Pengajaran ini sangat penting. Jika pengajaran ini benar maka kekristenan unik dan otoritatif, jika tidak maka kekristenan tidak berbeda dengan agama-agama
yang lain. Prinsip dasar apologetika kekristenan mengenai ke-ilahian Yesus Kristus adalah Perjanjian Baru yang mencatat kehidupan, pengajaran, kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus adalah dokumen yang dapat diandalkan. Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Yesus
membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan dengan menggenapi nubuat ramalan Perjanjian Lama, dengan hidup tanpa dosa, dengan mujizat-mujizat yang Dia
lakukan, dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian. Dengan demikian Yesus Kristus adalah Tuhan.
Berkaitan dengan penjelasan ini, maka dalam bab ini penulis membatasi penelitian ini khususnya yang berkaitan dengan doktrin pluralisme dalam
Kristologi. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini penulis hanya membahas tentang metodologi Kristologi, dan doktrin tentang ke-Tuhanan Yesus. Hal ini
disebabkan topik-topik inilah yang sangat ditekankan oleh kaum pluralis. Dengan demikian, pembahasan dalam bagian ini tidak meluas.
2.2. Definisi Kristologi
Kristologi berasal dari dua kata, yaitu
Khristós
yang artinya Kristus dan
logia
yang artinya ilmu atau pengetahuan. Maka kristologi berarti ilmu pengetahuan tentang Kristus.
14
Dengan kata lain kristologi adalah bidang studi dalam teologi Kristen yang terutama berkaitan dengan sifat dan pribadi Yesus
Kristus seperti yang tercatat dalam Injil dan surat-surat dari Perjanjian Baru. Jadi Kristologi berkaitan dengan rincian kehidupan Yesus apa yang dia lakukan dan
14
Nico Syukur Dister,
Kristologi: Sebuah Sketsa
, Yogyakarta: Kanasius, 1993 hlm, 21
ajaran-ajaran-Nya apa katanya. Kristologi membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang dilaksanakan-Nya
dalam rencana Allah.
15
Akan tetapi sebagai ilmu pengetahuan, Kristologi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian, bahkan sub bagian, dari sebuah ilmu
pengetahuan yang lebih luas, yakni teologi.
16
Berlainan dengan ilmu pengetahuan lainnya, Kristologi merupakan ilmu yang berdasarkan wahyu dan iman selain
berdasar pada pengalaman inderawi dan akal budi.
17
Menurut Dister, wahyu dan iman yang mendasari teologi tersebut bukan hanya wahyu dan iman pada umumnya tetapi juga dan terutama wahyu Allah
dalam Yesus Kristus, dan iman manusia kepada Yesus Kristus. Ini berarti bahwa baru dalam Yesus Krisus, wahyu Allah mencapai puncak dan kepenuhannya.
Dalam Kristus itu juga iman manusia menjadi sempurna. Jadi, dari pihak Allah ada wahyu, sedangkan dari pihak manusia ada reaksi terhadap wahyu tersebut.
Reaksi itulah yang disebut sebagai iman kepercayaan; dan kedua-duanya, baik wahyu maupun iman, berpusat pada Yesus Kristus. Wahyu dan iman tersebut
sebagai dasar teologi. Dengan demikian, tugas Kristologi pada umumnya ialah merenungkan, menyelidiki, dan mengutarakan keyakinan beriman bahwa Yesus
adalah Kristus dan Tuhan.
18
15
Raymond E. Brown,
An Introduction to New Testament Crhistology
, Philadelphia: Westminster, 1998 hal.3.
16
Istilah “teologi” pada dasarnya berarti ilmu pengetahuan tentang Allah Yunani:
theos
artinya Allah. Apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, kekhasan teologi ialah bahwa tidak hanya didasarkan pada pengalaman inderawi manusia serta akal budi manusia
saja, tetapi juga pada wahyu Tuhan yang diterima dalam iman.
17
Nico Syukur Dister,
Kristologi
, hlm. 21-22
18
Ibid
2.3. Metodologi Kristologi