tidak mengabaikan kitab-kitab tafsir lainnya, penulis juga merujuk pada kitab-kitab tafsir yang lain, khususnya kitab-kitab tafsir yang bercorak lugaw kebahasaan.
rumusan Masalah
Karena lafal al- ikr dalam Quran terkadang dimaknai berbeda-beda antar satu ayat dan ayat lainnya, dan penggunaan lafal al- ikr untuk menyebutkan Quran
pada ayat 9 surah al- ijr [15] yang sering kali dijadikan dalil untuk melegitimasi keautentikkan Quran menggugah penulis untuk meneliti maksud ayat ini lebih
lanjut, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pemaknaan lafal al- ikr pada QS. al- ijr [15]: 9 sehingga dijadikan dasar untuk menjelaskan keautentikkan Quran?
C. Tinjauan Pustaka
Ketertarikan penulis pada pembahasan ini karena mayoritas umat muslim menyamakan lafal al- ikr dengan Quran tanpa meninjau lebih jauh perbedaan antar
keduanya. Padahal setiap pemilihan kata dalam Quran pasti memiliki tujuan dan hikmah. Menurut sepengetahuan penulis, pembahasan tentang keautentikan Quran
yang berdasarkan ayat 9 pada QS. al- ijr banyak dibahas dalam buku-buku Sejarah Quran dan kitab-kitab Ulumul Quran lainnya.
Pembahasan mengenai autentisitas Quran telah dibahas dalam beberapa penelitian di bawah ini:
1. Sulaiman, Mahasiswa Tafsir-Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, dalam skripsinya berjudul Pemeliharaan Otentisitas al-Qur an dan Relasinya
dengan QS. al- ijr: 9 Perspektif Mufasir Klasik dan Modern , menjelaskan tentang pemeliharaan autentisitas Quran sejak masa Nabi sampai sekarang serta
media pemeliharaannya. Dalam skripsi ini juga dijelaskan tentang pendapat mufasir klasik dan modern atas penafsiran QS. al- ijr [15]: 9. Skripsi ini lebih
menitikberatkan permasalahan pada penafsiran lafal la fi n pada ayat tersebut. Hal itu terlihat dari pembahasannya tentang pemeliharaan Quran dan
media dalam memelihara Quran dari masa Nabi sampai saat ini sehingga Quran terjaga dan terjamin keautentikkannya.
2. Dadan Rusmana, mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2000, dengan tesisnya yang berjudul
al-Quran dalam Pandangan Islamolog Kontemporer: Studi Kritis Terhadap Metodologi dan Tesis-Tesis John
Wansbrough dalam Studi al-Qur an. Seperti diketahui, John Wansborg
banyak membahas Quran termasuk tentang kodifikasi Quran hingga berimplikasi pada autentisitas Quran. Dalam tesisnya ini, penulis mengkritisi
pendapat-pendapat John Wansborg dalam tesis-tesisnya. Sedangkan penelitian yang berkenaan dengan pembahasan sinonimi dan
homonimi telah di bahas dalam beberapa karya ilmiah sebagai berikut: 1. Zahrudin, mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2002, dengan
tesisnya yang berjudul Sinonim di dalam al-Qur an. Dalam tesisnya ini, Zahrudin mencoba menjelaskan Sinonim di dalam Quran dilihat dari berbagai
aspek. 2. Eka Syauqah, mahasiswa jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah, 2004, dengan skripsinya yang berjudul Sinonim Bahasa Arab dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia Kajian tentang Verba dalam
al-Qur an. Skripsi ini mengkaji tentang sinonim kata kerja yang ada dalam Quran untuk kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
3. Fina Sulastri, mahasiswa jurusan Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2008, dengan skripsinya yang berjudul Penerjemahan
Sinonim Istilah Tauhid. Skripsi ini menjelaskan tentang perbedaan sinonim istilah tauhid dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia serta menjelaskan ayat-
ayat Quran yang terdapat istilah tauhid yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata yang sama merupakan sinonim dan bisa saling
menggantikan atau tidak. 4. Yudiansyah, mahasiswa jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah, 2010, dengan skripsinya yang berjudul Sinonim Kata Berpikir dalam Kajian al-Quran.
Skripsi ini menjelaskan tentang cara menerjemahkan sinonim dari istilah berpikir dalam Quran.
5. Ahmad Fauzi, mahasiswa Tarjamah fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, dengan skripsinya yang berjudul
Analisis Homonimi Kata Nafs dalam al-Quran Terjemahan Hamka.
Skripsi ini menjelaskan tentang homonimi kata nafs dalam Quran terjemahan Hamka.
6. Kholilurrahman, mahasiswa Fak.Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, 2007, dengan skripsinya yang berjudul
Taraduf Sinonim dalam al-Qur an : Telaah Pemikiran Muhammad Syahrur dalam al-Kitab wa
al-Qur n Qir ah Mu irah .
Selain itu, penulis juga mencari penelitian-penelitian mengenai pembahasan lafal dan makna Quran seperti di bawah ini:
1. Mansur, mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005, dengan skripsinya yang berjudul
Analisis Semiotik terhadap Penerjemahan Kata Jihad dalam Tafsir al-Azhar.
Skripsi ini menjelaskan tentang analisa penulis terhadap penerjemahan kata Jihad dalam Tafsir al-Azhar
dilihat dari segi semiotika. 2. Darojat, mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2007, dengan
tesisnya yang berjudul Kata Nafs dalam al-Quran : Studi Semantik. Tesis ini menjelaskan tentang kajian semantik lafal nafs dalam Quran.
3. Zahrudin, mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana S3 UIN Syarif Hidayatullah dengan program studi Pengkajian Islam, 2010, dengan disertasinya yang berjudul
Relasi Makna dalam al-Quran : Analisis terhadap Kata-Kata yang Memiliki Relasi Makna dalam al-Quran yang Diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Selain itu, Mu ammad Syahr r dalam bukunya yang berjudul al-Kit b wa al-
qur n: Qir ah al-Mu irah yang diterjemahkan oleh Sahiron Syamsuddin
dengan judul Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,
13
berpendapat bahwa dalam bahasa Arab, khususnya Quran, tidak mempunyai tar duf sinonim namun satu kata bisa saja mempunyai banyak arti mu tarak.
Maka atas dasar inilah Syahrur membedakan term Quran dengan al-furq n, al- ikr, dan al-kit b. Atas asumsi ini pula ketiadaan sinonim atau tar duf dalam bahasa
Arab dan didukung oleh asumsi bahwa Allah meletakkan lafal-lafal Quran dengan
13
Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Modern. Penerjemah Sahiron Syamsuddin Jogjakarta: elSAQ, 2004.