Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Kedokteran merupakan ilmu yang mempelajari penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut. Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Dalam memberikan pelayanan, seorang dokter harus mampu memberikan diagnosis yang tepat pada seorang pasien agar tidak ada penyalahgunaan dalam memberikan pengobatan yang dapat merugikan pasien. http:ikamku.wordpress.com20081014dokter. Untuk bisa menjadi dokter, seseorang harus menyelesaikan program S-1 Kedokteran. Untuk sarjana kedokteran minimal harus menempuh 144 sks, yang diambil dalam jangka waktu minimal 3,5 tahun. Setelah menyelesaikan 144 sks berhak mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran S.Ked. Untuk mendapatkan gelar dokter, mahasiswa sarjana kedokteran harus mengambil Program Pendidikan Profesi Dokter P3D dengan indeks prestasi kumulatif IPK minimal 2,35 pada akhir semester genap 2006-2007 dan 2,5 pada akhir semester genap 2007-2008 serta tidak boleh lebih dari 2 tahun sejak dinyatakan lulus sarjana Kedokteran. Program pendidikan profesi dokter berlangsung 2 Universitas Kristen Maranatha sekitar dua tahun. Lamanya pendidikan keseluruhan P3D adalah 101 minggu LKK 10 minggu dan kepanitraan madya 91 minggu . Dalam jangka waktu itu, mahasiswa akan “praktik” di rumah sakit atau di pusat-pusat kesehatan. Setelah lulus dari profesi kedokteran, Sarjana Kedokteran resmi menjadi Dokter dan memiliki izin untuk menjalankan praktik Peraturan P3D 2007 Fakultas Kedokteran Universitas „X‟ Bandung Sarjana kedokteran yang sedang mengikuti program pendidikan profesi disebut sebagai Ko-Ass. Pendidikan profesi dokter merupakan suatu pendidikan profesional yang didukung pendidikan akademik, yaitu pendidikan yang menggabungkan antara kemampuan akademisi dengan keahlian profesi. Ini terlihat dari makin banyaknya Sarjana Kedokteran yang akan meneruskan studinya ke jenjang Profesi Dokter. Peraturan P3D 2007 Fakultas Kedokteran Universitas „X‟ Bandung. Salah seorang mahasiswa ko-ass yang diwawancarai mengatakan bahwa Pendidikan Profesi Kedokteran minimal dijalankan selama dua tahun. Selama dua tahun tersebut, mahasiswa harus menghabiskan waktunya untuk belajar ilmu kedokteran di rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan, atau puskesmas. Di sini mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah dipelajari hingga mempelajari hal-hal baru yang tidak ditemui secara teori. Program Pendidikan Profesi Dokter terdiri dari dua bagian yaitu Lab Keterampilan Klinik LKK dan Kepanitreraan Madya. Program Pendidikan 3 Universitas Kristen Maranatha Profesi Dokter bagian Keterampilan Klinik bertujuan untuk mempersiapkan para mahasiswa agar memiliki kemampuan klinik yang diperlukan sebelum menangani pasien. Pada bagian ini para mahasiswa menggunakan manekin serta peralatan penunjang lainnya yang dapat menjadi simulasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Yang termasuk Bagian Lab Keterampilan Klinik adalah Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Laboratorium, Ilmu Kebidanan dan Kandungan dan Keterampilan Komprehensif. Kepanitraan Madya bertujuan untuk mendidik para mahasiswa agar menjadi dokter yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, terampil, mempunyai sikap dan akhlak yang baik. Kepaniteraan madya terdiri dari Penyakit Dalam, Bedah, Kesehatan Anak, Obsteri-Ginek, Penyakit Syaraf, THT, Kulit Kelamin, Kedokteran Jiwa, Penyakit Mata, Ilmu Sinar, Ilmu Porensik, Gigi- Mulut, IKM Kes. Masy. Peraturan P3D 2007 Fak ultas Kedokteran Universitas „X‟ Bandung. Setelah menyelesaikan satu Bagian, mahasiswa membuat laporan mengenai kegiatan yang dilakukannya selama menjalani bidang tersebut. Laporan ini kemudian dipresentasikan di hadapan dosen. Tidak hanya itu, dosen pembimbing di rumah sakit tempat mahasiswa menjalani pendidikan profesi juga seringkali memberikan tugas tambahan yang kemudian diakhiri dengan ujian. Ujian dilaksanakan pada akhir kepaniteraan pada Bagian masing- masing setelah memenuhi semua persyaratan atau peraturan yang ditentukan oleh Bagian. Untuk ujian, ada dua jenis ujian yaitu tertulis dan praktik. Penilaian pada bagian Lab Keterampilan Klinik LKK dihitung berdasarkan nilai pretest, nilai praktikum serta nilai postest. Mahasiswa Ko-Ass yang akan 4 Universitas Kristen Maranatha masuk P3D akan diatur melalui pembagian kelompok sesuai dengan banyaknya jumlah mahasiswa Ko-Ass. Semua jadwal masuk Bagian akan diatur oleh P3D sesuai dengan tempat yang tersedia dan mahasiswa tidak dibenarkan memilih masuk ke Bagian sesuai kehendaknya. Bagi mahasiswa yang memperoleh nilai kurang memuaskan maka mahasiswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki her sebanyak 3 kesempatan termasuk pada masa cadangan, namun jika mahasiswa masih gagal pada kesempatan terakhir maka mahasiswa perlu menyelesaikan semua bagian kemudian mahasiswa tersebut mengulang kembali bagian yang mendapatkan nilai kurang memuaskan. Dengan adanya peraturan, hasil ujian yang kurang memuaskan, ujian yang tertunda, hukumansanksi yang dijatuhkan oleh Bagian yang manapun sehingga masih banyak mahasiswa Ko-Ass yang belum lulus. Salah satu Perguruan tinggi di kota Bandung yang memiliki program pendidikan kedokteran yaitu Universitas „X‟ Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas „X‟ Bandung memiliki Program Studi Pendidikan Dokter yang meliputi Program Pendidikan S1 Kedokteran dan Program Pendidikan profesi Dokter. Lulusan S1 Kedokteran S. Ked dapat melanjutkan kariernya di bidang akademik dengan mengikuti Program S2, S3 dan Pendidikan Profesi Dokter. Lulusan Profesi Dokter selain dapat mengikuti program S2 dan S3, juga dapat melanjutkan studi ke pendidikan spesialis. Rumah Sakit Immanuel adalah salah satu Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Universitas „X‟ dan menyediakan fasilitas bagi lulusan sarjana kedokteran yang akan melanjutkan pendidikan profesi dokter. 5 Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa yang mengikuti program profesi dokter dari angkatan 2005 terdapat sekitar 67 mahasiswa. Adapun tugas bagi mahasiswa selama menjalankan profesi dokter adalah Pemeriksaan fisik pasien, kegiatan jaga di RS dalam dua jadwal yaitu shift siang dimulai dari pukul 07.00-15.00 dan shift malam dari pukul 15.00-03.00 wib, mengikuti kegiatan ilmiah selama menjalankan Ko-Ass. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara kelompok, selain itu juga bersedia mendengarkan keluhan dari pasien, dan tidak salah dalam memberikan pengobatan . Untuk menempuh pendidikan profesi kedokteran di Universitas „X‟ Bandung, mahasiswa memiliki kesempatan menjalaninya selama tiga tahun, meskipun pada umumnya 75 berhasil menyelesaikannya selama dua tahun. Mahasiswa yang lama masa studinya lebih dari empat tahun, diluar masa cuti resmi, akan dinyatakan dropout atau dianggap mengundurkan diri . Selama proses pembelajaran terdapat bimbingan perkelompok dan praktek ke pasien, selama pembelajaran tersebut hampir sebagian mahasiswa mengalami kesulitan pada bagian bedah karena membutuhkan ketelitian, kerapihan, dan kecekatan yang dilakukan langsung pada pasien. Selain itu hal yang menghambat mahasiswa dalam proses pembelajaran pada setiap Bagiannya salah satunya adalah keterlambatan dalam pengumpulan tugas sehingga akan berdampak pada penjadwalan ujian yang mundur dan tidak sesuai dengan masa kepaniteraan. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk menjalankan pendidikan profesi dokter tidaklah mudah. Dengan adanya berbagai macam tugas dan 6 Universitas Kristen Maranatha masalah yang dihadapi, mahasiswa Ko-Ass diharapkan tetap dapat menjalankannya dengan maksimal. Melihat situasi tersebut, mahasiswa Ko-Ass tidak dapat lagi hanya mengandalkan keahlian, kecerdasan, maupun keterampilan yang dimiliki semata untuk melaksanakan tugas-tugasnya, namun harus juga memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki terhadap pilihannya untuk mencapai tujuan yang disebut dengan Self-Efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan Bandura, 2002. Keyakinan ini terlihat melalui beberapa hal yaitu pilihan pada mahasiswa ko-Ass, usahanya yang dikeluarkannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan mahasiswa ko-Ass untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada tuntutan-tuntutan serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki mahasiswa Ko-Ass terhadap tuntutan yang dihadapinya. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada sepuluh orang mahasiswa Ko-Ass, terdapat 4 40 orang mahasiswa Ko-Ass yang merasa yakin mengatakan bahwa sejak mereka lulus dari sarjana kedokteran menyatakan bahwa dirinya berhasil dalam melaksanakan segala macam kewajiban yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran. Agar dapat mengikuti mengikuti pendidikan profesi dokter, mereka mampu menentukan sendiri cara atau metode belajar yang efektif bagi mereka. Dengan demikian, mereka berhasil menyelesaikan setiap tugas maupun ujian. 7 Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa Ko-Ass tersebut mengakui bahwa keberhasilan akan mereka dapatkan jika berusaha keras terus-menerus dan tidak mudah putus asa. Sehubungan dengan kesulitan yang dikarenakan oleh materi yang banyak, pengaplikasian materi ke dalam praktek yang terkadang sulit diterapkan, dan banyaknya ujian, mereka akan tetap bertahan. Selain itu, dalam keadaan lelah, sakit ataupun suasana yang kurang baik, mereka tetap semangat untuk melayani pasien dan belajar untuk menghadapi ujian. Mahasiswa Ko-Ass yang memiliki efficacy tinggi, akan menganggap bahwa hambatan dan tuntutan yang dihadapi adalah tantangan untuk mencapai tujuannya. Terdapat juga 6 60 orang mahasiswa Ko-Ass lainnya yang merasa kurang yakin akan kemampuannya, terkadang mereka merasa mampu menghadapi tuntutan yang berupa tuntutan belajar, tugas-tugas, ujian tetapi kadang juga mereka merasa ragu apakah mereka dapat menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi dan bertahan sampai batas waktu 2 tahun, yang telah ditetapkan oleh Fakultas. Mereka terkadang memperoleh hasil yang kurang sehingga mereka tidak dapat melanjutkan ke Bagian selanjutnya. Mahasiswa Ko-Ass tersebut juga tidak selalu dapat menyelesaikan tugas-tugas atau persoalan yang sulit. Jika mengalami kesulitan mahasiswa Ko-Ass akan meminta bantuan teman yang lebih pintar dari dirinya untuk membantu menyelesaikannya. Namun, jika tetap mendapat nilai kurang mereka akan belajar seadanya. Mahasiswa Ko-Ass lainnya yang merasa kurang yakin mampu menyatakan akan tetap belajar walaupun mendapatkan kesulitan agar dapat terus melanjutkan pendidikan profesi dokter. Terkadang mereka 8 Universitas Kristen Maranatha menganggap tugas-tugas yang diberikan terlampau banyak dan sulit, tidak jarang pula mereka merasa lelah dan sakit, kadang hal ini mengakibatkan mereka ragu untuk bertahan menjalani pendidikan profesi dokter. Mahasiswa Ko-Ass yang memiliki efficacy rendah terhadap dirinya akan menganggap bahwa hambatan dan tuntutan yang dihadapinya adalah sesuatu yang menghambatnya untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan mengenai keyakinan diri Self-efficacy terhadap sepuluh orang mahasiswa Ko-Ass di atas, peneliti menemukan variasi derajat self-efficacy mahasiswa Ko-Ass. Berdasarkan hasil ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Self-Efficacy pada Ko-Ass angkatan 2005 di Fakultas Kedokteran Universitas ‟X‟ Bandung.

1.1 Identifikasi Masalah