MODEL-MODEL ANALISIS INVESTASI SDM

masyarakat pada tingkatan primer, serta terhadap manusia dan individu di dalam masyarakat pada tingkatan sekunder. Oleh karena itu, sistem nilai budaya memiliki pengaruh yang sangat kuat dan mengakar pada suatu sikap mental manusia secara perorangan dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Orientasi Nilai dan produktvitas SDM David MacClelland memusatkan perhatiannya pada tiga orientasi nilai yang perlu dibenahi dalam diri manusia dan masyarakat Indonesia agar lebih produktif di kemudian hari, yaitu : - Berorientasi ke depin futuie orientation; - Hasrat untuk mengeksplorasi lingkungan efficary; dan - Orientasi terhadap hasil kerja achievement orientation Terdapat keyakinan bahwa ketiga orientasi nilai tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dengan produktivitas manusia dan masyarakat Indonesia dalam era industri dan persaingan global. Asumsinya, revolusi peningkatan produktivitas nasional akan dapat dicapai dalam skala besar jika dilakukan perubahan dalam orientasi nilai budaya manusia dan masyarakat. Berdasarkan MacClelland dan para ahli budaya Indonesia seperti Kuntjaraningrat, dalam buku ini akan dibahas tiga orientasi nilai yang perlu pendapat perhatian, yaitu berorientasi ke depan institusi terhadap perubahan dan kemampuan belajar secara terus-menerus. - Berorientasi ke Depan - Orientasi terhadap perubahan - Kemampuan Belajar terus-menerus

BAB III MODEL-MODEL ANALISIS INVESTASI SDM

Overview Model Kebijakan pendidikan Yang dimaksud dengan rnodel kebijakan adalah kerangka analisis yang disusun berdasarkan suatu teori atau perspektif tertentu yang digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis kebijaksanaan pendidikan. Dilihat dari perspektif kebijaksanan, pendidikan dapat diamati dari dua sudut pandang, yaitu s;sienr pendidikan di satu pihak dan ntodel kebijakan pendidikan di lain pihak. Sistem pendidikan adalah suatu institusi besar yang bergerak pada alam kenyataan the existing reality didukung oleh beberapa institusi pendidikan atau komponen sistem yang berfungsi berdasarkan mekanismenya sendiri-sendiri, tetapi terintegrasi di dalam suatu kesatuan sistem untuk mewujudkan tujuan sistem pendidikan nasional, Berfungsinya mekanisme sistern tersebut diatur oleh aturan perundang-undangan serta dikendalikan oleh suatu sistem manajemen pendidikan nasional. Sebagai suatu realitas yang terjadi dalam alam kenyataan, sistem pendidikan yang terjadi di lapangan sulit untuk diketahui secara keseluruhan dengan pasti sesuai dengan aturan-aturan yang ada atau tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya yang dapat diketahui di lapangan, misarnya mealui mekanisme pengawasan ialah bagaimana aturan-aturan tersebut terlaksana di dalam mekanisme pengelolaan seluruh bagian institusi pendidikan. Model kebijakan pendidikan adalah suatu instirusi pendidikan yang berkembang dalam alam pikiran manusia berdasarkan informasi yang dapat diketahui secara terbatas oleh para analis kebijakan. Model sering juga didefinisikan sebagai suatu realitas yang telah disederhanakan the simprified reality sejauh atau sedalam yang diketahui oleh para pemikir kebijaksanaan. Pengetahuan manusia tentang sistem pendidikan yang benar-benar terjadi di lapangan tidak pernah dimiliki secara utuh, tetapi terbatas pada modelnya saja. Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 817 | Namun, sebaik-baiknya model adalah model yang dibentuk dan dikembangkan atas dasar data dan informasi di lapangan yang dikumpulkan serta teknik-teknik analisisnya berdasarkan kerangka sistem besarnya sehingga dapat mewakili realitas sistem secara keseluruhan. Model kebijaksanaan pendidikan dikembangkan atas dasar suatu pemikiran bahwa sistem pendidikan selalu terjadi sebagai akibat dari berfungsinya empat komponen utama dari sistem pendidikan yang berkaitan satu sama lain. Keempat komponen tersebut adalah 1 arus murid, 2 manajemen pendidikan, 3 kurikulum dan pengajaran. dan 4 keluasan dan dampak pendidikan. Dalam kerangka pengembangan model kebijaksanaan pendidikan, sesuai dengan gambar tersebut, terdapat dua dimensi besar dalam sistem pendidikan, yaitu dimensi konstan dan dimensi variabel. yang dimaksud dengan dimensi yang konstan adalah suatu dimensi pendidikan yang tidak dapat secara langsung diintervensi oleh pengambil keputusan atau pengelola prilaku., seperti keluaran atau dampak pendidikan. Dimensi variabel ialah beberapa faktor pendidikan yang dapat dikendalikan atau diubah- ubah oleh para pengambil keputusanatan pengelola pendidikan, sesuai dengan tujuan dari kebijaksanaan pendidikan. Komponen 1, 2, dan 3 adalah dimensi yang bergerak karena komponen-komponen tersebut dapat dimanipulasi agar dapat mencapai tujuan untuk mengubah komponen 4 sebagai konstanta. Instrimen Kebijakan Pendidikan Instrumen kebijakan adalah beberapa dimensi variabel yang dapat dikendalikan oleh pemegang keputusan dan pengelola dalam rangka menggulirkan berbagai kebijaksanaan dan prongram pendidikan. Di dalam sektor-sektor ekonomi, suku bunga atau pajak merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dapat dikendalikan dalam rangka menggulirkan suatu kebijaksanaan ekonomi sesuai dengan tujuannya. Misalnya, peningkatan suku bunga deposito berjangka adalah instrumen kebijaksanaan yang diterapkan jika pemerintah ingin mengumpulkan lebih banyak dana dari tabungan masyarakat dan dalam waktu yang sama mengerem investasi sehingga peredaran uang menjadi semakin kecil dan menurunkan suhu perekonomian. Arus Murid - Angka partisipasi Pendidikan Enrolment ratio - Angka kelulusan Graduation Rate - Angka melanjutkan Transition Rate - Angka mengulang Kelas Repetition Rate - Angka Putus Sekolah Drop-out Rate Manajerial Pendidikan - Gru dan tenaga Pengajar - Sarana dan Prasarana - Biaya atau Anggaran - tenaga Teknis dan Administrasi Pendidikan Kurikulum dan pengajaran - Kurikulum dan Program Pendidikan - Metode dan Proses Mengajar Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 917 | Jenis-jenis Hasil Pendidikan Hasil pendidikan adalah suatu dimensi pendidikan yang tidak mungkin atau tidak boleh dikendalikan secara langsung oleh para pengambil keputusan atau pengelola pendidikan. Hasil pendidikan adalah akibat dari adanya Proses pendidikan, baik proses manajemarial maupun proses pengajaran, sebagai sistem yang dapat dimanipulasi oleh Para Pengelola sistem pendidikan dengan jalan mengendalikan beberapa intrumen kebijakan yang telah dibahas terdahulu. Hasil pendidikan, secara garis besar, dibagi menjadi dua jenis yang berlainan, yaitu keluaran pendidikan educational output dan dampak pendidikan educational outcome. Keluaran pendidikana dalah hasil yang secara langsung dapat dicapai setelah berlangsungnya suatu sistem pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu. Keluaran pendidikan selalu dikaitkan secara internal di dalam sistem pendidikan itu sendiri yang dapat diketahui melalui pengukuran, baik pengukurun langsung maupun tidak langsung. Keluaran pendidikan sebagai hasil dari pengukuran langsung antara lain adalah jumlah lulusan, jumlah lulusan yang melanjutkan sekolah, dan sejenisnya, sedangkan hasil dari pengukuran tidak langsung adalah nilai ujian akhir. Kedua jenis keluaran pendidikan tersebut sangat penting diukur untuk mengetahui apakah sistem pedidikan secara internal berjalan efisien atau tidak. Dampak pendidikan adalah hasil pendidikan yang tidak secara langsung dapat diketahui setelah proses pendidikan selesai. Untuk mengetahui dampak pendidikan perlu ditunggu beberapa periode waktu tertentu setelah lulusan pendidikan terjun ke dalam masyarakat, dunia kerja, atau setelah menempuh pendidikan lebih lanjut. Dampak pendidikan selalu dikaitkan secara eksternal dengan sistem-sistem lain, seperti sistem ekonomi, ketenaga kerjaan, sosial-budaya, dan dampak politis. Contoh dampak pendidikan secara ekonomi ialah peningkatan produktivitas dunia usaha sebagai akibat tenaga kerja terdidik yang semakin terampil dan ahli sehingga pada gilirannva akan rnempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Contoh dampak pendidikan secara sosial-budaya ialah kreativitas, kesehatan, disiplin, serta toleransi anggota masyarakat yang semakin meningkat. sedangkan dampak politis dari pendidikan ialah partisipasi politik masyarakat yang semakin sehat dan meluas, seperti halnya meningkatnya kesadaran untuk membayar pajak atau meningkatnya kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam berpolitik secara lebih bertanggung jawab. Berdasarkan pembahasan mengenai instrurnen kebijakan pendidikan serta hasil pendidikan tersebut, secara garis besar akan terdapat dua model kebijaksanaan pendidikan, yaitu 1 model efisiensi internal internal efficiency approach yang lebih menekankan pada pengamatan terhadap efisiensi dalam pengelolaan sistem pendidikan dilihat secara langsung dari keluaran pendidikan dan 2 model efisiensi eksternal external efficiency approach, yaitu suatu pengamatan terhadap efisiensi pendidikan secara eksternal atau yang sering juga disebut sebagai peleyanan pendidikan, yang dilihat dari dampak pendidikan terhadap berbagai bidang kehidupan. Model analisis efisiensi internal bertujuan untuk melakukan kajian apakah sistem pendidikan sudah berjalan efisien dilihat dari pendayagunaan dan pengelolaan berbagai sumber dayanya sehingga sistem pendidikan dapat meningkatkan produk tivitasnya. Analisis efisiensi internal pemahamannya sangat bergantung pada berjalannya pendidikan pada teknis tanpa mengaitkan sistem pendidikan dengan sistem lain dalam berbagai bidang kehidupan. Analisis efisiensi internal pendidikan di antaranya adalah analisis arus murid pendekatan Kohort student flow model dan analisis efektivitas biaya cost effectiveness rnodel. Model analisis efisiensi eksternal bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan yang memiliki manfaat terhadqp berbagai bidang kehidupan, seperti perturnbuhan ekonomi, penyerapan angkatan kerja, peringatan disiplin masyarakat, peningkatan partisipasi politik, dan toleransi beragama. sesungguhnyu pendekatan analisis efisiensi eksternal ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang iporeksosbud, tetapi dalam buku ini model analisis lebih dititik beratkan pada sudut pandang ekonomi. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, pendekatan analisis efisiensi eksternal ini terdiri atas berbagai model analisis yang satu sama lain memiliki landasan teori asumsi, harnbatan, serta teknik-teknik analisis yang berlainan. Konsep Efisiensi Pendidikan Penggalaman model efisiensi pendidikan dapat mengoperasionalkan konsep mutu pendidikan yang sementara ini lebih Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1017 | dinilai sebagai konsep yang abstrak. Sejak tahun 1930-an, para teoretikus Neoklasik telah banyak mencurahkan perhatiannya pada pengukuran dan pengujian secara empiris terhadap konsep efisiensi. Mereka menekankan penggunaan model empiris kuantitatif yang didasarkan pada analisis variabel-variabel yang diukur secara kuantitatif. Di bidang sosiologi pendidikan. Para teoretikus Neoklasik menyatakan dirinya sebagai penganut paham empiris metodologis Karabel dan Halsey, 1979. Mereka mencurahkan perhatia pada penguji dan analisis hasil-hasil out comes pendidikan dihubungkan dengan sejumlah variabel bebas, yang semuanya diukur secara kuantitatif. Baik para teoretikus Neoklasik maupun para penganut paham cmpiris metodologis memandang pendidikan dari kacamata teknologis, yang menempatkan model efisiensi sebagai perhatian terutama di dalam analisis. Pada mulanya, efisiensi didefenisikan sebagai suatu keadaan yang menunjukan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan rnastrkan yang minirnal, jika diungkapkan dengan cara lain yakni rnemelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang lebih rendah Windham, 1986; Levin, 1985. Efisiensi ditunjukkan dengan pencapaian hasil yang setinggi-tingginya effective dengan menggunakan tingkat masukan yang serendah-rendahnya. Dengan demikian, konsep efektivitas, yakni pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan pendayagunaan terbaik sumber-sumber daya, adalah dasar dari konsepsi efisiensi yang lebih luas lagi ialah yang berkenaan dengan upaya membandingkan biaya dari sumber-sumber tersebut. Efektivitas berkenaan dengan penilaian tingkat pencapaian tujuan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian efisiensi menambahkan pertimbangan biaya dan pengorbanan untuk pencapaian tujuan-tujuan ini. Oleh karena itu, efisiensi tidak dapat dibahas sebagai suatu konsep tersendiri yang dilepaskan dari persoalan efektivitas. Tujuan yang lebih luas dari sistem pendidikan, seperti akses dan keadilan, harus dipertimbangkan di dalam menilai efektivitas, sama pentingnya dengan jenis keluaran pendidikan seperti prestasi belajar siswa. Dua jenis efisiensi, yakni efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis, sangat sering dibahas. Efisiensi teknis menunjuk pada pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau keluaran fisik sebagai produk dari kombinasi semua jenis dan tingkat masukan yang berbeda. Efisiensi ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan dan atau harga pada masukan yang digunakan dan keluaran yang dicapai. Pendekatan Efisiensi Internal dan Eksternal Efisiensi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran. Keputusan investasi pada suatu Program atau proyek pendidikan, misalnya, perlu mempertimbangkan efisiensi ekstemal dan efisiensi internal, yang meqaai prroiu adalah keluaran pendidikan terlalu kompleks untuk memungkinkan kita mengambil satu indeks efisiensi,baik efisiensi ekste5nal mauPun efisiensi internal ;Efisiensi intemal berkaitan dengan hubungan antar Ijaiam hal ini, keluaran pendidikan diukur sehubung:rn dengan tujuan-tujuan kelembagaan secara internal daripada dengan tujuan-tujuan masyarakat yang lebih luas. Memang kedua konsep tersebut sangat berkaitan saru sama lain, tetapi dimtrngkinkan - -; untuk mencontohkan bahrva suatu sekolah benar-benai sangat , efisien dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap, bagi para lulusannya tetapi belum te.tu seluruhnya ber.ilai bagi masyarakat. Dalam keadaan demikian, kriteria efisiensi internal dan efisiensi eksternal mungkin bertentangan satu sarr,a lain dan sekolah akan dinilai memiliki efisiensi internal, tetapi ticak memiliki efisiensi ekstemal. Efisiensi rang ideal adalah tatkala efisiensi eksternal kongruen ciengan efisiensi internal. -; Sebaliku, pendid ikan .1 3 l.:.rrr masr.araka t biasanr.a digunakan untuk mengukur efisiensi.eksternal, dengan mengukur keseimbangan antara biaya sosial social costs dan manfaat sosial social benefits, atau seberapa jauh pendidikan dapat rreme-nuhi kebutuhan tenaga kerja. secara khusus, efisiensi ekst:rnal dari suatu lembaga pendidikan dapat dinilai melalui seberapa baik lembaga pendidikan tersebut mempersiapkan lulusanryi untuk melakukan peran-peran di masyarakat, seperti ditunjukkan oleh prospek pekerjaan dan penghidupan dari para lulusannfa. ukuran-ukuran tersebui bergantung pada kriteria eksternal daripada hasil-hasil yang seluruhnya diperoleh di sekolah. . Karena efisiensi internal diukur dalam hubungannla dengan tujuan-tujuan pendidikan, penilaian efisiensi akan be:rgantung pada bagaimana keluaran pendidikan didefinisikan de,n diukur. Dengan kata lain, kualitas dan kuantitas masukan dan keluaran harus dipertimbangkan. Namun, kualitas keluaran pendidikan sangat sulit diukur. Lantas, bagaimana cara untuk mengukur kuali tas dan kuantitas keluaran pendidikan. Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1117 | Efisinsi Internal Secara operasional, efisiensi internal dapat diukur dengan menggunakan indicator-indikator efisiensi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif Inkatr Kualitatif - Tingkat Mengulang kelas - tingkat kelulusan - Tingkat Putus Sekolah - Lama Penyelesaian Studi - Angka siswa bertambah retention rate Indikator-Indikator Kualitatif - Pendekatan Efisiensi Eksternal Model Analisis pendidikan dan produktivitas - model fungsi produksi - Aplikasi model fungsi produksi - masalah keterbatasan model fungsi produksi model investasi SDM melalui pendidikan - Mengukur manfaat Pendidikan - mengukur biaya pendidikan - menentukan nilai IRR Model Analisis Ketenaga kerjaan Mod.el Persediaan Angkatan Kerja TPAK yang menggunakan metode estimasi linear dalam memperkirakan angkatan kerja berdasarkan kecenderungan masa lalu. Model ini sangat berguna dalam memperkirakan jumlah angkatan kerja, secara keseluruhan dalam beberapa titik waktu yang akan datang. Model Persediaan Tenaga Kerja Keluaran pendidikan pendekatan Kohort yang menggunakan pendekatan arus murid mulai dari pendudukkelompokusia sekolah, ke setiap tingl.:at dan jenjang pendidikan, putus sekolah dan mengulang kelas, sampai dengan keluaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Model ini sangat bermanfaat dalam memperkirakanstrukhrr tena ga kerja keluaran Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1217 | pendidikan yang d apat digatrungkan dengan hasil model TPAK. Model Kesempatan Kerja Sederhana RasioTetap sebagai salah satu cara memperkirakan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan perbandingan antara investasi dengan tenaga kerja secara total investment labor ratio. lvlod,:l Elastisitas Kesempatan Kerja yang melakukan perkiraan kebutuhan tenaga kerja atas ciasar elastisitas kesenrpatan kerja sektoral. Model ini dapat dipurakan jika tersedia data time smes sehingga dapat memperhitungkan tingkat pendayagunaan teknologi dalam dunia kerja berdasarkan rasio antara persentase pertambahan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan persentase keluaran masing-masing sektor. Model Kesempatan Kerja dengan menggurakan pendekatan fungsi produlcsi yang memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan nencari hubungan antarberbagai variabel yang m?nuniang proses produksi. Dari perkiraan besarnya kontribusi variabel tenaga kerja terhadap keluaran, jumlah

BAB IV GAMBARAN SINGKAT SITEM PENDIDIKAN DI INDONEISA