19 Waktu
prothrombin juga diidentifikasi sebagai faktor prognostik independent kuat, tetapi data ini hanya ditunjang oleh sedikit pasien pada 3 studi
yang relevan Murray et al, 2007. Dengan meneliti faktor - faktor prognostik tersebut, akan memberikan jalan bagi proyek IMPACT, yang berfokus pada
perkembangan dari pendekatan terbaru dari rancangan dan analisis dari uji klinis pada Cedera Kepala Traumatis Maas et al, 2007; Marmarou et al, 2007.
2.2.1 Demografi
Secara demografi faktor usia dan jenis kelamin penderita mempengaruhi outcome penderita cedera kepala sedang. Umur adalah prediktor
independen dari outcome pasien Luerssen et al, 1988; Signoriniet al, 1999; Mosenthal et al, 2002; Hukkelhovenet al, 2003;Mushkudiani et al,
2007.Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa penderita dengan usia lebih muda memiliki prognosis atau
outcome yang lebih baik
dibandingkan dengan usia yang lebih tua terutama pada usia diatas 65 tahun, ini dikarenakan banyaknya co-morbiditas yang dimiliki oleh
penderita sejalan dengan meningkatnya usia, disamping itu juga pada penderita yang lebih tua memiliki daya tahan yang menurun, serta
elastisitas pembuluh darah yang menurun pula, serta respon yang lebih buruk terhadap anemia Tokutomi et al, 2008. Pasien yang lebih tua
memiliki angka
kematian yang
lebih tinggi
dan memiliki
favorableoutcome yang lebih rendah. Kejadian cedera sistemik multiple jarang terjadi pada pasien yang lebih tua. Terjadinya variasi dari jenis lesi
20 intrakranial sesuai dengan usia mungkin disebabkan oleh perbedaan antara
otak usia muda dan usia tua pada saat terjadinya cedera otak sekunder. Perubahan dari respon patofisiologisnya sangat berhubungan dengan
perkembangan cedera otak sekunder terhadap suatu proses penuaan otak Tokutomi et al, 2008.
Jenis Kelamin dikatakan sebagai yang paling kontroversial di antara faktor-faktor yang lain. Walaupun angka insiden penderita cedera
kepala didapatkan lebih besar pada laki-laki, namun prognosis atau outcome yang didapatkan lebih buruk pada perempuan dibandingkan
dengan laki-laki, namun mekanismenya belum dapat dijelaskan. Pada beberapa penelitian menegaskan kelompok wanita pada observasi multiple
mempunyai outcome yang lebih buruk setelah cedera kepala berat Tate et al, 2001; Slewa-Younan et al, 2008; Macintyre et al, 1999; Ponsford et
al, 2008. Pada suatu uji klinis terkontrol didapatkan pada binatang menunjukkan pemulihan yang lebih baik dan fungsi kognitif yang lebih
baik di antara betina seteleh cedera kepala dibandingkan kelompok jantanBramlett and Dietrich, 2001; O’Connor et al, 2003, Wagner et al,
2004.
2.2.2 Penyebab cedera