136. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian

54 Pengukuran kelincahan menggunakan shuttle run dengan memanfaatkan lebar lapangan bulutangkis yang bertujuan untuk mengukur kemampuan merubah arah berlari dan penilaianya adalah waktu yang ditempuh mulai start sampai finis Soekarman, 1987: 71. Tes ini memiliki validitas sebesar 0,73 dan realibiltas sebesar 0,82 Cara kerja : Sebelum melakukan pengukuran dan tes kelincahan, terlebih dahulu untuk diberikan penjelasan tentang tes yang akan dilakukan. Setelah selesai menentukuan urutan testi menunggu giliran. Cara pelaksanaan tes : a. Testi berdiri siap ditepi lapangan sebelah kiri. b. Setelah aba-aba, secepat-cepatnya lari menyentuh garis samping kanan, kemudian secepat-cepatnya lari kembali menyentuh garis sebelah kiri. c. Tiap testi harus menyentuh garis samping lapangan permainan ganda atau garis paling luar dari lebar lapangan bulutangkis, setiap testi sebanyak sepuluh kali untuk garis kanan dan kiri. d. Setiap testi di berikan kesepatan dua kali kesempatan dan di ambil waktu terbaik. e. Penilaian dari tes ini adalah waktu yang di tempuh testi untuk melakukan tes shuttle run tersebut. Semakin sedikit waktu yang didapat itu yang di ambil untuk nilai terbaik. Awalan 55 NET Gambar 13. Lapangan untuk tes shuutle run Keterangan : = Arah gerakan tes

4. Keterampilan Bermain Bulutangkis

Pengukuran ketrampilan bermain bulutangkis menggunakan wall valey test dimana atlet melakukan pukulan yang di pantulkan ke tembok selama 60 detik lalu di hitung jumlah yang di dapat, tes ini dilakukan 2 kali pengulangan. Tes ini mencakup unsur reaksi, kelincahan, keluesan, dan ketepatan. Lockhart – Mc Pherson, 1949: 73. Cara kerja : Sebelum melakukan pengukuran dan tes ketrampilan bermain bulutangkis, terlebih dahulu untuk diberikan penjelasan tentang tes yang akan di lakukan. Setelah selesai menentukuan urutan testi menunggu giliran. Cara pelaksanaan tes : a. Tes dimulai dengan pukulan servis kearah tembok dilakukan dari belakang garis awal.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI, KELINCAHAN, DAN POWER OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SMASH SEMI PADA ATLET PUTRI UNIT KEGIATAN MAHASISWA BOLA VOLI UNNES TAHUN 2012

0 6 105

Hubugan antara Kelincahan, Kekuatan Otot Tungkai, dan Power Lengan dengan Hasil Pukulan Forehand Drive Setengah Lapangan Pemain Pemula Madya Putra PB. Tugu Muda Semarang Tahun 2010.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN HASIL FOOTWORK PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA PUTERA PB SEHAT SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 1

(ABSTRAK) HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN, DAN TINGGI BADAN TERHADAP HASIL FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA ANGGOTA PB.RSL PURBALINGGA.

0 2 2

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN, DAN TINGGI BADAN TERHADAP HASIL FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA ANGGOTA PB.RSL PURBALINGGA.

0 1 80

FAKTOR FISIK DOMINAN PENENTU PRESTASI BERMAIN BULUTANGKIS (Analisis Faktor Power Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Fleksibilitas, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan Reaksi dan Kelincahan pada Mahasiswa Putra Pembinaan Prestasi Bulutangkis Universitas Tunas

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA SEKOLAH BULUTANGKIS MATARAM RAYA SLEMAN.

8 44 105

TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN PEMAIN BULUTANGKIS REMAJA USIA 13 – 16 TAHUN

0 1 10

PENGARUH LATIHAN CLAPPING PUSH UP PADA DAYA LEDAK OTOT LENGAN ATAS TERHADAP KECEPATAN SMASH PEMAIN BULUTANGKIS

1 2 17

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS DI PB. ARJASA PADA USIA 17-20 TAHUN KECAMATAN ARJASA KABUPATEN SUMENEP - Repositori STKIP PGRI Sumenep

0 0 7