figuratif dan implementasinya sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.
2. Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian ini membahas mengenai 1 puisi; 2 stilistika; 3 Bahasa figuratif; 4 Moral, 5 kajian semiotik; 6
Implementasi bahasa figuratif sebagai bahan ajar sastra Bahasa Indonesia di SMA.
a. Puisi dan Unsur-unsurnya
Kata
puisi
berasal dari bahasa Yunani
poiesis
yang berarti penciptaan, tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin
dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata- katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan
menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata- kata kiasan”
Ensiklopedia Indonesia dalam Tarigan, 1984: 4. Puisi termasuk ke dalam salah satu karya sastra. Semua karya
sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak dipergunakan makna kias dan makna lambang majas.
Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian- bagian
serta jalinannya secara nyata Pradopo, 2007:14. Pradopo 2007:7 juga berpendapat bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Menurut Waluyo 1995:27 menyebutkan adanya dua unsur yang penting dalam puisi yakni 1 unsur tematik dan 2 unsur
sintaktik. Unsur tematik atau unsur semantik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur sintatik menunjuk ke arah struktur
fisik. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, verisifikasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan
kiasan, sedangkan verifikasi terdiri atas: rima, ritma, dan metrum. Adapun struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan
amanat. Menurut Comsky dalam Fananie, 2009: 99-100 unsur puisi
dibagi menjadi dua, yaitu
surface structure
struktur luar dan
deep structure
struktur dalam. Struktur luar puisi berkaitan dengan bentuk, terdiri dari pilihan kata diksi, struktur bunyi, penempatan kata dalam
kalimat, penyusunan kalimat, penyususnan bait tipografi. Unsur dalam berkaitan dengan isi atau makna, yang terdiri atas tema, pesan, atau
makna yang tersirat di balik struktur luar. Secara garis besar struktur luar adalah sebagai berikut.
a Pilihan kata diksi
Menurut Siswanto 2008:114 diksi adalah pemilihan kata- kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Diksi adalah
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide yang meliputi persoalan fraselogi, majas, dan ungkapan Al-
Ma‟ruf, 2009:50. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata-kata yang
dilakukan oleh pengarang dalam karyanya guna menciptakan efek makna tertentu Al-
Ma‟ruf, 2009:49. Contoh:
Ia mengatupkan dirinya Memilih tak kembali
Tak
pergi Kata
tak
sebenarnya kurang pas, apabila disesuaikan dengan gaya diksi bisa diganti dengan kata
dan
. b
Unsur bunyi Dalam puisi, bunyi berperan penting karena bunyi
menimbulkan efek atau kesan tertentu. Bunyi dapat menekankan arti kata, mengintensifkan makna kata dan kalimat, bahkan dapat
mendukung penciptaan suasana tertentu dalam puisi. Unsur bunyi merupakan hasil penataan kata dalam struktur kalimat atau bait
Fanaine, 2000:102. Contoh:
Di luar, di hamparan Kau sendiri mendengar
Kepak kelelawar, membekap hingar Dan lenggang menjalar
c Tipografi perwajahan puisi
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait dalam puisi Siswanto, 2008:113. Pada puisi kata-katanya
diatur dalam deret yang disebut larik atau baris, sedangkan kumpulan pernyataan dalam puisi tidak membentuk paragraf
melainkan membentuk bait.
Pembagian struktur dalam atau struktur batin menurut Richards dalam Siswanto, 2008:124-125 adalah sebagai berikut.
a Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang yang terdapat dalam puisi. Menurut Hartoko dan
Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2009:68 tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
b Rasa
Menurut Tarigan 1984:11 yang dimaksud dengan rasa atau
feeling
adalah “the poet‟s attitude toward his subyect matter”,
yaitu sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya.
c Nada
Menurut Tarigan 1984:18 Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Atau dengan perkataan lain: sikap
sang penyair
terhadap penikmat
karyanya. Nada
yang dikemukakan oleh seorang penyair dalam suatu sanjak, aka nada
sangkut pautnya atau hubungannya yang erat dengan
tema
dan
rasa
yang terkandung dalam sanjak tersebut.
d Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui puisinya. Jadi, dapat disimpulkan puisi termasuk ke dalam salah satu hasil
kreativitas manusia yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif diwujudkan lewat susunan kata yang
mempunyai makna.
b. Stilistika