Penafsiran qs. al-ḥijr [15]: 9 tentang pemaknaan lafal alżikr sebagai quran: sebuah studi kritis

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh: Gugun Gunawan NIM: 1110034000039

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

IKR SEBAGAI QURAN: SEBUAH STUDI KRITIS

Ada satu pertanyaan besar yang ingin disampaikan dalam skripsi ini, yaitu mengapa QS. al- ijr [15]: 9 yang notabene selalu dijadikan argumen kemurnian Quran menggunakan term al- ikr untuk menunjukkan makna Quran? Mengapa tidak menggunakan term yang lebih jelas bermakna Quran, seperti lafalal-qur n? Maka dari situ, ada maksud di balik pemilihan lafal al- ikr ketimbang lafal al-qur n mengingat ketepatan Allah dalam pemilihan diksi Quran. Sehingga dapat memperjelas Quran yang seperti apa yang sebenarnya dijaga oleh Kami seperti pada ayat dimaksud.

Kenyataannya bahwa para mufasir, baik klasik maupun modern, tidak menindaklanjuti mengapa lafal al- ikr yang dipilih. Mereka hanya mencukupkan pada penjelasan bahwa lafalal- ikrpada ayat tersebut bermakna Quran saja tanpa menjelaskan Quran yang bagaimana yang dijaga dari pengubahan, penambahan, maupun pengurangan. Di sinilah studi kritis penulis dipaparkan.

Dengan menggunakan metode semantik dapat diketahui bahwa arti gramatikal lafal ikr yang berkaitan denganfi lpenurunan wahyu adalah bermakna Quran hasil ini penulis peroleh setelah meneliti ayat-ayat yang di dalamnya terdapat lafal ikr sehingga dapat membandingkan bagaimana lafal ikr dimaknai Quran dan bagaimana lafal ikr tidak dimaknai Quran . Namun melihat arti leksikal dari lafalal- ikryang berarti ingatan (sesuatu yang berada di pikiran), maka makna al- ikr (yang dimaknai Quran) bermaksud untuk menunjukkan arti Quran (firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw.) yang berupa ingatan atau hafalan.

Dengan demikian, pemilihan diksial- ikr pada QS. al- ijr [15]: 9 bermaksud untuk menunjukkan bahwa Quran yang Kami jaga bukanlah Quran yang berupa tulisan (al-kit b) dalam kitab atau mushaf melainkan Quran yang berupa hafalan atau ingatan (al- ikr) yang ada dalam hati orang-orang Islam. Oleh sebab itu, term yang dipakai untuk menunjukkan makna Quran pada ayat ini tidak menggunakan lafalal-kit bmelainkan menggunakan lafalal- ikr.


(6)

ii

e l puji sy ! " # $ %&s'! rtu # ( %% 'swt) ts s$ %&!*t #$rt+% + y t$% ' ! ,$% %u-. $r&!!$# #$ %& , )- %'y * $* . $r&! #$t / ! , t #$ %&s !$'&% !t 0 ! & !$t&!1t 0 ! & +% '1 & $ 0 ! & ! $* . ! )2$# 34y #$ %&s * $ , t 't& #& !&r * %& % $% ' 5rustr, & 0 ! *$$%$,&! y #$ $%&t& & &) 6r& 34y #$ %&s #t! &, #&r, & 0 ! * $ %&,! !t $* & !t '& * $ /& ,$! *# % .. 3..y&. $%*$/&,$. '. ! & &)

%wt , %*,$&r& !$r& ! ,$ 0 & , & 7ur '%&*#'! # .& 4 .&8 '** ,w) y *$% % &y2 %*(% % 'y , $*# r#t &, * #&! $ . $&tu, $*# " # % # ! * y '& , t && , *#&!'&r 0 & )

9enulis menyr&. $t %.':, !"& #, & y. $r/u % PENAFSIRAN QS. AL- IJR [15]: 9 TENTANG PEMAKNAAN LAFAL AL- IKR SEBAGAI QURAN: SEBUAH STUDI KRITIS && t& ! ! r*# $ y y

#$ %&s *& %& !& ) ( . !y ,+,+!1 !$.r t1 +" 3+" , #$,& % y , $7r % su * # t&! % , t$%' . !y *$* .0u#$ %&)s 8 ! $ !$r$' '&1t #$ %&s * $ !#! 7# t$r& *!,& '!$#;

<) 2$ +r tu t$r7&01 Emi Nining Sumarni dan Apa Maman Sudirman, yang karena kenekatan mereka penulis tercatat sebagai mahasiswa UIN Jakarta dan sebab doa merekalah penulis dapat bertahan sampai saat ini.


(7)

iii

agar segera pula menjadi orang yang sukses.

2. Bapak Dr. Ahzami Samiun Jazuli, M.A. selaku pembimbing yang telah memberikan kontribusi bermakna dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih pula pada Prof. Dr. Amin Suma, M.A. yang memberikan data awal yang sangat penting sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian mengenai karakteristik lafalaI- ikr. Serta kepada bapak Eva Nugraha, M.A, dan bapak Kusmana M.A.. yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka untuk sekedar mengoreksi skripsi ini.

3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. selaku ketua jurusan Tafsir-Hadis bersama para pengurus Fakultas Ushuluddin yang telah banyak membantu kemudahan administrasi dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi.

4. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang dengan kebaikan dan kemurahan mereka, secara sadar, telah mendorong penulis untuk tidak surut sebelum menang dalam menggali kedalaman dan keindahan ayat-ayat suci serta ke-uswah-an Nabi Muhammad saw.

5. Teman-teman seatap dan sesabun mandi penulis Wandi Ruswandi, Wahyu Ismatullah, dan Muhammad Rasyidi. Merekalah yang paling dominan mewarnai kehidupan penulis selama di kampus. Suka-duka


(8)

i v

ganteng tapi super manja, terima kasih untuk semuanya dan selamat menjadi bapak, ya.

6. Sugawan-sugawati KMSGD Jabodetabek: Fahri, Vicky, Deden, Agung, Hadi, dan semuanya. Merekalah sebenarnya yang paling bersemangat memotivasi penulis untuk segera menjadi wisudawan. Berkat ceng-cengan merekalah penulis semakin bersemangat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih secara khusus kepada Sugawan Agung Khumaidi yang telah memberikan adaptor secara cuma-cuma pada penulis sehingga memperlancar dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa adaptor darinya, skripsi ini mungkin akan selesai lebih lama dari ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan tambahan wawasan mengenai Quran dan bermanfaat bagi semuanya, terkhusus bagi penulis. Semoga karya ini dijadikan sebagai ladang amal baik bagi penulis.

Ciputat, 11 Desember 2014 Hormat saya,

Gugun Gunawan Penulis


(9)

v RKMK

T UVWKVMKN... S S

JKLMK NOPOXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX... v

TUJY ZKVMNKVP[OMUNK POXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX... vS S QKQO TUVJK\ ][]KV A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Permasalahan... 4

C. Tinjauan Pustaka... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

E. Metode Penelitian... 12

F. Sistematika Penulisan... 17

QKQO O RUMUTKMKVJORPO^ ]N KV A. Ketepatan Allah dalam Pemilihan Diksi pada Ayat-Ayat Quran... 19

B. Sinonim (Mutar dif)... 24

1. Sinonim dalam Bahasa Indonesia... 24

2. Sinonim dalam Quran... 25

a. Pengertian Sinonim dan Faktor-Faktor Penyebab Kemunculannya dalam Bahasa Arab... 25

b. Pro-Kontra Sinonim dalam Quran... 33

C. Homonim (Musytarak) dalam Quran... 38

QKQOOO R KN KRMUNOPMORJKVRY VPOP MU VPO [K LK[ IKRJK[KZ^]NKV A. Klasifikasi Lafal ikrdalam Quran... 41


(10)

vi

2. Karakteristik Lafal ikrberdasarkan Maknanya

sebagai Quran... 50

_`_a b `c `dae aefgc hh ic` `cd`j `dAL- IKRf`k ` le.`d- IJR [15]: 9

A. Pemaknaan Lafalal- ikrdengan Quran

pada QS. al- ijr [15]: 9... 53 B. Argumentasi Penggunaan Lafalal- ikr

pada QS. Al- ijr [15]: 9... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 75 B. Saran... 75


(11)

vii 1. Konsonan

1 tidak dilambangkan 16

2 b 17

3 t 18

4 19 g

5 j 20 f

6 21 q

7 kh 22 k

8 d 23 l

9 24 m

10 r 25 n

11 z 26 w

12 s 27 h

13 sy 28

14 29 y

15

Latin

No. Arab Latin No. Arab

2. Vokal Pendek

---

= a kataba


(12)

viii ditulisj hiliyyah

b. Fat ah + alif layyinah, ditulis (a garis di atas) ditulisyas

c. Kasrah + y mati, ditulis (i dengan garis di atas) ditulismaj d

d. ammah + w u mati, ditulis (u dengan garis di atas) ditulisfur d

4. Diftong

yai ykaifa

yau y aula

5. Kata Sandang (z{)

Kata sandang dilambangkan dengan al- , baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun hurufqamariyyah.

6. Tasydid (

-

--

)

Syiddahatautasyd d dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi


(13)

ix

ar rah.

7. T Marb ah

a. Bila berdiri sendiri atau dirangkai dengan kalimat lain yang menjadina t

atau sifat, ditulis h Contoh:

ditulisjizyah

ditulisal-j mi ah al-isl miyyah

(ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata serapan bahasa Indonesia dari bahasa Arab seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diharakati karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t Contoh:

ditulisni mat All h

dituliszak t al-fi r

8. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya, contoh:

ditulis aw al-fur


(14)

x as. = alaih al-sal m

ra. =ra iya All h anh

QS. = Quran Surat

M = Masehi

H = Hijriah

w. = Wafat


(15)

1

Skripsi ini terinspirasi saat menemani seorang dosen1 pergi menuju kampus dengan menaiki sebuah sepeda motor. Sore itu, di atas kendaraan yang melaju dengan santai, kami berdiskusi berbagai permasalahan akademik hingga akhirnya penulis menemukan satu pertanyaan yang menurut penulis sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Sambil mengendarai motornya, ia bercerita: Kemarin, sewaktu berkumpul dengan para dosen di ruang dosen sambil berdiskusi yang dikemas dengan obrolan santai ala intelek , muncul satu pertanyaan yang tidak terjawab dan itu menarik untuk dibahas lebih lanjut. Pertanyaannya adalah mengapa pada ayat yang kerap kali dijadikan argumentasi kemurnian Quran, yaitu QS. al- ijr [15]: 9, Allah menggunakan term al- ikruntuk menunjukkan Quran? Pasti ada maksud di balik pemilihan diksial- ikrtersebut. Tidak lama setelah itu, kami pun akhirnya sampai di kampus tercinta dan kemudian berpisah di pintu gerbang masuk dengan meninggalkan berbagai permasalahan intelektual di benak penulis.

Keesokan harinya, sambil ditemani secangkir kopi dan beberapa gorengan, penulis mencoba mendiskusikan permasalahan tersebut dengan teman-teman2satu kos penulis yang kebetulan satu kelas dan satu jurusan Tafsir Hadis. Penulis memulai dengan sebuah celetukan, Ehbro! Saya maunanyanih, Mengapa pada QS. al- ijr [15]: 9 Allah menggunakan term al- ikr untuk menunjukkan Quran,

1Beliau adalah Eva Nugraha, MA, salah seorang tenaga pengajar di Fakultas UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.


(16)

tidak memakai term yang lebih jelas bermakna Quran, seperti lafal al-qur n misalnya, atau yang lainnya? Kenapa coba? Diskusi pun berjalan alot tanpa mendapatkan jawaban yang jelas.

Sebagaimana diketahui bahwa ayat yang kerap kali dijadikan argumentasi akan keautentikkan Quran yaitu QS. al- ijr [15]: 9. Di bawah ini adalah redaksi lengkap ayat tersebut,









Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Dalam al-Qur an dan Terjemahnya yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama pada tahun 2012, ayat ini diberikan keterangan sebagai jaminan kesucian dan kemurnian Quran selama-lamanya.3

Merasa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, penulis mencoba mencari penafsiran-penafsiran mengenai ayat tersebut berharap menemukan alasan pemilihan diksi al- ikr pada ayat itu. Dari berbagai penelusuran penafsiran-penafsiran Quran, mayoritas ulama memang memaknai lafal al- ikr pada QS. al-ijr [15]: 9 sebagai Quran, seperti pada kitab tafsirJal lain,4kitabJ mi al-Bay n

karya al- abar ,5dan pendapat-pendapat mufasir lainnya dalam karyanya masing-masing.6 Namun, mereka hanya memaknai al- ikr sebagai Quran saja tanpa 3Kementrian Agama RI, al-Qur an dan Terjemahnya (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka

Indonesia, 2012), h. 355.

4Jal l al-D n al-Ma all dan Jal l al-D n al-Suy ,Tafs r al-Qur n al- Az m(Surabaya: Nur

al-Huda, tt.), h. 212.

5Abu Ja far al- abar ,J mi al-Bay n f Ta w l y t al-Qur n,terj. Misbah dkk. (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009), hal. 719.

6Beberapa ulama yang menafsirkan lafal al- ikrpada QS. al- ijr[15]: 9 dengan Quran di

antaranya ialah Imam al- abar , Imam al-Zamakhsyar , Imam Fakhr al-D n al-R z , Ibn syur, Sayyid Qu b, dan lain sebagainya. Penjelasan lebih lanjut akan di bahas pada bab IV.


(17)

menjelaskan lebih lanjut mengapa lafalal- ikryang dipakai bukan lafal yang jelas-jelas menunjukkan Quran seperti lafal al-qur n secara gamblang, mengingat banyak orang awam yang masih belum mengetahui bahwa lafal al- ikr juga bisa bermakna Quran, bukan hanya peringatan. Pemaknaanal- ikr sebagai Quran saja (tanpa menjelaskan perbedaannya dengan term-term lain yang juga bermakna Quran, seperti term al-qur n, al-kit b, dan sebagainya) seolah-olah mengesampingkan hikmah di balik ketepatan Allah, sebagai Penutur, dalam pemilihan diksi. Padahal di balik diksi yang Allah pilih untuk menyusun suatu ayat, pasti terdapat hikmah yang besar.7Oleh sebab itu, harus ada perbedaan antara term-term tersebut apalagi jika diasumsikan bahwa tidak ada sinonimi dalam bahasa Arab, khususnya Quran.

Selain itu, seperti yang telah dipaparkan di atas, QS. al- ijr [15]: 9 selalu dijadikan sebagai dalil pembenaran bahwa Quran terjaga dari perubahan. Dengan demikian, pembedaan term al- ikr dengan term-term lain yang menunjukkan makna Quran (sepertial-qur n,al-kit b, danal-furq n) akan mengakibatkan pada penafsiran Quran yang seperti apa yang sebenarnya dijaga (la fi n) oleh kami (na nu) menimbang sejarah penulisan dan penyempurnaan Quran dari yang tanpa titik hingga penuh dengan penambahan-penambahan tanda baca. Belum lagi banyaknya kesalahan-kesalahan dalam membaca Quran hingga tidak sedikit yang dapat mengubah arti dari ayat yang dibaca. Jika keempat term itu (qur n,

al-kit b, al- ikr,danal-furq n) disamaartikan sebagai Quransaja, maka dalil bahwa

Quran terjaga dari pengubahan baik yang disengaja maupun yang tidak 7Amir Faishal Fath,The Unity of al-Qur an.Penerjemah Nasirudiin Abbas (Jakarta: Pustaka


(18)

disengaja seperti pada QS. al- ijr [15]: 9 terbantahkan dengan kedua alasan yang telah dikemukakan di atas. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan pemilihan diksial- ikrpada ayat tersebut sehingga dapat diketahui Quran yang seperti apa yang sebenarnya terjaga itu dalam skripsi yang berjudul:

Š‹Œ Ž  ‘ Œ ’ .  “- IJR [15]: 9 TENTANG PEMAKNAAN LAFAL AL- IKRSEBAGAI QURAN: SEBUAH STUDI KRITIS

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dan untuk memperjelas alur penelitian ini, maka penulis perlu mengidentifikasi beberapa permasalahan, di antaranya mengenai kriteria arti pengubahan kitab suci sehingga dapat diketahui apakah penambahan tanda baca pada Quran termasuk dalam kategori pengubahan Quran atau tidak. Pun juga kesalahan dalam membaca Quran mengindikasikan adanya pengubahan Quran atau tidak.

Selain itu, penafsiran-penafsiran mufasir, baik klasik maupun modern, mengenai keaslian Quran juga menjadi satu pemasalahan yang perlu dikaji mengingat pembahasan pada penelitian ini juga terkait dengan keaslian dan keterjagaan Quran. Namun, hal yang lebih penting adalah perbedaan antara term-term yang menjadi nama-nama dari Quran, seperti lafalal-qur n, al-kit b, al- ikr,

dan al-furq n. Pembedaan ini diperlukan untuk mengetahui apa arti al- ikr

sehingga dapat diketahui Quran yang seperti apa yang terjaga. Dari situ perlu pembedaan terlebih dahulu antara al- ikr yang bermakna Quran dan yang tidak dimaknai Quran sebab seperti yang telah diketahui bahwa satu kata bisa mempunyai


(19)

banyak arti. Begitu halnya dengan lafalal- ikr.Ia bisa bermakna Quran, peringatan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dibuatkan karakteristik lafal ikr berdasarkan pemaknaannya dalam Quran. Hal ini penulis rasa perlu untuk menegaskan bahwa lafalal- ikrpada QS. al- ijr [15]: 9 memang bermakna Quran berdasarkan karakteristik dari susunan redaksinya. Hal ini juga dapat membuktikan kekonsistenan lafal-lafal Quran.

”• –—mbatasan Masalah

Dari sekian banyak identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, penulis hanya membatasi masalah pada karakteristik lafal ikr pada ayat-ayat Quran dan maknanya pada QS. al- ijr [15]: 9 serta perbedaannya dengan nama-nama lain dari Quran. Pembatasan pada poin-poin ini penulis pilih karena dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada klasifikasi dan karakteristik dari lafal ikrdalam Quran untuk kemudian diterapkan pada surah al- ijr [15]: 9.

Dalam pembuatan karakteristik lafal ikr,penulis tidak mengikutkan derivasi dari lafal ikr sehingga yang diteliti penulis adalah hanya membatasi pada lafal ikr saja ( l kasrah , k f suk n ,danr ) baik yang berbentukma rifahmaupun nakirah. Sedangkan dalam menjelaskan penafsiran QS. al- ijr [15]: 9, penulis merujuk pada lima tafsir pokok, yaitu tiga tafsir klasik dan dua tafsir modern. Tafsir klasik yang penulis jadikan referensi antara lain kitab tafsirJ mi al-Bay n fi Ta w l


(20)

al-Qur n8 karya al- abar (w. 310 H), kitab al-Kasysy f9 karya Imam Ma m d

Ibn Umar al-Zamakhsyar (w. 538 H) dan kitabMaf t h al-Gaib10karya Fakhr

al-D n al-R z (w. 606 H). Sedangkan kitab tafsir modern yang penulis jadikan referensi, yaitu kitab al-Ta r r wa al-Tanw r11 karya Ibn syur (w. 1393 H)dan

kitab tafsirFi il l al-Qur n12karya Sayyid Qu b (w. 1386 H).

Kelima tafsir tersebut dijadikan rujukan karena kitab-kitab tafsir ini merupakan kitab-kitab tafsir yang mempunyai bahasan yang luas serta tidak mengabaikan aspek kebahasaan sehingga akan mempermudah bagi penulis dalam mengidentifikasikan karakteristik lafal ikr, meskipun kitab-kitab tersebut mempunyai corak penafsiran yang berbeda-beda. Namun meskipun begitu, penulis

8Tafsir al- abar adalah kitab tafsir tafsir yang menggunakan metode ta lil dan tergolong

tafsirbi al-ma r sebab dalam menafsirkan beliau merujuk pada pandangan dan pendapat para sahabat maupun tabiin riwayat-riwayat melalui hadis-hadis yang mereka riwayatkan. Selain itu, al-abar juga memberikan perhatian terhadap aspek kebahasaan Quran. Mann al-Qa n,Mab i f Ul m al-Qur n(Beirut: D r al-Rasy d, tt.), h. 364.

9al-Kasysy fmerupakan kitab tafsir yang memakai metode penafsiran tahlili dan bercorak

lughawi(kebahasaan). Lihat Muhammad Husein al- ahab ,al-Tafs r wa al-Mufassir n(Kairo: D r al-Kutub, 1961), h. 305-307.

10Dalam menafsirkan Quran, al-R zi memakai metode tahlili dan bercorak falsafi dan ilmi.

Namun, ia pun juga menjelaskan Quran dengan masalah-masalah u uliyah, nahwiyah, dan balaghiya sebagaimana dalam masalah eksakta dan alam. Lihat Muhammad Husein Al- ahab ,al-Tafs r wa al-Mufassir n, h. 210.

11Kitab tafsir karya Ibn sy r inicenderung memakai metode tahlili dalam menafsirkan. Itu

bisa dilihat dari cara beliau memaparkan makna ayat demi ayat dari segala aspek kebahasaan dan balagahnya dengan tujuan mendapatkan makna yang benar dari setiap ayat. Selain itu ia juga menafsirkan ayat demi ayat secara mu hafi dari surah al-Fatihah sampai surah al-Nas. Sedangkan corak yang dipakai cenderung pada corakadabi ijtimia i,yaitu penafsiran yang menjelaskan ayat-ayat Quran berdasarkan ketelitian ungkapan-ungkapan dengan bahasa yang lugas dengan menekankan tujuan pokok diturunkannya al-Qur an untuk kemudian diaplikasikan di kehidupan sosial, seperti pemecahan masalah yang berkembang di masyarakat. LihatMu ammad Al Ay z ,

al-Mufassir n Hay tuhum wa Manh juhum(Teheran: Muassasah al-Tab ah wa al-Na r Wuz rah al-Saq fah wa al-Irsy d al-Isl m , 1373 H), h. 246. Lihat pula Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizi, Membahas Kitab Tafsir Modern (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 122.

12Pada awalnya, kitab tafsir F il l al-Qur` n merupakan ulasan penafsiran Quran oleh

Sayyid Qu b yang dimuat pertama kali dalam rubrik majalah al-Muslim nedisi ke-3 yang terbit pada bulan Februari 1952. Kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir dengan metode tahlili dan corak sastra yang kental dan mudah dipahami di samping konsep-konsep motivasi dan pergerakannya. Lihat Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya(Jakarta: Gema Insani 2005), h. 25.


(21)

tidak mengabaikan kitab-kitab tafsir lainnya, penulis juga merujuk pada kitab-kitab tafsir yang lain, khususnya kitab-kitab tafsir yang bercoraklugaw (kebahasaan).

˜™ š›rumusan Masalah

Karena lafal al- ikr dalam Quran terkadang dimaknai berbeda-beda antar satu ayat dan ayat lainnya, dan penggunaan lafalal- ikruntuk menyebutkan Quran pada ayat 9 surah al- ijr [15] yang sering kali dijadikan dalil untuk melegitimasi keautentikkan Quran menggugah penulis untuk meneliti maksud ayat ini lebih lanjut, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

 Bagaimana pemaknaan lafal al- ikr pada QS. al- ijr [15]: 9 sehingga

dijadikan dasar untuk menjelaskan keautentikkan Quran?

C. Tinjauan Pustaka

Ketertarikan penulis pada pembahasan ini karena mayoritas umat muslim menyamakan lafalal- ikrdengan Quran tanpa meninjau lebih jauh perbedaan antar keduanya. Padahal setiap pemilihan kata dalam Quran pasti memiliki tujuan dan hikmah. Menurut sepengetahuan penulis, pembahasan tentang keautentikan Quran yang berdasarkan ayat 9 pada QS. al- ijr banyak dibahas dalam buku-buku Sejarah Quran dan kitab-kitab Ulumul Quran lainnya.

Pembahasan mengenai autentisitas Quran telah dibahas dalam beberapa penelitian di bawah ini:

1. Sulaiman, Mahasiswa Tafsir-Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, dalam skripsinya berjudul Pemeliharaan Otentisitas al-Qur an dan Relasinya

dengan QS. al- ijr: 9 Perspektif Mufasir Klasik dan Modern , menjelaskan


(22)

media pemeliharaannya. Dalam skripsi ini juga dijelaskan tentang pendapat mufasir klasik dan modern atas penafsiran QS. al- ijr [15]: 9. Skripsi ini lebih menitikberatkan permasalahan pada penafsiran lafal la fi n pada ayat tersebut. Hal itu terlihat dari pembahasannya tentang pemeliharaan Quran dan media dalam memelihara Quran dari masa Nabi sampai saat ini sehingga Quran terjaga dan terjamin keautentikkannya.

2. Dadan Rusmana, mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2000, dengan tesisnya yang berjudul al-Qur'an dalam Pandangan Islamolog Kontemporer: Studi Kritis Terhadap Metodologi dan Tesis-Tesis John

Wansbrough dalam Studi al-Qur an. Seperti diketahui, John Wansborg

banyak membahas Quran termasuk tentang kodifikasi Quran hingga berimplikasi pada autentisitas Quran. Dalam tesisnya ini, penulis mengkritisi pendapat-pendapat John Wansborg dalam tesis-tesisnya.

Sedangkan penelitian yang berkenaan dengan pembahasan sinonimi dan homonimi telah di bahas dalam beberapa karya ilmiah sebagai berikut:

1. Zahrudin, mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2002, dengan tesisnya yang berjudul Sinonim di dalam al-Qur an. Dalam tesisnya ini, Zahrudin mencoba menjelaskan Sinonim di dalam Quran dilihat dari berbagai aspek.

2. Eka Syauqah, mahasiswa jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2004, dengan skripsinya yang berjudul Sinonim Bahasa Arab dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia Kajian tentang Verba dalam


(23)

al-Qur an. Skripsi ini mengkaji tentang sinonim kata kerja yang ada dalam Quran untuk kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.

3. Fina Sulastri, mahasiswa jurusan Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2008, dengan skripsinya yang berjudul Penerjemahan

Sinonim Istilah Tauhid. Skripsi ini menjelaskan tentang perbedaan sinonim

istilah tauhid dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia serta menjelaskan ayat-ayat Quran yang terdapat istilah tauhid yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata yang sama merupakan sinonim dan bisa saling menggantikan atau tidak.

4. Yudiansyah, mahasiswa jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2010, dengan skripsinya yang berjudul Sinonim Kata

Berpikir dalam Kajian al-Qur'an. Skripsi ini menjelaskan tentang cara

menerjemahkan sinonim dari istilah berpikir dalam Quran.

5. Ahmad Fauzi, mahasiswa Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, dengan skripsinya yang berjudul Analisis

Homonimi Kata Nafs dalam al-Qur'an Terjemahan Hamka. Skripsi ini

menjelaskan tentang homonimi katanafsdalam Quran terjemahan Hamka. 6. Kholilurrahman, mahasiswa Fak.Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah, 2007, dengan skripsinya yang berjudul Taraduf (Sinonim) dalam al-Qur an : Telaah Pemikiran Muhammad Syahrur dalam al-Kitab wa

al-Qur n Qir ah Mu irah .

Selain itu, penulis juga mencari penelitian-penelitian mengenai pembahasan lafal dan makna Quran seperti di bawah ini:


(24)

1. Mansur, mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005, dengan skripsinya yang berjudul Analisis Semiotik terhadap

Penerjemahan Kata Jihad dalam Tafsir al-Azhar. Skripsi ini menjelaskan

tentang analisa penulis terhadap penerjemahan kata Jihad dalam Tafsir al-Azhar dilihat dari segi semiotika.

2. Darojat, mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2007, dengan tesisnya yang berjudul Kata Nafs dalam al-Qur'an : Studi Semantik. Tesis ini menjelaskan tentang kajian semantik lafal nafsdalam Quran.

3. Zahrudin, mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana S3 UIN Syarif Hidayatullah dengan program studi Pengkajian Islam, 2010, dengan disertasinya yang berjudul Relasi Makna dalam al-Qur'an : Analisis terhadap Kata-Kata yang Memiliki Relasi Makna dalam al-Qur'an yang Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Selain itu, Mu ammad Syahr r dalam bukunya yang berjudulKit b wa

al-qur n: Qir ah al-Mu irah yang diterjemahkan oleh Sahiron Syamsuddin

dengan judul Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,13

berpendapat bahwa dalam bahasa Arab, khususnya Quran, tidak mempunyai

tar duf (sinonim) namun satu kata bisa saja mempunyai banyak arti (mu tarak).

Maka atas dasar inilah Syahrur membedakan term Quran denganal-furq n, al- ikr,

dan al-kit b. Atas asumsi ini pula (ketiadaan sinonim atau tar duf dalam bahasa

Arab) dan didukung oleh asumsi bahwa Allah meletakkan lafal-lafal Quran dengan

13Muhammad Syahrur,Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Modern.Penerjemah


(25)

tepat dalam bukuThe Unity of al-Qur an14karya Amir Faisal Fath, penulis tertarik

untuk mengangkat skripsi ini.

Penelitian ini berbeda dengan literatur-literatur yang telah disebutkan di atas. Meskipun penelitian ini membahas tentang keautentikkan Quran namun penulis di sini lebih menekankan pada pemaknaan lafal al- ikr dalam Quran dan penerapannya pada QS. al- ijr [15]: 9 khususnya dan dalam Quran pada umumnya. Dengan demikian, judul dan tema yang penulis angkat ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

œ. ujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menjelaskan karakteristik lafal ikryang dimaknai Quran dan yang bukan; b. Menjelaskan perbedaan definisi dari nama-nama Quran (seperti furq n,

al-ikr,danal-kit b);

c. Menjelaskan maksud pemilihan diksial- ikrpada QS. al- ijr [15]: 9.

d. Menjelaskan bahwa tidak semua lafal ikr dalam Quran bermakna peringatan namun ada juga yang bermakna Quran,Lau Ma f ,wahyu, dan lain-lain.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Secara teoritis: penulis berharap akan semakin banyak penelitian mengenai pemaknaan lafal-lafal Quran dengan menggunakan pendekatan semantis.


(26)

b. Secara praktis: hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mempermudah pembaca dalam menerka lafal-lafal ikr mana saja bermakna Quran dan yang bukan dengan melihat susunan redaksinya sesuai dengan hasil penelitian dalam skripsi ini.

ž. Ÿetodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research). Penulis mengumpulkan data penafsiran QS. al- ijr [15]: 9 menurut ulama-ulama tafsir kemudian meneliti makna lafal al- ikr pada ayat tersebut dan ayat-ayat yang lainnya. Penulis menggunakan sumber-sumber tertulis sebagai bahan acuan, baik itu sumber primer maupun sumber sekunder. Dengan demikian, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi kepustakaan.

2. Data dan Sumber Data a. Data

Data awal pada penelitian ini adalah data mengenai 99 lafal ikrdalam Quran dan data tentang jumlah lafal ikryang bermakna Quran15.

b. Sumber Data

Penulisan skripsi ini diambil dari data-data yang bersifat kepustakaan (library research) dengan memilih Quran langsung sebagai sumber pokok. Sedangkan

15Lafal ikryang menunjukkan makna Quran disebut sebanyak sembilan kali dalam delapan

ayat di tujuh surah. Lihat Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur an (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013) h. 35.


(27)

untuk mempermudah membedakan lafal ikr yang bermakna Quran dan yang bukan, penulis menggunakan kitab Quran terjemah perkata Alhidayah 16.

Adapun sumber data sekunder yang penulis gunakan adalah kitab-kitab kamus Quran dan kitab-kitab tafsir klasik dan modern. Kitab kamus Quran yang menjadi rujukan penulis adalah kitab al-Mu jam al-Mufahras li Alf al-Qur n karya Muhammad Abd. Al-B q17, kitab Konkordinasi Qur ankarya Ali Audah18, dan buku Ensiklopedia al-Qur an: Kajian Kosakata karya Quraish Shihab19. Sedangkan di antara kitab tafsir yang penulis gunakan adalah kitab tafsir al-abar20, Al-Zamakhsyar21, Fakhr al-D n al-R z 22, Ibn syur23, dan Sayyid Qu b24.

Penulis juga mengutip beberapa kitab tafsir yang lain khususnya kitab-kitab tafsir yang bercoraklugaw (kebahasaan) karena pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bahasa. Pendekatan ini, penulis rasa tepat untuk mendapatkan perbedaan atau karakteristik antara lafal ikr yang bermakna Quran dan yang bukan. Namun, meskipun penelitian ini bersifat kepustakaan, penulis mengambil data dari nara sumber berdasarkan kebutuhan melalui wawancara, baik secara langsung maupun tidak langsung.

16Tim Penyusun,Alhidayah Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka(Tangerang: Kalim,

2010).

17Mu ammad Fu` d Abd al-B q ,al-Mu jam al-Mufahras li Alf al-Qur n(Beirut: D r

al-Had , 2007).

18Ali Audah,Konkordinasi Qur an(Jakarta: PT. Pustaka Litera AntarNusa, 1991). 19Quraish Shihab,Ensiklopedia al-Qur an: Kajian Kosakata(Jakarta: Lentera Hati, 2007). 20Ibn Jar r al- abar ,J mi al-Bay n an Ta w l Ayy al-Qur n(Kairo: Markaz al-Bu wa

al-Dir sah al- Arabiyyah wa al-Isl miyyah, 2001).

21Ma m d Ibn Umar al-Zamakhsyar ,al-Kasysy f an aq iq Gaw mi al-Tanz l wa Uy n

al-Aq w l f Wuj h al-Tanz l(Riy : Maktabah al- Abik n, 1998).

22Fakhr al-D n al-R z ,Maf t al-Ga b(Beirut: D r al-Fikr, 1981).

23Mu ammad al- hir Ibn syur, Tafs r al-Ta r r wa al-Tanw r (Tunisia: D r

al-T nisiyyah li al-Nasyar, 1984).


(28)

 ¡ ¢eknik Pencarian Data

Penulis menggunakan dua cara dalam mendapatkan data, yaitu mengambil dari kitab-kitab atau buku-buku yang menjadi rujukan dan melalui wawancara terhadap nara sumber. Pertama-tama, penulis mencari data ayat-ayat yang di dalamnya terdapat lafal ikr bersama derivasinya dengan menggunakan kitab

qam s al-Qur nkarya Abd al-B q (al-Mu jam al-Mufahras Li Alf al-Qur' n)25

dan Ali Audah (Konkordinasi Qur n)26. Dengan menggunakan kedua kitab tersebut, penulis mendapatkan 267 lafal ikrbersama derivasinya dalam Quran. dari 267 lafal tersebut, penulis sortir hanya lafal ikrsaja tanpa mengikutkan derivasinya sehingga hanya terdapat 99 lafal ikrdalam Quran.

Selain mendapatkan data dari buku maupun kitab rujukan, penulis juga mendapatkan data dengan mewawancarai Prof. Dr. Amin Suma, MA. Data yang diperoleh dari beliau adalah data (tambahan) mengenai lafal-lafal ikr yang bermakna Quran. Data yang diperoleh melalui kedua cara ini merupakan data awal penulis untuk mendapatkan karakteristik lafal ikryang bermakna Quran dan yang tidak bermakna Quran. Hal ini dibutuhkan untuk mempermudah penulis dalam menganalisa argumen pemilihan lafalal- ikrpada QS. al- ijr [15]: 9.

4. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitik dengan pendekatan semantik. Metode deskriptif merupakan metode penulisan yang digunakan untuk membahas satu permasalahan dengan meneliti,

25Mu ammad Fu` d Abd al-B q ,al-Mu jam al-Mufahras li Alf al-Qur' n(Beirut: D r

al-Had , 2007), h. 335-337.

26Ali Audah, Konkordinasi Qur an(Jakarta: PT. Pustaka Litera AntarNusa, 1991), h.


(29)

mengolah data, menganalisis, dan menginterpretasikan hal yang ditulis dengan pembahasan yang teratur dan sistematis serta ditutup dengan kesimpulan dan pemberian saran sesuai kebutuhan.27

Dengan pendekatan ini, penulis mengumpulkan ayat-ayat yang mengandung lafal ikr baik yang bermakna Quran maupun yang bukan untuk kemudian diklasifikasikan mana yang bermakna Quran dan mana yang dimaknai lainnya agar mendapatkan karakteristik lafal ikr. Setelah mendapatkan hasil dari klasifikasi dan karakteristik dari lafal ikr, barulah penulis terapkan pada penafsiran lafalal- ikr dalam QS. al- ijr [15]: 9.

Dalam mengklasifikasikan lafal ikr,pertama-tama penulis mencari arti kata dari lafal ikr terlebih dahulu menggunakan kitab Quran terjemah perkata

Alhidayah 28. Hal ini bertujuan supaya sedikit mempermudah dalam memilah

lafal-lafal ikr yang bermakna Quran dan yang tidak bermakna Quran. Dari penelusuran arti 99 lafal ikr melalui kitab Quran terjemah perkata dan hasil wawancara dengan nara sumber didapatkan hasil bahwa lafal ikr yang dimaknai Quran disebut sebanyak lima belas kali dalam empat belas ayat di sepuluh surah, yaitu QS. al- ijr [15]: 6 dan 9, al-Na l [16]: 44, QS. [20]: 99, QS. Al-Furq n [25]: 29, al-Anbiy [21]: 2 dan 50, al-Syu ar [26]: 5, Y s n [36]: 11 dan 69, QS. d [38]: 8 sebanyak dua kali dan pada ayat ke-49, QS. Fu ilat [41]: 41, dan terakhir di QS. al- al q [65]: 10. Inilah yang kemudian penulis sebut sebagai data setengah matang. Dikatakan data setengah matang sebab data yang dihasilkan tidak

27Moh. Nazir,Metode Penelitian(Jakarta: Ghalia Indonesi, 1999), cet. IV, h. 63.

28Tim Penyusun,Alhidayah Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka(Tangerang: Kalim,


(30)

sesuai dengan temuan awal bahwa lafal ikr yang dimaknai Quran sebanyak sembilan kali dalam delapan ayat di tujuh surah. Dan ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

Setelah mendapatkan data setengah matang, penulis kemudian mengecek pada kitab-kitab tafsir yang penulis jadikan rujukan dan dari data ini penulis mencari persamaan global pada ayat-ayat itu hingga cocok dengan temuan awal, yaitu sebanyak sembilan kali dalam delapan ayat di tujuh surah. Setelah mengetahui ayat-ayat mana saja yang dimaknai Quran barulah kemudian penulis membuat karakteristik dari lafal ikryang dimaknai Quran dan yang tidak dimaknai Quran.

Sementara itu, dalam menelusuri makna lafalal- ikrpada QS. al- ijr [15]: 9, penulis menggunakan pendekatan semantik, yaitu suatu kajian linguistik yang mengkaji arti bahasa.29Semantik adalah ilmu yang membahas tentang arti kata atau kalimat dan tentang bagaimana arti tersebut dibentuk oleh arti setiap komponen yang turut membentuknya. Tujuan akhir dari semantik adalah membangun teori yang bersifat umum tentang arti.30Secara gamblangnya, semantik adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik.31Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis dapat mengetahui arti leksikal32 lafal al- ikr dan arti gramatikalnya33 pada QS. al- ijr [15]: 9.

29Makyun Subuki,Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa(Jakarta: Transpustaka,

2011), h. 4.

30Makyun Subuki,Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa,h. 5. 31J. D. Parera,Teori Semantik Edisi Kedua(Jakarta: Erlangga, 2004), h. 42.

32Arti leksikal adalah suatu ungkapan linguistik secara keseluruhan atau umum. Lebih

jelasnya, arti leksikal adalah arti ungkapan seperti yang ada pada kamus (dictionary words). Oleh sebab itu, arti leksikal lebih kaya dan lebih kompleks dari pada arti gramatikal. Makyun Subuki,

Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa,h. 46.

33Arti gramatikal diartikan sebagai arti dari struktur gramatikal. Dengan demikian, arti

gramatikal tidak hanya digunakan untuk satu macam fenomena arti saja namun juga menerangkan arti yang terdapat dalam kategori gramatikal yang merupakan satuan analisis dalam morfologi,


(31)

£¤ ¥eknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Program Strata 1

2010/2011 yang disusun oleh Tim Penyusun dan diterbitkan pada tahun 2010.

Dalam penulisan skripsi ini, ada dua istilah yang perlu dibedakan pemahamannya, yaitu term Quran (sesuai KBBI)34 dan term al-qur n (alih aksara dari Bahasa Arab). Term Quran pada skripsi ini berarti firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw. sedangkan term al-qur n berarti Quran (firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw.) yang berupa ucapan. Kedua kata ini penulis bedakan untuk menghindari kerancuan pemahaman.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyajikannya dalam bentuk bab disertai subbab-subbab yang saling berkaitan. Hal itu penulis maksudkan agar lebih mudah dalam memahami bahasan yang dikaji atau diteliti.

Bab pertama yakni pendahuluan. Dalam pendahuluan ini penulis membahas tentang latar belakang masalah dari kajian ini, kemudian identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah yang akan penulis kaji, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan terakhir sistematika penulisan dari penelitian ini. Bab pertama ini menjelaskan gambaran umum dari penelitian dalam skripsi ini. Bab kedua menjelaskan kerangka dan landasan dasar dari skripsi ini, yaitu mengenai ketepatan Allah sebagai penutur dari Quran dalam pemilihan diksi pada

terutama nomina, verba, dan adjektiva. Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa,h. 47.

34Tim Penyusun Kamus,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet.


(32)

suatu ayat, dan ketiadaan sinonim dalam bahasa Arab, khususnya Quran. Ini merupakan asumsi dasar penulis sehingga berakibat pada perbedaan makna mendasar dari term-term yang dibahas.

Bab ketiga penulis menganalisa karakteristik lafal ikr dalam Quran sehingga dapat membuktikan konsistensi Quran dalam membentuk suatu ayat. Pada bagian ini, penulis mengklasifikasikan lafal ikr dalam Quran dengan membaginya menjadi dua bagian, yaitu yang dimaknai Quran dan yang tidak dimaknai Quran. Selanjutnya, penulis mencoba mencari karakteristik lafal ikr. Bagaimana pola kalimat lafal ikrsehingga bisa dimaknai Quran.

Bab keempat berisi tentang penerapan dari hasil penelitian pada bab IV terhadap QS. al- ijr [15]: 9. Bagian ini akan dipaparkan penafsiran secara umum lafalal- ikr sebagai Quran menurut ulama tafsir, di antaranya menurut Imam al-abar , Al-Zamakhsyar , Fakhr al-D n al-R z , Ibn syur, dan Sayyid Qu b. Setelah itu, penulis akan menganalisa penggunaan lafal al- ikr pada ayat ini. Dengan menggunakan hasil riset pada bab ketiga penulis mencoba menganalisa mengapa pada ayat ini Allah swt. lebih memilih untuk memakai lafalal- ikr dari pada lafal-lafal lain yang bermakna Quran seperti lafalal-qur n, al-furq n,atau

al-kit b. Dengan demikian dapat diketahui Quran yang seperti apa yang terjaga

itu.

Bab kelima adalah penutup yang isinya berupa kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran bagi para pembaca dan himbauan serta saran untuk peneliti selanjutnya, agar diberikan kritik terhadap hasil penelitian ini jika terdapat kekurangan dan kekeliruan.


(33)

©µ «¶·¶¸ ¹ ·¹ º©»» ¹¼½ ¹»¹ ¾®¶ ¾¿» ¿¼ ¹ º° ¿À Á¿¸ ¹½ ¹©Â¹ ·Ã©Â¹ ·²Ä Ź º

Æemilihan kata ÇdiksiÈ yang tepat merupakan hal mutlak yang harus dikuasai

oleh penutur maupun penulisÉ Æada dasarnyaÊpemilihan kata atau diksi berkaitan

erat dengan masalah ketepatan dan kesesuaian memilih kataËkataÉÌikatakan tepat

agar gagasan sang penulis atau penutur dapat diwakili oleh kataËkata yang tepat

sehingga pengungkapan gagasan tersebut terlihat logisÉÍedangkan dikatakan sesuai

agar pilihan kata sang penulis atau penutur selaras dengan konteksÊnilaiËnilai sosialÊ

atau sesuai dengan situasi yang sedang dihadapiÉ Î

Íebagai contoh kecilnya yaitu

pencekalan musisi terkenalÊÏwan ÐalsÊ pada masa orde baru di mana ÑÒ Ó ÓÔÕÖÕ Ñ

×Ø ÓÓÙÚhanya merupakan istilahÉÏwan Ðals pernah dicekal garaËgara lagunya yang

berjudulÛÜento ÝLagu yang yang merupakan kepanjangan dari Benteng Soeharto ini dicekal dan dilarang beredar lirik lagunya yang dianggap menghina Soeharto.2 Lirik lagu Bento tersebut meskipun didukung rangkaian kata yang tepat namun tidak selalu dapat diterima pada masa orde baru karena tidak sesuai dengan norma rezim orba.

Begitu pun dengan Quran yang merupakan kitab sastra Arab terbesar (Þßà b al-arabiyyah al-akbar) yang pernah ada.3 Pemilihan kata-kata atau lafal-lafalnya

1Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 26.

2Shanti & Ve Handojo,Shanti Bongkar Rahasia, Bagi Cerita(Jakarta: GagasMedia, 2011),

h. 196.

3Nur Kholis Setiawan,al-Qur an Kitab Sastra Terbesar(Yogyakarta: Elsa Press, 2005), h.


(34)

sangat tepat dan sesuai dengan konteksã äetepatan dan kesesuaian kata maupun

redaksi atau teks dengan konteks ini menjadikan asab b al-nuz l åuran sebagai

aspek penting dalam hal pengambilan hukum yang berdasarkan ayatæayatåuranã ç ètulah bukti kesatuan åurané penggunaan hurufæhuruf dan kataækata yang êllah

pilih berdasarkan tujuan serta diletakkan pada posisi yang tepatã ë

ìalam åurané

tidak ada huruf yang tidak punya tujuan bahkan meski hanya satu huruf sajaãíeperti

pada åíãalæíy r î ïáð ñòò

óóó





... Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.

èmam alæôè fa n dan ulama lainnya mengatakan huruf k f pada ayat di atas mempunyai peranan penting dan tujuan tertentu, bukan semata-mata tambahan yang terpisah dan tidak bermakna (secara huruf k f dan lafal mi l mempunyai arti yang sama). Penyatuan huruf k f dengan lafal mi l menegaskan makna tidak adanya keserupaan . Dengan demikian, huruf k f , meski cuma satu huruf, memiliki fungsi tertentu dan merupakan kesatuan dengan keseluruhan struktur ayat.6

Contoh lainnya adalah penggunaan huruf f dalam firmannya QS. al-Baqarah [2]: 37













4Muhammad Amin Suma,Ulumul Qur an(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 213. 5Amir Faishal Fath,The Unity of al-Qur an.Penerjemah Nasirudiin Abbas (Jakarta: Pustaka

al-Kautsar, 2010) h. 75.


(35)

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

÷ebagaimana yang dikutip ømir ùaishal ùath dariøb ÷aú d dalam bukunya

yang berjudulIrsy d al-Aql al-S lim il Maz y al-Qur n al-Kar m7

ûhuruf f

pada kalimat talaqq menunjukkan bahwa tobat üabi dam as. langsung diterima setelah ia diperintahkan untuk bertobat, sebelum perintah itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan huruf f pada kalimat t ba menunjukkan rangkaian penerimaan Nabi dam as. terhadap perintah Allah swt. sekaligus menguatkan makna tobat yang berarti mengakui dosa disertai tekad untuk tidak mengulanginya.8

Contoh lainnya yaitu penggunaan huruf w u pada QS. al-Zumar [39]: 73

















Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya

Kemudian bandingkan dengan ayat 71 pada surah yang sama:

























7Ab Su d, Irsy d al-Aql al-S lim il Maz y al-Qur n al-Kar m(Beirut: D r Ihy

al-Tur al- Arab , 1990), cet. II, h. 92.


(36)

Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.

þika diperhatikanÿmasing masing ayat tersebut digambarkan dengan redaksi

yang serupa kecuali penyebutan nama kelompokÿ tempat yang mereka huniÿ dan

ucapan para malaikat penjaga surga dan nerakaamunÿada perbedaan kecil pada

dua redaksi ayat di atas yang sepintas bisa jadi tidak diperhatikan sama sekali bahkan dianggap tidak perluÿ yaitu penambahan huruf w u pada kata futi at

untuk calon penghuni surgalihat ayat sedangkan huruf tersebut tidak terdapat

pada uraian tentang penghuni neraka lihat ayat

eperti telah dijelaskan sebelumnyaÿ setiap kata bahkan setiap huruf yang

llah sebutkan dalam uran merupakan satu kesatuan dan pasti memiliki tujuan

tertentuegitu pula dengan kedua ayat ini al ar dan ntuk

lebih mudah memahami maksud penambahan huruf w u pada ayat ÿang tidak

terdapat pada ayat ÿ penulis akan memaparkan analogi kedua ayat tersebut

dengan ilustrasi di bawah ini

Jika Anda mengantarkan seorang penjahat ke penjara, Anda akan menemukan pintu penjara tersebut tertutup rapat. Pintu tersebut baru akan dibuka ketika apabila terpidana akan dimasukkan ke dalam penjara. Berbeda dengan seseorang yang Anda hormati dan dinantikan kedatangannya, jauh sebelum orang tersebut tiba, pintu gerbang telah terbuka lebar untuk menyambutnya. Berbeda dengan keadaan penjahat tadi.


(37)

lustrasi di atas menggambarkan maksud dari ayat ken da al !"#ar $ %& 'ntuk menggambarkan keadaan terbukanya pintu ini(ayat tersebut

menambahkan huruf w u .)engan demikian(penambahan huruf ini mempunyai

maksud tertentu dan mempunyai peranan penting dalam ayat *

+,dak hanya penggunaan huruf saja yang diletakkan pada posisi yang tepat

dan memiliki peranan penting dalam ayat(melainkanuran juga sangat teliti dalam

pemilihan kosakatanya dan penempatannya-.

uran senantiasa menggunakan

serangkaian kosakata yang sudah akrab dan dalam komposisi yang fasih dan ekspresif /ahkan dalam sejumlah kasus( uran cenderung memilih komposisi

kalimat yang lain dari pada menggunakan beberapa kosakata yang dalam bahasa aslinya 0bahasa 1rab2 tergolong fasih namun menurutnya dianggap mempunyai

bobot yang berat 0kurang fasih2

ebagai contoh( untuk menunjukkan makna 3batu bata4 yang dalam bahasa 1rabnya adalah 3qirm d (1llah lebih memilih menggunakan istilah tanah liat 0 n2

yang dibakar ketimbang dengan 3qirm d yang berarti batu bata -5

ebagaimana

firman 1llah pada ala [28]: 38 di bawah:



























9Quraish Shihab,Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan

Pemberitaan Gaib(Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2013), h.136-138.

10Quraish Shihab,Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan

Pemberitaan Gaib,h. 149.

11Amir Faishal Fath,The Unity of al-Qur an,h. 56. 12Amir Faishal Fath,The Unity of al-Qur an,h. 56.


(38)

Dan berkata Fir´aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta"

8yat di atas menjelaskan tentang kisah kekafiran 9ir:aun la nat All h dan

kebohongannya; yaitu pengakuan dirinya sebagai tuhan satu<satunya= >a

memerintahkan ? m n;penata rakyat dan penasihat kerajaannya;untuk membakar

tanah liat;yaitu proses pembuatan batu bata yang bertujuan untuk membangun al-ar @istana megah yang sangat tinggiA guna membuktikan kepada rakyatnya

tentang kebohongan dakwah BCD E as= yang mengatakan bahwa ada tuhan selain

dia= F G

>tulah beberapa contoh dari ketelitian 8llah dalam memilih lafal<lafalHuran

sehingga sesuai dengan maksud yang ingin dicapai atas diturunkannya Huran=Wa Allah a lam.

IJ K LMNMLO (Mutar dif)

P J K LMNMLOQRSROIRTRURV MQ NMWU LR

Xecara bahasa kata sinonim berasal dari dua kata; yaitu katasynyang berarti

sama dan kataonomayang berarti nama= FY

Xehingga sinonim dapat diartikan sebagai

bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain= FZ

Xecara

gamblang;D [nonim adalah kata<kata yang memiliki makna yang sama= F\

]^

_sma`l _bn `amar _bn bc r,Tafs r al-Qur n al- A m(Riyadh: D r ayyibah li al-Nasyr

wa al-Tauz , 1999), cet II, j. 6, h. 238.

14J.W.M. Verhaar,Pengantar Linguistik(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983),

h. 132.

15Tim Penyusun Kamus,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet.

4, h. 1072.

16Yustinah dan Ahmad Iskak, Bahasa Indonesia Tataran Madia untuk SMK dan MAK XI


(39)

febenarnyagdalam ilmu bahasa murni kata yang benarhbenar sama maknanya

tidak diakui keberadaannyai fetiap kata memiliki makna yang berlainan meski

saling tumpang tindih dengan kata yang laini jumpang tindih ini yang membuat

konsep sinonim muncul dan diterima di masyarakat luasi kl

mdapun halhhal yang menyebabkan terjadinya sinonim dalam bahasa nndonesia adalah sebagai berikuto

 proses serapan dari bahasa asingg yaitu penerimaan katahkata baru yang

sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa nndonesiai qontoho prestasi

dan produksi yang samahsama bermakna hasilg kitab dengan bukug sekolah

dengan madrasahgdan lain sebagainyai

 penyerapan dari bahasa daerah ke dalam bahasa nndonesiair srak dan wilayah

mempengaruhi pembentukan kosakata walaupun referennya samaifeperti tali

dan tambangg parang dan golokgdan sebagainyai

 tarena makna emotif unilai rasav dan evaluatifiwskna kognitif dari sebuah kata

yang bersinonim tetap sama hanya nilai evaluatif dan nilai emotifnya berbedai

qontoho ekonomis dengan irit atau hematg perawan dengan gadis atau darag dan

sebagainyai kx

2y z {|}|{ ~€€~‚ƒ „€|

€y …†|‡†„ˆ{€| z{ | }|{ ~  € | ‰€Šˆ }„‹‰€Šˆ }„ …†|Œ † € Ž †~ƒ| ƒ €||Œ€  € €~€‘ €’€“ „€

”erbicara tentang unsurhunsur kebahasaan•uran sama saja dengan membahas

–—

˜™stinah dan šhmad ›skakœBahasa Indonesia Tataran Madia untuk SMK dan MAK XI,h ž Ÿ 

– 


(40)

kaidah¥kaidah berbahasa ¦rab§ ¨ehingga dalam kaitannya membahas sinonim

dalam ©uran akan dipaparkan penjelasan mengenai sinonim dalam ªahasa ¦rab§

«alam bahasa ¦rab¬ sinonim diistilahkan dengan tar dufataumutar dif. «efinisi tar duf atau mutar dif dalam ruang lingkup bahasa ¦rab telah banyak

dikemukakan oleh para ahli linguis baik klasik maupun kontemporer§

al¥­akhr al¥® z berpendapat bahwa sinonim adalah lafal¥lafal yang

menunjukkan suatu gambaran yang sama§ ¯ °

¨edangkan menurut ± ²l l al¥«n al¥ ¨uy , sinonim adalah kata yang berbeda bentuknya namun sama maknanya.

20 Dengan redaksi yang berbeda, kim M lik al-Ziy d pun memberikan pengertian sinonim, menurutnya sinonim merupakan kesatuan makna dan acuan yang berasal dari beberapa kata tunggal yang berbeda-beda.21 Sementara itu menurut Ram n Abd al-Taww b, sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesatuan makna serta saling berterima ketika digunakan dalam situasi apa pun.22

Dari beberapa definisi para ahli di atas, meski dengan ungkapan dan redaksi yang berbeda-beda namun maksud yang dituju adalah sama. Dapat diambil garis besar bahwa pengertian sinonim (tar duf) baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab tidak memiliki perbedaan yang signifikan sehingga tar duf dapat diartikan pula sebagai dua kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama.23 Dikatakan kurang lebih karena dua atau lebih kata yang bersinonim tidak persis

19Ahmad Mukhtar Umar, Ilm al-Dal lah(Beirut: Al m al-Kutub, 1998), cet. V, h. 215. 20Em l Bad Ya q b,Fiqh al-Lugah al- Arabiyyah wa Kha isuha(Beirut: D r Ilm li

al-Mal y n, 1982), h. 173.

21 kim Malik al-Ziy d ,al-Tar duf fi al-Lugah(Bagd d: D r al- urriyyah li al- ab ah,

1980), h. 32.

22Ram n Abd al-Taww b,Fu l f Fiqh al-Lugah(Mesir: Maktabah al-Kh naj , 1999), cet.

VI, h. 309.


(41)

samaµ¶ang sama hanyalah informasinya saja namun maknanya tidak persis samaµ

·edikit¸banyak akan terdapat perbedaan antara kata¸kata yang bersinonim baik sifat

maupun penempatan katanya dalam kalimatµ

¹alam kajian sinonim pada bahasa ºrab terdapat juga faktor¸faktor yang

menyebabkan terjadinyatar duf»asb b nusy al-tar duf¼µ¹i antaranya ½ ¾

adalah¿

Àµ ºkibat serapan dari bahasa asingÁ ½Â

³µ Ãerbedaan dialek »lahjah¼Ä baik yang disebabkan oleh perbedaan tempat »dialek regional¼

½Å

Äperbedaan waktu »temporal¼ ½Æ

Ämaupun dialek sosial ½Ç

Á ȵ Ãerbedaan ragam bahasa »al-nau iyyah¼ yang dibagi menjadi dua ragam

bahasaÄÉaitu resmi dan tidak resmiÁ ½Ê ˵ Ìaras Íahasa atau Îaya Íahasa »al-maj l¼µ

Ï Ð

ÑÒ

ÓihatÔbr h mÕn sÖF al-Lahj t al- Arabiyyah×ØesirÙØaktabah alÚÕnjl ÖÛ Ü Ü Ý ÞÖ hßà á â Ú à áãß Óihat pula äal l alÚån alÚæuy , al-Muzhir f l m al-Lugah wa Anw ih (Kairo:

al-Maktabah al-Azhariyyah, tt.), j. I, h. 241. Taufiqurrochman,Leksikologi Bahasa Arab,h. 74-75.

25Contoh kataal-kamby t r(redaksinya: ) yang berasal dari bahasa Inggris dianggap

sinonim dengan kata al- s b, kata tay tru (redaksinya: ) yang berasal dari bahasa Italia dianggap sinonim dengan katamasra yang berarti drama. Namun, dalam beberapa konteks kata-kata tersebut tidak bisa saling bertukar tempat antara satu dengan lainnya meskipun kata-kata-kata-kata tersebut dianggap sinonim. Misal kata (drama kejahatan) tidak bisa ditukar dengan

.Sebab yang dimaksud drama kejahatan di sini adalah kronologi terjadinya kejahatan, bukan teater atau penampilan kejahatan.

26Contoh sinonimi yang disebabkan perbedaan dialek regional, yaitu lafal qasama (dialek

Qa n) dan lafalkhalafa(dialek Quraisy), kedua kata ini sama-sama berarti bersumpah.

27Contoh sinonimi yang disebabkan perbedaan dialek temporal, yaitu untuk menjuluki

seorang pemimpin, pada zaman para-Islam menggunakan panggilanIm msedangkan pada masa permulaan Islam, seorang pemimpin dipanggil dengan sebutanKhal fah.

28Yaitu perbedaan dialek yang disebabkan status sosial masyarakat. Contoh, katamujaddid

(pembaharu) dianggap bersinonim dengan katataqaddum dan aur .Katamujaddidmemiliki makna positif, berkelas tinggi, dan dapat diterima di beberapa negara Arab. Namun katamujaddidtidak bisa ditukar dengan katataqaddum atau aur walaupun ketiganya bersinonim. Sebab katataqaddum dan

aur memiliki makna yang mencerminkan seseorang yang reaksioner, pemberontak, dan sebagainya.

29Ragam bahasa resmi biasanya digunakan dalam forum-forum resmi sedangkan bahasa Arab

ragam tidak resmi biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari. Contoh, lafalnuq d(ragam resmi) danful s(ragam tidak resmi) yang sama-sama berarti uang, lafal aq lah(resmi) dan lafal

imra ah(tidak resmi) yang sama-sama berarti istri, dan sebagainya.

30Contoh sinonimi yang disebabkan oleh perbedaan laras bahasa di antaranya lafal ukm


(42)

éê ëanyaknya penyebutan untuk satu benda karena faktor agamaì seperti kata kursiy, arsy,danmaq ad;

íê îdanya perkembangan bahasaï

ðê ñengucapan dua kata yang mirip pada kata yang huruf dan jumlahnya sama

hanya susunannya saja yang berbeda atau adanya dua kata atau lebih yang jumlah hurufnya sama hanya saja salah satu hurufnya berbedaï

èê ëanyaknya kata yang digunakan sebagai kata sifatê ò ó

ôtulah beberapa faktor terjadinya sinonim dalam bahasa îrabêõamunìtidak

sertaömerta setiap kata yang maknanya sama bisa dikatakan sinonimìôbr h m nis mengemukakan beberapa syarat kata tersebut bisa dikategorikan sinonim, antara lain:

1. Kata-kata yang dianggap sinonim harus muncul dalam satu masa; 2. Kata-kata yang dianggap sinonim harus ada persesuaian arti;

3. Kata-kata yang dianggap sinonim harus berada dalam lingkungan bahasa tertentu dan geografis tertentu.

Dari adanya persyaratan mengenai sinonim di atas, tampaknya para ahli bahasa tidak begitu saja dalam menentukan apakah kata-kata bisa disebut sinonim atau tidak. Mereka mencoba memberikan persyaratan-persyaratan yang ketat dengan tujuan mengetahui sejauh mana persamaan dan perbedaan makna beberapa kata yang dianggap sinonim tersebut agar dapat digunakan secara tepat dalam penggunaannya di sebuah kalimat.

31Zahrudin, Relasi Makna dalam Quran: Analisis terhadap Kata-Kata yang Memiliki Relasi

Makna dalam Quran Yong Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia , (Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010), h. 105.


(43)

ùúrlepas dari ituû berikut ini adalah beberapa contoh lafalülafal dalam ayat ýuran yang dianggap sinonimþ

ÿ afalal-khaufdanal-khasyyah

edua kata ini dapat diartikan dalam makna yang samaûyaitu takutendati

demikianû dalam ýuran penggunaan keduanya ternyata berbeda i antara

perbedaan antara keduanya adalah bahwakhasyyah menunjukkan rasa takut yang sangat karena sesuatu yang ditakuti dianggap agung walaupun orang yang takut itu bermental kuaterdasarkan alasan iniûnn alüýa n mengatakan bahwa kata khasyyahpada umumnya disandarkan kepada kata Allah, seperti:



Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (QS. F ir [35]: 28)

Katakhasyyahpada ayat ini diartikan dengan takut yang sangat, yaitu takut kepada Allah yang Mahaagung. Sedangkan pemakaian kata khauf biasanya untuk menunjukkan perasaan takut terhadap sesuatu yang dinilai akan berakibat tidak baik untuk dirinya, seperti dalam QS. H d [11]: 103:







Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat....

Kata khauf pada ayat diungkapkan untuk menunjukkan takutnya seseorang pada azab yang akan diterima di akhirat.

32Departemen Agama, Mukadimah al-Qur an dan Tafsirnya(Jakarta: Departemen Agama


(1)

hazali bd ith Metodologi Studi al-Qur an. akarta ramedia ustaka tama

aikal mmad usain al- idd q b Bakr. rjli udah Ab Bakr

al-idd qakartaitera ntarusaet

kim Malik. al-Ziy d , Tar duf fi Lugah. Bagd d: D r urriyyah li al-ab ah, 1980.

Hidayat, Nuim. Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani, 2005.

Husaini, Adian. Studi Awal atas Keragaman Teks Bibel . Dalamal-InsanI, no. 1 (Januari 2005): h. 116.

al-Husni, Muhammad bin Alwi al-Maliki.Mutiara-Mutiara Ilmu al-Qur an. Terj. Rosihan Anwar. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Ibn syur, Mu ammad al- hir. Tafs r al-Ta r r wa al-Tanw r. Tunisia: al-D r al-T nisiyyah li al-Nasyar, 1984.

Ibn Is q, Abdull h Ibn Mu ammad Ibn Abd al-Ra m n. Lub b al-Tafs r min Ibn Ka ir.Terj. M. Abdul Ghoffar E. M, dkk.Tafsir Ibn Katsir. Jakarta: Pustaka Imam saf-Syafi i, 2005. Cet. IV.

Ibn Man r.Lis n al- Arab. t.k.: D r al-Ma rif, t.t.

Ibn al-Mufa al, Abu al-Q sim al- usain Ibn Mu ammad.Mu jam Mufrad t Alf al-Qur n. Beirut: D r al-Kit b al-Ilmiyah, 2004.

Ibn Ka r, Ism l Ibn Umar.Tafs r al-Qur n al- A m. Riyadh: D r ayyibah li al-Nasyr wa al-Tauz . 1999. cet II

al-Iby r , Ibr h m.T rikh al-Qur n.Terj. Saad Abdul Wahid.Pengenalan Sejarah al-Qur an. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995. Cet. III.

al-Jurjan , Abd al-Q hir. al ah Ras il f I j z al-Qur n. Ed. Muhammad Khalafullah. Mesir: Dar al-Ma arif, t.t.

al-Jauziyah, Ibn Qayyim.Mad raij al-S lik n bain Oil Iyy ka Na budu wa Iyy ka Nasta n. Beirut: D r al-Kutub al-Ilmiyah, t.t. Cet. I.

Karman, M., dan Supiana.Ulumul Qur an. Bandung : Pustaka Islamika, 2002. Kementrian Agama RI. al-Qur an dan Terjemahnya. t.k.: PT. Sinergi Pustaka


(2)

al hul!"#$%mmad &li'A Dictionary of Theoretical Linguistics English-Arabic

with on Arabic-English Glossary'(eirut)*ibrairie du *uban!+ ,-' al humais! "# ammad .bn &bd' /ahm m' I tiq d Ahl Sunnah A h b

al-ad .01rj'&bdurrahman 2uryaman'Pokok-Pokok Akidah Salaf yang

Diikrarkan Imam al-Asy ari'3akarta)4arul 5aq!- 667'

al"%r g!&hmad "# af ' Tafs r al-Mar g' airo) "# f al( b &l alab ,

1946.

Masyhur, Kahar.Pokok-Pokok Ulumul Quran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992. Moeliono, Anton M.Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Ancangan Alternatif

di dalam Perencanaan Bahasa Seri ILDEP . Jakarta: Djambatan, 1985. Muhyidin, Muhammad. Hidup di Pusaran al-Fatihah: Mengungkap Keajaiban

Konstruksi Ummul Kitab. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008.

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 2002. Cet. XXV.

Nasar, Sahilun A. Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.

Nata, Abuddin. al-Qur an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000. Cet. VII.

Nazir, Moh.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesi, 1999. Cet. IV.

Nuryaman, Abdurrahman.Kumpulan Dzikir & Doa Sepanjang Masa Berdasarkan al-Qur an dan al-Sunnah. Jakarta: Darul Haq, 2013.

Parera, J. D.Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 2004.

al-Qais , Mu ammad Makk Ibn Ab lib. Musykil I r b al-Qur n. Beirut: Muassasah al-Ris lah, 1988.

al-Qa n, Mann .Mab i f Ul m al-Qur n. Beirut: D r al-Rasy d, t.t. Qu b, Sayyid.Tafs r f il l al-Qur n. Tk.: Minbar al-Tau d wa al-Jih d, t.t. al-Rafi i, Musthafa Shadiq.I jaz Al-Qur an.Beirut: Dar al-Kitab al- Arabiy, t.t. al-R z , Fakhr al-D n.Maf ti al-Ga b. Beirut: D r al-Fikr, 1981.

Rumadi.Renungan Santri: Dari Jihad hingga Kritik Wacana Agama. t.k.: Penerbit Erlangga, 2009. Cet. IV.


(3)

:akho; <=>?mmad @khsin; dkkAA KawkabanA BakartaC D?myiz Eublishing; F 9GF A HetAIIIA

@lJ lih, Sub i. Mabahits fi Ulum al-Qur-an. Terj. Tim Pustaka Firdaus.

Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991. Cet. II. Setiawan, Nur Kholis. Al-Quran Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: Elsa Press,

2005.

Shanti, & Ve Handojo.Shanti Bongkar Rahasia, Bagi Cerita. Jakarta: GagasMedia, 2011.

Al-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang, 1972. Cet. II.

__________.Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Quran/Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang, 1972. Cet. V.

Shihab, Quraish. Mukjizat Al-Quran Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2013. __________, Ensiklopedia Al-Qur an: Kajian Kosakata. Jakarta: Lentera Hati.

2007.

Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka. 2011.

al-S d, Muhammad B sil Uy n. Mu jam Mufa al f Ta r f Af l al-Arabiyyah. Beirut: D r al-Kutub al- Ilmiyah, 2011. Cet. II.

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

_________.Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur an(1). Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000. Cet. I. Su d, Ab . Irsy d al-Aql al-S lim il Maz y al-Qur n al-Kar m. Beirut: D r

Ihy al-Tur al- Arab , 1990. Cet. II.

al-Suy i, Jalaluddin, dkk.Tafsir Al-Qur an al- Azim. Surabaya: Nur al-Huda, t.t. al-Suy , Jal ludd n. Al-Itq n f Ul m al-Qur n. Beirut: Muassasah al-Ris lah

N syir n, 2008.

_________. al-Muzhir f l m al-Lugah wa Anw ih . Kairo: Maktabah al-Azhariyyah, t.t.

al-Sy fi , Mu ammad Ibn Q sim. Tausy al Ibn Q sim. Indonesia: D r Ahy al-Kutub al- Arabiyyah, t.t.


(4)

Mya r rNOP ammadQal-Kitab wa al-Qur an: Qira ah al-Mu ashirah.RSrjemahan Mahiron MyamsuddinQPrinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam modernQTogjakartaU elMV WNXYYZ Q

al[Myakh ahNO P\]ofa OuhammadQIsl m bi L Ma hib. RSrjQV QO Q^asalamahQ

Islam Tidak BermadzhabQTakartaU_ema `nsani aressNLbbcQ

MyamsuriNdasani VhmadQStudi Ulumul Qur anQTekartaUfgkra[aressNXYY b QhetQ`Q MyibromalisiN iaizah VliN dan Tauhar VziziQ Membahas Kitab Tafsir Modern.

hiputatUjembaga aenelitian k`lMyarif didayatullah TakartaNXY LLQ Vl[ abar , Ibn Jar r.J mi Bay n an Ta w l Ayy Qur n. Kairo: Markaz

al-Bu wa al-Dir sah al- Arabiyyah wa al-Isl miyyah, 2001.

_________. Jami al-Bayan fi Ta wil Ayat Al-Qur an.Terj. Misbah dkk.. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Taufiqurrochman.Leksikologi bahasa Arab. Malang: UIN-Malang Press, 2008. al-Taww b, Ram n Abd. Fu l f fiqh al-Lugah. Mesir: Maktabah al-Kh naj ,

1999. Cet. VI.

Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Cet. 1.

_________. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Cet. 4. Tim Penyusun.Alhidayah Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka. Tangerang:

Kalim. 2010.

z n , Muhammad Sa d Rama n al-B ayyib. al-Isl m wa al- Asr: Tah addiyat wa Afaq. Terj. Ahmad Mulyadi. Finding Islam Dialog Tradisionalisme-Liberalisme Islam. Jakarta: Erlangga, 2002.

Umar, Ahmad Mukhtar. Ilm al-Dal lah. Beirut: Al m al-Kutub, 1998. Cet. V. U m n, Mu ammad asan.I r b Qur n wa Bay n Ma n h. Mesir: D r

al-Ris lah, 2011.

Verhaar, J.W.M.Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983.

al-W id, Al Abd.Fiqh al-Lugah. Mesir: D r al-Na ah, t.t.

Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001.


(5)

o s np qrstmmad usain l . al-Dir s t al-Lugawiyyah inda al- Arab att

Nih yat al-Qarn al- li . Beirut: D r Maktabah al- ad , 1980. Ya q b, Em l Bad .Fiqh Lugah Arabiyyah wa Kha isuha. Beirut: D r

al-Ilm li al-Mal y n, 1982.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990. Cet. VIII.

Yustinah, dan Ahmad Iskak. Bahasa Indonesia Tataran Madia untuk SMK dan MAK XI. Jakarta: Erlangga, 2008.

Yusuf, Kadar M.Studi Islam. Jakarta: Amzah, 2009.

Yusuf, Muhammad. Relasi Tanda Bahasa dan Makna dalam Bahasa Arab: Kajian atas Pemikiran Ibn ria dalam al- hib . Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Al- ahabi, Muhammad Husein. Al-Tafs r wa Al-Mufassir n. Kairo: Dar al-Kutub, 1961.

Zahrudin, Relasi Makna dalam Al-Qur an: Analisis terhadap Kata-Kata yang Memiliki Relasi Makna dalam Al-Qur an Yang Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia . Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Zaid, Nasr Hamid Abu.Mafhum al-N Dir sah f Ul m al-Qur n.Terj. Khoiron Nahdliyyin. Tekstualitas al-Quran. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2002. Cet. II.

al-Zamakhsyar , Ma m d Ibn Umar.al-Kasysy f an aq iq Gaw mi al-Tanz l wa Uy n al-Aq w l f Wuj h al-Tanz l. Riy : Maktabah al- Abik n, 1998.

al-Zarkasy , Baduruddin Muhammad Ibn Abdillah.al-Burh n f Ul m al-Qur n. Beirut: D r al-Ma rif li al-Tib ah wa al-Nasyr, 1972. Cet. III.

Al-Zarqan ,Man hil al- Irf n f Ul m al-Qur n. Beirut: D r al-Fikr, 1998. Bahasa Arab Klasik . Artikel diakses pada tanggal 20 Oktober 2014, pukul 15:27

WIB darihttp://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab_Klasik.

Faza, Feti. Analisis Syair Mu allaqat . Artikel diakses pada 14 Oktober 2014 pukul 10.45 WIB dari http://fetifaza.blogspot.com/2010/02/analisis-syair-muallaqat.html.

Rohman, M. Imdadur. Studi Kritis terhadap Interpretasi Muhammad Syahrur . Artikel diakses pada tanggal 15 Oktober 2014, 14:12 WIB dari


(6)

httpwxx y z{|{ }~€y ‚ƒ„… †~‡ †ˆƒ ‰†zx Š‹Œ‹x‹ xˆŽ{y}‚ yˆ y  }ˆ€ |{|‡} y ˆ€ ‡ €ˆ |y ƒˆ z…ƒ

‘’… “Ž | ” € „|‚ |  •Ž ~| –yˆ €zŽ‚| {y — †ˆ ˜ € ˆ ™ y{€ ’ ™ ƒ ’rrahmahmahš Œ› ™eptember Š‹Œ‹ƒœerita diakses pada tanggal Š žktober Š‹Œ pukul Œƒ› v Ÿ  œ dari httpwxx ˜˜˜ ƒ| | z|ƒ‰†zx€|{ x Š‹Œ‹x‹ ¡x Œ›x ¡Œ v¡}|…} ¢Ž | }ˆ € „ |‚|}•Ž ~| }{yˆ € zŽ‚| }{y } †ˆ˜€ ˆ}y {€}| ƒˆ z…ƒ

‘’…}“ Ž |”€ˆ |‡£ˆŽ{y™||ˆ¤€„|‚||¥™Ž„| |…… | ¦ ƒ–iakses pada tanggal Š› žktober Š‹Œ dari httpwx x †ˆ€}˜§ƒ„… †~‡ †ˆƒ ‰† zxŠ‹ŒŒx ‹x|…}¢Ž | } ˆ €ˆ|‡ }ŽˆŽ }{y}| |ˆ }‚€„|‚ ||ƒˆ z…ƒ

ˆˆ ‡ wx x zy |•€˜ ƒ ‰†zx y{x yˆ €| y†|…x |y |x |…}¢Ž}|  }ˆ€ˆ|‡ }ŽˆŽ}Ž |y } €„Ž|} z †„y…}ˆ€ „|‚|  }{y }| |„ } |Ž{yx¨

©|{y|š ™|…z|ƒ ‘¤y| ’• |y „ {y ©|• y{ œ|y ˆŽ |y z ||ˆ ” Ž| zy ’‰€ ªƒ ž ‚€« †€š v‹ ¬ Ž…y Š‹ŒŠƒ – y|‚ € ‡|{| Š ž‚ˆ†„ € Š‹Œ ‡Ž‚Ž… Œƒ u Ÿ œ {| y ˆˆ ‡ wx x zƒ †‚€«†€ƒ ‰†zx€|{xŠ‹ŒŠx ‹ x v‹x Š x ­‹ vŠx ‚y |} |• |y „ }{y }z| •y { }„|yˆ Ž | y z}||ˆ}ˆ Ž| zy}| ‰€ƒ

—Ž ~||š ® ¯|ƒ ‘¤ † €‡ —|„y £z z§ƒ ª ’ˆy ‚€… {y|‚ €  ‡|{| › ¬ |Ž| y Š‹ Œ› {|y ˆ ˆ‡  wxx˜ ˜˜ ƒ|‰|{€ zy |ƒ€{Žx›Š› v‹ ›x ¤ † €‡ °|…}—|„y§°|…}£z zy°ƒ