terjadinya toksisitas kronis maupun akut pada orang yang memakannya. b. Mengetahui konsentrasi logam yang tinggi dalam air dan sedimen, yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk memonitor kualitas air yang mungkin digunakan sebagai irigasi ataupun air minum, yang akhirnya berakibat buruk
bagi orang yang mengkonsumsinya. Karena itu suatu pencemaran logam dalam lingkungan perairan perlu
diperhatikan secara serius, mengingat akan timbulnya akibat buruk bagi keseimbangan lingkungan hidup Chandra, 2006.
2.6.1 Aluminium
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada suhu 659
C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi
objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer
Svehla, 1985. Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.
Kebanyakan Aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopik yang tersuspensi. Konsentrasi dari Aluminium yang terlarut
dalm kebanyakan air kemungkinan kurang dari 1,0 mgl. Aluminium adalah salah satu logam anorganik yang di jumpai dalam air minum. Konsentrasi Aluminium
yang tinggi bisa mengendap sebagai Aluminium hidroksida yang mempengaruhi kehidupan air. Aluminium juga memungkinkan gangguan neurologis pada
manusia seperti penyakit Alzheimer dan pikun Achmad, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Parning 2002 beberapa penggunaan aluminium yaitu untuk logam campuran, aluminium dicampurkan dengan logam-logam lain untuk
menghasilkan logam campuran yang kuat dan ringan. Misalnya, magnalium yaitu campuran 90 Al dan 10 Mg, digunakan untuk konstruksi pesawat terbang.
Aluminium dipakai untuk kabel listrik dan alat masak di dapur karena merupakan konduktor listrik dan panas. Aluminium tahan karat dan tidak beracun sehingga
dipakai sebagai bahan pembuatan peralatan dapur seperti panci dan sendok. Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan suara, kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal tersebut
dapat menurunkan kualitas pada air minum Achmad, 2004.
2.6.2 Mangan
Mangan adalah kimia logam aktif, abu-abu keputihan yang di tunjukkan pada simbol Mn dan nomor atom 25. Sumber Mangan dapat diperoleh dalam
biji-bijian beras, gandum yang belum diolah. Mangan Mn termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Sumber mangan Mn paling utama
adalah pirolusit MnO, psilomelan dan rodokrosit MnCO. Mineral Mn tersebar secara luas, sebagian besar berupa oksida, silikat, dan karbonat. Sumber
Mn terbesar ditemukan di dasar laut, yaitu sekitar 24 bersama unsur lain. Mn bereaksi dengan air dan larut dalam larutan asam. Mn digunakan
sebagai bahan campuran logam karena Mn bisa menghasilkan logam sehingga mudah dibentuk, meningkatkan kualitas kekuatan logam, kekerasan dan
ketahanan. Sekitar 90 Mn di dunia digunakan dengan tujuan metalurgi, yaitu
Universitas Sumatera Utara
untuk produksi besi-baja, sedangkan penggunaan Mn untuk tujuan nonmetalurgi antara lain digunakan untuk membuat baterai kering, keramik dan gelas, serta
bahan kimia. Kadar Mn di lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas
manusia dan industri, yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar. Mn yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke lingkungan air, tanah, udara dan
makanan. Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan Mn dalam debu atau asap maupun gas tidak boleh melebihi 5 mgm karena dalam waktu singkat hal itu
akan menimbulkan toksisitas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paparan Mn lewat inhalasi pada hewan uji tikus bisa mengakibatkan toksisitas pada sistem
syaraf pusat. Paparan peroral Mn menunjukkan toksisitas yang rendah dibandingkan mikrounsur lain sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas
Mn peroral pada manusia. Kelebihan Mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh
mangan. Pekerja tambang yang mengisap Mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai
penampilan dan tingkah laku abnormal Widowati, 2008. Toksisitas
Mangan Mn, relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah.
Dengan demikian tingkat kandunhgan Mn yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik sangat rendah, yaitu dibawah 0,05 mgl
Achmad,2004. Endapan MnO akan memberikan noda-noda pada bahanbenda-benda
yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada
Universitas Sumatera Utara
minuman. Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mgl, dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna kecoklatan pada pakaian
dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati. Konsentrasi standar maksimum yang ditetapkan Permenkes RI. untuk Mn ini adalah sebesar 0,4 mgl adalah
merupakan batas konsentrasi maksimal yang diperbolehkan Sutrisno, 1991.
2.7 Spektrofotometri Sinar Tampak Visible