8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
Evaluasi menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi III berarti juga penilaian, sehingga evaluasi hasil belajar merupakan sebuah proses penilaian
terhadap tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Sudijono 2006 menyebutkan bahwa evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik mencakup dua hal, yaitu:
1 evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas; 2 evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan
umum pengajaran. Selama ini, kegiatan evaluasi hasil belajar yang sering kita jumpai
menggunakan alat evaluasi berupa tes. Teknik tes ini merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
dengan cara-cara yang telah ditentukan seperti pemberian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus
dikerjakan oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
Evaluasi menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dalam
rangka mencari balikan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, sedangkan
evaluasi sumatif bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka menentukan perkembangan hasil belajar selama pendidikan tertentu Sugandi
2007:111. Pada dasarnya fungsi utama sebuah instrumen penelitian adalah untuk
mengukur prestasi. Instrumen yang sering digunakan antara lain pilihan ganda, isian singkat dan soal uraian. Adapun penelitian terhadap instrumen-instrumen
tersebut sudah dilakukan.
2.2 Peta Konsep
Peta konsep bagi pengajar dapat digunakan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengatur konsep-konsep yang akan diajarkan. Peta konsep
membantu kita menentukan hubungan kunci proposisi yang diperlukan untuk pemahaman. Ketika siswa menggambar peta konsep mereka sendiri, peta konsep
dapat membantu kita mengidentifikasi pengetahuan siswa. Hal ini sangat penting, karena pembelajaran akan lebih baik ketika dimulai dari apa yang diketahui siswa.
Selain itu, peta konsep juga membantu siswa dalam menggabungkan pengetahuan baru yang mereka dapatkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki Novak
2009:1. Peta konsep terdiri atas sekumpulan konsep dan garis biasanya berupa
anak panah, garis-garis ini berfungsi sebagai penghubung antar konsep yang saling berkaitan. Garis penghubung yang dilengkapi dengan kalimat penghubung
disebut garis label. Dua konsep yang dihubungkan dengan garis label disebut proposisi. Cara pengaturan konsep dan menghubungkan antar konsep juga dapat
memberikan informasi keterkaitan antar konsep misal hierarkis atau non hierarkis Yin et al., 2005.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rusilowati et al., 2009 terdapat dua model peta konsep yang dapat dibuat, yaitu model C dan S. Model C
menekankan pembentukan proposisi dari konsep utama key concept secara bebas, sesuai kreativitas responden atau testee. Model S menuntut testee untuk
membuat peta konsep berdasarkan sejumlah konsep dan label kata penghubung yang telah disediakan Yin et al., 2005. Model C dapat digunakan sebagai tolok
ukur kemampuan siswa dalam mengkonstruk suatu konsep Ruiz-Primo et al., 2001a, 2001b dan cocok untuk penilaian berbasis kelas Yin et al., 2005. Model
S merupakan teknik efektif untuk melakukan penskoran dari CMA Klein et al., 2001, dan cocok untuk penilaian skala luas Yin et al., 2005.
Penggunaan peta konsep sebagai salah satu teknik direkomendasikan oleh McClure et al., 1999. Pada pelaksanaannya dilakukan dengan pemberian
training mengenai pembuatan peta konsep kemudian subjek mendapat sejumlah konsep yang harus disusun menjadi peta konsep. Ruiz-Primo dan Shavelson
1996 juga merekomendasikan penggunaan CMA sebagai alat evaluasi berbasis kelas. Contoh bentuk peta konsep mengenai pengertian peta konsep dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep dari Pengertian Peta Konsep Ruiz Primo, 2000:33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Novak, banyak orang belum mengetahui bagaimana cara belajar efektif. Mereka lebih memilih untuk
menghafal pengetahuan yang dipelajari dengan hasil mereka dapat mengingat untuk jangka waktu antara 4-6 minggu, hal ini berdampak buruk. Akan berbeda
hasilnya jika kita menggabungkan pengalaman menghubungkan suatu konsep atau informasi dengan pengetahuan yang kita miliki, ini akan berdampak positif.
Dengan ini, guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran yang lebih bermakna.
Untuk membuat sebuah peta konsep ada beberapa langkah yang dapat kita tempuh, antara lain:
1 Mengidentifikasi konsep-konsep kunci dalam sebuah paragraf, laporan
penelitian, dan bab atau lebih singkatnya memikirkan konsep dan menuliskannya. Beberapa orang merasa terbantu untuk menulis label konsep
pada kartu yang terpisah atau potongan-potongan kecil kertas, sehingga mereka dapat dipindah-pindah untuk disusun.
2 Susunlah konsep secara bertingkat dengan menempatkan gagasan luas dan
paling inklusif di bagian atas peta. Hal ini terkadang sulit untuk mengidentifikasi konsep yang paling luas atau inklusif. Hal ini sangat
membantu agar kita dapat memahami informasi-informasi apa yang akan disusun dalam peta konsep.
3 Susunlah secara menurun dengan menambahkan informasi yang lebih
spesifik. 4
Hubungkan konsep dengan garis. Berilah label pada garis dengan kata-kata yang mendefinisikan hubungan antar konsep sehingga memberi informasi
yang benar atau proposisi. Hubungan ini memberi makna pada peta konsep yang disusun. Semakin banyak konsep yang mampu dihubungkan maka akan
memberikan semakin banyak pemahaman. 5
Menambahkan contoh-contoh yang spesifik di bawah label misalnya, kipas angin sabagai contoh perubahan energi listrik menjadi energi kinetik.
Peta konsep juga dapat dibuat sesuai dengan pemahaman anda, ada banyak cara untuk memvisualisasikan pengetahuan yang anda miliki sesuai dengan
pemahaman anda mengenai peta konsep. Untuk lebih memudahkan lihatlah peta awal yang pernah anda buat.
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi pemahaman siswa adalah hal yang menarik. Sebuah peta konsep yang disusun siswa akan dapat
menggambarkan sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Namun, sebelum mengadopsi peta sebagai sarana penilaian, masih banyak hal yang perlu
diteliti lebih lanjut. Sebuah pemahaman umum sangat diperlukan seperti apa penilaian peta konsep dan apakah itu memberikan suatu ukuran yang dapat
diandalkan dan valid terhadap struktur pengetahuan siswa Ruiz-Primo Shavelson, 1996.
Dalam pengguanaannya sebagai alat evaluasi, ada beberapa bentuk yang bisa diterapkan, antara lain:
1 Soal evaluasi peta konsep dengan daftar konsep tersedia Dalam evaluasi ini siswa diberi sejumlah konsep yang harus disusun
menjadi peta konsep dan memberikan garis penghubung beserta labelnya. Contoh soal dalam bentuk ini sebagai berikut :
PETUNJUK : buatlah sebuah peta konsep dari daftar konsep di bawah ini dengan menunjukkan bagaimana hubungan konsep-konsep tersebut.
- Atom
- Lambang kimia
- Unsur
- Senyawa
- Senyawa ion
- Senyawa molekul
- Molekul
Franscisco et al., 2002
2 Soal evaluasi peta konsep menghubungkan konsep dengan frasa Pada evaluasi ini, siswa diberi sejumlah konsep dan frasa yang sudah ada.
Contoh soal dalam bentuk ini sebagai berikut : PETUNJUK : buatlah sebuah peta konsep menggunakan konsep di kolom sebelah
kiri dan frasa di kolom sebelah kanan pada tempat yang telah disediakan. Konsep
- Atom
- Lambang kimia
- Senyawa
- Unsur
- Senyawa ion
- Sifat molekul
- Senyawa molekul
- Molekul
Frasa -
Dibentuk melalui reaksi non logam -
Dasar dari -
Berikat membentuk -
Dapat terbentuk dari logam dan non logam -
Dapat mewakili -
Dapat mewakili -
Dari semua logam yang -
Bereaksi untuk membentuk Francisco et al., 2002
3 Soal Evaluasi Peta Konsep Tanpa Daftar Konsep
Soal evaluasi peta konsep jenis ini siswa diberi kebebasan untuk menentukan baik konsep-konsep dan frasa yang akan digunakan untuk menyusun
peta konsep. Siswa tidak disuguhi daftar konsep maupun daftar frasa. Contoh bentuk dari soal tanpa daftar konsep adalah sebagai berikut:
Buatlah sebuah peta konsep pada tempat yang disediakan dengan menghubungkan konsep yang sangat terkait dengan materi atom dan molekul.
Francisco et al., 2002
4 Soal Melengkapi Peta Konsep
Pada soal melengkapi peta konsep siswa mengisi bagian peta konsep yang kosong. Pada soal peta konsep jenis ini format susunan peta konsepnya
sudah ada.
Bagian peta konsep yang kosong tersebut juga bervariasi. Contoh bentuk soal melengkapi
peta bagian peta konsep dimana yang dikosongkan adalah kata
penghubungnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. Jadi siswa hanya mengisi kata penghubung yang tepat pada hubungan dua konsep.
PETUNJUK: Pilihlah frasa dari daftar yang ada dan masukkan ke dalam bagian yang kosong sehingga dapat menjelaskan hubungan antar konsep dalam peta
konsep tersebut. Setiap frasa dalam daftar hanya dapat digunakan satu kali. -
berikatan membentuk -
dapat menjelaskan -
dasar dari -
bereaksi untuk membentuk -
dari semua logam yang -
dapat menjelaskan -
dasar dari -
dengan logam dan non- logam adalah
- dapat terbentuk dari
logam dan non-logam -
dibentuk melalui reaksi antara non-logam
Gambar 2.2 Contoh Soal Melengkapi Peta Konsep Francisco et al., 2002
2.3 Pengembangan Software AEM-G