35
B. Penelitian yang Relevan
Untuk membantu penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan dari penelitian yang relevan. Penelitian tersebut adalah :
1. Andreanto 2014, yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Pencegahan dan
Perawatan Cedera pada Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD se-
Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen”. Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan pencegahan dan perawatan cedera
pada guru penjasorkes se-Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen berada pada kategori baik.
2. Baskoro Pandu Aji 2013, yang be rjudul “Identifikasi Cedera dan
Penanganan Cedera saat Pembelajaran PENJASORKES di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga”. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengetahuan guru penjas di kecamatan Mrebet tentang
prosedur penanganan cedera adalah baik, yaitu sebesar 50. 3. Wasilu
ddin Warisatmaja 2016, yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas Atas tentang Perilaku Hidup Sehat di Sekolah Dasar Muhammadiyah
Kedunggong Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas atas tentang perilaku
hidup sehat di SD Muhammadiyah Kedunggong Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo yaitu 6 anak 9,52 kurang sekali, 20 anak
31,75 kurang, 17 anak 26,98 cukup, 16 anak 25,40 tinggi, dan 4 anak 6,35 sangat tinggi. Frekuensi terbanyak sebesar 31,75 pada
katagori kurang.
36
C. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran tidak dapat dipungkiri bahwa adanya aktivitas fisik pasti ada risiko yang muncul bersandingan, salah satu risikonya
yaitu cedera. Proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat sewaktu-waktu mengalami cedera, disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal, serta
dalam pembelajaran penjas banyak menggunakan aktivitas fisik yang sering tidak dilengkapinya sarana dan prasarana yang memadai dan kurangnya
kesadaran siswa untuk lebih berhati-hati, sehingga kemungkinan cedera dapat terjadi.
Cedera merupakan sesuatu yang sangat sulit dihindarkan ketika sesorang melakukan aktivitas olahraga. Cedera bisa terjadi pada waktu olahraga baik
saat pembelajaran, latihan maupun bertanding, aktifitas sehari-hari yang berat dan kejadian ini sulit untuk dihindari Cerika dan Yustinus Sukarmin, 2006:
94. Cedera yang dialami siswa saat pembelajaran contohnya siswa mengalami kerugian seperti rugi waktu untuk mengobati atau rugi waktu karena siswa
tidak dapat mengikuti pembelajaran yang lain. Selain itu rugi dalam hal uang itu pasti jika cedera itu parah. Dalam hal ini guru disarankan agar dapat
memberikan pengertian cedera dan tata cara pencegahan dan perawatan cedera bagi siswanya.
Penelitian ini mengungkapkan seberapa baik pengetahuan tentang cedera, pencegahan dan perawatan cedera siswa kelas atas SD N 2 Bugisan Prambanan
Klaten Tahun 2016 yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa metode tes berbentuk soal tes. Soal tes dalam penelitian berupa
37 pertanyaan yang mengidentifikasi tingkatan seberapa baik pengetahuan tentang
cedera, pencegahan dan perawatan cedera siswa kelas atas SD N 2 Bugisan Prambanan Klaten Tahun 2016.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah ini.
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pencegahan dan
Perawatan Cedera PPC
Pencegahan Cedera
Cedera Perawatan
Cedera
Faktor Intrinsik
Ekstrinsik Pertolongan
Pertama RICE
Mengetahui dan dapat
melakukannya Mengetahui dan
dapat melakukannya
Pembelajaran PENJAS akan aman dan
berjalan dengan lancar
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penelitian deskriptif hanya memaparkan keadaan objek atau peristiwa yang diteliti yaitu seberapa baik
pengetahuan tentang cedera, pencegahan dan perawatan cedera siswa kelas atas SD N 2 Bugisan Prambanan Klaten Tahun 2016. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan yaitu survei dengan instrumen tes berupa pilihan ganda.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang cedera, pencegahan cedera dan perawatan cedera, dalam hal ini berkaitan dengan
seberapa baik informasi yang diketahui siswa tentang pengetahuannya dalam cedera, pencegahan dan perawatan cedera yang diukur dengan menggunakan
tes pengetahuan. Peneliti mengukur seberapa baik pengetahuan cedera yang terdiri dari
pengertian tentang cedera, pengetahuan tentang penyebab cedera, pengetahuan bagian tubuh yang sering terjadi cedera, dan pengetahuan tingkat klasifikasi
cedera. Untuk variabel pencegahan cedera mencakup pengetahuan dalam pencegahan cedera dan variabel perawatan cedera yang di dalamnya terdapat
faktor macam-macam perawatan cedera.