Widia Nova Rizki Puspita,2014 TARI TOPENG SINOK DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
fakta-fakta yang ada di lapangan atau tempat penelitian. Alasan peneliti menggunakan metode ini dilakukan agar memperoleh gambaran yang nantinya disusun secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai subjek yang diteliti.
D. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari terjadinya kesalah
pahaman, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut :
Tari : Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan
pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-
hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Topeng : Topeng adalah benda dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam yang
dipakai menutup wajah seseorang. Sinok : sinok atau nok adalah panggilan untuk perempuan yang belum menikah
atau panggilan dari yang lebih tua kepada yang lebih muda di daerah Jawa, khususnya Brebes.
Tari topeng sinok : tari Topeng Sinok adalah tarian kreasi yang diciptakan oleh Dewan Kesenian dan menjadi tarian khas Kabupaten Brebes. Tari topeng sinok
menceritakan perempuan Brebes yang pekerja keras dan sangat mencintai pekerjaannya sebagai petani bawang merah. Kabupaten Brebes adalah suatu wilayah yang secara
demolografis berada di provinsi Jawa tengah, tempat lahirnya Tari topeng Sinok yang diciptakan oleh Dewan Kesenian Brebes Kitarto dan Suparyanto.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata 2008:52 adalah alat yang digunakan untuk merekam, pada umumnya secara kuantitatif, keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan
Widia Nova Rizki Puspita,2014 TARI TOPENG SINOK DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah
pernyataan http:hartanto104.files.wordpress.com201311instrumen-penelitian.pdf.
Arikunto 2000:134 mengungkapkan bahwa “instrumen penelitian adalah
instrumen alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya
”. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan teknik penelitian langsung ke lapangan. Pedoman observasi ini disusun ke dalam beberapa bagian yakni pedoman observasi untuk
meninjau atau mengamati langsung ke lokasi penelitian, observasi terus terang dan tersamar serta observasi tidak terstruktur.Observasi terus terang dan tersamar serta
observasi tidak terstruktur. Observasi terus terang adalah peneliti menyatakan terus terang kepada narasumber bahwa peneliti akan melakukan penelitian, sedangkan
observasi tersamar adalah tidak menyatakan secara terus terang bahwa peneliti sedang melakukan peneliti sedang melakukan penelitian hal ini dilakukan agar peneliti dapat
mendapatkan data yang masih dirahasiakan. Kemudian observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi
hal ini terjadi jika peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
narasumber utama yang memahami tari Topeng Sinok, yaitu bapak Kitarto sebagai pencipta tari Topeng Sinok serta narasumber pendukung yaitu ibu Artanti sebagai
pengajar tari Topeng Sinok di Kabupaten Brebes. Peneliti melakukan observasi kepada para narasumber pada saat proses berlatih
tari Topeng Sinok berlangsung di kediaman ibu Artanti sebagai pusat tari Topeng Sinok hidup dan berkembang. Selain di pusat keberadaan tari Topeng Sinok yaitu di
Kelurahan Gandasuli, peneliti juga melakukan observasi di Kantor Dinas Pariwisata dan
Widia Nova Rizki Puspita,2014 TARI TOPENG SINOK DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Kebudayaan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Oleh karena narasumber yang dipilih adalah orang-orang yang sangat memahami tari Topeng Sinok maka proses observasi
yang dilakukan peneliti pun tidak mengalami hambatan yang berarti.
2. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi ini berupa foto dan video yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan wawancara dengan narasumber dan pada saat penelitian.
Hal ini dirasa penting oleh peneliti, karena jika peneliti hanya mencatat hasil penelitian terkadang tidak semua dicatat, sehingga agar terindar dari hal tersebut maka peneliti
mengambil foto dan video. Informasi yang diperoleh tersebut disimpan ke dalam bentuk rekaman audio
visual dan foto, dengan cara mengambil gambar dan merekam dari keseluruhan gerak- gerak tari topeng Sinok, rias, busana serta musik pengiring.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan peneliti diantaranya : a.
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara tatap muka. Dalam cara ini peneliti langsung bertatap muka dengan pihak yang di wawancara seperti menemui
Koreografer atau pencipta tari Topeng Sinok yaitu bapak Kitarto selaku Dewan Kesenian Kabupaten Brebes, ibu Artanti sebagai pelatih tari Topeng Sinok, bapak Lukman selaku
ketua Dewan Kesenian Kabupaten Brebes, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Brebes.
b. Wawancara tidak langsung. Wawancara yang dilakukan bukan secara tatap muka
melainkan melalui saluran komunikasi jarak jauh, misalnya melalui telepon, sms dan sebagainya kepada koreografer tari Topeng Sinok, pelatih tari Topeng Sinok, ketua
Dewan Kesenian dan kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Brebes jika
Widia Nova Rizki Puspita,2014 TARI TOPENG SINOK DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
membutuhkan informasi namun keadaan tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung maka dilakukanlah wawancara tidak langsung.
c. Wawancara berstandar adalah wawancara yang direncanakan berdasarkan pedoman atau
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan lebih dulu. Agar semua rumusan masalah dapat terjawab maka peneliti membuat daftar pertanyaan agar wawancara lebih terfokus pada
permasalahan yang dibahas oleh peneliti yaitu seputar tari Topeng Sinok secara keseluruhan.
d. Wawancara tidak berstanadar adalah wawancara yang tidak direncanakan berdasarkan
pedoman atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan lebih dulu. Disini, peneliti mencoba bertanya hal-hal lain di luar daftar pertanyaan namun masih berkaitan dengan
tari Topeng Sinok, hal ini dikarenakan pada saat wawancara peneliti merasa ada hal-hal yang masih dipertanyakan namun tidak ada dalam daftar pertanyaan yang telah dibuat.
F. Teknik Pengumpulan Data