Populasi Populasi dan Sampel Penelitian

52 d. Testi diberikan kesempatan melakukan sebanyak tiga kali.

2. Daya Tahan Kardiorespirasi

Pengukuran daya tahan kardiorespirasi menggunakan tes multi tahap multistage fitness test yaitu tes daya tahan yang bertujuan untuk mengetahui daya tahan paru jantung VO2Max. Cara kerja : Sebelum melakukan pengukuran dan tes kelincahan, terlebih dahulu untuk diberikan penjelasan tentang tes yang akan dilakukan. a. Membuat lapangan multi tahap dengan ukuran panjangnya lintasan tes multi tahap adalah jarak 20 meter. start 20 meter Gambar 12. Lintasan Multistage b. Menyiapkan pemutar kaset dan juga kaset nya untuk suara dari tes multitahap Bleep test dan menyiapkan pencatatan hasil lari tes multitahap dengan pencatatan per level dan shuttle dari tes multitahap. c. Berikan arahan kepada testi untuk mulai lari ke arah ujung atau akhir yang berlawan dari tempat start tes pertama dan sentukan kaki di belakang garis batas pada saat terdengar bunyi “tuut”. Apabila testi sampai sebelum bunyi “tuut”, testi harus bertumpu 53 pada titik putar menunggu tanda bunyi berikutnya kemudian lari lagi ke arah garis yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada saat tanda berikutnya. d. Pada akhir dari tiap menit interval waktu diantra dua bunyi “tuut” makin pendek, oleh karena itu kecepatan lari semakin bertambah cepat. Testi harus dapat sampai pada garis ujung pada waktu yang ditentukan dan tidak boleh terlambat, jika terlambat masuk garis ujung tiga kali berturut-turut maka akan dianggap berhenti dan di catat sesuai dari jumlah lari yang di dapat. e. Semua testi harus laru lurus ke depan tidak boleh melakukan lari berkelok-kelok atau melengkung karena akan memakan banyak waktu. Testi harus lari sebanyak-banyaknya untuk mengejar bunyi “tuut” sampai testi tidak bisa mengejar bunyi “tuut” pada kaset. f. Hasil lari tes multitahap ini dicatat pada terakhir lari mendapat level dan shuttle berapa. Hasil tes ini kemudian di konsultasikan dengan tabel VO2Max sebagai berikut: Tabel 1 . Tabel Hasil VO2Max Kategori VO2Maxmlkgmin 30 31 – 39 40 – 49 Sangat kurang 25.0 25.0 25.0 Kurang 25.0 – 33.7 25.0 – 30.1 25.0 – 26.4 Sedang 33.8 – 42.5 30.2 – 39.1 26.5 – 35.4 Baik 42.6 – 51.5 39.2 – 48.0 35.5 – 45.0 Baik sekali 51.6 + 48.1 + 45.1+ Sumber : Davis Kimmet, 1986 3. Kelincahan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI, KELINCAHAN, DAN POWER OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SMASH SEMI PADA ATLET PUTRI UNIT KEGIATAN MAHASISWA BOLA VOLI UNNES TAHUN 2012

0 6 105

Hubugan antara Kelincahan, Kekuatan Otot Tungkai, dan Power Lengan dengan Hasil Pukulan Forehand Drive Setengah Lapangan Pemain Pemula Madya Putra PB. Tugu Muda Semarang Tahun 2010.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN HASIL FOOTWORK PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA PUTERA PB SEHAT SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 1

(ABSTRAK) HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN, DAN TINGGI BADAN TERHADAP HASIL FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA ANGGOTA PB.RSL PURBALINGGA.

0 2 2

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN, DAN TINGGI BADAN TERHADAP HASIL FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA ANGGOTA PB.RSL PURBALINGGA.

0 1 80

FAKTOR FISIK DOMINAN PENENTU PRESTASI BERMAIN BULUTANGKIS (Analisis Faktor Power Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Fleksibilitas, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan Reaksi dan Kelincahan pada Mahasiswa Putra Pembinaan Prestasi Bulutangkis Universitas Tunas

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA SEKOLAH BULUTANGKIS MATARAM RAYA SLEMAN.

8 44 105

TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN PEMAIN BULUTANGKIS REMAJA USIA 13 – 16 TAHUN

0 1 10

PENGARUH LATIHAN CLAPPING PUSH UP PADA DAYA LEDAK OTOT LENGAN ATAS TERHADAP KECEPATAN SMASH PEMAIN BULUTANGKIS

1 2 17

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DI PB. ARJASA PADA USIA 17-20 TAHUN KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SUMENEP - Repositori STKIP PGRI Sumenep

0 0 7