PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

(1)

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

Oleh: ITARIANTI

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian yang berkaitan dalam kawasan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata palajaran matematika di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung menggunakan alat peraga gambar. Penelitian dilaksanakan melalui 2 siklus, dengan satu siklus dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dari hasil observasi, setiap siklus mengalamai peningkatan aktivitas siswa dengan persentase yaitu, 58%, 67,2%, 80,8%, 90,8% terjadi peningkatan sebesar 32,8%. Sedangkan peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan persentase yaitu 60%, 66%, 72%, 78% terjadi peningkatan sebesar 12%, dan rata-rata nilai setiap siklus yaitu 6,72, 7,12, 7,50, 7,56 terjadi peningkatan sebesar 0,84.

Berdasarkan penelitian dan pembahasan bahwa penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung.


(3)

(4)

(5)

DAFTAR TABEL ………..………. ix

DAFTAR GAMBAR ……….……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..………..………. 4

1.3 Rumusan Masalah ..……….. 5

1.4 Tujuan Penelitian ..………. 5

1.5 Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar ……….….……….. 6

2.2 Belajar dan Pembelajaran ……....……….…… 7

2.3 Presasi Belajar ………..……….. 8

2.4 Metode Pembelajaran ……….……..………. 8

2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran ……….……. 8

2.4.2 Macam-macam Metode Mengajar ……….…… 9

2.4.3 Penentuan Metode ………….……… 9

2.5 Alat Peraga... ……….………... 10

2.5.1 Pengertian Alat Peraga. ...……….……… 10

2.5.2 Fungsi Alat Peraga ...….……….……… 11

2.5.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar ... ……….……….……. 12

2.6 Hipotesis Tindakan ………. 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………..……….… 16

3.2 Subjek Penelitian ....……….………. 16

3.3 Prosedur Penelitian ……….………...……… 16

3.3.1 Tindakan Siklus I ...………..……….……….. 17

3.3.2 Tindakan Siklus II ...…………..…….……….. 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ….………...……… 22

3.5 Teknik Analisa Data …..……… 23

3.6 Indikator Keberhasilan ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian. …...……….………..….……….. 25

4.2 Deskripsi Siklus ... ………... ……….….……… 25

4.2.1 Deskripsi Siklus I ...……… 25

4.2.2 Temuan Siklus I Pertemuan 1……….…….. 28

4.2.3 Deskripsi Siklus I Pertemuan 2 ……….…... 33

4.2.4 Temuan Siklus I Pertemuan 2 ……….……. 35

4.2.5 Deskripsi Siklus II Pertemuan 1 .……….………….…... 38


(6)

4.2.7 Deskripsi Siklus II Pertemuan 2 ..……….…... 44

4.3 Pembahasan …………...……….………...……… 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…..……….……….. 51

5.2 Saran ……….. 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 54

1. Surat Izin Penelitian ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 56

3. Hasil Penelitian ... 65


(7)

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru disekolah. Proses belajar mengajar bertujuan menyampaikan informasi, pengetahuan, dan pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna (2009:2) pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen:

1. Siswa yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3. Tujuan yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Isi Pelajaran yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.


(8)

2

5. Metode yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan. 6. Media yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan

untuk menyajikan informasi kepada siswa.

7. Evaluasi yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktiv dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.


(9)

Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran yang lebih menarik dan menantang kreativitas siswa melainkan guru masih menerapkan pembelajaran yang bersifat monoton dan membosankan, masih menggunakan metode ceramah sebagai pengantar pesan kepada siswa, hal ini mengakibatkan pengaruh tidak baik untuk siswa mengeksplorasi pengetahuannya sendiri. Dalam Penelitian tindakan kelas ini peneliti megambil tindakan dengan menggunakan alat peraga yang tepat dengan mengguakan benda konkrit agar siswa lebih mudah menerima materi yang diberikan guru serta dalam pembelajaran menerapkan pembelajaran yang tidak membosankan salah satunya dengan Pembelajaran yang Aktiv, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Dari pengamatan guru selama proses pembelajaran berlangsung selama ini tampak hanya sekitar 36% siswa kelas VB yang mencapai nilai KKM (65).

Untuk lebih jelas nilai siswa tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1.1 Nilai matematika kelas VB SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung

No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1 0-20 0 0% Tidak Tuntas 2 21-40 7 28% Tidak Tunas 3 41-64 9 36% Tidak Tunas 4 65-80 5 20% Tuntas 5 81-100 4 16% Tuntas

Jumlah 25 100

Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi dan cara penyampaian materi yang tidak tepat dan membosankan. Hal ini perlu dilakukan perbaikan untuk mengatasi masalah di atas, salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga gambar dan benda konkrit seperti bangun datar persegi panjang dan segitiga dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar. Untuk


(10)

4

meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya menggunakan alat peraga tetapi juga dibutuhkan guru yang professional. Guru yang professional dapat membuat alat peraga yang menarik dan juga skenario pelajaran yang menyenangkan.

Seorang guru yang profesional adalah menguasai kemampuan dan keterampilan diantaranya yaitu kemampuan menguasai bahan ajar, kemampuan dalam mengelola kelas, kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar, kemampuan untuk melakukan penilaian.

Menggunakan alat peraga gambar bangun datar persegi panjang dan segitiga pada pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Sifat – Sifat Bangun Datar Menggunakan Alat Peraga Gambar di Kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung, memiliki nilai dibawah KKM yang ditetapkan, terutama pada pelajaran matematika. 2. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung

membosankan

3. Interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara siswanya pasif.


(11)

4. Ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik dan kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Aapakah penggunaan alat peraga gambar bangun datar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang sifat – sifat bangun datar di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga gambar bangun datar persegi panjang dan segitiga kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung.

1.5Manfaat Penelitian

1. Melatih siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. dan mampu memahami materi tentang bangun datar persegi panjang dan segitiga

2. Dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inofatif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya

3. Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antar guru dengan warga sekolah

4. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah


(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

.

2.1 Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandanagan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern.

Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan Sardiman (2004: 93). Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk meemperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto (1995: 2). Dalam proses pemeblajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.


(13)

Penerimaan jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu akan berlaku begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda seperti siswa akan bertanya, mangajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru Slameto (1995: 36). Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan memiliki pamahaman yang lebih baik. Dalam kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Kegiatan atau aktivitas siswa bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerjasma, displin belajar, kemampuan berfikir kritis dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis Hamalik (2002: 74).

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan yang sesuai dengan tujuan belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan.

2.2Belajar dan Pembelajaran

Menurut Hamalik (2002: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan menurut Sardiman (2003: 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.


(14)

8

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

2.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Menurut (Winkel, 1996: 162) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam memepelajari materi yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

2.4 Metode Pembelajaran

2.4.1 Pengetian Metode Pembelajaran

Pemeberian kecakapan dan penegtahuan kepada murid - murid yang merupakan proses pengajatan dilakukan guru – guru di sekolah dengan menggunakan cara – cara atau metode tertentu. Cara – cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran. Metode pengajaran adalaah cara – cara pelaksanaan daripada suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid – murid di sekolah. Subroto (1997: 148). Metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan


(15)

(Djamarah dan Zain, 1997:53). Dapat disimpulkan metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

2.4.2 Macam – macam Metode Mengajar

Secara umum ada beberapa macam metode diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode penugasan, metode sosiodrama, metode latihan, metode kerja kelompok, metode proyek, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode eksperimen, metode kisah atau cerita, metode tutorial, metode praktek, dan metode inkuiri.

2.4.3Penentuan Metode

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengjarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode- Metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya.

Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1995: 98) adalah:

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunukan siswa setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa fakta yang memerlukan Metode yang berbeda dari Metode yang dipakai untuk mengajarakan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.


(16)

10

c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajarandalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan Metode pengjaran yang berbeda dibndingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menagkap dan mengembangkan bahan pngajarana yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental,fisik dan intelektualnya.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunkan berbagai jenis Metode pengajaran yang optimal.

f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas laian yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau alokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relative sedikit tetapi waktu penyajian yang relative cukup banyak.

2.5 Alat Peraga

2.5.1 Pengertian Alat Peraga

Salah satu cara untuk meminimalkan hambatan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan cara yang tepat. Diantaranya dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai kajian yang bersifat abstrak. Menurut Dienes (Ruseffendi,2000:92-94), dengan belajar matematika manusia


(17)

dapat menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat yaitu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan menggunakan alat. Ini berarti bahwa alat peraga dalam suatu pembelajaran sangat menunjang. Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan alat peraga dapat menambah minat dan perhatian siswa untuk belajar serta memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada diri siswa Sudjana (2000:100).

2.5.2 Fungsi Alat Peraga

Pada dasarnya anak belajar melalui sesuatu yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anakmemerlukan benda-bendakonkrit sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan belajar yang berbeda-beda, bahkan orang dewasa pun pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Nasution (1995) menyatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan adalah memberikan variasi dalam cara guru mengajar dan memberikan lebih terwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran matematika dalam konsep abstrak akan dapat dipahami dan tahan lama pada siswa bila belajar melalui berbuat dari pengertian, bukan hanya mengingat-ingat fakta. Untuk itu dalam pembelajaran matematikka fungsi alat peraga menurut Russefendi (2009: 101) adalah sebagai berikut:


(18)

12

1. Proses pembelajaran termotivasi, baik murid maupun guru, dan utamanya minat siswa akan timbul. Mereka akan senang, terangsang dan tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pelajaran matematika.

2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah.

3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda dialam sekitar lebih dapat dipahami.

4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian.

2.5.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. (Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Hambali,1996).

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi. Satuan-satuan yang biasanya digunakan adalah :


(19)

Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll }

Satuan Luas :{ kilometer persegi (km2), hektometer persegi (hm2/ hektar), meter persegi (m2), dll }.

Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar.

Sifat-Sifat Bangun Datar a. Persegi Panjang

Mempunyai empat titik sudut

Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

Mempunyai empat buah sudut siku-siku Jadi Persegi adalah bangun datar yang mempunyai sisi yang sama panjang dan ke empat sudutnya sama besar Persegi panjang adalah bangun datar yang mempunyai sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta mempunyai empat buah sudut siku-siku. Yunita Maya (2008:1)


(20)

14

Segitiga adalah bangun datar yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak segaris. Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga titik sudut. Segitiga ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segitiga itu memiliki sifat-sifat masing-masing.

Setiap segitiga jumlah sudut-sudutnya adalah 180º. Mari kita buktikan dengan kegiatan berikut:


(21)

• Gambar sembarang segitiga pada sehelai kertas.

• Gungtinglah segitiga itu menjadi 3 bagian yang sudut-sudutnya berbeda. • Buat sebuah garis lurus pada kertas lain. Tentukan sebuah titik pada garis itu. • Atur guntingan segitiga tadi dengan meletakkan titik sudutnya pada titik di garis. Sutomo (2010:4-6)

2.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

Jika pembelajaran Matematika dilakukan menggunakan alat peraga, maka aktivitas dan prestasi belajar siswa di SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung meningkat.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negri 2 Sukabumi Bandar Lampung. 3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan (Januari s/d Maret 2013). Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II tahun pelajaran 2012/2013.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 25 orang. Yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, tiap silus terdiri atas 2x pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Suharsimi (2007: 105) dapat digambarkan sebagai berikut:


(23)

3.1 Model Sikus Penelitian Suharsimi (2007:105)

3.3.1 Tindakan siklus I 3.3.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru atau peneliti menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menentukan standar kompetensi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pembelajaran dirumuskan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran diantaranya pemetaan, silabus, alat peraga, alat evaluasi atau soal tes, serta lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru (terlampir).

3.3.1.2 Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi Observasi Pelaksanaan


(24)

18

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarakan perencanaan yang telah dibuat guru. Kegiatan pada siklus I diantaranya meliputi:

1. Kegiatan awal

a) Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan mengerti tujuan yang harus dicapai seteleh proses pembelajaran berakhir.

b) Apersepsi dengan menghubungkan materi pokok dengan kehidupan sehari-hari

c) Menggali pengetahuan siswa dengan bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan inti

a) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang bangun datar menggunakan beberapa contoh alat peraga bangun datar seperti penggaris, buku, dan lain-lain.

b) Untuk lebih memfokuskan perhatian siswa pada materi pembelajaran, peneliti mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan guru.

c) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan permainan tebak benda berdasarkan ciri-cirinya

d) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan aktivitas siswa menggunakan lembar observasi yang telah dibuat guru.

e) Kegiatan selanjutnya adalah peneliti memberikan soal-soal latihan baik latihan terkontrol maupun latihan mandiri. Soal-soal latihan dimulai dari


(25)

yang mudah, latihan terkontrol dikerjakan bersama-sama dengan bantuan peneliti.

f) Setelah latihan terkontrol, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan latihan mandiri. Latihan mandiri ini dikerjakan siswa secara mandiri pada buku tulis siswa masing-masing. Dalam kesempatan ini peneliti mengamati dan memantau kegiatan pembelajaran dan kemandirian siswa. 3. Kegiatan akhir

a) Pada akhir pembelajaran peneliti membuat kesimpulan materi

b) Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan secara individual

3.3.1.3 Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti mengamati dan mencatat kelemahan atau kendala dan kebaikan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan direvisi pada siklus berikutnya dengan tujuan agar pembelajaran pertemuan berikutnya lebih baik.

3.3.1.4 Refleksi

Pada tahap rfeleksi peneliti dan teman sejawat mendiskusikan kembali apa saja yang harus direvisi untuk tindakan selanjutnya agar lebih baik, dengan menggunakan data-data yang diperoleh pada tahap observasi. Refleksi ini bertujuan untuk landasan membuat rancangan pembelajaran selanjutnya agar lebih terorganisasi dengan baik.


(26)

20

3.3.2 Tindakan Siklus II 3.3.2.1 Perencanaan

Pada tindakan siklus II, perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I dengan memperhatikan hambatan-hambatan yang ditemukan pada siklus I. Tujuan pada siklus II berorientasi pada siklus I, yaitu mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah, menentukan indikator pencapaian hasil belajar, pengembangan program tindakan II, menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menentukan standar kompetensi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pembelajaran dirumuskan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran diantaranya pemetaan, silabus, alat peraga, alat evaluasi atau soal tes, serta lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru (terlampir).

3.3.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarakan refleksi yang telah direvisi pada siklus I. Kegiatan pada siklus II diantaranya meliputi:


(27)

a) Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan mengerti tujuan yang harus dicapai seteleh proses pembelajaran berakhir.

b) Apersepsi dengan menghubungkan materi pokok dengan kehidupan sehari-hari

c) Menggali pengetahuan siswa dengan bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

d) Review atau melanjutkan pelajaran terlebih dahulu yang tidak lengkap 2. Kegiatan inti

a) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang bangun datar menggunakan beberapa contoh alat peraga bangun datar seperti penggaris, buku, dan lain-lain.

b) Untuk lebih memfokuskan perhatian siswa pada materi pembelajaran, peneliti mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan guru.

c) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan permainan tebak benda berdasarkan ciri-cirinya

d) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan aktivitas siswa menggunakan lembar observasi yang telah dibuat guru.

e) Kegiatan selanjutnya adalah peneliti memberikan soal-soal latihan baik latihan terkontrol maupun latihan mandiri. Soal-soal latihan dimulai dari yang mudah, latihan terkontrol dikerjakan bersama-sama dengan bantuan peneliti.


(28)

22

f) Setelah latihan terkontrol, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan latihan mandiri. Latihan mandiri ini dikerjakan siswa secara mandiri pada buku tulis siswa masing-masing. Dalam kesempatan ini peneliti mengamati dan memantau kegiatan pembelajaran dan kemandirian siswa. Kegiatan akhir

a) Pada akhir pembelajaran peneliti membuat kesimpulan materi

b) Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan secara individual

3.3.2.3 Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti mengamati dan mencatat kelemahan atau kendala dan kebaikan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan direvisi pada siklus berikutnya dengan tujuan agar pembelajaran pertemuan berikutnya lebih baik.

3.3.2.4 Refleksi

Pada tahap rfeleksi peneliti dan teman sejawat mendiskusikan kembali apa saja yang harus direvisi untuk tindakan selanjutnya agar lebih baik, dengan menggunakan data-data yang diperoleh pada tahap observasi. Refleksi ini bertujuan untuk landasan membuat rancangan pembelajaran selanjutnya agar lebih terorganisasi denga baik.


(29)

Pengumpulan data diperoleh melalui langkah sebagai berikut: a. Observasi

Menurut Ahmad (2008: 107) Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Observasi atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati dengan kategori yang ditentukan pada lembar observasi (terlampir)

b. Test hasil belajar

Test dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Tes dilakukan dengan menggunakan lembar soal. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

3.5Teknik Analisa Data 1.Analisa Kualitatif

Analisa data kualititaif pada penelitian ini, menggunakan analisa deskrpitif kualitiatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui aktvitas belajar siswa setiap siklus menggunakan lembar observasi.

2. Analisa Kuanititatif

Analisa data kuantitatif untuk menganalisa perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes pada setiap siklus. Untuk memeproleh hasil belajar siswa dapat diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap siklus (Khotimah, 2009)


(30)

24

X = ∑X : ∑N Keterangan:

X : Nilai Rata-rata ∑X : Jumlah semua nilai ∑N : Jumlah siswa b. Penilaian ketuntasan belajar

P = ∑siswa yang tuntas belajar : ∑ siswa X 100%

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata hasil belajar mencapai nilai KKM (65).

3.6Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini tentang sifat-sifat bangun datar yaitu siswa dapat menjelaskan sifat-sifat dari bangun datar yaitu segitiga dan persegi panjang. Serta dapat menyebutkan dan membedakan bangun datar berdasarkan sifat-sifatnya. Siswa dinyatakan aktif jika nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 75%, siswa dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 65.


(31)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, berikut kesimpulan pemahaman siswa tentang cara meningkatkan pengetahuan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran matematika di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung:

1. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat menunjang program pembelajaran yang telah direncanakan

2. Dengan menggunakan alat peraga, siswa lebih aktif dan suasana belajar lebih menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung tidak membosankan serta meningkatkan adanya kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Selain itu terjalin hubungan yang baik antar siswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, dan siswa dengan peneliti.

3. Tingginya peluang hubungan guru dan siswa untuk bertanya jawab secara terbuka.

4. Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan alat peraga dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari terus meningkatnya hasil dan aktifitas siswa serta kinerja guru pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebagai berikut:


(32)

52

a. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan II sebesar 14,4%.

b. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari peningkatan persentase ketuntasan secara klasikal maupun nilai rata-rata dengan peningkatan sebesar 12%.

c. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut saran-saran dalam uapaya peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga sebagai beikut:

1. Saran untuk guru

a. Dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran hendaknya mengoptimalkan penggunaan alat peraga dengan tepat dan sesuai sehingga dapat mengoptimalkan waktu yang digunakan untuk mengadakan evaluasi dengan tepat.

b. Kemampuan penggunaan alat peraga tidak cukup sekali dikuasai. Dengan demikian g uru harus berusaha untuk mencoba lagi.

c. Diharapkan guru melakukan diskui bertukar pendapat dan pengalaman untuk meningkatkan dan menyebarluaskan hasil pengembangan proses pembelajaran.


(33)

d. Dalam menentukan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar akan tetapi mempertimbangkan kemampuan proses pembelajaran.

2. Saran untuk sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran

b. Menyediakan ruang untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan praktik.

c. Menyediakan alat peraga yang cukup khususnya yang berhubungan dengan pembelaaran matematika

3. Siswa

Untuk siswa SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung khusunya siswa kelas V agar lebih giat lagi dalam belajar matematika dan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2002. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Hambali, Julius dkk. 1996. Pintar Matematika. Jakarta : Dunia Pustaka jaya Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar.

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri

pembelajaran/ (27/06/12).

Maya,Yunita. 2008. Sifat Bangun Datar.

http://www.crayonpedia.org/mw/Sifat_bangun_datar ( 27/06/12). Roji, Imam. 1997. Belajar Matematika. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia. Roseffendi,dkk. 2000.Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Aji Cakra.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Surakhmad, Winarno 1997. Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Sutomo. 2010.Materi Kelas V SD Memahami Sifat-Sifat bangun dan Hubungan

Antar bangun. sd- memahami-sifat-sifat-bangun-dan-hubungan-antarbangun/


(1)

Pengumpulan data diperoleh melalui langkah sebagai berikut: a. Observasi

Menurut Ahmad (2008: 107) Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Observasi atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati dengan kategori yang ditentukan pada lembar observasi (terlampir)

b. Test hasil belajar

Test dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Tes dilakukan dengan menggunakan lembar soal. Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

3.5Teknik Analisa Data 1.Analisa Kualitatif

Analisa data kualititaif pada penelitian ini, menggunakan analisa deskrpitif kualitiatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui aktvitas belajar siswa setiap siklus menggunakan lembar observasi.

2. Analisa Kuanititatif

Analisa data kuantitatif untuk menganalisa perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes pada setiap siklus. Untuk memeproleh hasil belajar siswa dapat diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap siklus (Khotimah, 2009)


(2)

24

X = ∑X : ∑N Keterangan:

X : Nilai Rata-rata ∑X : Jumlah semua nilai

∑N : Jumlah siswa

b. Penilaian ketuntasan belajar

P = ∑siswa yang tuntas belajar : ∑ siswa X 100%

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata hasil belajar mencapai nilai KKM (65).

3.6Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini tentang sifat-sifat bangun datar yaitu siswa dapat menjelaskan sifat-sifat dari bangun datar yaitu segitiga dan persegi panjang. Serta dapat menyebutkan dan membedakan bangun datar berdasarkan sifat-sifatnya. Siswa dinyatakan aktif jika nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 75%, siswa dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 65.


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, berikut kesimpulan pemahaman siswa tentang cara meningkatkan pengetahuan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran matematika di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung:

1. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat menunjang program pembelajaran yang telah direncanakan

2. Dengan menggunakan alat peraga, siswa lebih aktif dan suasana belajar lebih menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung tidak membosankan serta meningkatkan adanya kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Selain itu terjalin hubungan yang baik antar siswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, dan siswa dengan peneliti.

3. Tingginya peluang hubungan guru dan siswa untuk bertanya jawab secara terbuka.

4. Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan alat peraga dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari terus meningkatnya hasil dan aktifitas siswa serta kinerja guru pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebagai berikut:


(4)

52

a. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan II sebesar 14,4%.

b. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari peningkatan persentase ketuntasan secara klasikal maupun nilai rata-rata dengan peningkatan sebesar 12%.

c. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut saran-saran dalam uapaya peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga sebagai beikut:

1. Saran untuk guru

a. Dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran hendaknya mengoptimalkan penggunaan alat peraga dengan tepat dan sesuai sehingga dapat mengoptimalkan waktu yang digunakan untuk mengadakan evaluasi dengan tepat.

b. Kemampuan penggunaan alat peraga tidak cukup sekali dikuasai. Dengan demikian g uru harus berusaha untuk mencoba lagi.

c. Diharapkan guru melakukan diskui bertukar pendapat dan pengalaman untuk meningkatkan dan menyebarluaskan hasil pengembangan proses pembelajaran.


(5)

d. Dalam menentukan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar akan tetapi mempertimbangkan kemampuan proses pembelajaran.

2. Saran untuk sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran

b. Menyediakan ruang untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan praktik.

c. Menyediakan alat peraga yang cukup khususnya yang berhubungan dengan pembelaaran matematika

3. Siswa

Untuk siswa SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung khusunya siswa kelas V agar lebih giat lagi dalam belajar matematika dan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2002. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Hambali, Julius dkk. 1996. Pintar Matematika. Jakarta : Dunia Pustaka jaya Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar.

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri pembelajaran/ (27/06/12).

Maya,Yunita. 2008. Sifat Bangun Datar.

http://www.crayonpedia.org/mw/Sifat_bangun_datar ( 27/06/12). Roji, Imam. 1997. Belajar Matematika. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia. Roseffendi,dkk. 2000.Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Aji Cakra.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Surakhmad, Winarno 1997. Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Sutomo. 2010.Materi Kelas V SD Memahami Sifat-Sifat bangun dan Hubungan

Antar bangun. sd- memahami-sifat-sifat-bangun-dan-hubungan-antarbangun/


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

1 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 84

PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG BANDAR LAMPUNG

4 26 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMENANTI KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 27

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN I PANJANG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I ABSTRAK - PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD

0 0 13

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SEMPOA DAN LIDI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KALINEGORO TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 4 151