Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Srikandi-Mustakaweni. Selain itu, pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui rias dan busananya.
Proses observasi dilakukan di STSI Bandung dengan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama merupakan observasi awal yang dilakukan dengan
cara meneliti beberapa sumber tertulis untuk mendapatkan data-data awal. Setelah data tertulis didapatkan, tahapan selanjutnya adalah observasi dengan
cara mengamati pertunjukan tari tersebut melalui media audio visual. Pertunjukan itu berbentuk dokumentasi materi ajar tari wayang yang
menyajikan Tari Srikandi-Mustakaweni. Lebih lanjut penulis melakukan observasi partisipasi aktif dengan cara ikut berlatih tari tersebut bersama dosen
pengampu mata kuliah tari wayang di STSI Bandung. Proses latihan tersebut berlangsung beberapa pertemuan selama dua bulan dengan tujuan untuk
mengetahui secara langsung struktur gerak, bentuk gerak, serta karakter yang terkandung dalam tarian itu.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah metode pengumpulan data dengan tatap muka secara langsung dan berbentuk tanya jawab. Dalam hal ini, informasi
tentang materi yang diteliti didapatkan langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap. Sehingga metode bentuk ini
memerlukan interview guide atau panduan wawancara. Panduan ini berisi seputar pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang akan diteliti, sehingga
ketika wawancara dilakukan peneliti bisa fokus dan terarah. Hal tersebut sebagaimana yang dipaparkan oleh Nazir 2011 : 193-194 yang menyatakan
bahwa: … wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka anatara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide panduan wawancara.
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Metode pengumpulan data dengan teknik ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya “ wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan
wawancara tidak terstruktur” Esterberg Sugiyono, 2012: 233. Wawancara
terstruktur merupakan wawancara dimana sebelumnya peneliti sudah mengetahui informasi apa yang akan diperoleh. Sehingga wawancara jenis ini
diperlukan instrument penelitian yang berisi panduan seputar materi yang akan ditanyakan. Panduan tersebut berfungsi sebagai pedoman peneliti ketika
melakukan proses wawancara sehingga peneliti bisa fokus dan terarah. Wawancara semiterstruktur adalah wawancara sedikit lebih bebas jika
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur ialah wawancara yang tidak memerlukan pedoman wawancara
yang tersusun secara sistematis, sehingga peneliti lebih bebas dalam proses tanya jawab ketika wawancara itu dilakukan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang ditujukan kepada beberapa responden. Wawancara
ini dilaksanakan untuk memperoleh data secara mendalam tentang aspek kontekstual tari seperti latar belakang rekomposisi. Selain itu, penggunaan
wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai aspek tekstual tarinya. Dengan demikian, untuk memperoleh data tersebut
peneliti melakukan wawancara secara terstruktur dan tidak terstuktur kepada narasumber yang dianggap ahli atau menguasai tentang Tari Srikandi-
Mustakaweni. Wawancara tersebut dilakukan kepada koreografer yang merekomposisi Tari Srikandi-Mustakaweni, pengajar Tari Srikandi-
Mustakaweni, dan beberapa orang yang kompeten di bidang ini. Wawancara pertama dilakukan kepada orang yang merekomposisi Tari
Srikandi-Mustakaweni yaitu Bapak Iyus Rusliana. Hal-hal yang ditanyakan meliputi keterangan tentang Tari Srikandi-Mustakaweni secara keseluruhan,
serta latar belakang rekomposisinya. Narasumber ini merupakan narasumber utama untuk menggali informasi lebih mendalam tentang materi yang diteliti.
Dari responden utama ini, peneliti mendapatkan data primer yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Wawancara selanjutnya ditujukan kepada
Samsul Aripin, 2013 Kajian Etnokoreologi Terhadap Tari Wayang Srikandi-Mustakaweni
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Ibu Eti Mulyati, salah dosen pengampu mata kuliah tari wayang di STSI Bandung. Peneliti melakukan wawancara mengenai struktur gerak baik gerak
pokok, gerak khusus dan gerak peralihan yang terdapat pada Tari Srikandi- Mustakaweni. Selain itu, peneliti juga bisa melihat dan mengalami secara
langsung proses pelatihan serta pembelajaran tari tersebut. Untuk mendapatkan data yang akurat dilakukan juga wawancara terhadap beberapa
mahasiswa yang bersangkutan untuk sekedar memperoleh pengalaman mempelajari tari ini.
3. Dokumentasi