Analisa Isi Berita "Kilasan Informasi" Radio Dahlia 101.5 FM Bandung Ditinjau Dari Nilai Berita

(1)

ABSTRAK

ANALISIS ISI BERITA “KILASAN INFORMASI” RADIO DAHLIA 101.5 FM BANDUNG DITINJAU DARI NILAI BERITA

Oleh:

Pramita Bardiana Putri 41806002

Skripsi ini dibawah bimbingan: Desayu Eka Surya.,S.Sos.,M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana Isi Berita ”Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung Ditinjau Dari Nilai Berita. untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator nilai aktual, nilai faktual, nilai penting, dan nilai menarik, untuk membentuk nilai berita.

Pendekatan penelitian kuantitatif dan metode penelitian deskriptif, dengan teknik analisis isi. Menurut Stempel dalam Rakhmat pada bukunya analisis isi. Ada 4 tahapan metodelogis yang digunakan dalam teknik analisis isi yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel dan reliabilitas koding. Untuk pengambilam sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, karena jumlah populasi yang relatif sedikit, yakni sebanyak 28 berita yang diambil dari skript berita “kilasan informasi” Dahlia

101.5 FM tertanggal 1 April 2010 sampai dengan tanggal 20 April 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan masing-masing kategori, sebagai berikut: Kategori nilai aktual memiliki persentase 76,4%, menunjukkan nilai korelasi tinggi. Kategori nilai faktual memiliki persentase 82,7%, menunjukkan nilai korelasi tinggi. Kategori nilai penting memiliki persentase 90,6%, menunjukkan nilai korelasi sangat tinggi. Sedangkan pada Kategori nilai menarik memiliki persentase 96,9%, menunjukkan nilai korelasi sangat tinggi.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa, berita “kilasan informasi” Dahlia 101.5 FM telah memenuhi nilai kelayakan suatu berita dimana, berita kilasan informasi telah memiliki nilai berita pada setiap berita yang disajikan, yaitu beritanya aktual, faktual, penting, dan menarik.

Saran untuk Radio Dahlia 101.5 FM Bandung, tetap terus mempertahankan nilai berita pada setiap informasi yang disajikannya. karena itu merupakan kunci menarik atau tidaknya sebuah berita untuk didengarkan.


(2)

ABSTRACT

CONTENT ANALYSIS OF NEWS "KILASAN INFORMASI" RADIO DAHLIA 101.5 FM BANDUNG VIEWED FROM THE VALUE OF NEWS

By:

Pramita Bardiana Putri 41806002

This thesis under the guidance of:

Desayu Eka Surya., S.Sos., M.Si

This research is aimed to know how far the containt of news “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung observed by news value. To answer

the above purposse, the observer rised indicator actual value, factual value, important value, and interesting value, for form news value.

Approaching research is kuantitative and The research that is used is descriptive method with technic of content analysis. Based Stempel on Rakhmat in his book content analysis. There are 4 methodology steps that is used in content analysis method. They are: the choice of analysis unit, category construction, sample drawing and reliability coding. In drawing sample, what is used in this research is total sampling, because the population total is relative small which is 28 news which are taken from news script “Kilasan Informasi” Dahlia 101.5 FM on April 1-20, 2010.

The result of research from each categories are : Actual value category has 76.4% which shows high correlation. Factual value category has 82.7% which shows high correlation. Important value category has 90.6% which shows highest correlation. And interisting value category has 96,9% which shows highest correlation.

Researchers is interested to take a conclusion that, news “Kilasan Informasi” Dahlia 101.5 FM has fulfilled the properness value on each news which are Actual, factual, important, and interesting.

It is hoped that Radio Dahlia 101.5FM Bandung keep on maintaining its

news value on each informations served to the listeners, because it’s the key


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi bukan hal yang sederhana. Perkembangan teknologi merevolusi media, membentuk individu yang menggunakannya (user), bahkan membentuk masyarakat dan budayanya. Sejarah radio menunjukkan bahwa perkembangan radio juga tak lepas dari perkembangan teknologi yang bukan hanya berdampak pada operasional radio, tetapi juga pada pasar. Fokus penelitian ini adalah pada media elektronik, khusus pada media audio.

Penyiaran (Radio) dan siaran lahir berkat perkembangan teknologi elektomagnetik yang diaplikasikan ke dalam bentuk teknologi komunikasi dan informasi, serta dirancang khusus untuk keperluan proses komunikasi antarmanusia dengan cara pemancaran atau transmisi melalui gelombang elektromagnetik.

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio telah menjadi media komunikasi massa yang powerfull, Dan radio merupakan sebuah media elektronik yang dapat memberikan berbagai informasi dan hiburan. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Jurnalistik radio mampu menyajikan pendapat narasumber secara langsung dan


(4)

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. (Masduki, 2001: 9)

Penyiaran merupakan proses kegiatan point to audience, yaitu proses pengiriman informasi atau isi pesan dari seseorang atau produser kepada khalayak melalui proses pemancaran gelombang cahaya. Di sini, proses ini dapat berupa siaran radio atau pun siaran televisi.

Penyiaran adalah semua kegiatan yang memungkinkan adanya siaran radio dan televisi yang meliputi segi ideal, perangkat keras dan lunak, yang menggunakan sarana pemancar atau transmisi, baik darat maupun di antariksa, dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau jenis gelombang yang lebih tinggi untuk dipancarluaskan dan dapat diterima oleh khalayak melalui pesawat penerima radio atau televisi, dengan atau tanpa alat bantu. (J.B Wahyudi, 1996:12).

Objek materi dari jurnalistik penyiaran adalah informasi yang mengandung nilai berita, yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi serta disajikan kepada khalayak melalui media penyiaran (radio). Nilai berita menjadi syarat utama sebuah karya jurnalistik, karena di dalam nilai berita inilah terletak kepentingan dan keinginan atau ketertarikan khalayak terhadap karya jurnalistik.

Berita adalah laporan peristiwa. Peristiwa yang diliput reporter harus memiliki nilai jurnalistik atau nilai berita (news values) sehingga laporannya layak siar (fit to broadcast), (Romli, 2004: 61). Dalam pengertian sederhana, berita adalah informasi yang ditulis wartawan, dan dimuat di media pers. Baik itu di surat kabar, di majalah, di radio maupun televisi.


(5)

Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita. karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah yang ada pada ilmu jurnalistitik. Informasi dapat berupa peristiwa, pendapat, masalah hangat, dan masalah unik akan menghasilkan fakta, dan hanya uraian fakta yang mengandung nilai berita yang dapat disebut sebagai berita.

Syarat berita diminati adalah harus menarik perhatian “konsumen”. Nilai berita merupakan suatu hal penting yang menjadi tolak ukur layak atau tidaknya sebuah peristiwa yang diliput oleh seorang reporter. Adanya nilai berita merupakan memberi batasan tentang berita.

Penayangan berita di media radio, dikemukakan Asep Syamsul Romli (2004), dilakukan dalam siaran langsuang (live)dari loksi kejadian atau bisa pula dengan membaca berita di studio. Meliputi:

Laporan Langsung

Laporan reporter dapat dilakuakan secara langsung dari lokasi kejadian. Reporter radio cukup menghubungi kantor studio radionya atau sebaliknya melalui saluran telepon.

Sound Bite (potongan suara)

Sound bite merupakan potongan wawancara yang disiarkan dalam program berita.

Baca Naskah

Baca naskah merupakan naskah yang ditulis terlebih dahulu (seperti di media cetak), kemudian dibacakan penyaji berita. Cara membaca naskah penting diperhatikan karena pendengar radio tidak mengetahui kejadian atau peristiwa yang disampaikan. (Romli dalam Mondry, 2008: 135).

Kilasan informasi merupakan program acara Radio Dahlia yang didalamnya terdapat paparan sekilas berita seputar Bandung, yang biasa disajikan setiap hari kecuali hari libur dan tanggal merah.


(6)

Dengan durasi 1-1.5 menit per berita. Berita yang disajikan dalam Kilasan Informasi merupakan berita yang didapat berdasarkan berbagai sumber. Diantaranya, reporter turun langsung kelapangan dan rewriting (metulis ulang) yang didapat dari media atau berita yang sudah ada, yang dirangkum kembali sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa berita pada sebuah radio.

Mengandung nilai berita dalam sebuah penyajian berita sangat lah penting. Terutama pada penyajian berita Kilasan Informasi Dahlia FM. Dalam hal ini radio Dahlia selalu berupaya menyajikan berita-berita yang dikemas secara menarik, sehingga para pendengar Dahlia bisa mendapatkan informasi tanpa ada unsur rekayasa. Menariknya sebuah isi berita juga menjadi penentu suksesnya suatu media dan pemberitaannya pun mengemban misi dimana Radio Dahlia Harus akrab, bersahabat, dan mencerdaskan pendengarnya. Selain itu Radio Dahlia sendiri senantiasa menumbuhkan fanatisme pendengar dan menciptakan kesetiaan bagi pendengarnya dalam setiap pemberian informasinya.

Jika suatu penyajian berita tidak memiliki nilai berita. Dapat dipastikan bahwa isi pesan yang disajikan kurang dapat diterima khalayak (pendengar) secara tepat dan jernih.

Sesuai dengan pembahasan diatas maka Radio Dahlia 101.5 FM Bandung, yang merupakan media audio juga mempunyai kewajiban untuk dapat bertanggung jawab dalam menyajikan isi berita di lihat dari kesesuaian dengan Nilai Berita.

Dalam hal ini media audio diharapkan benar-benar memahami aturan isi berita, agar dalam penyajian beritanya tidak terdapat kesalahan, karena sudah


(7)

sesuai dengan aturan nilai berita yang ada. Untuk menilai kesesuaian antara isi berita dengan nilai berita, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Sejauhmana Analisis Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari Nilai Berita?.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai aktual?

2. Sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai faktual?

3. Sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai penting?

4. Sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai menarik?

5. Sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari Nilai Berita?

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Untuk mengetahui dan menjelaskan sejauhmana Isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia FM Bandung ditinjau dari Nilai Berita.


(8)

1.3.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui isi berita “kilasan informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai aktual.

2. Untuk mengetahui isi berita “kilasan informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai faktual.

3. Untuk mengetahui isi berita “kilasan informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai Penting.

4. Untuk mengetahui isi berita “kilasan informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai menarik

5. Untuk mengetahui isi berita “kilasan informasi” Radio Dahlia 101.5 FM Bandung ditinjau dari nilai berita

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penenelitian ini berguna sebagai pengembangan ilmu komunikasi secara umum, dan ilmu jurnalistik secara khusus. Yaitu ilmu komunikasi massa pada kajian nilai berita. Dengan menggunakan media elektronik khususnya pada media audio.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat dijadikan, sebagai berikut:


(9)

Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu. Yaitu mengkaji langsung tentang berita di Radio, ditinjau dari nilai berita. 2. Untuk Akademik

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Unikom secara umum, dan mahasiswa konsentrasi jurnalistik secara khusus. Yaitu, tentang berita radio ditinjau dari nilai berita. dan dapat juga digunakan sebagai literatur bagi peneliti yang melakukan penelitian yang sama.

3. Untuk Radio Dahlia FM

Penelitian ini berguna bagi Radio Dahlia sebagai evaluasi dan informasi tentang Isi Berita Kilasan Informasi ditinjau dari Nilai Berita.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Penelitian ini menggunakan konsep-konsep komunikasi salah satunya adalah komunikasi massa.

Perkembangan teknologi komunikasi dan inforamsi telah mendukung percepatan penyampaian karya jurnalistik kepada khalayak, dapat dikatakan detik ini berita dikirim melalui pemancar/transmisi, pada detik yang sama berita itu sampai pada khalayak, meskipun jarak antara di pengirim dan sipenerima relatif jauh. (Wahyudi, 1996: 10).

Seperti yang diuraikan pada latar belakang, bahwa Objek materi dari jurnalistik penyiaran adalah informasi yang mengandung nilai berita,


(10)

yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi serta disajikan kepada khalayak melalui media penyiaran (radio). Nilai berita menjadi syarat utama sebuah karya jurnalistik., karena di dalam nilai berita inilah terletak kepentingan dan keinginan atau ketertarikan khalayak terhadap karya jurnalistik.

Nilai berita yang menjadi tolak ukur layak-tidaknya sebuah peristiwa diliput dan dilaporkan itu adalah:

1. Aktual, artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events). Bagi media radio, nilai kebaruan ini merupakan nilai terpenting karena berita radio harus memiliki sifat “kesegaran”(immediacy).

2. Faktual, yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi, bukan fiksi (bukan rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement). Fakta sebuah peristiwa terdiri dari data yang teruraikan dalam unsur 5W+1H (What = apa yang terjadi, Who = siapa yang terlibat dalam kejadian, Why = mengapa hal itu terjadi, Where = dimana kejadiannya, When = kapan terjadi, dan How = bagaimana proses terjadinya). 3. Penting, meliputi besar-kecilnya ketokohan orang yang

terlibat peristiwa (prominence) dan besar-kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences, magnitude).

4. Menarik, yaitu memunculkan rasa ingin tahu dan minat pendengar, antara lain peristiwa yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan (proximity) dengan pendengar secara geografis atau emosional, mengandung human interest -menyentuh emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati.(Romli, 2004:62).

Untuk menunjang penelitian ini maka peneliti menggunakan teori Shannon and Weaver. Teori ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Teori yang melukiskan sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu


(11)

saluran kepada seorang penerima yang menyandibalik atau mencipta ulang pesan tersebut.

Gambar 1.1

Model Shanon and Weaver

Information

Source Trasmitter Message Destination

Message Signal Received Message Signal

Noise Source

Sumber: Mulyana dalam Ardiyanto, dkk. Komunikasi Massa. 2007: 85

Model Shannon and Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari

transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmeitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata yang terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran (Destination) adalah orang (atau otak) yang menjadi tujuan pesan itu. Sedangkan gangguan (noise) adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangggu kecermatan pesan yang disampaikan.


(12)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Nilai berita yang menjadi tolak ukur layak-tidaknya sebuah peristiwa diliput dan dilaporkan itu adalah:

1. Aktual, artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events). Begitu pula pada penyajian Berita Kilasan Informasi Radio Dahlia yang selalu menyajikan berita-berita yang aktual, karena tidak ada gunanya menyajikan berita basi. kerena bagi media radio, nilai kebaruan merupakan nilai terpenting dan nyawa radio yang menyebabkan dirinya lebih unggul dibanding media komunikasi massa lainnya adalah faktor kesegaran (immediacy).

2. Faktual, yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi, bukan fiksi (bukan rekaan, khayalan, atau karangan). Pada Radio Dahlia mencari dan mengumpulkan fakta dari suatu objek nyata adalah kegiatan yang sangat penting dalam memperoleh berita secara langsung. Para reporter dituntut untuk turun kelapangan sehingga kefaktualan sebuah berita bisa benar-benar terjamin. Seorang reporter Dahlia perlu melakukan chek and recheck atau melakukan konfirmasi sebelum menulis berita, juga harus jeli supaya penulisan deskripsi berita bisa tersaji dengan baik.

Fakta itu sendiri muncul bisa dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement). Dan fakta


(13)

berita yang didapat dari sebuah peristiwa harus memiliki unsur 5W+1H (What = apa yang terjadi, Who = siapa yang terlibat dalam kejadian, Why = mengapa hal itu terjadi, Where = dimana kejadiannya, When = kapan terjadi, dan How = bagaimana proses terjadinya).

3. Penting, meliputi besar-kecilnya ketokohan orang yang terlibat peristiwa (prominence). Peristiwa yang melibatkan orang penting selalu menarik perhatian orang. Tokoh, pejabat, politisi, atau sosok ternama lainnya dan besar-kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences,magnitude).

Artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat.

4. Menarik, yaitu memunculkan rasa ingin tahu dan minat pendengar, antara lain peristiwa yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan (proximity) dengan pendengar secara geografis atau emosional, mengandung

human interest dan konflik.

1. Menghibur. Yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum.

2. Mengandung keganjilan. Peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidak laziman.


(14)

3. Memiliki unsur kedekatan (poximity). Peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional.kedekatan geografis adalah soal jarak tempat peristiwa dengan tempat tinggal mayoritas pendengar. sedangkan emosial artinya kedekatan pribadi, misalnya hubungan keluarga, kesukuan, kebangsaan. 4. Mengandung human interest. Yakni peristiwa yang menyentuh

emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati. 5. Konflik, pertentangan, dan ketegangan. Misalnya peperangan

atau perpecahan.

Radio Dahlia selalu berusaha menyajikan berita semenarik mungkin. Sehingga pendengar tidak merasa jenuh dan menganggap berita yang disajikan tidak penting bagi dirinya. Berbagai strategi diupayakan guna para pendengar Dahlia tidak berpindah saluran. Dan itu semua sangat membutuhkan kereativitas dan kerjasama yang baik antara reporter dengan

script writers.

Berita radio diolah dan disajikan kepada khalayak dalam bentuk audio (suara) yang dapat didengar melalui pesawat radio. Ini berarti, makna dari uraian fakta dan atau pendapat, selain berbentuk uraian fakta atau, juga berbentuk penyajian pendapat narasumber secara langsung dan orisinal, khususnya pendapat narasumber yang relevan saja.

Isi berita Dahlia FM merupakam sumber informasi yang memproduksi suatu pesan untuk dikomunikasikan kepada khalayak (pendengar). Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan,


(15)

dan lain-lain. Sesuai dengan teori Shannon dan Weaver yang menjelaskan bahwa pemancar mengubah pesan menjadi isyarat yang sesuai bagi saluran yang diepergunakan. Dimana saluran adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima. Dalam percakapan siaran berita Radio Dahlia adalah sumber informasi, sedangkan isi berita kilasan informasi adalah pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak.

1.6 Konstruksi Kategori

Tabel 1.1 Konstruksi Kategori

No Variabel Indikator Alat Ukur

1. Analisis isi Berita “Kilasan Informasi” Radio Dahlia FM Bandung Ditinjau dari Nilai Berita.

Aktual Sedang terjadi Baru terjadi Faktual Paparan fakta

Pendapat Pernyataan

Penting Adanya tokoh penting Dampak dimasyarakat Menarik Muncul rasa ingin tahu

Muncul minat menyimak

Sumber: Romli, 2004: 62

1.7 Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif disebut sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,


(16)

empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifistik, pengumpulan data berdasarkan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat metode deskriftif adalah:

“Suatu metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi” (Rakhmat, 2000: 25).

Sedangkan Penelitian ini hanya mengupas satu variabel yaitu Analisis Isi Berita “Kilasan Informasi” Di Dahlia FM Ditinjau dari Nilai Berita. Analisis isi adalah sebuah metode persuasif yang menghasilkan fakta-fakta terpercaya dan dapat direplikasi atau diulang. Analisi isi bersifat fleksibel, kreatif, dan mudah dilaksanakan seorang peneliti pemula.

Analisis isi pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), dalam analisis isi kuantitatif, yang dipentingkan adalah objektivitias, validitas, dan reliabilitas. Tidak boleh ada penafsiran dari peneliti. Peneliti hanya boleh membaca apa yang disajikan dalam teks dalam hal ini apa yang terlihat dalam teks. Sumber berita, ukuran berita, dan letak berita adalah contoh dari elemen-elemen yang terlihat nyata ada dalam teks berita.


(17)

Begitu pula yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu isi berita di Dahlia FM benar-benar telah memenuhi kesesuaian dengan nilai berita yang ada, karena nilai berita memegang peranan penting dalam penentuan kelayakan penyampaian berita kepada khalayak, sehingga isi berita dapat sampai kepada khalayak secara jelas dan komunikatif.

1.8 Populasi dan Sampel 1.8.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, surat kabar dan lain-lain. (Rakhmat, 2000: 78).

Populasi dalam penelitian ini adalah Isi Berita “Kilasan Informasi” Di Dahlia FM ditinjau dari Nilai Berita . Penelitian tentang surat kabar ini adalah peneliti menganalisia isi berita“. Pemberitaan yang diteliti mulai tanggal 1 April 2010 sampai dengan 20 April 2010.

Populasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Berita Dahlia FM


(18)

No. Hari/Tanggal Judul Berita Keterangan 1. 01 April 2010  Korban banjir terserang penyakit

 Penemuan Harta Karun 2

2. 05 April 2010  Gunung Aktif Di Bandung

 Fatwa Haram 2

3. 06 April 2010  Rusaknya Jalan Di Kota Bandung

 Luapan Anak Sungai Cibereum 2 4. 07 April 2010  Kenaikaan Tarif Dasar Listrik

 Adanya Kecurangan UN 2

5. 08 April 2010  Wacana Mengatasi Banjir

 Data Dinas Kesehatan Jabar 2 6. 09 April 2010  Mantan Wali Kota Bandung

Menunggal Dunia

 Asuransi Kecelakaan

2

7. 12 April 2010  Papan Reklame Ambruk

 Hujan Angin di Kota Bandung 2 8. 13 April 2010  Banjir Pasir

 Surat Edaran Pemkot bandung

2

9. 14 April 2010  Pemerasan Terhadap Korban Gempa

 Eksekusi Tanah Memakan Korban

2

10. 15 April 2010  Menghimbau Pihak Hasan Sadikin

 Para Buruh Kota Cimahi Berunjuk Rasa

2


(19)

S u m b e r : D S u m b e r :

DoSumberr: Dokumen Produksi Dahlia Fm Bandung

1.8.2 Sampel

Menurut Jalaludin Rakhmat sampel adalah bagian yang diamati atau diteliti (Rakhmat, 2000:78). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Analisis Isi Berita “Kilasan Informasi” di Dahlia FM ditinjau dari Nilai Berita.dan Pada penelitian ini dalam penarikan sampelnya menggunakan teknik total sampling. Teknik total sampling artinya sampel diambil dari keseluruhan populasi dengan jumlah berita sebanyak 28 berita. Dengan datanya berupa naskah berita Dahlia FM pada 1 April sampai dengan 20 April 2010.

Peneliti menggunakan teknik Total sampling karena ingin mengetahui apakah penelitian pada Isi berita “Kilasan Informasi” di Dahlia FM telah benar-benar sesuai pada nilai berita, yang menjadi tolak ukur layak tidaknya sebuah peristiwa diliput dan dilaporkan.

11. 16 April 2010  Plagiarisme Oleh DR.Institut ITB

 Hujan Asam 2

12. 17 April 2010  5 Korban Tenggelam

 PT Kereta Api Parahiyangan di Hapuskan

2

13. 19 April 2010  Car Free day

 Boscha Semakin Terancam keberadaannya

2

14. 20 April 2010  Hujan Meteor

 Penemuan Mayat 2


(20)

Dan peneliti menggunakan uji reliabilitas koding yang bertujuan agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penghitungan dengan koefisien korelasi kontingensi, yang digunakan untuk mengkategorikan data nominal. Koefisien korelasi kontingensi ini disimbolkan “C”. Dengan rumus sebagai berikut: (Hassan, 2003: 241).

C = 2 2 + n Keterangan:

2

= Nilai kai kuadrat menghitung setiap variabel n = Ukuran sampel dalam tabel

(1-C) x 100% = Menghitung tingkat kesepakatan koding 2

= ( O – E ) 2 E Keterangan:

2

= Chi kuadrat (chi aquare) O = Frekuensi hasil observasi E = Frekuensi yang diharapkan

Rumus chi kuadrat digunakan untuk menghitung adanya hubungan. (Sanapiah Faisal, 2007: 241)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara pengkodingan, maka peneliti menggunakan penafsiran koefisien yaitu:


(21)

20% - 40% Kolerasi yang rendah tapi ada 40% - 70% Kolerasi yang sedang

70% - 90% Kolerasi Tinggi

90% - 100% Kolerasi yang tinggi sekali (Surakhmad, 2004: 302). Pengkoding dilakukan oleh tiga orang, masing-masing dipillih berdasarkan pertimbangan tertentu. Ketiga pengkoding yang dipilih yaitu Reza Resmana. dengan pertimbangan, Reza memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam bidang jurnalistik, baik teori maupun peraktek. Pengkoding yang kedua yaitu Nina Jurniasih. dengan pertimbangan, Nina memiliki pengalaman kerja baik teori maupun peraktek dalam bidang kajian jurnalistik.

Dan yang menjadi pengkoding ketiga adalah peneliti sendiri, Pramita Bardiana Putri dengan pertimbangan peneliti lebih mengetahui tentang apa yang akan diteliti, sehingga hasil yang telah dicapai oleh kedua pelaku koding dapat diperkuat oleh hasil dari peneliti sendiri. Pengkodingan dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang telah ditetapkan dalam sampel.

1.9 Tehnik Pengumpulan Data A. Wawancara


(22)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dan responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengarui arus informasi dalam.

Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi informasi yang dibutuhkan dengan benar.

Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Adapun narasumber tersebut adalah Reza selaku Newscasters Dahlia FM.


(23)

Cara untuk mengumpulkan data, informasi, dan teknik analisis isi. Analisi isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara menyandi (koding) pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri/sifat-sifat tertentu melalui penyusunan konstruksi kategori untuk kemudian menelaah dan memaparkannya.

Untuk pengkodingan dilakukan oleh orang yang bertindak sebagai koder dari penelitian analisis isi berita “kilasan informasi” di Dahlia FM ditinjau dari Nilai Berita. Adapun yang menjadi pengkoder dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Reza Resmana (Newscasters Dahlia FM)

2. Nina Juniarsih (Programm Support Dahlia FM) 3. Pramita Bardiana Putri (Mahasiswa Unikom)

Pemilihan koder berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya yaitu pengalaman dan kemampuan dalam menganalisis sebuah kelayakan berita. peneliti menjadi koder karena peneliti juga berperan sebagai pengamat dan penganalisa.

C. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan dengan penelitian yang dilalukan.

D. Internet Searching

Teknik yang dilakuakan untuk mendapatkan informasi dengan melalui media internet. Dimana didalamnya terdapat berbagai reverensi yang mendukung penelitian ini.


(24)

Menurut Stempel dalam Rakhmat pada bukunya analisis isi. Ada 4 tahapan metodelogis yang digunakan dalam teknik analisis isi yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sample dan reliabilitas koding.

1. Pemilihan satuan analisis yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata, pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel. Jawabannya harus berkaitan dengan tujuan penelitian.

2. Konstruksi kategori, yaitu mendefinisikan lambang-lambang yang relevandengan memperhatikan:

1. Kategori khusus berkaitan dengan tujuan penelitian 2. Kategori harus bersifat fungsional

3. Sistem kategori harus dipakai

3. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa sampel mewakili populasi yang dimaksudkan.

4. Reliabilitas koding yaitu reliabilitas berarti konsistensi klasifikasi sehingga dapat diartikan bahwa reliabilitas koding yaitu bagaimana mencari kesepakatan antara koding terhadap kategori yang ditentukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian.

Dalam menyajikan berita seorang wartawan harus dapat memahami sebuah peristiwa yang akan ditulisnya agar dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya. Untuk mengetahui seperti apa penyajian isi berita kilasan informasi di Dahlia FM. Maka, peneliti menggunakan uji


(25)

reliabilitas koding yang bertujuan agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematis.

1.11 Tempat dan Waktu 1.11.1 Tempat Penelitian

Pada kesempatan kali ini peneliti melaksanakan penelitian di PT Radio Dahlia Flora yang berlokasi:

Alamat : Jl. Burangrang 28 Bandung 40262 Telepon : (022) 7300530, 7303566

Fax : (022) 7314097

Homepage : www.radiodahliafm.com

Email : dahliafm@dahliafm.com

1.11.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan penulis laksanakan pada bulan April 2010 hingga bulan Juni 2010, yangg terdiri dari beberapa kegiatan penelitian yang digambarkan dalam tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.3


(26)

No Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan:

Studi Pendahuluan Pengajuan Judul Acc Judul Persetujuan Pembimbing 2. Pelaksanaan Penyusunan:

Bab I dan Bimbingan Acc Bab I Seminar UP Bab II dan Bimbingan Acc Bab II Bab III dan Bimbingan Acc Bab III 3. Penelitian

Lapangan: Penyajian Koding 4. Pengolahan

Data: Penyusunan

Bab lV dan Bimbingan

Acc Bab IV Penyusunan Bab V dan Bimbingan

Acc Bab V 5. Persiapan

Keseluruhan Draft

6. Persiapan Sidang

Sumber: Peneliti 2010


(27)

BAB I Pendahuluan

Merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, Identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, ovar, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, tempat dan waktu, dan sistematika penulisan. yang diawali dengan fenomena dan kemudian dijelaskan secara umum.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan teori-teori berdasarkan studi dan tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Yang terdiri dari: tinjauan umum tentang komunikasi, pengertian komunikasi massa, tinjauan umum tentang pers, tinjauan umum tentang jurnalistik, jurnalistik audio, berita, tinjauan tentang berita media radio, dan teori Shannon and Weaver.

BAB III Objek Penelitian

Di jelaskan dimana tempat dan waktu penelitian itu berlangsung. Dicantumkan nama perusahaan, struktur organisasi dan keseluruhan bagian dan fungsi perusahaan.

BAB IV Pembahasan

Peneliti mulai memaparkan apa-apa saja yang menjadi objek penelitian, fungsi penelitian dan hasil penelitian.


(28)

BAB V Penutup

Yang di dalamnya menjelaskan tentang keritik dan saran yang membangun baik bagi perusahaan, mahasiswa, maupun para peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian isi radio. Didalamnya terdapat kesimpulan dan saran.


(29)

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Sejarah Ilmu Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan hasil dari suatu proses perkembangan yang panjang. Dapat dikatakan bahwa lahirnya ilmu komunikasi dapat diterima baik di Eropa maupun di Amerika Serikat bahkan di seluruh dunia, adalah merupakan hasil perkembangan dari publisistik dan ilmu komunikasi massa. Hal ini dimulai oleh adanya pertemuan antara tradisi Eropa yang mengembangkan ilmu publisistik dengan tradisi Amerika yang mengembangkan ilmu komunikasi massa.

Akhirnya untuk melacak asal-usul ilmu komunikasi itu, kita harus mengkaji perkembangan ilmu tersebut baik di Eropa maupun di Amerika Serikat, khususnya di Jerman, ilmu komunikasi berkembang dari

publisistik wissenschaft sedang di Amerika Serikat berkembang dari ilmu komunikasi massa.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) berasal dari kata: common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses


(31)

menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.

2.1.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi, terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008: 3).

1. Proses komunikasi secara primer, merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial

(gesture), gambar, warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung dapat “menterjemahkan” pikiran atau perasan komunikator kepada komunikan.

Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, baik yang berbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam bentuk konkret ataupun abstrak. Hal itu bukan hanya suatu hal atau peristiwa yang sedang terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang.

Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang

sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan jemari, mengedipkan mata atau menggerakan anggota tubuh


(32)

lainya hanya dapat mengkomunikasikan hal–hal tertentu saja (sangat terbatas). Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat, seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, juga warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut sangat terbatas kemampuanya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

2. Proses komunikasi sekunder, merupakan proses penyampain pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau dalam jumlah yang banyak. Sarana yang sering dikemukakan untuk komunikasi sekunder sebagai media kedua tersebut, antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain–lain.

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Karakteristik komuikasi massa

Karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Sebagai berikut:

1. Komunikator terlambangkan 2. Pesan bersifat umum

3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah


(33)

7. Stimulasi Alat Indera Terbatas

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan tidak langsung (Indirect). (Ardianto Elvinaro, dkk. 2007: 7).

Komunikator terlambangkan, Ciri komunikasi masa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

Pesan bersifat umum, Komuniksai massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.

Komunikannya anonim dan heterogen, Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya mengunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

Media massa menimbulkan keserempakan, Effendy mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan konteks dengan sejumlah besar penduduk dalam jumlah yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan


(34)

menunjukkan bagaimana cara mengatakanya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.

Komunikasi massa bersifat satu arah, Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

Stimulasi Alat Indera Terbatas, Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar.

Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan tidak langsung (Indirect), Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback

merupakan faktor penting dalam proses komunikasi massa. Efektivitas komunikasi sering dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.2.2 Fungsi komunikasi massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick dalam Ardianto, Elvinaro. dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Terdiri dari:

1. Surveillance (Pengawasaan) 2. Interpretation (Penafsiran) 3. Linkage (Pertalian)

4. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai) 5. Entertainment (Hiburan)


(35)

Surveillance (pengawasaan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang suatu ancaman; fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

Interpretation (penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca, pemirsa atau pendengar untuk memperluas wawasan.

Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini disebut juga socialization

(sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilali kelompok . media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.


(36)

Entertainment (hiburan) Radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan, Melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. meskipun memang ada radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

2.3 Tinjauan tentang Pers

Pers di artikan dalam dua bentuk: pers dalam arti sempit merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan barang cetakan, sedangkan pers dalam arti luas merupakan kegiatan komunikasi, baik yang dilakukan dengan barang cetak maupun dengan media elektronik, seperti radio, televisi maupun internet (Kusumaningrat dalam Mondry, 2008:18).

Dengan dasar itu, pers diartikan lembaga atau orang yang bekerja di bidang penerbitan dan penyiaran. Mereka yang mengaku jurnalis (wartawan) berarti dapat dipastikan mereka bekerja di lembaga pers, tetapi itu dengan pekerjaan yang spesifik, terkait dengan proses penggalian, penulisan, dan seluruh proses berita, termasuk fotografer atau pengambil gambar (kameramen). Artinya, hanya pemimpin redaksi dan jajarannya yang boleh mengaku wartawan dan berhak mendapat identitas keanggotaan dari organisasi kewartawanan, sedangkan orang pers yang bertugas di luar bidang pemberitaan, baik di media cetak maupun elektronik, tidak boleh mengaku wartawan, sebaliknya wartawan dan siapa pun yang bekerja di perusahaan pers, tentu tidak boleh mengaku orang pers.


(37)

2.4 Tinjauan tentang jurnalistik 2.4.1 Pengertian jurnalistik

Jurnalistik (journalistic) secara harfiah artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal”, artinya laporan atau catatan, berasal dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari

ini yang diberitakan dalam lembar tercetak. (Asep Syamsul, 2004:16)

2.4.2 Bentuk jurnalistik

Dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, jurnalistik dibagi dalam tiga bagian besar: jurnalistik media cetak (newspaper and journalism), jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast journalism), dan jurnalistik media audiovisual (television jurnalism).

Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, jurnalistik tabloid harian, juranlistik tabloid mingguan, dan jurnalistik majalah. Jurnalistik media auditif adalah jurnalistik radio siaran, jurnalistik media elektronik audiovisual adalah jurnalistik televisi siaran dan jurnalistik media online (internet).

2.5 Tinjauan Tentang Jurnalistik Radio

Peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Menurut Masduki dalam bukunya Jurnalistik Radio menyebutkan, Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Ada beberapa tingkatan peran sosial yang


(38)

diemban radio dalam kapasitasnya sebagai media publik atau yang dikenal dalam konsep radio for society.

Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilitas pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda/diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran. Beberapa fungsi tersebut bisa diemban sekaligus, tetapi ada kalanya hanya salah satu saja. Yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu peran. (Masduki, 2001:3)

2.5.1 Pengertian Radio

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio telah menjadi media komunikasi massa yang powerfull. Dan radio merupakan sebuah media elektronik yang dapat memberikan berbagai informasi dan hiburan. Radio, tepatnya radio siaran merupakan salah satu jenis media massa. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Jurnalistik radio mampu menyajikan pendapat narasumber secara langsung dan orisinal (audio).

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. (Masduki, 2001: 9)


(39)

2.5.2 Sifat Radio

Menurut Masduki dalam bukunya Jurnalistik Radio mengatakan, Radio itu bersifat auditif, maka berita radio harus memenuhi persyaratan lain, yaitu:

1. Lokal-Emosional 2. Personal

3. Selintas

4. Fokus dan Antidetail 5. Imajinasi

6. Fleksibel (Masduki, 2001: 13)

Lokal-Emosional, Berita menjadi alat komunikasi antar individu pendengar dengan masyarakat sekitarnya. Efektivitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau lokalitasnya dengan pendengar secara geografis dan psikologis, serta keterlibatan aktif mereka secara emisional dan interaktif.

Personal, Komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya memberikan kesan bahwa penyiar sedang berbicara dengan pendengar sehingga akrab ditelinga, bukan terkesan membicarakan sesuatu.

Selintas, Radio adalah media dengan mobilitas pendengar yang tinggi, ditangkap selintas, dan sekali saja. Karena ia disimak bersamaan dengan kegiatan lain. Tidak ada pendengar yang betah terhadap satu stasiun radio dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian pendengar, sejak awal berita perlu menggunakan lead yang menarik, yang disusun dengan kaidah piramida terbalik.


(40)

Fokus dan Antidetail, Berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh karena itu, radio harus meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Karena tidak bisa di dokumentasikan, maka di dalam berita radio dikenal istilah pengulangan berita lanjutannya yang harus disampaikan pada rentan waktu tertentu dalam satu hari.

Imajinasi, Radio dan terutama berita radio adalah theater of mind. Berita yang disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi dramatik pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar seperti sedang berada di lokasi kejadian atau terlibat dalam persoalan yang diberikan.

Fleksibel, Cara penyampaian berita radio sangat bergantung pada kreativitas dan gaya penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang disampaikan, tercermin dari infeksi (tinggi, rendah, datar) kekuatan suara penyiar.

2.6 Tinjauan Tentang Berita

Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita. karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan melalui media massa.


(41)

2.6.1 Jenis berita

Meski berita memiliki suatu akar pengertian dan suatu definisi, akan tetapi berita sendiri terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing ini tetap mengandung unsur yang perlu ada dalam setiap berita, namun tiap jenis memiliki karakteristik yang berbeda yang harus diingat.

Jenis berita menurut penyajiannya terdiri dari:

1. Berita Tulis (writing news/adlibs/spot news), yaitu berita pendek yang bersumber dari media lain atau ditulis ulang. Bisa pula berupa liputan reporter yang teksnya diolah kembali di studio.

2. Berita Bersisipan (news with insert), yaitu berita yang dilengkapi atau di-mix dengan sisipan suara narasumber.

3. News Feature, yaitu berita atau laporan jurnalsitik panjang yang lebih bersifat human interest.

4. Phone In News, yaitu berita yang disajikan melalui laporan langsung reporter via telepon.

5. Buletin Berita (news bulletin), yaitu gabungan beberapa berita pendek yang disajikan dalam satu blok waktu. 6. Jurnalisme interaktif (news interview), yaitu berita yang

bersumber pada sebesar mungkin keterlibatan khalayak. (Masduki, 2001: 14)

2.6.2 Kriteria Berita

Kriteria umum dalam nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakann oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang terbaik.

Nilai berita yang menjadi tolak ukur layak-tidaknya sebuah peristiwa diliput dan dilaporkan itu adalah:


(42)

1. Aktual, artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).

Bagi media radio, nilai kebaruan ini merupakan nilai terpenting karena berita radio harus memiliki sifat “kesegaran”(immediacy).

2. Faktual, yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi, bukan fiksi (bukan rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement). Fakta sebuah peristiwa terdiri dari data yang teruraikan dalam unsur 5W+1H (What = apa yang terjadi, Who = siapa yang terlibat dalam kejadian, Why = mengapa hal itu terjadi, Where = dimana kejadiannya, When = kapan terjadi, dan How = bagaimana proses terjadinya). 3. Penting, meliputi besar-kecilnya ketokohan orang yang

terlibat peristiwa (prominence) dan besar-kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences, magnitude).

4. Menarik, yaitu memunculkan rasa ingin tahu dan minat pendengar, antara lain peristiwa yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan (proximity) dengan pendengar secara geografis atau emosional, mengandung human interest -menyentuh emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati. (Romli, 2004: 62).

2.7 Tinjauan tentang Berita Radio 2.7.1 Pengertian Berita Radio

Radio berita adalah peristiwa yang dikomunikasikan kepada pendengar pada saat yang bersamaan dengan peristiwanya. Berita radio adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan opini, yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagi sebanyak mungkin orang, dan disiarkan melalui media radio secara berkala. Berita radio menjawab persoalan apa yang terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung.


(43)

2.7.2 Karakteristik Berita Radio 1. Segera dan Cepat

2. Aktual dan Faktual

3. Pentingnya bagi masyarakat luas 4. Relevan dan Berdampak luas (Masduki, 2001:12)

Segera dan cepat, Laporan peristiwa atau opini di radio harus sesegera mungkin dilakukan untuk mencapai kepuasan pendengar dan mengoptimalkan sifat kesegarannya sebagai kekuatan radio.

Aktual dan faktual, Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang segar dan akurat sesuai fakta, yang sebelumnya tidak diketahui oleh khalayak. Opini terkait dengan upaya pendalaman liputan (investigasi) atas suatu data atau peristiwa.

Pentingnya bagi masyarakat luas, Harus ada keterkaitan dengan nilai berita (news value) yang berlaku dalam pengertian jurnalistik secara umum, guna memenuhi kepentingan masyarakat.

Relevan dan berdampak luas, Masyarakat selaku pendengar merasa membutuhkannya dan akan mendapat manfaat optimal dari berita radio, yaitu pengetahuan, pengertian, dan kemampuan bersikap atau mengambil keputusan tertentu, sebagai respons atau atas sebuah berita.


(44)

2.7.3 Keunggulan dan kelemahan radio A. Keunggulan Radio

1. Cepat dan Langsung. Sasaran tercepat, lebih cepat dari Koran maupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan.

2. Akrab. Radio adalah alat yang lekat dengan pemiliknya.

3. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar. Pemmbicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi.

4. Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan beraksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah teman dekat bagi mereka.

5. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik. Baik bagi pengelola maupun pendengar.

6. Tanpa Batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, SARA, dan kelas sosial.

7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengar radio.

8. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain. (Romli, 2004: 23)

B. Kelemahan Radio

1. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya.

2. Global. Siaran informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka-angka dibulatkan.

3. Batasan waktu. Setiap berita atau informasi yang disiarkan sangat singkat berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

4. Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati berdasarkan urutan yang sudah ada.


(45)

5. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.

(Romli, 2004: 25)

2.8 Teori Shannon and Weaver

Teori ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Teori yang melukiskan sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandibalik atau mencipta ulang pesan tersebut.

Gambar 2.1

Model Shanon and Weaver

Information

Source Trasmitter Message Destination

Message Signal Received Message Signal

Noise Source

Sumber : Mulyana, dalam Ardiyanto, Elviaro. dkk, Komunikasi Massa, 2007: 85

Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmeitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata yang terucapkan), yang ditransmisikan


(46)

lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran (Destination) adalah orang (atau otak) yang menjadi tujuan pesan itu. Sedangkan gangguan (noise) adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangggu kecermatan pesan yang disampaikan.


(47)

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Tinjauan Tentang Radio Dahlia

Saat ini Radio Dahlia merupakan Radio nomer 1 (satu) di Bandung. Dengan selalu mengudara selama 24 jam non stop. Radio ini bisa didengarkan oleh semua kalangan. Baik dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak. Radio Dahlia selalu menyajikan sajian yang menyegarkan bagi para pendengarnya. Pendekatan dapat dilakukan diberbagai daerah dengan melalui program off air

dimana para penyiar melakukan siaran diluar namun masih meliputi daerah Jawa Barat.

Dahlia juga selalu memberikan hadiah-hadiah ditiap harinya, dengan tak lepas dari hasil kerjasama dengan pihak sponsor. Untuk lebih mendekatkan lagi dengan para pendengarnya, Radio Dahlia juga selalu mengadakan acara gerak jalan bersama di tiap bulannya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesetiaan pendengar.

Berbagai informasi seputar Bandung selalu ditampilkan oleh pihak Dahlia. Kegiatan SIM keliling merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Radio Dahlia. Pihak Dahlia bekerjasama dengan pihak kepolisian. Mereka mendatangi salah satu Mall di Bandung seperti Giant (Pasteur), Bandung Super Mall (BSM), dan Miko Mall/Kopo. Selama seminggu pihak dahlia dan pihak kepolisian bekerjasama, dengan maksud, pihak Dahlia ikut membantu menginformasikan kepada para pengguna kendaraan untuk memperpanjang SIM mereka.


(48)

3.1.1 Sejarah Radio Dahlia

Radio Dahlia berdiri pada tahun 1968, pada saat itu Radio Dahlia pertama kali menjadi radio amatir antar penduduk. Mulanya Radio Dahlia didirikan hanya sekedar penyalur hobby saja.

Pada tanggal 18 Agustus 1970, PT. Radio Dahlia Flora resmi didirikan dan mendapat hak siar di gelombang Short Wave (SW). Radio Dahlia pada saat diresmikan mengudara di AM dengan frekuensi 1224 KHz pada gelombang 245. segmentasi pada saat itu yang diarahkan adalah menengah sampai menengah ke bawah, dengan target pendengar lebih banyak ibu-ibu rumah tangga, format musiknya adalah dangdut 60 %, pop Indonesia 25 % dan sisanya adalah pop sunda 15%. beberapa tahun kemudian pindah di gelombang Midle Wave (MW).

Pada pertengahan tahun 1994 tepatnya pada tanggal 6 November 1994, Radio Dahlia beralih frekuensi dari AM 1224 KHz menjadi FM 101,6 MHz. peralihan frekuensi ini dilakukan oleh Radio Dahlia dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan Radio Dahlia kepada pendengar,

client, serta masyarakat pendengar setia dahlia, khususnya di kota Bandung dan sekitarnya. Dalam segmentasi Radio Dahlia tetap komit yaitu mengambil segmen menengah sampai menengah kebawah.

Tanggal 3 Mei tahun 2004 Fekuensi Dahlia dari 101.6 FM mengalami perubahan, saluran Pindah frekuensi ke 101.5FM, perubahan frekuensi terjadi karena adanya SK Menteri Perhubungan No 15/2003 tentang rencana induk frekuensi radio siaran FM (Frequency Modulation).


(49)

Bertujuan agar meningkatkan kualitas penerimaan pancaran radio dan untuk mengatur pengkanalan frekuensi radio siaran FM yang sesuai ketentuan international dan proporsional untuk setiap wilayah. Selain itu tujuan lainnya adalah agar tidak ada lagi frekuensi radio yang tumpang tindih. Radio siaran juga tidak lagi harus menggunakan power yang besar, karena tidak ada lagi yang sama frekuensinya.

3.1.2 Profil Perusahaan

Profil perusahaan merupakan identitas perusahaan dimana didalamnya terdapat kejelasan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Profil Perusahaan

Pemilik : PT. Radio Dahlia Flora

Alamat : Jl. Burangrang 28 Bandung 40262 Telepon : (022) 7300530, 7303566

Fax : (022) 7314097

Homepage : www.radiodahliafm.com

Email : dahliafm@dahliafm.com

Contact Person : H. Cecep M. Ramdhan Pemilik : PT. Radio Dahlia Flora Pimpinan : Christianto Gunawan Karyawan Tetap : 35 orang Karyawan

Honorer : 25 orang

Jangkauan : Bandung dan sekitarnya


(50)

3.1.3 Logo

Setiap perusahaan memiliki logo, fungsi dari logo itu sendiri adalah untuk memberi lambang atau ciri suatu perusahaan. Pada logo tersebut terlambangkan maksud dan tujuan dari suatu perusahaan.

Gambar 3.1

Logo PT. Radio Dahlia Flora

Sumber : Company Profile PT. Radio Dahlia Flora Tahun 2010

3.1.4 Arti Logo

Penulisan Radio Dahlia berwarna merah dan tulisan tampak tertulis besar pada logo diatas mengandung arti bahwa adanya keyakinan, kemantapan serta keberanian sebagai radio yang siap untuk bersaing. Dan tulisan miring pada kata dahlia melambangkan keindahan yang dibarengi dengan kreatifitas.

Tulisan FM 101.5 MHz, mengandung arti bahwa pendengar Radio Dahlia akan tetap setia mendengarkan di frekuensi 101.5 dan tidak akan berpindah ke frekuensi radio lainnya.


(51)

Kotak berbentuk Bujursangkar memiliki makna bahwa, Radio Dahlia sudah siap dari sisi keilmuan untuk mencapai target pendengar yang diinginkan, karena sudah terkonsep secara menyeluruh.

Kalimat goyang sik asik, merupakan selogan Radio Dahlia, yang menandakan bahwa Radio Dahlia adalah salah satu radio dangdut di Kota Bandung.

3.1.5 Visi dan Misi

Visi (vision) adalah latar belakang pemikiran yang menjadi filosofi sebuah perusahaan. Dari visi itulah muncul misi yang harus dijalankan atau diemban oleh suatu perusahaan.

Merencakan visi dan misi perusahaan, merupakan suatu target atau acuan yang dapat dijadikan sebagai dorongan demi tercapainya rencana perusahaan secara efisien dan efektif.

a. Visi Perusahaan

Radio “Terbaik/ Terkemuka/ Terdepan” di Kota Bandung, yang mampu berperan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat pendengar Kota Bandung dan sekitarnya.

b. Misi Perusahaan

1. Radio Dahlia mampu menyajikan produk siaran yang informatif, edukatif, dan menghibur.

2. Menjadi ‘Trendsetter’ bagi pecinta musik dangdut di Kota Bandung dan sekitarnya.


(52)

3. Perusahaan yang mampu memberikan keuntungan bagi semua pihak, sesuai peran.

4. Perusahaan yang keberadaanya mempunyai nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

3.1.6 Target Pendengar

Radio Dahlia 101.6 FM Bandung secara keseluruhan konsep acara yang disiarkan selalu mengacu kepada nilai kebutuhan dan asas manfaat bagi masyarakat pada umumnya, karena hal tersebut poin terpenting untuk menjadi daya tarik tersendiri untuk program acara yang disajikan.

A. Status Ekonomi Sosial

Berdasarkan pengeluaran belanja Primer per bulan masyarakat kota Bandung:

S.E.SA+>(Rp.4.000.000)

S.E.SA+(Rp.1.790.000s/d3.999.999) S.E.SB+(Rp.1.250.000s/d1.749.999) S.E.SC+(Rp.600.000s/d1.249.999) S.E.SD+(Rp.400.000s/d599.999) S.E.S E+ <(Rp. 399.999)

B. Kelompok Usia Pendengar Radio Dahlia

Radio Dahlia memperoleh rating tertinggi untuk semua radio dari keseluruhan kelompok usia (10+ s/d 50+ tahun) akan tetapi bila melihat detail dari beberapa kelompok usia maka pendengar


(53)

utama Radio Dahlia adalah mereka yang berusia dari 20 s/d 29 tahun, dan pendengar tersebar kedua adalah mereka yang berusia 30 s/d 39 tahun.

C. Pendidikan

Tingkat kelulusan pendidikan pendengar Radio Dahlia 101.5 FM lebih didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah responden 159.000 pendengar atau sekitar 39% Terbesar kedua adalah ditingkat pendidikan lulus SD 119.000 atau sekitar 29% Pada hasil quartal ke 4 thn 2008, pendengar Radio Dahlia lebih besar didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah total populasi penduduk kota Bandung 1.833.000.

D. Pekerjaan

Perolehan jumlah pendengar dari segi pekerjaan, Radio Dahlia FM memperoleh jumlah terbesar dari kategori “lainnya” (pensiunan, dsb) sebanyak 120.000.

Terbesar kedua diperoleh dari kategori Ibu Rumah Tangga sebesar 101.000 atau sekitar 25%, karyawan/pegawai swasta sebesar 93.000 atau 23% pelajar / mahasiswa sebesar 50.000 atau 12%, pengusaha / pedagang sebesar 26.000 atau 6% serta eksekutif sebesar 21000 atau 5%.

E. Gender

Pendengar wanita terutama ibu-ibu rumah tangga dan pelajar serta mahasiswa adalah pendengar terbanyak dari total pendengar


(54)

kota Bandung, yang berjumlah 101.000 Audience untuk ibu rumah tangga, dan 50.000 Audience untuk Pelajar dan Mahasiswa. Potensi terbesar kedua adalah pendengar ber-Gender Pria. Potensi tersebut bisa menjadi target utama / sasaran bagi Mitra Bisnis dalam upaya menginformasikan produk-produknya secara gelaran On Air

maupun Of Air / promosi langsung, bisa menjadi alternatif untuk melakukan Product Contact kepada konsumennya baik itu Kuis

Live On Air ataupun Promosi langsung dilapangan secara Off Air. Radio dangdut Dahlia masih merajai udara Kota Bandung. Hasil survei terbaru kategori All People, All Segment, dan All Time

lembaga AC Nielsen & Folling menunjukkan, Radio Dahlia berada di posisi teratas.

Hasil Survey Riset Nielsen Company Quartal 1 tahun 2008 Radio Dahlia menempati posisi/ranking 1 (pertama) dalam perolehan jumlah pendengar, mengungguli 4 radio besar lainnya. Hal ini terbukti berdasarkan perolehan jumlah pendengar secara umum (universal all people 10+) cumulative 475.000 pendengar.

Hasil survey riset The Nielsen Company Periode/Quartal 2 tahun 2008 Radio Dahlia kembali menempati posisi / Ranking 1 (pertama) dengan jumlah perolehan comulative 391.000 pendengar,

Demografi Riset All People 10+. Peringkat kedua jumlah pendengar cukup jauh teringgal dari Dahlia, yakni 304.000 pendengar.


(55)

Radio Dahlia tetap kokoh berada pada posisi /ranking 1 (pertama) perolehan jumlah pendengar masyarakat kota Bandung, segmentasi All People 10+ ini dibuktikan dengan jumlah perolehan yang diraih Radio Dahlia sebanyak 416.000 pendengar. Dari kesimpulan hasil riset yang dilakukan oleh The Nielsen Company Quartal 1, 2, dan 3 membuktikan bahwa, Radio Dahlia memang radio yang menjadi favorit masyarakat Kota Bandung populasi 1.833.000 jiwa. Radio Dahlia adalah solusi yang tepat bagi Mitra Bisnis dalam berpromosi.

Pada periode riset akhir tahun 2008, Radio Dahlia FM masih tetap menjadi Top of Rank dengan meraih angka kumulatif 410.000

Audience. Dari nilai raihan jumlah pendengar ini, terbukti bahwa Radio Dahlia FM adalah Media pilihan yang paling tepat bagi mitra bisnis dalam berkampanye produk unggulannya.

3.1.7 Sejarah Programm Support

Programm Support bertugas membantu assistan programm direktor dalam menangani semua kegiatan iklan, sponsor, pendataan bagi para pendengar yang mendapatkan hadiah dalam berbagai kuis yang dihadirkan oleh Radio Dahlia. Seperti di media lainnya, informasi radio harus lengkap. Bagian awal harus mengarahkan anda ke dalam intinya

Programm Support tidak memiliki struktur divisi secara khusus tetapi bagian ini masih bersatu kedalam struktur organisasi perusahaan.


(56)

Bagian dari Programm Support itu sendiri terdapat bagian script writer

(Penyaji Berita). Tugas seorang script writer pada Radio Dahlia sedikit berbeda dengan penyaji pada umumnya. Pasalnya, Penyaji berita tidak sekedar melakukan siaran biasa yang sifatnya sangat formal, namun juga melakukan kegiatan jurnalistik yang terikat dengan kode etik jurnalistik. Keberadaannya seorang script writer pada Radio Dahlia sangatlah menentukan dalam bentuk siaran berupa penyiaran berita informasi, adlibs

dan lain-lain.

Radio Dahlia saat ini merupakan radio nomor 1 di Bandung. Radio dengan ciri khas dangdut dan berbagai acara yang ada didalamnya membuat para pendenagar setia Bandung tertarik. Radio merupakan sarana hiburan dan tempat memperoleh informasi. Salah satu bentuk informasi Pada Radio Dahlia ini adalah berita dan iklan-iklan. Pembuatan berita dan iklan tidaklah mudah, semua membutuhkan proses dan kreatifitas. Dan demi mencapai itu semua sangat diperlukan sosok penyaji berita dalam sebuah radio siaran.

Selain menjadi seorang script writer tugasnya merangkap sebagai pengisi suara dalam sebuah iklan, kadang menjadi seorang penyiar,atau menjadi seorang script writer pada Radio Dahlia tidak hanya mempunyai satu tugas saja melainkan merangkap tugas-tugas lainnya.

Penulisan berita adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar dalam siaran dengan teknik “membaca naskah”. Penulisan naskah siaran harus diiringi kesadaran penulis bahwa naskah itu akan dibacakan


(57)

penyiar namun harus terdengar seolah-olah penyiar “tidak membaca”, tetapi “berbicara”, dan dikonsumsi oleh “telinga”. Dengan kata lain, penulis naskah radio adalah “menulis untuk telinga”, “layak dengar” (hearable), bukan untuk mata atau dibaca (readable), dan karenanya harus:

Mudah dibaca oleh penyiar

Mudah dimengerti oleh pendengar

3.1.8 Struktur Organisasi PT. Radio Dahlia Flora Bandung

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi. Dimana struktur organisasi ini menjelaskan peranan atau tugas dan wewenang dari berbagai bagian atau divisi, dan juga menentukan bagaimana setiap bagian tersebut berhubungan dan memiliki tanggung jawab atas kerjaannya.

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi PT. Radio Dahlia Flora Bandung:


(58)

Gambar 3.2


(59)

3.1.9 Job Description 1. Komisaris

Pemililik Radio Dahlia, yang bertugas mengawasi kebijakan direksi Dan bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi Radio Dahlia. 2. Direktur Utama

Memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan Direktur, dan cabang devisi Radio Dahlia serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan instansi terkait.

3. Direktur

Mengawasi Kegiatan Direksi, Memberikan pendapat dan saran terhadap rencana direksi.

4. General Manager

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang program, Off Air, dan Marketing

5. Assistant Manager

Assistant manager selalu berada setia mendampingi seorang manager, tugas lainnya ia mendata semua agenda kegiatan dibidang program, Off Air, dan Marketing

6. Programm Director

Mengatur alur berjalannya On Air di Radio Dahlia, dimana program-progam yang ditayangkan tidak hanya berupa Music session yang dipegang oleh Music Director akan tetapi membawahi


(60)

7. PD. Assistan

Bertanggung jawab dalam perjanjian dalam sebuah pemunculan kontrak kerja. Baik berupa kontrak kerja iklan dan sponsor.

8. Programm support

Membantu tugas assistan programm direktor dalam menangani semua kegiatan iklan, sponsor, pendataan bagi para pendengar yang mendapatkan hadiah dalam berbagai kuis yang dihadirkan oleh Radio Dahlia.

9. Music Director

Mendesain efek-efek musik dalam berbagai acara yang ada pada Radio Dahlia. Sekaligus bertanggung jawab dalam hasil desainnya. 10. OB Van Supervisor

Bertanggung jawab dalam terlaksananya kegiatan on air atau peliputan kegiatan diluar.

11. Traffic

Mengontrol dan mengatur naiknya suatu iklan atau informasi ke ruang siaran.

12. Creative supervisor

Bertugas dalam penentuan tema atau kegiatan penyiaran apapun yang menuangkan kreatifitasnya dalam kegiatan penyiaran radio, mengedit suara-suara atau efek untuk memperindah tampilan dalam radio tersebut.


(61)

13. Production Staff

Para pegawai yang bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan produksi. Bekerja sama dengan program director .

14. OB Van crew

Para bagian yang ikut andil dalam kegiatan siaran diluar ruang siaran atau reportase.

15.Announcer

Para penyiar yang bertanggung jawab dalam segala bentuk penyampaian informasi dan hiburan kepada para pendengar.

16. Opp

Menampung hasil permintaan para pendengar melalui telephone, yang kemudian pesannya tersebut disampaikan oleh penyiar dan mengudara.

17. Marketing Supervisor

Yang bertanggung jawab dalam terciptanya strategi-strategi dalam penjualan suatu produk, sehingga banyak pihak yang mau bekerjasama dengan pihak Dahlia dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

18. Publik Relation

Mengurus fungsi-fungsi organisasi, menghadapi konsumen. Mereka akan menghubungi orang-orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material untuk distribusi.


(62)

Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales promotion untuk mendukung kegiatan marketing.

19. General Affairs

Memiliki tanggung jawab sepenuhnya dalam kegiatan technic support.

20. Oof Air Suppervisor

Yang bertanggung jawab dalam terlaksannanya kegiata Siaran diluar studio. Baik reportase maupun kegiatan-kegiatan lainnya. 21. Off Air Crew

Para pegawai yang menjalankan jalannya sebuah acara diluar studio. Dan mempunyai tugas untuk membuat suatu acara dengan semenarik mungkin agar para pendengar terhibur.

22. Teknik Support

Orang-orang yang membantu berjalannya suatu kegiatan. 23. Newscasters


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Eisy, M. Ridlo. 2007. Peran Media Dalam Masyarakat. Penerbit: Dewan Pers.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Grafindo Persada.

Hasan, M. Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio. Yogya: Bit Lkis.

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik. Penerbit: Ghalia Indonesia.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Romli, M. 2004. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script Writer. Penerbit: Nuasa.

Romli, M. 2005. Jurnalistik Terapan. Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Penerbit: Batic Press.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit: Tarsito.

Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.


(2)

B. Sumber Lain:

Ali Sugiban. Nim. 41803803. Skripsi: Analisis Isi Feature News pada Majalah Mingguan Mangle Bandung Ditinjau dari Nilai Berita. Tahun 2008.

Tito Rizal Yohana. Nim. 41802068. Skripsi: Analisis Isi Penyajian Berita Pada “Rubrik Tatar Bandung” Harian Umum Galamedia Bandung Ditinjau Dari Nilai Berita. Tahun 2007.

www.radiodahliafm.com www.twitter.com/dahlia_fm


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabill’alamin, Ucap syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan tepat waktu. Penelitian ini disusun guna membuktikan bahwa penulis telah menyelesaikan penelitian di Radio Dahlia 101.5 FM Bandung guna memenuhi syarat mengikuti sidang sarjana.

Terima kasih kepada yang tercinta dan tersayang kedua orang tuaku, yang selalu mengiringi langkahku dengan doa, sehingga peneliti ini berjalan dengan lancar dan terselesaikan.

Dalam penyusunan penelitian ini peneliti menghadapi banyak kendala namun berkat adanya kemauan dari diri sendiri, doa, dorongan dan dukungan dari keluarga, sahabat, orang tercinta, pembimbing, dan bapak/ibu dosen ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi keilmuan jurnalistik. Sehingga, akhirnya kendala itu dapat teratasi. Dan penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.

Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:


(4)

1. Yth. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Yang telah mengeluarkan surat pengantar bagi peneliti.

2. Yth. Ibu Rismawaty., S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Yang telah mengesahkan skripsi ini sehingga penelitian ini bisa disidangkan dan terima kasih banyak untuk segala ilmu yang telah diberikan, terima kasih untuk tawa yang diberikan selama perkuliahan berlangsung. 3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos.,M.Si, selaku dosen wali. Terima kasih karena

telah memberikan pencerahan dan penyelesaian masalah bagi peneliti. Terimakasih atas bimbingannya selama peneliti melakukan perkuliahan. Dan Yth. Bapak Gumgum Gumilar., S.Sos.,M.Si., yang pernah menjadi dosen wali, sebelum dipindah tugaskan selama 6 semester. Terimakasih banyak atas semua pengalaman dan berbagai masukan yang telah diberikan.

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya., S.Sos.,M.Si., Selaku pembimbing. yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian. Terima kasih banyak bu atas kesabarannya, masukan-masukannya. sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Yth. Bapak Andi Nurul Huda., S. Ikom., Yth. Bapak Adiyana Slamet., S. Ip. M.Si,. dan Yth. Bapak Manap Solihat., M.Si. serta para dosen komunikasi yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai harganya. Terimakasih atas segalah hal yang telah terlewati.


(5)

6. Yth. Ibu Astri Ikawati., A.Md kom dan Mba Ferina Tanjung Permata., S.Ds., selaku Sekretariat Program Studi Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relation, serta Ibu Ratna yang telah banyak membantu peneliti dalam hal administrasi universitas.

7. Yth. Bpk Cecep M. Ramdan, selaku General Manager PT. Radio Dahlia Flora Bandung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Radio Dahlia Bandung.

8. Yth. Bpk Helsa, selaku Program Director PT. Radio Dahlia Flora Bandung, yang telah memberikan pengenalan tentang Radio Dahlia kepada penulis. 9. Buat Teh Nina dan A’Reza, selaku pengkoding. Yang telah banyak membantu

selama peneliti melakukan penelitian, Terimakasih karena selalu memberikan kemudahan dalam segala hal, maaf jika penulis banyak merepotkan.

10.Terimakasih juga buat kedua adik-adikku (semangat… perjalananmu masih panjang!!!).

11.Especially for you. yang selalu memberi motivasi dan doa kepada penulis hingga selesainya penelitian ini di susun. Terimakasih Atas segala dukungan dan pengertiannya. Buat keluarga barancana Terimakasih buat semuanya, buat segala hal yang telah kita lewati bersama. Tidak akan ada yang bisa menggantikan kalian. (Wujudkan semua impian kalian!!!) we are the best. 12.Buat teman-teman IK-1 dan Jurnal ‘06… (Teman seperjuanganku semangat,


(6)

13. Dan buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan secara satu persatu, penulis mengucapkan beribu-ribu maaf dan Terimakasih.

Dalam penelitian ini, peneliti sangat mengharapkan sekali kritik serta saran yang membangun sehingga tercapai kesempurnaan dalam penulisan penelitian ini. Dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa komunikasi konsentrasi jurnalistik.

Bandung, Juli 2010