PEMBAHASAN Pendidikan Dan Investasi SDM : Suatu Perspektif | Karya Tulis Ilmiah

Pendidikan Dan Investasi SDM : Suatu Perspektif LINK DOWNLOAD [156.50 KB]

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Sebagai salah satu bagian penting dari program-program pembangunan nasional, sector pendidikan merupakan factor penentu pertumbuhan social-ekonomi suatu Negara. Salah satu bentuk penting investasi SDM yang dapat dibuat oleh sebuah Negara adalah penyediaan kesempatan pendidikan yang merata bagi warga negaranya. Telah di temukan secara konsisten dari berbagai penlitian di sejumlah Negara bahwa investasi SDM melalui pendidikan memiliki dampak yang paling besar terhadap kemajuan Negara-negara industri baru. Untuk mendorong warga Negara agar nenberikan sumbangan efektif terhadap pembangunan nasional harus diyakini bahwa setiap anak Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan berbagai sector pembangunan. Salah satu factor yang berpengaruh terhadap mutu dan relevansi pendidikan adalah besarnya anggaran pendidikan karena factor ini memungkinkan suatu system pendidikan dapat berkembang, misalnya karena gaji guru dan pegawai yang memadai, buku dan sarana pendidikan yang memadai, serta sarana pendidikan seperti laboratorium, buku, perpustakaan, dan alat pelajaran yang mampu memacu penguasaan ilmu-ilmu murni dan trepan secara cepat. Dewasa ini besarnya anggaran pendidikan telah menjadi salah satu sorotan utama dari berbagai pembicaraan, baik di media massa, seminar, maupun masyarakat luas. Dari pembicaraan yang berkembang, di antaranya maupun masyarakat luas. Dari pembicaraan yang berkembang, diantarannya di persoalkan apakah pemerintah benar-benar telah menempatkan investasi SDM pada proritas teratas sebagaimana digariskan dalam GBHN 1993. Namun, tidak sedikit pula kalangan yang mengkhawatirkan apakah kenaikan anggaran pendidikan yang secara tiba-tiba tidak akan melahirkan akses yang buruk, terutama dilihat dari efisiensi penggunaannya. Berbagai pihak yang lain menekankan bahwa anggaran pendidikan bukan satu-satunya factor terpenting yang menentukan berhasilnya pengembangan kualitas SDM. Namun, anggaran pendidikan yang besar pasti merupakan factor yang paling mendasar untuk percepatan upaya peningkatan mutu pendidikan jika dapat didayagunakan secara efisien. Informasi mengenai keuangan pendidikan diproleh dari data dan informasi yang bersumber dari 1 kuesioner sekolah yang dikumpulkan setiap tahun oleh Pusat Informatika untuk Pengelolaan Pendidikan dan kebudayaan Balitbang Dikbud, 2 data hasil survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas, 1995. Data-data tersebut telah diolah dan dianalisis oleh Biro APKO Bappenas yang dibantu oleh suatu lembaga konsultan ADB, yaitu Hickling David Clarck 1997. Di samping itu, studi keuangan pendidikan juga sudah dilakukan oleh Pusat Informatika Balitbang Dikbud yang dibantu oleh salah satu seorang konsultan, Mathew Robertson 1996. Kedua studi tersebut dibahas dan dibandingkan sehingga menggambarkan keadaan keuangan, khususnya pendidkan persekolahan di Indonesia pada tahun 199596.

BAB II PEMBAHASAN

Pendidikan Dan Investasi SDM : Suatu Perspektif Pengembangan SDM yang berkualitas merupakan kegiatan antarbidang dan antarsektor pembangunan di dalam suatu kerangka pemikiran para pemegang kebijaksanaan negara yang berkeinginan untuk mencapai keunggulan excellence dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek sebagai faktor terpenting dalam meningkatkan daya saing produk industri trntuk mempercepat laju pertumbuhan produktivitas nasional. Sebagai salah satu sektor dalam pengembangan kualitas SDM, pembangunan pendidikan adalah faktor terpenting yang menentukan keberhasilan pembangunan di era persaingan. Sistem pendidikan perlu diarahkan pada perwujudan sistem yang mampu menyesuaik;rn cliri bahkan mungkin mendorong Proses perubahar, yang terarah untuk mencapai ketahanan nasional yang andai dalam nrenghadapi tantangan lingkungan yang tidak ramah volaiile dan terus berubah, baik pada fingkungan lokal lingkungan nasional, regional, maupun global. Dalam era yang semakin terbuka, pola perjuangan suatu bangsa dalam memperkokoh ketahanan nasional diperlukan Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 117 | pendekatan yang relevan dengan tantangannya. Salah satu pendekatan yang dikenal dengan istilah pendekatan kesejahteraan prosperity approach adalah suatu model yang cenderung semakin penting, dalam menghadapi tantangan lingkungan-yang berdimensi ganda. Dengan demikian, sistem pendidikan mertghadapi tantangan yang juga berdimensi ganda dalam upaya untuk peningkatan SDM yang berkualitas. Dimensi-dirnensi ini sebut saja ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya ipoleksosbud. Oleh karena itu, sistem pendidikan sama sekali tidik dapat menjadi sistem tersendiri yang terpisah dengan sistem-sistem lainnya dalam Proses pembangunan bangsa. Dari dimensi politik dan ideologi, sistem pendidikan mampu menanamkan sikap-sikap dan perilaku SDM yang demokratis sejalan dengan kepribadian bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Unlung Dusar 1945 serta kebanggaan berbangsa sebagai sumber semangat perjuangan dalam berbagai bidang kehidupan. Dari dimensi ekonomi dan iptek, sistem pendidikan mampu meningkatkan kemampuan belajar warga negara untuk menguasai jenis-jenis keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan iptek yang terus berkembang sebagai syarat mutlak untuk mencapai produktivitas. Dari dimensi sosial-budaya sistem pendidikan atapun menanamkan sikap dan perilaku yang rasional di dalam suatu sistembudaya Indonesia yang kondusif. Khususnya dalam mengembangkan nilai-nilai kesehatan, produktivitas, kemandirian, serta etos kerja industri. Dari dimensi hankamnas, sistem pendidikan mampu menahan sikap, wawasan, dan perilaku bela negara, baik secra fisik mapun non fisik. Dimensi Konsep Kebiiaksanaan pendidikan harus didasarkan pada prinsip atau konsep yang telah diakui kebenarannya secara universal. Walaupun Indonesia memiliki sistem pendidikan tersendiri seperti pendidikan Islam: Pesantren dan Madrasah dan pendidikan asli Indonesia yang lebih mendasarkan diri pada pendidikan bela diri dan kekebalan, model pendidikan Eropa cenderung lebih berkembang karena telah dipakai sebagai model bagi seluruh penjuru muka bumi dan tampaknya sudah menjadi pola pendidikan yang sudah baku. Karena kebakuan model pendidikan Eropa ini, konsep-konsep pendidikan yang dijadikan dasar untuk menyusun kebijaksanaan pendidikan masing-masing negara sudah semakin universal. Perkembangan ilmu-ilmu kebiiaksanaan yang berkembang didunia pendidikan, sampai saat ini, semakin didasarkan pada temuan-temuan penelitian yang dilaksanakan di sejumlah negara. Sebagian dari temuan tersebut sudah menjadi suatu keteraturan regularity dan bahkan menjadi suatu teori yang diakui kebenarannya secara universal. Jika teori-teori kebijaksanaan pendidikan sudah diakui secara universal menurut Thomas Khun 1953 dalam bukunya yang sudah cukup tua, tetapi masih dianggap sebagai kajian ilmu pengetahuan yang penting dengan judul The Structure Of Scientific Retsolution-Teori tersebut sudah dapat diakui sebagai suatu paradigma paradigm. Paradigma ini hanya dapai berubah dalam waktu yang panjang 25-30 tahun jika temuan-temuan baru dari penelitian secara global telah mengarah pada suatu kecenderungan kebenaran yang baru. Dari cerita ini dapat disirirpulkan bahwa konsep-konsep yang dijadikan landasan oleh kebijaksanaan pendidikan cenderung sudah bersifat universal yang sudah ada dalam literatur kebijaksanaan pendidikan di berbagai bagian dunia. Dimensi Politik Terbentuknya suatu kebijaksanaan pendidikan pada dasarnya merupakan hasil dari suatu perjuangan politik dari berbagai kelompok kepentingan. Kesepakatan politis yang diperoleh adalah landasan bagi para pengambil keputusan untuk menetapkan kebijaksanaan dalam pembangunan pendidikan- Periuangan politik ini wujudnya adalah perjuangan untuk meyakinkan berbagai golongan kepentingan dan golongan penekan dalam suatu tatanan politik negara akan pentingnya suatu kebijaksanaan pendidikan yang diusulkan oleh pemerintah. Dilihat dari sisi politik, kebijaksanaan pendidikan terdiri atas tiga tingkatan berikut ini. Pada tingkatan makro macro level, sebagai salah satu jenis kebijaksanaan publik, pendidikan nasional akan menyangkut kepentingan seluruh rakyat. Dengan demikian, suatu kebijaksanaan harus sudah mendapatkan persetujuan atau kesepakatan dari seluruh rakyat di Indonesia kesepakatan dijelmakan dalam berbagai institusi seperti MPR, DPR, atau DPRD sebelum ditetaPkan menjadi kebijaksanaan pendidikan nasional. Dalam tingkatan teknis technical level, pelaksanaan kebijaksanaan nasional harus diiabarkan menjadi strategi dan Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 217 | kebiaksanaan teknis dan pengelolaan. Pusat dan daerah, Tingkatan kebijaksanaan teknis ini menyangkut pengembangan, penyusunan, dan Penerapan model yang lebih teknis agar kebijaksanan nasional dapat diwujudnyatakan. Hasil-hasil penelitian atau pengembangan mengenai berbagai. Model pelaksanaan kebijaksanaan makro tersebut harus dilakukan jika paradigma yang dijadikan landasan akan ditempatkan pada dimensi ruang, tempat, dan waktu pada masyarakat tempat pendidikan diterapkan, sesuai ciri kebudayaan dan kepribadian bangsanya. Untuk itu, tawar-menawar dengan berbagai kelompok yang mewakili kepentingan atau golongan masyarakat Misalnya BPPN, DPRD, LSM atau instansi-instansi pemerintah terkait diperlukan untuk memperoleh dukungan secara politis. Dalam tingkatan operasional operational level. Penerapan program-program penddikan di tingkat operasional harus merupakan pengejawantahan dari kebiiaksanaan makro dan teknis tersebut. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan, dukungan secara politis juga diperlukan agar Program-Program pendidikan, mendapat bantuan, dorongan sekaligus tidak mendapat rintangan dari berbagai kelompok kepentingan yang secara langsung berpengaruh atau terkena dampak dari pelaksanaan program yang bersangkutan. Pendidikan dan Pengembangan SDM di Indonesia Sesuai dengan permasalahan dan tantangan perubahan yang akan terjadi, beberapa prioritas kebijaksanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan telah tercermin dalam pidato-pidato Presiden, Mendikbud, naskah-naskah perencanaan pemerintah, dan beberapa kebijaksanaan unit-unit utama Departemen Pendidikah dan Kebudayaan. Pembangr.rnan di bidang pendidikan dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti tersebut dalam UU No.21989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam rangka menciptakan kualitas SDM yang memiliki ciri khas nasional lndonesia. Dengan kata lain, pernbangunan pendidikan nasional adalah wahana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan SDM yang berkualitas. Agar pembangunan pendidikan meniadi wahana yang efektif dan efisien dalam pengembangan SDM, argumentasi kebijaksanaan pembangunan pendidikan dapat dilihat dari tiga orientasi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kualitas SDM.. Berdasarkan undang-undang yang berlaku, sistem pendidikan telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat sistem yang secara langsung memberikan Peran dalam pengembangan SDM. Sistem pendidikan memiliki bagian-bagian sistem yang terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berbagai cara memandang bagian sistem pendidikan antara lain menurut jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, menurut ienis pendidikan umum, kejuruan, profesional, dan agama, dan menurut penyelenggara pemerintah atau swasta. Bagian ini memandang sistem pendidikan dengan cara lain, yaitu dilihat dari orientasinya terhadap pengembangan SDMTerdapat tiga cara memandang sistem pendidikan iika dilihat dari orientasinya dalam pengembangan SDM, yaitu pendidikan berorientasi terhadap: 1 upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, 2 upaya mempersiapkan tenaga keria terampil dan ahli yang diperlukan dalam proses memasuki era industrialisasi, serta 3 upaya membina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB III TEORI DAN PERSPEKTIF DALAM INVESTASI SDM