2
dapat dipergunakan dalam penatalaksanaan klinik dan program pemberdayaan wanita yang dilakukan oleh pemerintah. Walaupun penelitian ini adalah
penelitian permulaan akan tetapi dengan data serta informasi yang akan peneliti dapatkan diharapkan dapat menjadi pemacu penelitian lebih lanjut dan
mampu berperan dalam arahan kebijakan penanggulangan dan pencegahan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan istri dari suami yang bekerja
di dalam kota dengan suami yang bekerja di luar kota. 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kecemasan istri dari suami yang bekerja di dalam kota.
b. Mengetahui tingkat kecemasan istri dari suami yang bekerja di luar kota.
LANDASAN TEORI
Cemas merupakan emosi dasar manusia disamping gembira, sedih, dan marah. Dalam keadaan moderat, cemas diperlukan bagi penampilan individu
untuk semua tugas dan keperluan lain, karena disamping emosi dasar yang lain cemas dalam keadaan moderat dapat memacu individu dalam penampilannya.
Bila cemas terlalu tinggi atau terlalu rendah maka dapat menghambat penampilan sampai menimbulkan kendala atau gangguan fungsi sosial individu. Hal ini sesuai
dengan hukum Yerkes-Dodson, yang menjelaskan bahwa ada hubungan kecemasan dengan performa yang digambarkan sebagai kurva U yang terbalik.
Performa akan berkurang pada tingkat kecemasan rendah dan sangat tinggi. Sedangkan pada tingkat kecemasan yang sedang dapat menambah performa
seseorang Puri, 2011. Cemas ditandai dengan rasa tidak nyaman, samar tidak jelas dan disertai gejala otonom seperti sakit kepala, keluar keringat banyak,
palpitasi, rasa sesak di dada, rasa tidak nyaman ringan pada lambung, ketidakmampuan untuk duduk atau berdiri dalam waktu yang lama Kaplan
Sadock, 2007; Maramis, 2005.
Sekitar 30 juta orang di USA terkena gangguan cemas, di mana frekuensi pada wanita dua kali lebih besar daripada pria Kaplan Sadock, 2007. Di
Indonesia, diperkirakan angka kejadian cemas sebesar 2-4 PPDGJ, 1993; Sudiyanto, 2000. Jumlah penderita gangguan cemas baik yang akut maupun
kronik mencapai 5 dari jumlah penduduk Hawari, 2006. Cemas didahului dengan adanya stressor yang bersifat biopsikososial misalnya kelelahan,
menderita penyakit kronis, kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, masalah ekonomi, hubungan antar tetangga yang tidak baik. Stressor biopsikososial adalah
setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya stres dalam kehidupan seseorang.
Instrumen psikometrik yang diisi sendiri oleh penderita self rating mempunyai keuntungan mudah dimengerti, murah dalam pelaksanaannya,
kuesionernya singkat, dan jelas serta waktu dalam mengisi kuesioner singkat sekitar 15-20 menit Sudiyanto, 2000. Alat ukur ini tidak berguna sama sekali
terhadap individu yang buta huruf, tidak kooperatif, tidak terdidik, atau memiliki
4
2
penyakit berat. Instrumen psikometrik ini ialah semua jenis inventory seperti T- MASTaylor Manifest Anxiety Scale yang biasanya memuat daftar pertanyaan
yang harus dijawab “ya” atau “tidak” oleh individu. T-MAS hanya bisa untuk mengetahui ada tidaknya cemas pada seseorang serta mengukur tinggi rendahnya
cemas berdasarkan skor yang dihasilkan. Jadi hanya bisa menjelaskan seseorang mempunyai skor cemas yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingan dengan
orang lain yang sama-sama diukur dengan T-MAS. Skor yang mendekati atau sama dengan 50 pada seseorang menunjukkan bahwa keluhan-keluhan cemas
yang disampaikan lewat jawaban kuesioner T-MAS lebih banyak daripada skor yang mendekati 22 Sudiyanto, 2000.
Wanita bisa berperan secara dwiperan, yaitu memposisikan diri di dua dunia kehidupan, kehidupan publik umum dan kehidupan domestik khusus. Pada
situasi kondisi tertentu misalnya, suami bekerja di luar kota terjadi perpisahanseparasi sementara dengan konsekuensi peran istri menjadi lebih
banyak multiperan yaitu berperan sebagai ibu sekaligus berperan sebagai bapak, suatu peran yang melelahkan fisik. Disamping itu perpisahan sementara akan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan biologis terhambat. Hal ini merupakan stressor berat Hawari, 2006.
METODE PENELITIAN A.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional di mana variabel bebas dan variabel
tergantung diobservasi hanya sekali pada saat yang sama Taufiqurrahman, 2008. Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kecemasan antara istri yang suaminya bekerja di dalam kota dan di luar kota di Desa Gentan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
Gambar 1. Alur Kerangka Penelitian Istri
Suami bekerja di luar kota Suami bekerja di dalam kota
L-MMPI L-MMPI
Skor ˂10
Skor ˂10
Skor ≥10
Skor ≥10
Sampel memenuhi syarat Sampel memenuhi syarat
Kuesioner TMAS Kuesioner TMAS
T-test Hasil
Hasil Pengolahan data dengan
program SPSS versi 17
5
2
B. Tempat Dan Waktu Penelitian