Penggambaran waktu “suatu pagi” eines Morgen. Als Gregor Samsa eines Morgens aus unruhigen Träumen erwachte,
fand er sich in seinem Bett zu einem ungeheueren Ungeziefer verwandelt.
Kafka, 1994: 19 Suatu Pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia
menemukan dirinya telah berubah menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.
Penggambaran waktu “larut malam” in der Abenddämmerung. Erst in der Abenddämmerung erwachte Gregor aus seinem schweren
ohnmachtsähnlichen Schlaf. Kafka, 1994: 36
Gregor terbangun dari tidurnya yang panjang bak orang yang bangun dari koma saat malam sudah begitu gelap.
Penggambaran waktu “keesokan pagi” am frühen Morgen. Schon am frühen Morgen, es war fast noch Nacht, hatte Gregor
Gelegenheit, die Kraft seiner eben gefaßten Entschlüsse zu prüfen, denn vom Vorzimmer her öffnete die Schwester, fast völlig angezogen,
die Tür und sah mit Spannung herein.
Kafka, 1994: 38 Gregor memiliki kesempatan untuk menguji kekuatan yang menjadi
keputusannya, Keeseokan paginya, ketika masih subuh, adiknya hampir berpakaian lengkap dan membuka pintu dari ruang depan dan
dengan penuh kekhawatiran melihat ke dalam.
Dari uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa latar tempat Raum yang terdapat di dalam roman Die Verwandlung karya Franz
Kafka meliputi kamar Gregor Gregors Zimmer dan ruang keluarga Familie Samsas Wohnzimmer
, sedangkan untuk latar waktunya Zeit meliputi waktu sehari-hari Tageszeit seperti pagi, malam, dan keesokan hari.
4. Sudut Pandang Erzählperspektive
Unsur keempat yang termasuk ke dalam unsur struktural karya sastra adalah Sudut Pandang Erzähkperspektive
. Marquaβ 1997: 55 menyatakan
bahwa pencerita dapat muncul dalam dua bentuk, yaitu sebagai sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga. Dan ia dapat menunjukkan
perilaku yang berbeda, baik sebagai pengarang, pribadi, atau perilaku yang netral Der Erzähler kann in zwei Gestalten auftreten, nämlich als Ich-Erzähler oder als
Er-Erzähler. Und er kann unterschiedliche Verhaltensweisen zeigen, auktoriales oder personales bzw. neutrales Verhalten
. Dalam roman Die Verwandlung yang ditulis oleh Franz Kafka, berhasil
ditemukan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam roman ini adalah sudut pandang orang ketiga Er-Erzähler, yang mana dalam roman ini pencerita
berperan sebagai bayang-bayang tokoh utama. Pengetahuan si pencerita Erzähler terhadap isi roman ini terbatas hanya pada hal-hal atau kejadian yang dialami oleh
si tokoh utama saja, sehingga hanya bagian-bagian itulah yang ia paparkan dalam roman ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kata ganti orang ketiga Er
yang pencerita gunakan dalam memulai cerita. Als Gregor Samsa eines Morgens aus unruhigen Träumen erwachte,
fand er sich in seinem Bett zu einem ungeheueren Ungeziefer verwandelt.
Kafka, 1994: 19 Suatu pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia
menemukan dirinya telah berubah menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.
Kata er dalam kutipan kalimat tersebut jelas membuktikan bahwa sudut pandang yang digunakan pencerita dalam roman tersebut adalah sudut pandang
orang ketiga Er-Erzähler, karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, ciri utama penggunaan sudut pandang orang ketiga Er-Erzähler dalam sebuah cerita
adalah adanya penggunaan kata ganti orang ketiga ersie sebagai bentuk pendeskripsian terhadap tokoh utama.
Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, posisi pencerita Erzähler di roman ini hanyalah sebagai bayang-bayang pelaku utama dan
pengetahuannya terbatas terhadap alur cerita secara keseluruhan, oleh sebab itu posisi pencerita dalam roman ini adalah sebagai personaler Er-Erzähler atau
sudut pandang orang ketiga yang terbatas.
C. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Praha yang Terdapat dalam Roman