. Dr. Ing. Helmi Fitriawan, S.T, M.Sc. selaku penguji ujian tesis.

8. Semua Dosen Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Staf Administrasi Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

10.Teman-teman Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan angkatan 2013

11.Kepala SMK Negeri 6 Bandar Lampung, SMK Negeri 2 Kalianda dan SMK Negeri 1 Ketapang yang telah memberikan dukungan dalam penelitian tesis ini.

12.Teman-teman guru dan karyawan SMK Negeri 1 Bakauheni yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tesis ini lebih baik. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.

Bandar Lampung, 1 April 2015 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ... ii

DAFTAR LAMPIRAN... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Kegunaan Penelitian ... 11

1.7 Spesifikasi Produk ... 12

1.8 Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Modul e-book ... 14

1.9 Penjelasan Istilah ... ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 16

2.1 Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran ... 16

2.1.1 Teori Belajar ... 16

2.1.2 Teori Pembelajaran ... 20

2.1.3 Pendekatan Pembelajaran ... 22

2.1.4 Model Desain Pengembangan Pembelajaran... 23

2.2 Bahan Ajar ... 26

2.2.1 Modul ... 31

2.2.2 Komponen Modul ... 31

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan ... 32

2.4 Pengembangan Modul e-book ... 34

2.4.1 Modul Berbasis e-book ... 34

2.4.2 Dasar Pemilihan Pengembangan ... 39 2.4.3 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk e-book

.


(13)

2.6 Kerangka Konseptual ... 52

2.7 Hipotesis ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1 Pendekatan Penelitian ... 56

3.2 Tempat dan Waktu Uji Coba... 56

3.3 Prosedur Pengembangan ... 57

3.3.1 Studi Pendahuluan ... 58

3.3.2 Desain Produk ... 59

3.3.3 Uji Coba Pendahuluan ... 62

3.3.4 Revisi ... 64

3.3.5 Uji Coba Lapangan ... 65

3.3.6 Revisi ... 65

3.3.7 Produk Akhir ... 65

3.4 Metode Penelitian Pendahuluan ... 66

3.4.1 Subyek Uji Coba Penelitian ... 66

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.4.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 67

3.4.4 Teknik Analisis Data ... 71

3.5 Metode Penelitian Uji Coba Lapangan ... 73

3.5.1 Definisi Konseptual dan Operasional ... 73

3.5.2 Subyek Uji Coba Penelitian ... 75

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ... 76

3.5.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 80

3.5.5 Teknik Analisis Data ... 80

3.6 Analisis Instrumen ... 85

3.6.1 Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan dan Kondisi ... 86

3.6.2 Validitas Instrumen Ahli Media ... 87

3.6.3 Validitas Instrumen Ahli Materi ... 87

3.6.4 Validitas Instrumen Ahli Desain Pembelajaran ... 88

3.6.5 Validitas Instrumen Soal ... 88

3.6.6 Validitas Instrumen Uji Kemenarikan ... 93

3.7 Uji Persyaratan Analisis Hipotesis Statistik ... 93


(14)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 98

4.1 Hasil Penelitian ... 98

4.1.1 Kondisi dan Potensi ... 98

4.1.2 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi ... 100

4.1.3 Hasil Perencanaan ... 104

4.1.4 Hasil pengembangan Produk ... 108

4.1.5 Hasil Pengembangan Bagian isi ... 108

4.1.6 Hasil Uji Coba Produk dan Revisi ... 111

A. Hasil Uji Ahli ... 111

B. Hasil Uji Perorangan ... 113

C. Hasil Uji Kelompok Kecil ... 116

D. Hasil Uji Coba Kelas Terbatas ... 118

4.1.7 Hasil Uji Coba Lapangan ... 120

A. Efektifitas Modul e-book ... 120

B. Efisiensi Modul e-book ... 125

C. Kemenarikan Modul e-book ... 126

4.1.8 Produk Akhir ... 127

4.2 Pembahasan ... 129

4.2.1 Efektifitas Modul e-book ... 129

4.2.2 Efisiensi Modul e-book ... 132

4.2.3 Kemenarikan Modul e-book ... 133

4.2.4 Kelebihan Produk Modul e-book ... 134

4.2.5 Keterbatasan Produk Modul e-book ... 135

4.2.6 Keterbatasan Penelitian ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

5.1 Kesimpulan ... 137

5.2 Saran-saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ……….………... 139


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian/Tes Formatif Mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan Kelas X SMK Negeri 2 Kalianda 2013/2014 ...

4 Tabel 2.1 Perincian Kompetensi Dasar Pada Kompetensi Inti Produksi Pakan

Ikan Buatan ...

23 Tabel 3.1 Rancangan Pembagian Jumlah Sampel Pada Masing-Masing

Sekolah...

56

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Produk ... 67

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Analisis Kondisi Faktor Sosial... 68

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Analisis Kondisi Faktor Lembaga ... 69

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Analisis Kondisi Faktor Siswa ... 69

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Analisis Kondisi Faktor Guru ... 69

Tabel 3.7 Tingkat kesukaran soal instrument ... 73

Tabel 3.8 Kisi-kisi soal instrumen uji coba pendahuluan ... 73

Tabel 3.9 Rancangan desain eksperimen ... 76

Tabel 3.10 Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban Skala Likert ... 81

Tabel 3.11 Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban ... 84

Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Tarik... 85

Tabel 3.13 Tingkat kesukaran soal instrument... 89

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Tingkat kesukaran Soal... 89

Tabel 3.15 Tingkat Daya Beda Soal 90 Tabel 3.16 Tingkat Validitas Soal... 91

Tabel 3.17 Tingkat Reabilitas Soal ... 92

Tabel 3.18 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 94

Tabel 3.19 Hasil uji normalitas... 95

Tabel 3.20 Paired samples Statistics... 95

Tabel 3.21 Paired Samples Correlation ... 96

Tabel 3.22 Paired Samples Test ... 96

Tabel 4.1 Perubahan Struktur Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 ... 99

Tabel 4.2 Rencana materi pokok yang tertuang pada modul... 104


(16)

KD Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air ... Tabel 4.5 Perbandingan waktu yang tersedia dengan waktu yang dipergunakan Uji Kelompok Kecil untuk Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan KD Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air...

117

Tabel 4.6 Perbandingan waktu yang tersedia dengan waktu yang dipergunakan Uji Uji Kelas Terbatas untuk Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan KD Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air...

119

Tabel 4.7 Rerata skor Pengetahuan Pada Masing-Masing Kelas Eksperimen Dan Kontrol ...

121

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretes dan Postes ... 122

Tabel 4.9 Uji Wilcoxon Pretes dan Postes ... 122

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas (Postes Eksperimen dan Kontrol ) ... 123

Tabel 4.11 Uji Homogenitas (Postes Eksperimen dan Kontrol ) ... 124

Tabel 4.12 Uji Mann-Whitney (Postes Eksperimen dan Kontrol) ... 124 Tabel 4.13 Perbandingan waktu yang diperlukan dengan waktu yang

dipergunakan untuk Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan KD Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air ...

125

Tabel 4.14 Materi Modul e-book Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan KD Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air ...


(17)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran

1. Kisi-kisi Instrumen Kebutuhan Produk …..……… 2. Rekap Instrumen Kebutuhan Produk ….……… 3. Instrumen Analisis Kondisi ……..……….…………..

4. Rekap Analisis Kebutuhan Produk…. ……….. 5. Rekap Analisis Faktor Kondisi………… ... 6. Rekap Analisis Ahli Media

7. Rekap Analisis Ahli Materi 8. Rekap Analisis Ahli Desain

9. Nilai Pretes dan Postes kelas eksperimen dan Kontrol ………… 10.Rekapan Perhitungan Statistik Pretes-Postes dan Eksperimen Kontrol. 11.Kisi-kisi Instrumen Kemenarikan Produk …………

12.Instrumen Kemenarikan Produk ……….. 13.Rekap Instrumen Kemenarikan Produk ……….. 14.Story Board... 15.RPP ... 16.Modul ...

141 142 144 149 150 153 154 155 156 163 164 165 166 169 171 210


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model desain pembelajaran ASSURE 23

Gambar 2.2 Model Desain Penelitian Pengembangan Brog & Gall 40 Gambar 2.3 Kerangka konseptual penelitian pengembangan 53 Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah pengembangan modul e-book Produksi

Pakan

57 Gambar 3.2 Desain Pretest-Postest Control Group Desain 77 Gambar 4.1 Model desain pembelajaran ASSURE yang dikombinasikan

dengan desain penelitian pengembangan Brog & Gall

103

Gambar 4.2 Flowchart Pemetaan Modul 105

Gambar 4.3 Flowchart Produk Awal Modul 106

Gambar 4.4 Prosedur pembuatan e-book dengan aplikasi Calibre 107 Gambar 4.5 Cara penggunaan Modul e-book dengan device Android 130


(19)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan, sehingga pendidikan akan selalu berubah dan berkembang sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha/dunia industri (DUDI), perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep ini sangat penting karena siswa harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk mengatasi problema dalam kehidupan sehari-hari.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan utama mempersiapkan siswa menjadi tenaga teknis tingkat menengah yang produktif, mampu bersaing dalam menangkap peluang bisnis dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Era persaingan global yang akan dihadapi oleh semua negara, hendaknya menjadi pemicu yang kuat bagi segenap penyelenggara pendidikan dan seluruh masyarakat pada


(20)

umumnya untuk secara realistik dan konsisten meraih peningkatan potensi demi peningkatan potensi agar datangnya era tersebut tidak justru membawa kerugian bagi Bangsa Indonesia khususnya tamatan SMK. Salah satu upaya penting untuk mempersiapkan diri memasuki era global adalah sumber daya manusia yang mampu mengisi lapangan kerja dan membuka lapangan kerja yang memenuhi standar Nasional dan Internasional.

SMK sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan diharapkan mampu menghasilkan calon pencipta lapangan kerja produktif serta mempunyai daya saing tinggi dalam menciptakan peluang bisnis di dalam dan luar negeri. SMK diharapkan juga sekaligus mampu menghasilkan calon-calon wirausahawan yang siap untuk berusaha sendiri dan tidak menggantungkan kehidupan mereka pada lowongan kerja di dunia kerja/ industri yang semakin lama semakin sempit. Calon pencipta lapangan kerja atau tamatan yang dihasilkan SMK diharapkan mampu dan memiliki keberanian untuk memproduksi barang dan jasa, memasarkan baik secara mandiri maupun kelompok, berkomunikasi dengan bahasa asing serta bekerjasama untuk mendukung pengembangan karir yang berkaitan dengan usaha mandiri.

Pada Kurikulum 2013, mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan diajarkan kepada siswa SMK Kelas X Kompetensi Keahlian Budidaya Ikan. Pemberian materi ini antara lain untuk menumbuhkan kompetensi bagi siswa. Proses pembelajaran yang diikuti siswa selama ini adalah berupa belajar mandiri, klasikal dan praktik. Untuk menilai tingkat penguasaan materi, siswa diwajibkan mengikuti ujian yang diadakan pada


(21)

akhir semester. Banyak siswa yang beranggapan belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di kelompok belajar. Kegiatan ini hampir selalu dirasakan sebagai beban, siswa kurang berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap hasil dan ketuntasan belajar siswa.

Berkenaan dengan ketuntasan hasil belajar siswa, akhir-akhir ini ditemukan bahwa penetapan kriteria ketuntasan minimum (KKM) temyata memberikan beban tersendiri bagi guru dan siswa. Bagi guru fenomena ini menjadi tantangan untuk lebih aktif, kreatif serta inovatif dalam memilin, mempersiapkan dan menyampaikan materi pelajaran secara efektif. Di sisi lain, banyak siswa yang gagal memenuhi kriteria ketuntasan minimum dalam berbagai hasil test temyata disebabkan karena siswa tidak memahami suatu konsep atau prosedur arahan.

Pada pembelajaran mata pelajaran produktif kriteria kelulusan ditunjukkan dengan predikat kompeten dan tidak kompeten. Siswa dikatakan kompeten apabila nilainya mencapai angka 75, apabila tidak mencapai 75 diklasifikasikan belum kompeten dan harus mengulang. Kondisi pembelajaran demikian menyebabkan periunya kepekaan scorang guru untuk menggunakan suatu media pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Fenomena ini perlu dicermati sebagai upaya untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat sehingga memberdayakan siswa sepenuhnya dalam belajar.


(22)

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian/Tes Formatif Mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan Kelas X SMK Negeri 2 Kalianda 2013/2014

KD Kompetensi Dasar Belum Komp Kompeten Jumlah

Jml % Jml % Jml %

1 Menganalisis macam-macam kebutuhan nutrisi pakan buatan

5 7,5 % 61 92,5 % 66 100 %

2 Menganalisis sistem fisiologi nutrisi pada biota air *)

- - - -

3 Menganalisis perhitungan formulasi pakan buatan

32 48,5 % 34 51,5 % 66 100 %

4 Menerapkan pembuatan pakan 8 12 % 58 88 % 66 100 % 5 Menerapkan penyimpanan

pakan buatan

2 3 % 64 97 % 66 100 %

6 Menganalisis pengujian mutu (fisika, kimia, biologi) pakan buatan

5 7,5 % 61 92,5 % 66 100 %

Sumber : Nilai Formatif Semester Ganjil Tp. 2013/2014 SMKN 2 Kalianda *) KD tambahan pada Kurikulum 2013, belum diajarkan pada Kurikulum KTSP

Pada Tabel 1.1 diketahui nilai formatif siswa pada tahun sebelumnya untuk mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan, dari 66 siswa yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar. Siawa yang mencapai kriteria kompeten pada mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan untuk masing-masing KD bervariasi antara 51,5% - 92,5%. Pada KD 2 Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air terlihat bahwa belum ada nilai yang dapat dianalisis karena KD tersebut merupakan materi baru pada Kurikulum 2013, oleh karenanya sangat mendesak untuk dilakukan pengadaan bahan ajar untuk KD 2 Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air.


(23)

Permasalahan di atas menjadi menarik untuk dicermati tentang bagaimana upaya untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan bahan ajar yang tepat. Selama ini pembelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan menggunakan bahan ajar berupa print out buku teks Budidaya Ikan (Buku Sekolah Elektronik) yang materinya sangat terbatas, penempatan Kompetensi Dasar belum sesuai dengan silabus baru dan tidak menggunakan lembar kerja siswa, sehingga bahan ajar untuk mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan dirasakan belum memadai. Sehubungan dengan pengembangan bahan ajar (Priowiijanto, 2001: 18) mengemukakan bahwa untuk mendukung pembelajaran yang optimal diperlukan bahan ajar (learning material) yang didesain dan dikemas sesuai pendekatan belajar individual (individualilized learning), sehingga memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Menurut pengamatan lapangan, buku pegangan guru dalam mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan masih sangat minim. Padahal, kenyataan pengetahuan yang diperoleh siswa sangat dipengaruhi oleh berkualitas tidaknya bahan ajar yang dipergunakan. Jika kemudian sekolah (guru) mematok satu jenis buku pelajaran saja sebagai satu satunya sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan, serta guru juga hanya memiliki buku itu sebagai referensi, maka lengkaplah proses pengerdilan ilmu pengetahuan siswa. Salah satu media pembelajaran yang seharusnya digunakan guru dalam mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan Budidaya Ikan adalah media pembelajaran berupa modul dalam tampilan e-book . Buku cetak yang tersedia tidak semua mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerapkan keterampilan budidaya perikanan.


(24)

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, peran guru sebagai penyampai pesan pendidikan memerlukan sumber belajar yang bervariasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan guru bukanlah satu-satunya sumber belajar siswa. Banyak sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa. Modul e-book Produksi Pakan Ikan Buatan ini dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan siswa akan media pembelajaran yang dapat membantu dan merangsang siswa untuk memiliki keterampilan budidaya ikan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Tanpa modul, belajar mengajar siswa menjadi kurang efektif dan efisien, diharapkan modul e-book Produksi Pakan Ikan Buatan dapat menghasilkan efektivitas belajar siswa.

Kebutuhan dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks mulai dari kebutuhan sumber ilmu yaitu buku, lalu guru yang handal, tempat yang memadai, dan kebutuhan penunjang lainnya. Bahan ajar berbentuk modul sebagi suplemen , dapat melengkapi kebutuhan bahan ajar, disamping merupakan penyempurnaan terhadap buku pegangan yang ada pada pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan. Sebagaimana disebutkan bahwa dalam proses belajar dibutuhkan buku sedangkan buku dibuat dengan bahan dasar kertas dan kertas di buat dari pohon-pohon yang semakin lama semakin menipis jumlahnya akibat penggunaan yang tidak dibatasi yang akhirnya menyebabkan hal-hal lain yang diakibatkan berkurangnnya pohon-pohon yang ada, seperti pemanasan global, longsor, banjir dan berbagai bencana alam lainnya, sementara itu diperlukan adanya alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti buku agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.


(25)

e-book adalah salah satu alternatif yang cukup baik karena sifatnya yang digital sehingga tidak menggunakan kertas hanya diperlukan seperangkat device yang dapat membacanya seperti HP, kompter, laptop, dan device-device lainnya. Sebagai daya dukung bahwa di SMKN 2 Kalianda, mempunyai fasilitas laboratorium yang memadai, dan kemampuan IT siswa cukup kompeten. e-book pun bisa menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan kertas dan dapat disimpan dalam handphone pribadi sebagai bahan bacaan dan belajar.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan yang berbasis e-book diperlukan bahan ajar yang relevan. Menurut Pannen dan Purwanto (2001: 1) bahwa bahan ajar dapat digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, sehingga guru tidak perlu terlalu banyak menyajikan materi di kelas. Hal ini akan berdampak positif, yaitu guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa. Bahan ajar juga dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga siswa tidak tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.

Teknologi pembelajaran bertujuan untuk memecahkan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar merupakan bagian dari teknologi pembelajaran yang bertujuan memecahkan masalah belajar. Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran perlu adanya perancangan dan pengembangan bahan ajar yang merupakan fungsi yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran. Jika pembelajaran dapat dicapai dengan baik tentunya akan dapat menunjang terhadap kualitas pendidikan, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.


(26)

Salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran adalah dengan merancang bahan ajar yang mengacu pada model pengembangan. Bahan ajar perlu dirancang untuk memudahkan pembelajaran dalam belajar agar memahami bahan yang dipelajari. Kenyataan untuk sementara ini menunjukkan bahwa belum ada bahan ajar yang dilengkapi dengan soal aplikasi untuk kepentingan pembelajaran, tanpa memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lebih khusus lagi perubahan kurikulum.

Berdasarkan kondisi obyektif tersebut di atas, cukup beralasan dan bahkan menarik sehingga dipandang perlu adanya pengembangan bahan ajar berupa modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book untuk siswa kelas X SMK. Pengembangan bahan ajar Produksi Pakan Ikan Buatan penting dilakukan agar dapat mengatasi kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi riil. Kondisi ideal yang dimaksud adalah tersedianya bahan ajar berupa modul e-book Produksi Pakan Ikan Buatan SMK kelas X. Sedangkan kondisi riil yang dihadapi belum tersedianya bahan ajar yang lengkap. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:

1.2.1 Terbatasnya sarana buku cetak di sekolah.

1.2.2 Pada Pembelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan buku cetak yang digunakan adalah prin out Buku Budidaya Ikan (BSE) yang masih banyak kekurangannya.


(27)

1.2.3 Siswa memerlukan bahan ajar yang praktis serta mudah dipahami dalam bentuk modul e-book.

1.2.4 Siswa kurang berpartisipasi dan tidak punya inisiatif serta kontributif sehingga berpengaruh terhadap hasil dan ketuntasan belajar siswa.

1.2.5 Belum semua siswa mencapai kriteria kompeten pada mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus/ lingkup pengembangan sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana proses pengembangan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK ?

1,3.2 Bagaimana efektivitas, efisiensi dan kemenarikan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK ?

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah maka dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi dan potensi pengembangan modul Produksi Pakan Ikan

Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

2. Bagaimana disain pengembangan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.


(28)

3. Bagaimana efektifitas penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

4. Bagaimana efisiensi penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

5. Bagaimana tingkat kemenarikan penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kondisi dan potensi pengembangan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

2. Menganalisis langkah-langkah dan cara pengembangan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

3. Menguji efektifitas penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK

4. Menguji efisiensi penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.

5. Menjelaskan tingkat kemenarikan penggunaan modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book di kelas X Budidaya Perikanan SMK.


(29)

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1.6.1 Kegunaan Teoritis

1. Mengembangkan konsep, teori, prinsip, dan prosedur teknologi pendidikan, khususnya penyediaan modul berbasis e-book termasuk dalam kawasan pengembangan desain teknologi.

2. Menjadi sumbangan pengetahuan pada desain bahan ajar. 1.6.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan

b. Pembelajaran lebih efektif, efisien dan menarik karena modul dilengkapi dengan media pembelajaran yang berbasis e-book

c. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

d. Sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kompetensi masing-masing.


(30)

2. Bagi Guru

a. Tersedia bahan ajar Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book , mudah dipelajari, efektif dan menarik.

b. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

c. Meningkatkan aktivitas siswa belajar Produksi Pakan Ikan Buatan

d. Melengkapi referensi buku teks Produksi Pakan Ikan Buatan yang sudah ada. 1.7 Spesifikasi Produk

Pengembangan ini akan. menghasilkan produk berupa:

Modul bagi siswa yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran siswa selama satu semester untuk kelas X Budidaya perikanan SMK. Modul Produksi Pakan Ikan Buatan berbasis e-book ini digunakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perangkat lunak (soft ware) yang digunakan dalam pembuatan modul ini meliputi : MS Word, html, Corel Draw, Calibre dan Aldiko.

Kompetensi yang terdapat pada modul ini adalah:

1.7.1 Peta modul dicantumkan pada bagian awal setiap kompetensi untuk mengetahui kompetensi dan sub kompetensi, dan lamanya waktu yang digunakan.

1.7.2 Prasyarat yaitu kemampuan awal siswa sebelum mempelajari modul.

1.7.3 Petunjuk penggunaan modul dimaksudkan memberikan pedoman atau arahan yang jelas bagi siswa untuk mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam mempelajari modul tersebut.


(31)

1.7.4 Tujuan kegiatan belajar pada setiap modul. Pencantuman tujuan pada setiap modul ini diharapkan dapat memberikan arahan bagi siswa dalam kegiatan belajamya.

1.7.5 Uraian materi yang diorganisasikan berdasarkan tujuan kegiatan belajar pada setiap kompetensi dan sub kompetensi atau kegiatan belajar.

1.7.6 Rangkuman, diberikan pada setiap akhir kegiatan belajar. Sajian ini dimaksud untuk mengemukakan ide-ide pokok yang telah disajikan sehingga siswa lebih mudah mengingat keseluruhan isi modul yang dipelajari.

1.7.7 Soal latihan. diberikan pada setiap akhir kegiatan belajar, setelah rangkuman. Soal latihan bertujuan untuk mengukur apakah hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan indikator pencapaian yang telah dirumuskan atau belum tercapai.

1.7.8 Kunci jawaban yang disajikan pada akhir kegiatan belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencocokkan hasil jawabannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan pada setiap akhir kegiatan belajar.

1.7.9 Lembar penilaian disajikan agar siswa mengetahui pembobotan dalam memperoleh nilai.

1.7.10 Glosarium disajikan untuk mengetahui arti kata-kata sulit yang terdapat dalam setiap modul.

1.7.11 Dafitar pustaka, dicantumkan pada setiap akhir modul, dengan maksud memberikan informasi kepada siswa untuk mengkaji pelajaran lebih mendalam dan untuk mendapat wawasan lebih jauh tentang materi pelajaran yang disajikan.


(32)

1.8 Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Modul e-book Manfaat dari pembangunan bahan ajar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.8.1 Melengkapi kekurangan bahan ajar SMK kelas X. Dengan pengembangan ini, diharapkan mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan dapat diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar dengan pembelajaran kontekstual.

1.8.2 Tersedianya bahan ajar yang dilengkapi dengan latihan soal aplikasi.

1.8.3 Tersedianya bahan ajar yang mudah ditangkap pesannya, lebih interaktif dan mudah digunakan.

1.9 Penjelasan Istilah

Perlu adanya penjelasan terhadap beberapa istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:

1.9.1 Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, yang berkaitan dengan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, melaksanakan analisis pembelajaran, mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa, mengembangkan tes acuan patokan, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, merancang dan melaksanakan soal-soal latihan, dan melakukan revisi pembelajaran.

1.9.2 Bahan pembelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan berupa paket pembelajaran mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan yang identik dengan modul karena bahan ajar Produksi Pakan Ikan Buatan dalam hal ini merupakan suatu satuan kompetensi yang disusun secara operasional dan sistematis untuk digunakan pembelajar dengan disertai panduan pembelajar.


(33)

1.9.3 Mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan adalah pengintemalisasian teori pembuatan pakan ikan dalam bentuk praktek sehingga siswa kompeten dalam pembuatan pakan ikan buatan.

1.9.4 e-book adalah buku elektronik, modul yang dikemas dalam bentuk buku elektronik menggunakan beberapa format antara lain pdf,jpeg,docx, caliber,html.


(34)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Teori Belajar

Teori belajar dan pembelajaran dapat digolongkan menjadi beberapa antara lain: teori belajar kognitif, konstruktivistik, humanistik, sosiokultural dan kecerdasan ganda (multiple intelligence), yang penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran. Masing- masing teori memiliki kelemahan dan kelebihan. Pada penelitian ini, penulis membatasi pada teori belajar behavior dan konstruktivistik, yang ada kaitannya dengan pembelajaran.

1) Teori Belajar Behavior

Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Thorndike tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi 16 kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai


(35)

pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian-bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek.

Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram. modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta


(36)

mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skinner.

Menurut Suciati (2001: 41) bahwa aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik rnemandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi. sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikfrnn adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata


(37)

dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi

2) Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivistik belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi teijadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya.

Menurut Endarwati (2007: 1) bahwa pembelajaran berarti partisipasi guru dan siswa dalam membentuk pengetahuan. membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi, pembelajaran adalah suatu bentuk belajar sendiri. Pembelajaran adalah membantu seseorang berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir sendiri untuk menemukan jawaban dari persoalan yang sedang dihadapinya. Karakteristik pembelajaran yang dilakukan dalam teori belajar konstruktivistik adalah: (1) membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembankan ide-idenya tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan; (2) menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interest, untuk membuat hubungan diantara ide-ide atau gagasannya,


(38)

kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan; (3) guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah kompleks. Dimana terdapat bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi; dan (4) gum mengakui bahwa proses belajar dan penilaiannya merupakan suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur dan tidak mudah dikelola. Teori belajar konstruktivistik yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan sumbangan besar dalam membentuk siswa menjadi kreatif, produktif dan mandiri.

Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi itu menjadi milik mereka sendiri, di samping itu belajar juga memerlukan pendekatan dan teknik penilaian tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa belajar bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan. Atas dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses „mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.

2.1.2 Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nasution (2011:68) dalam proses pembelajaran harus ada unsur tujuan, bahan ajar, metode dan penilaian yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Perbedaan individual merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran,


(39)

dimana kemampuan masing-masing induvidu siswa adalah tidak sama. Salah satu perbedaannya adalah kecepatan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Benyamin S. Bloom (1971) yakin bahwa 90 % dari anak-anak sanggup mencapai tujuan serupa asal diberikan waktu yang cukup kepadanya, sekalipun 5-6 kali lebih lama dari anak pandai. Ide Bloom ini dikenal dengan teori mastery learning atau belajar tuntas. Robert M Gagne dalam Nasution (2011:62) memandang fungsi pembelajaran sebagai pengendalian kondisi-kondisi ekstren dari situasi belajar, sehingga berinteraksi dengan kemampuan intern siswa secara optimal, sehingga terjadi perubahan dalam kemampuan-kemampuan itu.

Analisis tujuan dan urutan langkah memegang peranan penting dalam proses pembelajaran menurut Skinner, Crowder, Gagne dan lain-lain. Menurut B.F. Skinner siswa dibimbing secara langkah demi langkah sampai mencapai tujuan. Setiap langkah yang berhasil , yaitu respon yang tepat atas stimulus tertentu, diberi reinforcement atau penguataan. Menurut Reigeluth Variabel Pembelajaran ada 3 yaitu : (1) Variabel Kondisi, (2) Variabel Metode dan (3) Variabel Hasil Pembelajaran. Menurut Bruner pembelajaran yang baik adalah pengalaman belajar melalui penemuan (discovery). Pada pembelajaran mata pelajaran produktif lebih tepat menggunakan metode metode eksperimen, discovery, atau inquiri approach yang lebih menekankan pada metode ilmiah (Sains) Nasution (2011:70).

Salah satu alternatif dalam meningkatan pencapaian tujuan pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang tepat yaitu modul. Modul disusun untuk dipelajari anak secara


(40)

individual, sehingga anak-anak yang pandai dapat diberikan tambahan materi dengan modul sebagai pengayaan, untuk menunggu siswa yang tidak begitu cepat agar dapat bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.3 Pendekatan Pembelajaran

Pemberlakuan mata pelajaran yang fleksibel menuntut penyesuaian pendekatan pembelajaran yang berbeda dari pendekatan yang konvensional menjadi pendekatan individual. Pendekatan konvensional yang mengutamakan pembelajaran yang klasikal dimana siswa lebih banyak mendengarkan guru menjelaskan dan atau menyaksikan guru mendemonstrasikan harus sudah diminimalkan atau dikurangi.

Pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subyek yang mampu merencanakan pembelajaran menggali dan menginterpretasikan materi pembelajarannya. Dengan demikian guru lebih berfimgsi sebagai fasilitator. Pendekatan tersebut di atas akan mendorong terciptanya iklim pembelajaran dimana:

1. siswa mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sampai tuntas (mastery level). 2. guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.

3. tempat pembelajaran dapat teijadi dimana saja baik sekolah maupun di dunia keija. 4. siswa secara aktif menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa harus menunggu interaksi guru.


(41)

2.1.4 Model Desain Pengembangan Pembelajaran

Untuk memilih model yang akan digunakan dalam suatu produk pembelajaran, tidak tergantung pada model yang terbaik, karena pada dasamya tidak ada model yang terbaik. Pemilihan model tergantung pada kondisi atau karatekristik bidang studi. Model rancangan pembelajaran yang akan digunakan dalam pengembangan ini adalah model ASSURE, dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model desain pembelajaran ASSURE ANALISIS PEMBELAJAR

MENGEVALUASI DAN MEREVISI MENENTUKAN STANDAR DAN TUJUAN

SELEKSI METODE, MEDIA DAN MATERI

MENGGUNAKAN MEDIA DAN MATERI

MENGHARUSKAN PARTISIPASI PEMBELAJAR


(42)

1) Analyze Learners (Menganalisis Pembelajar)

Langkah pertama dalam merencanakan mata pelajaran adalah mengindentifikasi dan menganlisis krakteristik pemelajar yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Imformasi ini akan memandu pengambilan keputusan anda saat anda merancang mata pelajaran anda. Area-area kunci yang harus dipertimbangkan selama analisis pembelajaran meliputi :

1. Krakteristik umum

2. Kompetensi dasar Spesifik (Pengetahuan, Kemampuan dan sikap tentang Topik) 3. Gaya belajar.

2) State of Obyjectives (Menyatakan Standar dan Tujuan)

Langkah selanjutnya adalah menyatakan Standard an tujuan belajar Sespesifik mungkin. Tujuan tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan, prilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang prilaku atau kinerja akan diamati, dan tingkat pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai siswa. Untuk buku ini, kondisi tersebut akan meliputi penggunaan teknologi dan media untuk menilai pencapayan dari standar atau tujuan belajar.


(43)

3) Select Methods, Media and Material (Memilih Metode, Media, dan Materi)

Begitu anda telah menganalisis para pemelajar anda dan menyatakan standar dan tujuan belajar, Anda telah membuat titik permulaan (Pengetahuan, Kemampuan, dan Sikap terkini para siswa) dan titik akhir (Tujuan belajar) dari penajaran. Tugas anda sekarang adalah membangun jembatan di antara kedua titik tersebut dengan memilih strategi pembelajaran, teknologi dan media yang sesuai, kemudian memutuskan materi untuk menerapkan pilihan-pilihan tersebut.

4) Utilyze Media and Material (Menggunakan Media, dan Material)

Tahap ini melibatkan perencanaan peran anda segagai guru untuk menggunakan teknologi, media dan material, untuk membantu para siswa mencapai tujuan belajar. Untuk melakukannya ikuti proses “5P”: Mengulas (Preview) teknologi, media, dan material; menyiapkan (Prepare) para pembelajar; dan memberikan (Provide) pengalaman belajar.

5) Require Learner Participation (Mengharuskan Partisipasi Pembelajar)

Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan ketertiban aktif mental para pembelajar. Sebaiknya terdapat aktifitas yang memungkinkan merekamenerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara formal dinilai. Praktik mungkin melibatkan periksa mandiri para siswa, pembelajaran dibantu computer, kegiatan Internet, atau kerja kelompok. Guru computer, para siswa lainnya, atau evaluasi mandiri memberikan umpan balik.


(44)

6) Evaluate and Revise (Mengevaluasi dan merevisi)

Setelah melaksanakan sebuah mata pelajaran, adalah penting untuk mengevaluasi dampaknya pada pembelajaran siswa. Penilaian ini sebaiknya tidak hanya memeriksa tingkat dimana para siswa telah mencapai tujuan belajar, tetapi juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media. Sekiranya terdapat ketidak cocokan antara tujuan belajar dan hasil-hasil siswa, anda sebaiknya merevisi rencana mata pelajaran untuk membahas area-area pertimbangan tersebut. 2.2 Bahan Ajar

Bahan ajar menyiapkan petunjuk belajar bagi pembelajar baik untuk kepentingan belajar mandiri maupun untuk kepentingan tutorial dalam kegiatan tatap muka. Bahan ajar dilengkapi dengan evaluasi dan pedoman bagi guru yang bertindak sebagai pengelola pembelajaran dapat mengefektifkan pembelajaran. Modul adalah paket yang membahas pokok bahasan tunggal atau satuan pelajaran dari bahan ajar. Modul terdiri atas sebuah pedoman belajar yang mengandung semua informasi yang diperlukan siswa untuk mempelajari bahan yang ditugaskan. Komponen penting sebuah modul terdiri dari; 1) pengarahan yang ditulis secara cermat

2) sejumlah sasaran belajar yang harus diselesaikan

3) uraian sejumlah kegiatan dan pelatihan (sering dengan pilihan altematif sehingga siswa dapat memilih cara belajar yang disukainya),


(45)

5) satu kajian atau lebih, disertai jawaban, sehingga siswa dapat mengecek kemajuan belajar mereka.

Dari sisi lain, Harjanto (2000: 23) mengajukan beberapa asumsi tentang vitalnya kedudukan bahan ajar khususnya dan rancangan pembelajaran pada umumnya sebagai berikut:

1) membantu belajar secara perorangan (individual)

2) memberikan keleluasaan penyajiaan pembelajaran jangka pendek atau segera dan jangka panjang.

3) rancangan bahan ajar yang sistematis memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan sumber daya manusia secara perorangan

4) memudahkan pengelolaan proses belajar mengajar dengan pendekatan sistem

5) memudahkan belajar, karena dirancang atas dasar pengetahuan tentang bagaimana manusia belajar.

Sedangkan Smaldino (2012:32) mengedepankan pendekatan sistem sebagai dasar atau alasan bagi kedudukan vital bahan ajar dalam pembelajaran dengan alasan sebagai berikut:

1. Fokus pembelajaran

Fokus pembelajaran diartikan sebagai apa yang diketahui oleh pembelajar dan apa yang harus dilakukannya. Tanpa pemyataan yang jelas dalam bahan ajar dan langkah pelaksanaannya, kemungkinan fokus pembelajaran tidak akan jelas dan efektif.


(46)

2. Kecepatan kaitan antara komponen dalam pembelajaran

Khususnya strategi dan hasil yang diharapkan. Melalui bahan ajar akan jelas target khusus(pengetahuan dan kemampuan) yang diajarkan melalui kondisi belajar yang disiapkan. Ini semua dipaparkan dalam bahan ajar.

3. Proses empirik dapat diulangi

Pembelajaran dirancang tidak hanya untuk sekali waktu, tetapi sejauh mungkin dapat dilaksanakan. Oleh karena itu harus jelas dapat diulangi dengan dasar proses empirik menurut rancangan yang terdapat dalam bahan ajar. Pemyataan teoritik tentang kedudukan bahan ajar dalam pembelajaran khususnya bahan ajar mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan adalah bahwa hasil pengembangan ini demikian strategis.

Hal tersebut biasanya dikaitkan dengan kenyataan bahwa dalam pembelajaran, bahan ajar adalah salah satu komponen vital yang harus ada. Bahan ajar merupakan strategi penyajian yang tepat (termasuk panduan guru, panduan belajar dan sekaligus merupakan paket pembelajaran bagi pembelajar), perangkat balikan yang ddalamnya terdapat soal-soal latihan dan praktek di lapangan dapat terpenuhi oleh kehadiran hasil pengembangan bahan ajar ini. Bahan ajar memiliki karakter yang khas yang membedakan dengan kegiatan belajar yang lain, karakteristik yang khas tersebut adalah :

a. menganut pendekatan sistem.

b. menganut satu-satunya bahasa yang utuh sebagai pendukung atau penunjang tercapainya kompetensi tertentu.

c. merupakan perangkat utuh yang menyediakan semua aiat, bahan dan cara untuk mencapai tujuan tertentu.


(47)

d. menyediakan altematif-altematif kegiatan belajar mengajar yang kaya dengan variasi, yang dapat dipilih oleh pembelajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.

e. dapat digunakan oleh pembelajar dengan atau tanpa bantuan pembelajar.

f. menyediakan seperangkat petunjuk penggunaan, baik oleh pembelajar maupun untuk pembelajar.

g. mencantumkan rasional dari setiap tindakan instruksional yang disarankan. (Haijanto, 2000: 26).

Bahan ajar pada hakikatnya hasil menafsirkan dan mengembangkan kurikulum dan penstrukturan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Bahan ajar berbeda dengan buku teks. Bahan ajar yang baik ditulis dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Pembelajar dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam proses pembelajaran. Material di sini mengacu pada bentuk cetak atau kata lain media yang diharapkan untuk menyediakan peristiwa pembelajaran.

Di dalam sistem pembelajaran yang paling tradisional, para guru tidak mendesain atau mengembangkan materi pembelajaran mereka sendiri. Sebagai gantinya, mereka memilih materi yang sudah ada dan mengintegrasikan ke dalam pelajaran. Isi mata pelajaran memberikan inti informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan. Pada gilirannya, informasi menumbuhkan pengetahuan yang merupakan tata hubungan antara rincian fakta. Hasil akhimya adalah pemikiran intelektual dan pemahaman.

Sedangkan menurut Pannen dan Purwanto (2001: 6) bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang tersusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan


(48)

yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar siswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi siswa, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual (leaner oriented) dan dapat dipelajari siswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap.

Pembelajaran sebagai suatu proses transaksional akademis bertujuan bagaimana peserta didik mengerti dan paham tentang apa yang mereka pelajari. Kegiatan belajar mengajar yang direncanakan oleh guru harus dikondisikan untuk membantu peserta didik memahami materi yang dibelajarkan secara bermakna. Piaget membedakan dua pengertian tentang belajar, yaitu:

1) belajar dalam arti sempit, dan; 2) belajar dalam arti luas

Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar disebut belajar figuratif, sesuatu bentuk belajar yang pasif (hafalan). Sedangkan belajar dalam arti luas, yang juga disebut perkembangan adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan dalam bermacam situasi (Djamarah, 2010).


(49)

2.2.1 Modul

Karakteristik modul:

1) Self Instructional, siswa mampu mempelajari diri sendiri tidak tergantung pada orang lain.

2) Self Contained, seluruh materi pembelajaran dari suatu kompetensi terdapat dalam suatu modul secara utuh.

3) Stand Alone/ Berdiri sendiri, modul tidak tergantung pada bahan ajar lain dan tidak digunakan bersama-sama dengan bahan ajar yang lain

4) Adaptif memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, fleksibel digunakan di berbagai tempat, dan dapat digunakan dalam kumn waku tertentu.

5) User friendly, bersahabat dengan pemakain

Menurut Widarsih (2004: 5) rancangan modul memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) format, (2) organisasi, (3) daya tarik, (4) bentuk dan ukuran huruf, (5) ruang (spasi kosong), (6) konsisten.

2.2.2 Komponen Modul

Tujuan pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran adalah terpenuhi komponen- komponen yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran subyek pembelajar. Komponen-komponen tersebut hams dapat memberikan motivasi. mudah

dipelajari dan mudah dipahami oleh pembelajar, dan yang lebih penting lagi adalah relevan dengan mata pelajaran yang disajikan.


(50)

Bahan ajar yang memungkinkan dapat memudahkan belajar pembelajar dalam mata pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan adalah bahan ajar yang mempunyai komponen-komponen berupa:

1. adanya tujuan umum pembelajaran (sub kompetensi); 2. adanya tujuan khusus pembelajaran (indikator pencapaian);

3. adanya uraian isi berupa materi pelajaran yang disusun secara sistematis; 4. adanya ilustrasi/ gambaran atau contoh soal untuk mempeijelas isi pelajaran; 5. adanya rangkuman;

6. adanya soal-soal latihan dan tindak lanjut kegiatan belajar berikutnya;

7. adanya kunci jawaban sebagai panduan untuk mengeijakan soal dengan baik dan benar;

8. tersedianya lembar penilaian; 9. tersedia daftar bacaan.

2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan

1) Pengertian

Pengertian Mata Pelajaran Produksi Pakan Ikan Buatan adalah Mata Pelajaran yang mempelajari teknik produksi pakan ikan secara buatan, berbeda dengan produksi pakan ikan alami.


(51)

2) Ruang Lingkup

Ruang lingkup Mata Pelajaran ini adalah pada Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan meliputi beberapa KD antara lain :

Tabel 2. 1 Perincian Kompetensi Dasar Pada Kompetensi Inti Produksi Pakan Ikan Buatan

KD Uraian Kompetensi Dasar

1 Menganalisis macam-macam kebutuhan nutrisi pakan buatan 2 Menganalisis sistem fisiologi nutrisi pada biota air

3 Menganalisis perhitungan formulasi pakan buatan 4 Menerapkan pembuatan pakan

5 Menerapkan penyimpanan pakan buatan

6 Menganalisis pengujian mutu (fisika, kimia, biologi) pakan buatan Sumber : Silabus Kurikulum 2013 SMK

Menganalisis macam-macam kebutuhan nutrisi pakan buatan Menganalisis sistem fisiologi nutrisi pada biota air Menganalisis perhitungan formulasi pakan buatan Menerapkan pembuatan pakan Menerapkan penyimpanan pakan buatan Menganalisis pengujian mutu (fisika, kimia, biologi) pakan buatan

3) Konsep Pembelajaran

Konsep pembelajaran sebagaimana mata pelajaran produktif yaitu ada kombinasi antara teori dan praktek untyuk praktek ada praktek laboratorium dan praktek di industri.


(52)

2.4 Pengembangan Modul e-book

2.4.1 Modul Berbasis e-book 1) Definisi e-book

E-book (buku digital) adalah versi elektronik (digital) dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka E-book berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini e-book diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam e-book dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Pembelajaran menggunakan e-book sendiri dapat dikategorikan sebagai pembelajaran e-learning (pembelajaran elektronik) karena ada perangkat elektronik (device yang digunakan, bahkan sebagian besar e-bookdipublish sehingga dapat diunduh secara online di internet. Menurut Soekarwati dalam Prawiradilaga (2012:197) mengemukakan :

E-learning is ageneric term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and video tapes, teleconferencing, satelite transmition, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly reffered to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Libero, 2002)

Terdapat berbagai format e-book yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf,jpeg ,lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca e-book tersebut. e-book adalah salah satu bentuk usaha untuk melestarikan literatur


(53)

berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan yang mahal maka untuk dapat melestarikan literatur tersebut hanya dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk E-book.

Menurut Miarso (2013:671) Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku, dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Manfaat dan kekurangan dari e-book menurut Prawiradilaga (2012:201) adalah :

Manfaat dari penggunaan e-book :

1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet

2. Guru dan siswa dapat menggunakan petunjuk belajar yang trstruktur

3. Siswa dapat belajar atau mereviuw bahan ajar setiap saat atau dimana saja diperlukan, mengingat bshsn ajar tersimpan di dalam komputer

4. Berubahnya peran siswa dari pasif menjadi aktif 5. Relatif lebih efisien.

Kekurangan e-book ( e-learning) ;

1. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya menumbuhkan aspek bisnis/komersial


(54)

4. Berubahnya peran guru dari semula menguasai teknik pembelajaran konvensional , kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan IT

5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi tinggi cenderung gagal

6. Tidak semua tempat memiliki fasilitas IT ( berkaitan tersedianya masalah listrik, telepon, komputer)

2) Jenis-jenis Format e-book

Terdapat berbagai format buku e-book yang banyak digunakan. Popularitas umumnya bergantung pada ketersediaan berbagai e-book dalam format tersebut dan mudahnya piranti lunakyang digunakan untuk membaca jenis format tersebut diperoleh.

a. Teks Polos

Teks Polos adalah format paling sederhana dari e-book yang dapat dilihat hampir dalam setiap menggunakan komputer personal. Untuk beberapa device , format ini dapat dibaca menggunakan software yang harus lebih dahulu diinstal.

b. PDF

Format PDF memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga multimedia.

c. JPEG

Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini


(55)

umumnya populer bukan untuk e-book yang memilki banyak teks akan tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh gambar.

d. LIT

Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader yang memungkinkan teks dalam buku elektronik disesuaikan dengan lebar layar device yang digunakan untuk mebacanya. Format ini memiliki kelebihan bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.

e. HTML

Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak.

f. Open Electronic Book Package

Format ini dikenal pula sebagai OPF Flip Book. OPF adalah suatu format buku elektronik yang berbasis pada XML yang dibuat oleh sistem buku elektronik. Buku elektronik dalam format ini dikenal saat Flip Books sebagai piranti lunak penyaji menampilkan buku dalam format 3D yang bisa dibuka-buka (flipping). Terdapat suatu proyek yang sedang berjalan yang berupaya agar format OPF ini


(56)

dapat dibaca menggunakan penjelajah Internet standar (semisal: Mozilla, Firefox, atau Microsoft Internet Explorer), tanpa perlu adanya perlengkapan (piranti lunak, plugin) tambahan. Saat ini untuk melihat buku elektronik dalam format OPF sehingga diperoleh rasa benar-benar membuka buku (flipping experience) diperlukan piranti lunak penyaji pada sisi klien atau pengguna.

g. Calibre

Merupakan tampilan e-book dalam bentuk off line dan menjadi online apabila di publikasikan. Aplikasi format ini yang akan dipakai pada pembuatan Modul e-book


(57)

2.4.2 Dasar Pemilihan Pengembangan

Rancangan pembelajaran merupakan kerangka acuan spesifikasi sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar dan sebagai acuannya adalah kurikulum yang berlaku. Pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang siap digunakan. Dalam proses pengembangan pembelajaran dapat mengahasilkan suatu sistem pembelajaran yang efektif dan efisien. Demikian pula penerapannya dalam proses pengembangan pembelajaran dapat menghasilkan sistem pembelajaran. Bentuk nyata dari sistem pembelajaran adalah satu set bahan dan strategi pembelajaran yang teruji secara efektif dan efisien di lapangan.

Sistem pembelajaran adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi pembelajar sehingga teijadi proses belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin digerakan oleh pembelajar sehingga disebut pengajaran, mungkin pula digerakkan oleh pembelajar itu sendiri. Baik digerakkan oleh pembelajar maupun untuk pembelajar sendiri, kegiatan itu harus terencana secara sistematis untuk dapat disebut kegiatan pembelajaran. Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses.

Berdasarkan uraian tentang model, maka dalam penelitian dan pengembangan ini diacukan pada seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses. Jika dikaitkan dengan pengembangan bahan ajar, dalam pengembangan bahan Produksi pakan ikan buatan digunakan adalah Borg and Gall.


(58)

2.4.3 Prosedur Pengembangan Desain Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul e-book Sebagai sebuah pendekatan sistem, model penelitian pengembangan Borg and Gall ini terdiri dari 7 langkah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Desain Penelitian Pengembangan Brog & Gall

PRODUK AKHIR

REVISI

UJI COBA LAPANGAN REVISI PRODUK

STUDI PENDAHULUAN, PENGUMPULAN INFORMASI, PERENCANAAN

DESAIN PRODUK


(59)

1. Studi Pendahuluan, Pengumpulan Informasi, Perencanaan

Pada tahap analisis pembelajaran, yang dilakukan adalah menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang disusun secara sistematis. Analisis ini dilakukan dengan maksud untuk menjamin bahwa kegiatan pengembangan ini tidak mengembangkan kegiatan belajar yang tidak perlu. Menurut Djamarah (2010) bahwa dengan melakukan analisis pembelajaran akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan perilaku tersebut akan memberi keyakinan kepada pengajar bahwa perilaku umum yang tercantum dalam tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain, melalui tahap perilaku-perilaku khusus tertentu pembelajar akan mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah tersusun secara sistematis menuju perilaku umum itu laksana jalan yang singkat yang harus dilalui pembelajar mencapai tujuannya dengan baik. Dalam menguraikan perilaku umum menjadi perilaku khusus akan menjadi empat macam susunan (struktur), yaitu hierarkikal, prosedural, pengelompokan dan kombinasi.

Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Perilaku B misalnya, hanya dapat dipelajari bila seseorang telah dapat melakukan perilaku A. Perilaku A dan B disebut hierarkikal. Struktur perilaku yang prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain. Walaupun kedua perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat dipelajari secara terpisah.


(60)

Di samping periJaku-perilaku khusus yang dapat diurut sebagai hierarkikaJ dan prosedural, terdapat perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lain, walaupun semua berhubungan. Suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagian terbesar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hierarkikal, prosedural dan pengelompokan. Sebagian dari perilaku khusus yang terdapat di dalam ruang lingkup perilaku umum itu mempersyaratkan perilaku yang lain.

Identifikasi tingkah laku masukan bertujuan untuk mengenali keterampilan bawahan yang diperlukan untuk menyusun bahan ajar. Dengan dikenalinya keterampilan bawahan, diharapkan pembelajar dapat dengan mudah mempelajari keterampilan-keterampilan diatasnya. Keterampilan yang dibawa pembelajar dalam situasi pembelajaran merupakan hal yang turut menentukan bagi keberhasilan pembelajar. Oleh karena itu sebelum pembelajaran dimulai, perancang hendaknya mengetahui perilaku yang perlu dikuasai oleh pembelajar sebagai prasyarat untuk memulai suatu unit belajar tertentu. Perilaku pembelajar yang dimaksud menyangkut belajar dan pembelajaran. Tanpa memiliki keterampilan bawahan, pembelajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan keterampilan diatasnya, karena pembelajar tidak memiliki luar belakang keterampilan yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(61)

2. Disain Produk

Identifikasi tujuan pembelajaran dengan jalan mengadakan penilaian terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh siswa. Disamping itu sesuai dengan tuntutan kurikulum SMK edisi 2013 yang berlaku saat ini. Oleh karena itu maka pada langkah awal dilakukan identifikasi. Hal ini untuk mempeijelas bahan kajian dalam bahan ajar yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi. Oleh karena itu, kegiatan pertama yang dilakukan dalam pengembangan adalah analisis kebutuhan (need assessment) yang dilakukan dengan empat tahap:

1. Identifikasi mata pelajaran

2. Identifikasi isi bahan pembelajaran

3. Identifikasi pembelajar dalam tiap semester

4. Identifikasi tujuan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

Hasil akhir kegiatan analisis kebutuhan tersebut merupakan gambaran secara umum yang dibutuhkan oleh pembelajar mata pelajaran di SMK.

1. Analisis Pembelajaran

2. Identifikasi Tingkah Laku Masukan

3. Merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran

Perumusan tujuan khusus pembelajaran dan di dalam kurikulum 2013, istilah ini disebut indikator pencapaian merupakan hal yang utarna, karena hal ini merupakan dasar dalam penyusunan strategi pembelajaran, pengorganisasian isi pembelajaran dan penyusunan pertanyaan. Pentingnya menempatkan tujuan instruksional sebagai


(62)

komponen awal dalam menyusun desain instruksional merupakan pusat perhatian setiap pengembangan instruksional, dan merupakan dasar dan pedoman bagi seluruh proses pengembangan instruksional selanjutnya.

Tujuan instruksional khusus (indikator pencapaian) merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Dalam menentukan isi pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan apa yang akan dicapai. Tujuan instruksional menjadi arah proses pengembangan instruksional karena didalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai pembelajar pada akhir proses instruksional. Keberhasilan pembelajar dalam mencapai tujuan juga merupakan ukuran keberhasilan sistem instruksional yang digunakan pembelajar.

Strategi pembelajaran yang dirancang secara baik diharapkan dilengkapi dengan strategi pembelajaran, artinya bahan pembelajaran dapat digunakan oleh pembelajar baik dengan bantuan guru maupun tanpa bantuan guru, dilakukan secara mandiri maupun kelompok dalam kelas maupun dalam praktek di lapangan

Dick dan Carey (1996) menyebutkan lima komponen umum dari strategi pembelajaran sebagai berikut:

1. kegiatan pra instruksional 2. penyajian informasi 3. parti sipasi pebelajar 4. tes


(63)

Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran. Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:

1. memberikan motivasi dan menarik perhatian

2. menjelaskan tujuan instruksional kepada pembelajar 3. mengingatkan kompetensi prasyarat

4. memberi stimulus (masalah, topik, konsep) 5. memberi petunjuk belajar

6. menimbulkan penampilan pembelaj ar 7. memberi umpan balik

8. menilai penampilan 9. menyimpulkan

Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dilakukan. Dengan perkataan lain strategi instruksional dapat pula disebut sebagai cara sistematis dalam meng- komunikasikan isi materi pelajaran kepada pembelajar untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.

3.Uji coba

Tahap ini melibatkan perencanaan peran anda segagai guru untuk menggunakan teknologi, media dan material, untuk membantu para siswa mencapai tujuan belajar. Untuk melakukannya ikuti proses “5P”: Mengulas (Preview) teknologi, media, dan


(64)

material; menyiapkan (Prepare) para pembelajar; dan memberikan (Provide) pengalaman belajar. Agar efektif, pengajaran sebaiknya mengharuskan ketertiban aktif mental para pembelajar. Sebaiknya terdapat aktifitas yang memungkinkan merekamenerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara formal dinilai. Praktik mungkin melibatkan periksa mandiri para siswa, pembelajaran dibantu computer, kegiatan Internet, atau kerja kelompok. Guru computer, para siswa lainnya, atau evaluasi mandiri memberikan umpan balik

Maksud dari melakukan evaluasi formatif adalah untuk mengukur tingkat keefektifan dan efisiensi, dan daya tarik strategi pembelajaran. Untuk keperluan pengembangan kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan uji coba dan hasilnya akan berupa bukti mengenai tingkat keefektifan, efisien dan daya tarik strategi pembelajaran yang dirancang. Hasil uji coba dijadikan untuk merevisi. Dengan kaitannya dengan pengembangan ini, evaluasi yang dilakukan adalah:

1. Evaluasi para ahli, yaitu ahli rancangan pembelajaran, ahli isi pembelajaran, dan evaluasi dari gum mata diklat

2. Evaluasi perorangan, evaluasi kelompok kecil dan evaluasi atau uji lapangan.


(1)

Tabel 3.21 Paired Samples Correlation

Pengujian N Correlation Sig

Postes dan Pretes 20 .392 .087

Sumber : Hasil Analisis statistik SPSS

Tabel 3.22 Paired Samples Test

Pengujian Paired Differences t df Sig

(2-tailed)

Mean Std.

Dev

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1

Postes-Pretes

25.1660 5.87065 1.31272 22.41845 27.91355 19.171 19 .000

Sumber : Hasil Analisis statistik SPSS

Hipotesis yang diajukan

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan modul e-book terhadap peningkatan pengetahuan siswa

H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan modul e-book terhadap peningkatan pengetahuan siswa

Kriteria uji hipotesis data pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig. (t) ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Jika Sig. (t) < 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hasil analisis diperoleh nilai t = 19,171 dengan sig. = 0,000, karena nilai sig < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan penggunaan modul e-book terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Peningkatan


(2)

97 yang signifikan dapat terlihat dari nilai awal (pretes) sebelum siswa menggunakan modul e-book nilainya adalah 50,83 , sedangkan setelah menggunakan modul e-book ternyata mengalami peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 76. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan modul e-book efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa di kelas eksperimen .


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberlakuan Kurikulum 2013, khususnya di SMK menyebabkan terjadinya perubahan struktur kurikulum, istilah Standar Kompetensi berubah menjadi Kompetensi Inti, dan penempatan KD pada mata pelajaran produktif mengalami beberapa perubahan. Bahan ajar yang diterbitkan juga mengacu pada silabus yang baru termasuk modul pembelajarannya. Mata pelajaran produktif kelompok C2 bersifat umum ada beberapa mata pelajaran yang disamakan untuk semua kompetensi keahlian.

2. Pengembangan modul e-book Produksi Pakan Ikan Buatan menggunakan model desain pembelajaran ASSURE yang dikombinasikan dengan desain penelitian pengembangan Brog & Gall menghasilkan 6 langkah penelitian yaitu Pendahuluan, Pengembangan, Validasi Ahli, Uji Coba Pendahuluan, Revisi dan Uji Coba Lapangan.

3. Efektivitas pada peningkatan kemampuan pembelajaran Aspek Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap dengan menggunakan modul e-book lebih besar dibandingkan dengan menggunakan modul lama dengan gain eksperimen-kontrol 0,37 (efektif) dan gain pretes-postes 0,55 (efektif).

4. Produk modul pembelajaran e-book hasil pengembangan lebih efisien dari pada bahan ajar lama dengan perbandingan waktu yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan hasilnya 1,5 > 1.


(4)

138

5. Modul e-book Menganalisis Sistem Fisiologi Nutrisi Pada Biota Air menujukkan skor 3,42 sangat menarik, berdasarkan hasil instrumen yang diisi pada kelas eksperimen.

5.2 Saran-saran

1. Sebagai penyelenggara tingkat satuan pendidikan sekolah disarankan meningkatkan sarana yang menunjang pembelajaran berbasis IT, dan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang IT, sekolah menyelenggarakan workshop dan pelatihan dengan mendatangkan ahli bidang IT, khususnya dalam pembuatan dan pemanfaatan e-book/

2. Sebagai komponen penting dalam keberhasilan pembelajaran, khususnya dalam membuat modul e-book maka guru harus memahami pengubahan naskah modul dari MS Word ke html, calibre, corel draw dan pengubahan file ke Aldiko, disamping itu dalam menggunakn modul e-book guru harus menyiapkan device tablet dalam jumlah yang cukup untuk siswa dan mengawasi penggunaan software alpikasi yang bermanfaat dalam device tersebut.

3. Siswa sebagai pengguna e-book dalam pembelajaran harus diberikan pengetahuan dan ketrampilan pengoperasian e-book reader Aldiko, disamping siswa harus memahami instruksi-instruksi yang ada dalam modul e-book


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dewanta Arya Nugraha, 2014. Pengembangan Media E-Book Interaktif Bilingual Pada Materi Pokok Kalor Untuk SMA Kelas X. Jurnal Inovasi pendidikan Fisika. Vol,03 No.01 Tahun 2014,1-7.

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/article/view/167.Diunduh : 26 januari 2015

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S., 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka

Endarwati 2007. Sistematika Penelitian Pengambangan. Malang. Universitas Negeri Malang.

Furchan, A., 2010. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya. 510 Hal.

Gagne, R.M and Leslie, J.B. 1979. Principle of Instructional Design. New York : Holt Rinecnart and Winston.

Hamzah B.Uno, 2011. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses

Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efisien. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Harjanto, 2000. Pengembangan Bahan Pembelajaran Kelas Rangkap Untuk Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Malang. Universitas terbuka. Lynn Silipigni dan Heather L.Wicht (2007). The E- What Happen To Book

Revolution : The Gradual Integration Of E-Book Into Academic Libraries. Journal of Electronic Publishing. Volume 10, Issue 3, Fall 2007.

Scholar.google.com/scholar?start=10&q=related:QK3r7b_UdCMJ:scholar.g oogle.com/&hl=en&as_sdt=0,5 26. Diunduh : Januari 2015 10.10

Margono,S., 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Mathhew K. McGowan,dkk., Bradley University. Student Perception of Electronik Textbooks.Bradley.http://quod.lib.umich.edu/cgi/t/text/textidx?c=jep;cc=jep;rgn =main;view=text;idno=3336451.0010.302. Diunduh : 26 Januari 2015

Nasution, S.M.A., 2011. Teknologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Nusa Putra, 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta. Peter F. Oliva, 1986. Developing the Curriculum. Scott, Foresman and Company.


(6)

140

Prawiradilaga, D.S dan Siregar, E., 2012. Mozaik Teknologi Pendidikan. Kencana Prenada Media Group.

Prawiradilaga, D.S., 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Kencana Prenada Media Group.

Priowirjanto, 2001. Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Jakarta : Direktorat Pendidikan menengah kejuruan.

Reza Lesmana, 2011 dengan judul Pengembangan Modul Back-End System Pada Ebook Publisher Berbasis Web Menggunakan Framework Spring Dan Hibernate. http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1371. Diunduh : 26 Januari 08.50

Smaldino, Sharon E dkk. 2011. Instructional Technologi and Media for Learning: TeknologiPembelajarandan Media untukBelajar. Jakarta: Kencana Sudjiono, A., 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo persada.

Jakarta.

Suciati, 2001. Teori belajar dan Motivasi. Dirjen Dikti. Jakarta. Depdiknas.

Zulmi Bangkit Maulana, 2014. Rancang Bangun Aplikasi Ebook Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali

Elektromagnetik Untuk Siswa Sekolah Menegah Kejuruan Dr. Tjipto Semarang. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduel /article/view/4251. Diunduh : 26 januari 08.45