Gaya bahasa merupakan tanda yang bermakna dan menyiratkan ideologi seorang pengarang. Penelitian stilistika
Lagu Cinta Para Pendosa
dikaitkan dengan pesan moral yang sesuai dengan gaya Zaim Rofiqi dalam berkata-kata. Artinya setelah dikaji dari aspek kebahasaannya yang
dieksplorasikan oleh pengarang ke dalam puisi tersebut, maka langkah berikutnya akan dikaji dari aspek pesan moralnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik sekali untuk mengadakan penelitian tentang bahasa figuratif yang digunakan oleh Zaim
Rofiqi dalam menyampaikan pesan dari kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa.
1. Ruang Lingkup
Sebuah penelitian hendaknya dibatasi ruang lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas dalam pembahasannya. Ruang
lingkup penelitian ini menjelaskan bentuk bahasa figuratif dan pesan moral dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
karya Zaim Rofiqi.
Ruang lingkup penelitian ini dapat diuraikan. a.
Majas dan tuturan idiomatik yang digunakan oleh pengarang dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
karya Zaim Rofiqi b.
Pesan moral kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
karya Zaim Rofiqi.
c. Implementasi sebagai bahan ajar sastra Bahasa Indonesia di SMA.
2. Rumusan Masalah
Ada dua rumusan masalah yang hendak dicapai dalam penelitian ini.
a. Bagaimana pemanfaatan bahasa figuratif yang digunakan Zaim Rofiqi
dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
? b.
Bagaimanakah pesan moral dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
? c.
Bagaimana implementasi bahasa figuratif dan pesan moral dalam kumpulan puisi puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
sebagai bahan ajar sastra Bahasa Indonesia di SMA?
3. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini.
a. Mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaattan bahasa figuratif
dengan menggunakan kajian stilistika dalam Kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa.
b. Mendeskripsikan pesan moral puisi dengan menggunakan kajian
semiotik dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
. c.
Mendeskripsikan implementasi bahasa figuratif dan pesan moral dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
sebagai bahan ajar sastra Bahasa Indonesia di SMA.
4. Manfaat
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kajian dalam bidang ilmu sastra dan pengetahuan khususnya
di bidang kajian stilistika berupa bahasa figuratif dan pesan moral dalam bidang puisi sehingga bermanfaat bagi pembaca karya sastra.
b. Manfaat Praktis
1 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca karya
sastra untuk menambah referensi hasil penelitian dan pengetahuan tentang bahasa figuratif dan pesan moral yang terkandung dalam
kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
. 2
Untuk memberikan alternatif bahan ajar bagi para pengajar bahasa dan sastra dalam pembelajaran stilistika.
3 Penambah khasanah pustaka Indonesia agar dapat dibaca dan
sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang penelitiannya berkaitan dengan penelitian ini.
B. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN 1.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan agar tidak ada kesamaan dengan penelitian sebelumnya. Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari
awal, akan tetapi umumnya telah ada acuan yang mendasarinya. Hal ini bertujuan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian.
Kajian analisis stilistika telah banyak dilakukan oleh para peneliti, antara lain skripsi Anisa Setyani dalam skripsi Dwi, 2001 dengan judul
“Kajian Stilistika Puisi Indonesia Tahun 1990
-
an”. Peneliti ini menyimpulkan 1 Kata-kata yang terdapat pada puisi Indonesia tahun
1990-an merupakan kata-kata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Apabila bahasa keseharian tersebut mempunyai makna dan
konteks keseluruhan puisi yang disebabkan oleh kata benda atau kata sifat yang dibedakan; 2 terdapat kosa kata yang dipengaruhi bahasa daerah dan
bahasa asing; 3 Diksi dalam puisi Indonesia tahun 1990-an dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu a diksi dengan objek realitas alam,
dan b Diksi yang bersifat pribadi; 4 bahasa figuratif, metafora, simile, metonimia.
Skripsi Dwi Fitri Wulandari UMS,2011 dengan judul “Diksi dan
Citraan Dalam Naskah Drama Obrok owok-owok, Ebrek Ewek-Ewek
karya Danarto:Tinjauan Stilistika”. Peneliti ini menyimpulkan 1 Keistimewaan OOEE terlihat dari pemanfaatan bentuk kebahasaan seperti
diksi dan citraan; 2 Keberagaman makna itu dapat dilihat pada adanya gagasan-gagasan yang meliputi: a. dimensi cultural, terdiri atas; kesenian
batik; kebudayaan bangsa yang berdimensi internasional, dan batik sebagai warisan budaya dunia; b. dimensi sosial, terdiri atas;empati masyarakat
desa sebagai wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia, dan tolong menolong terhadap relasi kerja; c. dimensi moral; perbuatan positif dalam
kehidupan masyarakat.
Skripsi Yunita Roh Putriyani UMS,2011 dengan judul “bahasa
Figuratif dan Diksi pada pantun Agama Karya Muvid’s Koncar: Kajian Stilistika”. Peneliti ini menyimpulkan 1 bahasa figuratif yang unik dan k
has pada
pantun agama
berupa majas dan idiom. Majas yang terdapat pada
Pantun Agama
diantaranya: a. Majas personifiasi; b. majas metafora; c. majas simile. 2 Diksi yang terdapat pada
pantun agama
sangat menarik dari segi bahasanya karenapatun ini memanfaatkanberbagai bentuk pilihan
kata. Diksi yang unik dank has dalam
Pantun Agama
meliputi: a. Kata konotatif; b. kata konkret; c. kosakata bahasa asing, yaitu bahasa arab dan
bahasa melayu. 3 Makna yang terkandung dalam
Pantun Agama
dapat dilihat dari segi akidah dan syariah. Akidah meliputi topik-topik tauhid,
masalah
ghoibiyyat
hal-hal gaib, dan takdir. Syariah meliputi ibadah dan muamalah.
Penelitian oleh Wijaya dalam skripsi Yunita, 2001 dalam tesisnya dengan judul “
Kajian Stilistika Puisi Indonesia Tahun 1990-
an”. Penelitian ini menyimpulkan: 1 kata-kata yang terdapat dalam puisi
Indonesia tahun 1990-an merupakan kata-kata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Apabila bahasa keseharian tersebut mempunyai
makna dan konteks keseluruhan puisi yang disebabkan oleh adanya kata benda taua kata sifat yang dibedakan; 2 Terdapat kosakata yang
dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing; 3 diksi dalam puisi Indonesia tahun 1990-an dapat digo,ongkan ke dalam dua macam, yaitu
a Diksi dengan obyek realitas alam, dan b Diksi yang bersifat pribadi; 4 bahasa figuratif mencakup metafora, simile, dan metonimia.
Menurut Damono dalam bukunya yang berjudul “
Kesusastraan
Indonesia Modern: Beberapa Catatan” 1983 yang menjelaskan bahwa puisi kita saat ini berada pada jalur konvensi puisi modern, terlihat dalam
dalam puisi-puisi tersebut terdapat adanya hubungan manusia dengan Tuhan tampak menonjol dalam puisi-puisi tersebut, tetapi masalah cinta
juga sangat menonjol pada penyair-penyair, serta konflik batin sangat penting pada sebagian besar sajak-sajak yang ditulis akhir-akhir ini
Damono, 1983:111-112. Kenyataan sosial di sekitar kita tidak luput dari perhatian beberapa penyair. Hanya saja kenyataan tersebut ditanggapi
secara secara evaluatif dalam puisi dengan mempergunakan peralatan puitis yang lebih disempurnakan, yaitu untuk lebih menguasai penyusunan
citra, simbol, metafora, simile, dan unsur-unsur gaya yang lain telah menghasilkan sajak-sajak yang ditinjau dari segi stilis lebih terkontrol
daripada sajak-sajak masa-masa sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama
– sama menggunakan kajian stilistika untuk menganalisis karya sastra,
sedangkan yang membedskan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni objek penelitian dan data penelitian. Objek penelitian ini adalah
kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
karya Zaim Rofiqi dan data penelitiannya adalah kata, frase, dan kalimat yang mengandung bahasa
figuratif dan implementasinya sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.
2. Landasan Teori