Melalui pertimbangan sejarah tersebut di atas, para generasi muda Islam harus digembleng untuk selalu mengmbangkan tugas kepeloporan dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang agamis sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam hal materi pembinaan generasi muda, maka sudah tentu aplikasinya
adalah membangun patriotisme kebangsaan di dalam diri generasi muda. Beberapa diantara yang harus dibebankan pada generasi muda, antara lain:
tanggung jawab pemuda dalam memikul amanat agama dan bangsa. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin pada dasarnay adalah menjadikan bagi para
penganutnya sejahtera dalam kehidupan dunia, memiliki tanggung jawab, baik dalam hal menjaga lingkunagan alam, maupun dalam menjaga sikap dalam
berhubungan dengan orang lain. Salah satu contohnya yaitu dalam Al- Qur’an
diperintahkan untuk berakhlak mulia sebagai bagian dari menjaga sikap dalam berhubungan dengan orang lain. Karena itu sikap yang harus dibina bagi
peserta didik dan secara umum manusia lainnya. Dan untuk melakukan pemeliharaan tersebut manusia diharapkan berpedoman pada nilai-niali Al-
Qur’an dan hadits Nabi. Tanggung jawab yang diemban oleh generasi muda sangat besar, diantaranya yaitu meneruskan perjuangan risalah agama islam.
Sebagai generasi muda Islam, tentu dalam segala aktivitas dan perilakunya diharapkan mencerminkan nilai-niali Islam, baik sebagai jati dirinya maupun
sebagai peserta didik.
4. Bentuk-bentuk Pembinaaan Akhlak di Sekolah
Secara keseluruhan pembinaan akhlak bagi peserta didik, di sekolah- sekolah sudah dilakukan, diantaranya kegiatan pesatnren kilat yang akan
diadakan oleh pihak masing-masing sekolah pada setiap bulan Ramadhan. Di dalamnya dilakukan kajian agama, ceramah agama, serta tadrusan Al-
Qur’an. Selain kegiatan tersebut di atas, pihak sekolah juga secara rutin
melaksanakan perayaan-perayaan keagamaan, misalnya Maulid Nabi, isra mi’raj dan lain-lain sebagainya, kesemuanya upaya pihak sekolah untuk
melakukan pembinaan agama bagi peserta didik, dari sinilah banyak kesadaran peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan spiritualnya menggunakan
busana muslim pada sekolahan yang pada dasarnya banyak di ajarkan pendidikan umum.
Memang, sekolah hanyalah salah satu dari banyak perantara di masyarakat. Sekolah merupakan salah satu dari banyak mata rantai. Tapi, jika
dihitung dengan keterlibatan siswa yang menyedot porsi minimal seperempat hari di sekolah, keberadaanya penting dan berharap tetap jadi ikatan kuat dalam
mata rantai pendidikan itu. Sekolah diharpkan tetap jadi mata rantai pendidikan yang akan terjaga kelangsungannya dan terandalkan keberlanjutannya sebagai
bekal setelah siswa selesai sekolah dan melanjutkan ke pranata pendidikan yang lainnya. Sekolah seyogyanya jadi pranata pendidikan yang bisa
diandalkan dan terhindar dari keterkoyakan apalagi kebodohan. Fakta-fakta religious di sekolah tersebut ada baiknya. Fakta-fakta religious itu pada satu
sisi menggunakan, pada sisi yang lain melenakan. Adanya perilaku negative peserta didik menunjukan bahwa ada fungsi pendidikan yang perlu
dilempengkan, ada peran pendidikan yang perlu segera ditambal. Sebagai kawah pendidikan bagi anak remaja, kita banyak berharap dari sekolah. Tapi,
lebih dari itu, sesungguhnya sekolah banyak berharap dari masyarakat dan semua pihak yang bersangkutan untuk membentuk generasi yang benar-benar
berakhlak baik agar berguna bagi nusa dan bangsa.
C. Akhlak Berbusana Dalam Islam