31 pekerjaan. Jadi apa pun tindakan seseorang mengenai suatu hal akan
benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Biasanya masyarakat akan menerima dengan terbuka orang yang berperilaku jujur.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejujuran memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seseorang.
Karena kejujuran membawa seseorang bersikap berani, kokoh, dan tidak ragu-ragu. Selain itu kejujuran juga membawa pengaruh
teguhnya pendirian seseorang, kuatnya hati seseorang, dan jelasnya persoalan yang dihadapi seseorang.
b. Kantin Kejujuran
Korupsi telah menjadi suatu social epidemic yang menjangkiti mekanisme kerja birokrat dan kehidupan politik serta sosial
masyarakat Indonesia, namun demikian tidak berarti pemerintah membiarkan korupsi merajalela. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk memberantas bahkan menghentikan social epidemic tersebut. Kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah dalam memberantas korupsi
karena korupsi merupakan fenomena multi dimensi yang melibatkan faktor individual dan sistem.
Pendidikan formal merupakan salah satu jalur untuk menanamkan pendidikan anti korupsi. Jalur ini akan lebih efektif,
karena pendidikan merupakan proses perubahan sikap mental yang terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan tersebut diharapkan
generasi muda secara sadar mampu membangun sistem nilai yang
32 baru yaitu anti korupsi. Dalam hal ini peserta didik dijadikan sebagai
target sekaligus diberdayakan sebagai penekan lingkungan agar tidak ”permissive to corruption” dan bersama-sama bangkit melawan
korupsi. Peserta didik adalah mereka yang dalam waktu relatif singkat akan segera bersentuhan dengan beberapa aspek pelayanan publik,
mereka adalah “student of today and leader tomorrow”. mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang
menduduki berbagai jabatan baik di birokrasi maupun perusahaan dan sebagian diantara mereka akan menjadi pengambil kebijakan.
Proses pembinaan pendidikan anti korupsi yang berkelanjutan dimulai dari transfer pengetahuan dan pemahaman, pengembangan
sikap dan keteladanan, sampai pada penanaman perilaku atau tindakan anti korupsi. Oleh karena itu, implementasi pembinaannya perlu
dit indaklanjuti dengan membangun “kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi. Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur
pendidikan adalah kaum muda, khususnya peserta didik agar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berkata “TIDAK”
untuk korupsi, dan pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong masyarakat dan lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit
melawan korupsi. Kantin kejujuran tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya.
Perbedaanya terdapat pada pengelolaan dan pola pembayaran yang
33 menitikberatkan pada kesadaran pembeli. Kantin ini dimaksudkan
sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka
akan menjadi penerus bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin kejujuran dapat mereflesikan perilaku atau tabiat peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama
karena bangkrut, maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur. Sebaliknya, kantin akan semakin maju ketika
peserta didik memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariaanya. Penerimaan masyarakat terhadap kantin kejujuran menandakan
mulai berseminya kesadaran untuk menyelamatkan anak didik dan generasi muda dari jeratan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme
KKN. Lebih dari itu, sekolah dan institusi pendidikan pada umumnya percaya masyarakat sebagai sarana efektif dalam
memberantas budaya buruk tersebut. Hal tersebut dikarenakan peserta didik setiap hari berbaur di dalam masyarakat sehingga masyarakat itu
sendiri dapat membawa pengaruh yang cukup besar pada peserta didik.
Pada kantin kejujuran, moral kejujuran diharapkan dapat terbangun melalui sistem kantin kejujuran itu sendiri. Maksud dari
sistem kantin kejujuran di sini adalah suatu sistem kantin tanpa penjaga. Artinya, Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk,
34 mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung dan bisa
membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri di kotak uang
yang ada. Sistem kejujuran seperti ini membuat masyarakat di sekitar kantin kejujuran yang menjadi konsumen di latih untuk bertindak
jujur. Jujur dalam menghitung jumlah pembelanjaan dan juga jujur dalam membayar serta mengambil kembalian. Dalam hal ini, peserta
didik dituntut untuk jujur pada dirinya sendiri. Sri Narwanti 2011: 40 mengemukakan bahwa kantin kejujuran
merupakan contoh nyata dari penerapan nilai-nilai karakter yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan. Jadi,
melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa dapat belajar memahami nilai yang nantinya dapat mempengaruhi bahkan membentuk karakter
siswa itu sendiri sesuai dengan nilai yang tersirat pada kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya. Sehingga ekstrakurikuler yang
diadakan oleh satuan pendidikan terkesan tidak hanya sebatas ekstrakurikuler biasa tetapi juga ekstrakurikuler yang memiliki makna
untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Berdasarkan buku panduan penyelenggaraan kantin kejujuran
2009: 7, ada mekanisme pembayaran pada kantin kejujuran yang dapat melatih siswa untuk berbuat jujur. Mekanismenya adalah
sebagai berikut: 1
Pembeli mengambil sendiri barang yang diinginkan;
35 2
Pembeli meletakan sendiri uang pembayaran di kotak uang yangtelah disediakan;
3 Pembeli mengambil sendiri uang kembalian bila ada;
4 Bila uang yang terdapat dalam kotak uang kembalian tidak
mencukupi maka peserta didik menukar di tempat yang telah tersedia;
5 Bila terdapat peserta didik belumlupatidak membayar
berdasarkan selisih jumlah barang yang terjual dibandingkan dengan
uang yang
diterima, maka
esoknya pengelola
mencantumkan pengu muman yang berbunyi “Ada peserta didik
yang lupa membayar”. Selain itu, dalam buku panduan penyelenggaraan kantin
kejujuran 2009: 3 ada beberapa tujuan dan manfaat kantin kejujuran, antara lain sebagai berikut:
1 Tujuan kantin kejujuran
a Melatih peserta didik untuk berperilaku jujur;
b Menanamkan nilai kemandirian kepada peserta didik;
c Melatih peserta didik untuk taat dan patuh terhadap norma,
tata tertib dan ketentuan yang berlaku baik di sekolah maupun di masyarakat;
d Melatih peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam
setiap tindakan.
36 2
Manfaat kantin kejujuran a
Bagi peserta Dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung jawab yang
diberikan, serta sikap kemandirian. b
Bagi guru Sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang
telah diajarkan di dalam kelas. c
Bagi sekolah Terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kantin kejujuran merupakan suatu kantin tanpa penjaga, artinya setiap
konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung dan bisa membayar di tempat yang
telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri di kotak uang yang ada. Selain itu
kantin kejujuran juga merupakan terobosan baru dalam penanaman nilai kejujuran pada peserta didik. Terutama anak pada usia Sekolah
Dasar yang dalam pembelajarannya memasuki tahap operasional konkrit. Jadi dengan adanya contoh nyata dari prilaku jujur maka anak
akan dengan mudah memahami kejujuran itu sendiri.
B. Hasil penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan adalah hasil penelitian Suko Triyanto 2010
yang berjudul “Peningkatan Pendidikan