Herr Samsa Unsur Struktural Karya Sastra dalam Roman Die Verwandlung

dalam kondisi yang menyedihkan. Sifat-sifat yang dimiliki Gregor ini juga tidak berubah dari awal cerita sampai akhir. Ia bahkan lebih memilih untuk menahan luka di dalam dirinya sampai akhirnya ia meninggal tanpa sepengetahuan keluarganya.Terkait hubungan Gregor dengan tokoh lain di dalam cerita, Gregor memiliki hubungan yang baik dengan ibunya dan Grete. Kedua orang ini adalah orang-orang yang bisa dikatakan paling mampu ‘memahami’ Gregor, meski pada akhirnya Grete memilih untuk berpaling darinya. Untuk hubungannya dengan sang ayah Herr Samsa, Gregor memiliki masalah serius terkait hal ini. Sikap Herr Samsa yang kejam dan otoriter membuat Gregor merasa terkekang dan hubungan keduanya pun menjadi tidak harmonis sampai akhir cerita.

2. Herr Samsa

Herr Samsa adalah suami dari Frau Samsa Partnerschaft dan merupakan ayah dari Gregor dan juga Grete Familienschaft. Dahulu, ia adalah seorang pengusaha, namun karena ia mengalami kebangkrutan, ia pun tidak lagi dapat melanjutkan usahanya dan menyerahkan kewajiban sepenuhnya kepada Gregor untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Herr Samsa adalah orang yang memiliki perawakan keras. Ia memiliki emosi yang meledak-ledak dan tidak jarang hal itu bisa membuatnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat nekat. Salah satu bukti kekejamannya adalah saat ia melempari Gregor dengan apel sampai salah satu apel menancap dan membusuk di tubuhnya. Hal itu menyebabkan luka yang sangat parah bagi Gregor sampai akhirnya ia harus bertemu dengan ajalnya. Herr Samsa juga sering kali membentak anak dan istrinya. Ia tidak segan-segan untuk memukul atau bahkan menyiksa Gregor hanya untuk membuatnya masuk kembali ke dalam kamarnya. Berikut adalah salah satu kutipan yang terdapat di dalam roman Die Verwandlung, yang menunjukkan tindakan keji Herr Samsa terhadap Gregor. - da flog knapp neben ihm, leicht geschleudert, irgend etwas nieder und rollte vor ihm her. Es war ein Apfel; gleich flog ihm ein zweiter nach; Gregor blieb vor Schrecken stehen; ein Weiterlaufen war nutzlos, denn der Vater hatte sich entschlossen, ihn zu bombardieren. Kafka, 1994: 54 - lalu tepat di sisi kanannya, sesuatu dilemparkan ke arahnya dan menggelinding di dekatnya. Gregor terdiam membeku karena kaget, tidak dapat lagi berlari karena ayahnya telah memutuskan untuk menyerangnya. Yang dilempar ayahnya adalah buah apel, dan tak lama kemudian apel-apel berikutnya segera dilemparkan ke arahnya. Ein schwach geworfener Apfel streifte Gregors Rücken, glitt aber unschädlich ab. Ein ihm sofort nachfliegender drang dagegen förmlich in Gregors Rücken ein; Gregor wollte sich weiterschleppen, als könne der überraschende unglaubliche Schmerz mit dem Ortswechsel vergehen; doch fühlte er sich wie festgenagelt und streckte sich in vollständiger Verwirrung aller Sinne. Kafka, 1994: 54 Sebuah apel yang dilempar dengan kekuatan kecil mengenai punggung Gregor dan menggelinding tanpa menyakitinya. Tak lama sesuadah itu, apel yang lain mengikuti, mengenainya dan menyangkut di punggungnya. Gregor ingin menggeser dirinya jika ia mampu menghilangkan rasa sakit yang mengejutkan dan tidak disangkanya dengan mengubah posisinya; tetapi ia terjatuh seperti dipaku ke suatu titik dan membuat tubuhnya terlentang, semua inderanya kacau balau. Sikap yang menunjukkan kebencian Herr Samsa terhadap Gregor ini juga tidak berubah dari awal cerita sampai akhir. Ia bahkan menyetujui pendapat Grete untuk melupakan Gregor dan menganggap Gregor sudah mati.

3. Frau Samsa