pekat, satu g katalis dan batu didih. Sampel dididihkan selama 1-1,5 jam atau sampai cairan bewarna jernih. Labu beserta isinya didinginkan lalu isinya
dipindahkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 15 ml larutan NaOH 50. Kemudian dibilas dengan air suling. Labu erlenmeyer berisi HCl 0,02 N
diletakkan di bawah kondensor, sebelumnya ditambahkan ke dalamnya 2-4 tetes indikator campuran metil merah 0,02 dalam alkohol dan metil biru
0,02 dalam alkohol dengan perbandingan 2:1. Ujung tabung kondensor harus terendam dalam labu larutan HCl, kemudian dilakukan destilasi hingga
sekitar 25 ml destilat dalam labu erlenmeyer. Ujung kondensor kemudian dibilas dengan sedikit air destilat dan ditampung dalam erlenmeyer lalu dititrasi
dengan NaOH 0,02 N sampai terjadi perubahan warna hijau menjadi ungu. Penetapan blanko dilakukan dengan cara yang sama.
Kadar Protein = A-B x N x 0,014 x 6,25 x 100 Bobot Sampel
A = ml NaOH untuk tittrasi blanko B = ml NaOH untuk titrasi sampel
N = Normalitas NaOH
5. Kadar Serat Kasar Apriantono, dkk., 1989
Sampel sebanyak 2 g bahan kering dipindahkan ke dalam erlenmeyer 600 ml. Tambahkan 200 ml larutan H
2
SO
4
0,255 N mendidih dan tutuplah dengan pendingin balik, didihkan selama 30 menit dengan kadang kala
digoyang-goyangkan. Saring suspensi melalui kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan aquades mendidih. Cucilah residu
dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi uji dengan
Universitas Sumatera Utara
kertas lakmus. Pindahkan residu secara kuantitatif residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatula, dan sisanya dicuci dengan larutan
NaOH 0,313 N sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer. Didihkan dengan pendingin balik sambil kadang kala digoyang-
goyangkan selama 30 menit. Saringlah melalui kertas saring kering yang diketahui beratnya yang telah dipijarkan dan diketahui beratnya, sambil dicuci
dengan larutan K2SO4 10. Cuci lagi residu dengan akuade mendidih dan kemudian dengan ± 15 ml alkohol 95. Keringkan kertas saring dengan isinya
pada suhu 110
o
C selama 1-2 jam, pengeringan dilanjutkan sampai berat konstan. Kadar serat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar Serat = g
awal sampel
Bobot g
saring kertas
Berat -
g serat
saring kertas
Berat +
x 100
6. Analisis kadar oksalat Ukpabi dan Ejidoh, 1989
Sampel sebanyak 2 gr tepung komposit disuspensikan dalam akuades 190 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan
dengan HCl 6 M sebanyak 10 ml. Suspensi dipanaskan pada suhu 100
o
C selama 1 jam. Kemudian diikuti pendinginan ditambahkan akuades sampai 250
ml sebelum difiltrasi. Kemudian diambil 125 ml filtrat yang dihasilkan dari proses pemanasan sebelumnya dan diencerkan menjadi 300 ml. Lalu diambil
filtratnya 125 ml dan dipanaskan sampai hampir mendidih. Setelah itu dititrasi dengan menggunakan KMnO
4
0,05 M sampai berubah warna menjadi merah muda hampir hilang selama 30 detik. Kandungan kalsium oksalat dapat
dihitung dengan rumus : Volume KMnO
4
x 0,00025 x 2,4 Kadar kalsium oksalat mg100 g =
x 100 Berat tepung x 5
Universitas Sumatera Utara
7. Uji kerenyahan cookies secara instronmeter Apriantono, et al., 1989