Tujuan Perkawinan TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT DESA KEBOGUYANG TENTANG KASUS PERKAWINAN LOTRE DI DESA KEBOGUYANG KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Untuk kepentingan menetapkan hukum, kelima unsur dari maqas{id al-
shari‘ah tersebut dibedakan menjadi tiga peringkat, diantaranya:
1 al-D{aruriyyah pokok Yang dimaksud dengan memelihara kelompok
al-d{aruriyyah adalah memelihara kebutuhan-kebutuhan yang bersifat esensial bagi
manusia.
16
Tujuan primer hukum Islam adalah tujuan hukum yang mesti ada demi adanya kehidupan manusia. Apabila tujuan itu tidak
tercapai, maka akan menimbulkan ketidakajegan kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di akhirat, bahkan merusak kehidupan
itu sendiri. Kebutuhan primer ini hanya bisa dicapai bila terpeliharanya
lima tujuan hukum Islam yang disebut al-kulliyat al-h{ams yaitu
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan memelihara harta.
17
2 al-H{ajiyyah primer Yaitu kebutuhan yang dapat menghindarkan manusia dari
kesulitan dalam hidupnya. Terpeliharanya tujuan kehidupan manusia yang terdiri atas berbagai kebutuhan sekunder hidup manusia itu.
Bila kebutuhan sekunder ini tidak dipenuhi, akan menimbulkan kesempitan yang mengakibatkan kesulitan hidup manusia.
16
Faturrahman Djamil,
Filsafat Hukum Islam
, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, 126.
17
Juhaya S. Praja,
Filsafat Hukum Islam
..., 101.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Contoh dalam adat, seperti adanya kebolehan dalam berburu dan menikmati segala yang baik-baik selama hal itu dihalalkan, baik
dalam hal makanan, minuman, sandang, atau papan, dsb.
18
3 al-Tah{siniyyah sekunder Tujuan hukum
tah{siniyyah adalah tujuan hukum yang ditujukan untuk menyempurnakan hidup manusia dengan cara
melaksanakan apa-apa yang baik dan yang paling layak menurut kebiasaan dan menghindari hal-hal yang tercela menurut akal sehat.
Pencapaian tujuan tersier hukum Islam ini biasanya terdapat dalam bentuk budi pekerti yang mulia atau akhlak karimah. Budi pekerti ini
mencakup etika hukum, baik etika hukum ibadah, adat, pidana atau jinayah, dan muamalah atau keperdataan.
19
3. Pokok-pokok kemaslahatan dalam maqas{id al-shari‘ah Menurut al-Syatibi, penerapan kelima pokok di atas didasarkan atas
dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalil-dalil tersebut berfungsi sebagai al-
qawa’id al-kulliyat dalam menetapkan al-kulliyat al-khams.
20
Guna memperoleh gambaran yang utuh tentang teori
maqas{id al- shari‘ah, berikut
akan dijelaskan kelima pokok kemaslahatan dengan peringkatnya masing- masing:
a. Memelihara agama h{ifz{ al-din
18
Ibid., 102.
19
Juhaya S. Praja,
Filsafat Hukum Islam
..., 102.
20
Ibid., 125.